Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ela Laelasari
Abstrak :
Timah hitam (Pb) adalah logam yang berbahaya, akan tetapi juga berguna sebagai bahan tambahan untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Bahaya yang ditimbulkan adalah keracunan darah, penurunan tingkat kepandaian anak (IQ) dan gangguan alat reproduksi. Jakarta menduduki peringkat ke-3 negara yang memiliki atmosfer terkotor di dunia, dan penyebab utamanya adalah emisi kendaraan bermotor. Kadar Pb rata-rata diatas standar WHO yaitu melebihi 1,8 ug/m3, sehingga dapat dibayangkan bahwa penduduk Jakarta telah terkontaminasi oleh Pb, . Mengingat wanita hamil adalah segment terpenting dalam suatu peristiwa kelahiran generasi baru. Dampak Pb terhadap kesehatan dan reproduksi patut menjadi peringatan bagi sektor kesehatan masyarakat dan lingkungan. Penelitian ini bersifat Studi Kohort Historis Prospektif Pengaruh Timah Hitam (Pb) terhadap Kesehatan Ibu Hamil 8 bulan di dua lokasi yang berbeda, kemudian ditelusuri sampai kelahiran bayinya dan dipantau berat badan dari bayi yang dilahirkannya. Penelitian ini memfokuskan kepada faktor-faktor dan lingkungan dan individu yang ditelusuri ke masa lampau atau bersifat historis untuk dapat menerangkan lebih lanjut mengenai riwayat keterpaparan Pb ke dalam darah ibu hamil. Selanjutnya pengaruh Pb yang ada di dalam darah ibu hamil dilihat dampak yang muncul melalui jalur perantara yaitu kejadian anemia dan pengaruh langsung terhadap kelahiran BBLR. Data-data dalam penelitian ini adalah primer dan original, yang dikumpulkan dengan mengunakan analisa darah di laboratorium dan kuesioner. Pengambilan data dilaksanakan ketika kehamilan berusia 8 bulan, di dua lokasi yang berbeda dengan asumsi awal ibu hamil yang berasal dari lokasi yang diperkirakan memiliki kualitas udara yang bersih dan ibu hamil yang berasal dari lokasi yang memiliki kualitas udara yang kotor. Sedangkan pemantauan berat badan bayi yang lahir dilakukan secara susul menyusul menurut perkiraan part-as dari setiap ibu hamil. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan riwayat status pekerjaan, lama kerja serta jenis alat transportasi yang biasa digunakan ibu hamil dengan keberadaan Pb didalam darah ibu hamil. Di temukan hubungan antara anemia dengan kelahiran bayi BBLR, sedangkan hubungan antara kadar Pb darah ibu hamil dengan kejadian BBLR itu sendiri ternyata tidak dapat dibuktikan secara statistik.
Lead is a harmful chemical and also useful metal for gasoline addition in transportation sector. The harmful things as air pollution is able to cause systemic toxicity in blood, IQ descent and reproduction disorder. Jakarta is the 3rd grade culmination of unclean atmosphere in the world. One of the causes of air pollution is lead emission. The average lead pollution in Jakarta atmosphere is over 1,8 .µg/m3 whereas the standard of World Health Organization, and so people in Jakarta was already contaminated by lead in their blood. Remember of pregnant women is the crucial segment of birth of future have to give special warning in Public Health and Environmental sector specially to the government that making generation on all the long centuries. Impact of lead in their health and pregnancy adjustment of gasoline regulation in Indonesia. There are a lot of studies of lead and impact of it that have been done in many countries in the worldwide. This research is a new study of lead impact on reproduction particularly in women reproduction that causes the low birth weight infant. In this research, we've done a community base approach to kinetic agent or the way of some factors that contributed in contaminating process of lead as pollutant through human reproduction with a longitudinal historical-prospective cohort study. 71 pregnant women who had a blood analysis, we searching their historical background related with Pb contact and we follow trough to the future until they delivery their babies. We have founded in this research correlation between Pb in blood with occupational status, working period; kinds of daily transportation and a association between anemia and Low Birth Weight (LBW) infant, but we can not found association between Pb level in blood with anemia nor LBW.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Subari
Abstrak :
ABSTRAK Sehat Bagi Semua Tahun 2000 bertekad akan menurunkan angka kematian bayi sampai 50 per 1000 kelahiran hidup. Di Jawa Barat angka kematian bayi tahun 1992 relatif masih tinggi bila dibanding dengan propinsi lainnya. Laju penurunan angka kematian bayi pada masa yang akan datang akan menghadapi Hard Rock. Intervensi biologis telah berhasil menurunkan angka kematian balita namun terbatas bidangnya, masih perlu program intervensi mendasar kearah lingkungan hidup yang erat dengan balita, yakni rumah. Masalahnya adalah kondisi lingkungan fisik rumah yang bagaimana berkaitan dengan peristiwa kematian dan kesakitan balita di Jawa Barat 1992. Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi tentang keterkaitan antara kondisi lingkungan fisik rumah dengan peristiwa kematian dan kesakitan balita, serta mencari ide Sanitary-Barrier yang dapat menunjang upaya penurunan kematian dan kesakitan balita. Subyek penelitian ini adalah rumah yang terdapat balita (sehat, sakit, mati). Variabel independen adalah kondisi lingkungan fisik rumah yang potensial sebagai media penyakit pada balita dan dikelompokkan dalam jenis-jenis barrier infeksi penyakit. Penyakit pada balita yang dipilih adalah ISPA, Diare dan Tetanus. Kerangka konsep bertolak model analisis Mosley dipenggal pada faktor lingkungan dan disederhanakan. Jenis penelitian studi analitik data sekender jenisnya Cross sectional; variabel bersifat given ; ada keterbatasan dalam memilih variabel dan analisis hubungan kausal. Pengukuran kondisi lingkungan fisik secara justifikasi menjadi 2 kelompok kondisi unsaniter dan saniter. Analisa data dengan uji Odd Ratio dan Chi Square untuk mengetahui keterkaitan lingkungan fisik rumah dengan peristiwa kematian dan kesakitan balita. Sebagai hasil penelitan, kondisi lingkungan fisik rumah yang berkaitan menjadi resiko terhadap peristiwa kematian dan kesakitan balita yang bermakna adalah unsur-unsur: polusi asap dapur, sumber air bersih, air pencuci piring, pembuangan sampah, dinding rumah. Perbaikan pada ke lima unsur ini merupakan Sanitary Barrier untuk menunjang upaya penurunkan angka kematian dan kesakitan balita di Jawa Barat.
Health For All by the year 2000 has aimed to reduce IHR to 50 per 1000 live birth. In West-Java IHR in 1992 was relatively highs comparing with other provinces. A breakthrough of IHR in the future will face Hard Rock. A biological intervention have success to reduce IHR but only in limited area, and still need a fundamental intervention program toward living environment which are closed to under five years children, that is housing. The problem is what kind of fiscal environmental condition of houses are related to the occurrence of mortality and morbidity on under five years children in West Java in 1992. The objective of the study is to obtain information on the relationship between fiscal environmental condition of houses with the occurrence of mortality and morbidity on under five years children, and to seek idea Sanitary-Barrier that could support an effort to reduce the occurrence of mortality and morbidity on under five years children. The subject of study is a house with under five years children (healthy, sick, or dead). The independent variable is physical environmental condition of houses, which are potential as media of diseases to fewer than five years children and are categorized into various types of barrier of infectious diseases. The conceptual framework based on Hosleys analysis model which is cut on the environmental factor and is simplified. The research type Is &n analytic study of secondary data, a Cross Sectional type; variables are given; there are limitation in selecting variable, and analyzing causal relationship. The measurement of physical environmental condition is justified into two groups, sanitary and unsanitary condition. Data analysis are carried out with Old Ratio and Che Spare test to see the relationship between physical environment of houses with the occurrence of mortality and morbidity on under five years children. As a result of the research, physical environmental condition of houses which have relation or au a significant risk to the occurrence of mortality and morbidity on under five years children is the elements of: kitchen smoke population, clean water resources, plate washing water, refuse disposal, and dust on the wall. The improvement of these elements is a Sanitary Barrier to support an effort of reduction of under five gears mortality and morbidity rate in west Java.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pranatawati Nur Tsani
Abstrak :
ABSTRAK
Chikungunya merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus chikungunya (Chikv) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian Chikungunya adalah variabilitas iklim. Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu daerah yang setiap tahun memiliki angka kejadian Chikungunya yang cukup tinggi. Penelitian ini merupakan studi ekologi yang dilakukan untuk mendapatkan hubungan dan model prediksi kejadian Chikungunya berdasarkan variabilitas iklim (suhu, curah hujan, kelembaban udara dan kecepatan angin) di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2005 ? 2014. Hasil analisis bivariat menyatakan bahwa suhu, kelembaban dan kecepatan angin mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian Chikungunya pada skenario selang waktu n-1. Hasil uji regresi linier ganda membentuk model prediksi dengan persamaan Kejadian Chikungunya : Kejadian chikungunya= -19,732 + 0,165 (Suhu) + 0,125 (Curah Hujan) + 0,136 (Kelembaban) + 2,060 (Kecepatan Angin) + e dengan nilai R2 = 0,052. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dapat menggunakan model prediksi tersebut dalam perencanaan upaya pengendalian Chikungunya
ABSTRACT
Chikungunya is an infectious disease caused by chikungunya virus (Chikv) which is transmitted through the bite of Aedes aegypti and Aedes albopictus. One of the factors that influence Chikungunya is climate variability. DKI Jakarta is one of the areas that each year has a number high enough to Chikungunya. This study is an ecological study conducted to gain exposure and Chikungunya predictive models based on climate variability (temperature, rainfall, humidity and wind speed) in Jakarta in 2005 - 2014. The results of the bivariate analysis states that the temperature, humidity and wind velocity had a significant relationship with Chikungunya in lag time n-1. The results of multiple linear regression equation established the model predictions with Chikungunya Genesis: Genesis chikungunya = -19.732 + 0.165 (Temperature) + 0.125 (Rainfall) + 0.136 (Humidity) + 2.060 (Wind Speed) + e with R2 = 0.052. The model can be used by the health authority of Provinsi DKI Jakarta in the Chikungunya control program planning
2016
T46538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Kusuma Dewi
Abstrak :
Gangguan fungsi paru dipengaruhi oleh akumulasi pajanan polusi udara ke tubuh manusia. Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) sebagai tempat yang padat kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang berisiko tinggi untuk menyebabkan pajanan sulfur dioksida (SO2) terhadap petugas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara konsentrasi pajanan SO2 udara ambien dengan kejadian gangguan fungsi paru pada petugas SPBU di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner untuk wawancara, Spektrofotometer Uv-vis untuk mengukur sulfur dioksida dan spirometri untuk mengukur fungsi paru. Populasi penelitian ini adalah seluruh petugas yang bekerja di 37 SPBU. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 125 responden dan jumlah pengukuran SO2 adalah 30 sampel. Hasil penelitian berdasarkan uji Regresi Logistik Ganda dengan data kontinyu, diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi SO2 udara ambien dengan gangguan fungsi paru pada petugas SPBU di Kota Bandar Lampung, dengan nilai p=0.058. Sedangkan hasil dengan data kategorik, diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi SO2 udara ambien dengan gangguan fungsi paru pada petugas SPBU di Kota Bandar Lampung, dengan nilai p=0.136 dengan dikontrol oleh lama kerja, status gizi dan masa kerja. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai gangguan fungsi paru dengan zat pencemar lainnya. ......Impaired lung function is affected by the accumulation of air pollution exposure to the human body. Fuel Filling Stations (SPBU) as places which are densely with motorized vehicles with fuel have high risk caused by sulfur dioxide (SO2) exposure to attendants. The aim of this study is that to determine the relationship between ambient air SO2 exposure concentrations and the incidence of impaired lung function in Fuel Filling Stations (SPBU) attendants at Bandar Lampung City, Lampung Province. This study used a cross sectional design. Moreover, the instruments in this study used a questionnaire for interviews, a UV-Vis spectrophotometer to measure sulfur dioxide and spirometry to measure lung function. The populations of this study were all attendants working at 37 gas stations. In addition, the numbers of samples in this study were 125 respondents and the number of SO2 measurements was 30 samples. The result of the study based on the Multiple Logistic Regression test with continuous data shows a significant relationship between ambient air SO2 concentration and impaired lung function in Fuel Filling Stations (SPBU) in Bandar Lampung City, with a value of p = 0.058. Meanwhile, the results with categorical data shows that there is no significant relationship between ambient air SO2 concentration and impaired lung function in Fuel Filling Stations (SPBU) attendants in Bandar Lampung City with a value of p = 0.136 which is controlled by length of service, nutritional status and years of service. In addition, further research is needed regards to impaired lung function with other pollutant substances.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Hartomy
Abstrak :
COVID-19 adalah penyakit yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pandemi. Pada November 2022, positivity rate COVID-19 di Kota Serang dalam 7 hari terakhir adalah 19,61% dan lebih tinggi dibandingkan dengan Kabupaten Lebak (18,67%), Kota Cilegon (18,41%), Kabupaten Serang (16,02%), dan Kabupaten Pandeglang (13,47%). Penelitian bertujuan mengetahui hubungan suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin, dan lama penyinaran matahari dengan kasus COVID-19, menganalisis model prediksi kasus dan faktor cuaca dominan terhadap kasus COVID-19 di Kota Serang. Desain studi penelitian menggunakan ekologi tren waktu. Penelitian dilakukan pada Februari – Maret 2023 menggunakan data cuaca dan kasus COVID-19 di Kota Serang Maret 2020 – Desember 2022. Analisis data menggunakan analisis univariat, uji korelasi, uji regresi linier berganda, dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan Kecamatan Serang menjadi wilayah dengan kasus terbanyak. Suhu (r=-0,263) dan kecepatan angin (r=0,258) berhubungan dengan kasus COVID-19 mingguan. Pada lag 1 minggu, suhu (r=-0,366) dan lama penyinaran matahari (r=-0,179) berhubungan dengan kasus COVID-19. Pada lag 2 minggu, suhu (r=-0,348) dan lama penyinaran matahari (r=-0,214) berhubungan dengan kasus COVID-19. Model prediksi kasus COVID-19 adalah ln(Y) = 95,020 – 2,379X1 – 0,306X2 + e dengan R2 = 0,270. Faktor cuaca yang paling dominan mempengaruhi kasus COVID-19 adalah suhu disusul kelembaban. ......COVID-19 is a disease designated by the World Health Organization (WHO) as a pandemic. In November 2022, the positivity rate of COVID-19 in Serang City in the last 7 days was 19.61% and higher than Lebak Regency (18.67%), Cilegon City (18.41%), Serang Regency (16.02%), and Pandeglang Regency (13.47%). The study aims to determine the relationship between temperature, humidity, rainfall, wind speed, and length of sunshine with COVID-19 cases, analyze case prediction models and dominant weather factors for COVID-19 cases in Serang City. The research study design uses time trend ecology. The research was conducted in February - March 2023 using weather data and COVID-19 cases in Serang City March 2020 - December 2022. Data analysis used univariate analysis, correlation test, multiple linear regression test, and spatial analysis. The results showed that Serang sub-district was the area with the most cases. Temperature (r=-0.263) and wind speed (r=0.258) are associated with weekly COVID-19 cases. At a lag of 1 week, temperature (r=-0.366) and length of sunshine (r=-0.179) were associated with COVID-19 cases. At a lag of 2 weeks, temperature (r=-0.348) and length of sunshine (r=-0.214) are associated with COVID-19 cases. The prediction model for COVID-19 cases is ln(Y) = 95.020 - 2.379X1 - 0.306X2 + e with R2 = 0.270. The most dominant weather factor affecting COVID-19 cases is temperature followed by humidity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Widyana
Abstrak :
Kasus diare di Muara Angke masih cukup tinggi terutama di wilayah pemukiman sekitar lokasi Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) karena kondisi sanitasi lingkungan yang masih tergolong kurang memadai serta perilaku higiene masyarakat yang tidak baik. Kasus diare pada kelompok umur balita lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok umur lainnya karena balita memiliki daya tahan yang lebih lemah. Air minum yang terkontaminasi dapat menjadi media penularan penyakit diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontaminasi Escherichia coli pada air minum dengan kejadian diare pada balita di pemukiman sekitar lokasi Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke Kelurahan Pluit Kota Jakarta Utara Tahun 2019. Desain penelitian ini adalah crossectional dengan jumlah sampel 95 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kontaminasi Escherichia coli dalam air minum (4,67; 1,96-11,09), faktor balita [status imunisasi (5,69; 2,24-14,44)], faktor ibu [tingkat pendidikan (2,98; 1,22-7,31), tingkat pengetahuan (8,38; 2,98-23,59), status ekonomi keluarga (3,23; 1,32-7,91), perilaku mencuci tangan (5,17; 2,16-12,38), dan perilaku memasak air minum (4,75; 1,97-11,47)], faktor lingkungan [kondisi fisik jamban (14,44; 5,29-39,41)] dengan kejadian diare pada balita di pemukiman sekitar lokasi Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke Kelurahan Pluit Kota Jakarta Utara. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita di pemukiman sekitar lokasi Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional (PHPT) Muara Angke Kelurahan Pluit Kota Jakarta Utara Tahun 2019 adalah kondisi fisik jamban (20,08; 4,65-86,81). ......The case of Diarrhea in Muara Angke is still adequately high, most importantly in the residence nearby the Traditional Fishery Product Processing (PHPT) since the sanitary condition still appears inadequate, and residents’ hygenic behavior still proves unhealthy. Diarrhea cases toward toddlers seem higher than the older ones due to their weak immunity. The potable water that has been contaminated can be the medium of transmitting the disease. This study aims at understanding the relation between Escherichia coli contamination in drinking water with diarrhea among children under five years of age in settlements around location of Tradisional Fisheries Products (PHPT) Muara Angke North Jakarta in 2019. The research design of the study was crossectional with total sample of 95 respondents. The research finding showed that there was a significant correlation between the contamination of Escherichia coli in the potable water (4,67; 1,96-11,09), toddler factor [Immunization status (5,69; 2,24-14,44)], maternal factors [the level of education (2,98; 1,22-7,31), the level of knowledge (8,38; 2,98-23,59), household financial status (3,23; 1,32-7,91), hand-washing behavior (5,17; 2,16-12,38), and water-boiling behavior (4,75; 1,97-11,47)], environment factor [physical condition of latrines (14,44; 5,29-39,41)] with the Diarrhea plague towards toddlers in the residence surrounding the location of PHPT in Muara Angke, Pluit, North Jakarta. The most dominant factor relative to the Diarrhea disease towards toddlers in settlements around location of Tradisional Fisheries Products (PHPT) Muara Angke North Jakarta in 2019 is the physical condition of latrines (20,08; 4,65-86,81).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyana Mustika Dewi Suharto
Abstrak :
Latar Belakang: Sampah merupakan masalah di beberapa negara berkembang, salah satunya Indonesia. Pada bulan Desember 2019, terjadi wabah penyakit yang disebabkan oleh COVID-19, Kota Cimahi merupakan salah satu kasus tinggi isolasi mandiri COVID-19 di rumah di Kota Cimahi tahun 2022. Tujuan: untuk mengetahui penularan COVID-19 berdasarkan penanganan sampah khusus rumah tangga yang dihasilkan oleh pasien survivor COVID-19 yang telah melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah dengan terjadinya klaster keluarga di Kota Cimahi Tahun 2022, Untuk menganalisis sebaran kasus kejadian COVID-19, pengetahuan, sikap, sosio-demografi. Bagaimana hubungan pengetahuan, sikap, sosial demografi terhadap penularan COVID-19 di klaster keluarga serta menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap sampah spesifik setelah dikendalikan oleh variabel sosial demografi penularan pada klaster keluarga di Kota Cimahi 2022. Metodologi: adalah kuantitatif, desain penampang. Sampel penelitian ini sebanyak 237 orang. utama. Hasil : menunjukkan ada hubungan sikap dengan kasus penularan klaster keluarga (p = 0,025), ada hubungan pendidikan dengan kasus penularan klaster keluarga (p = 0,014), ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penularan setelah dikontrol oleh variabel pengganggu pendidikan dan ada hubungan yang signifikan antara sikap dan penularan setelah dikendalikan oleh variabel pengganggu usia dengan kejadian klaster keluarga COVID-19 di Kota Cimahi Tahun 2022. Kesimpulan: Tidak ada penyebaran COVID-19 yang masif di klaster keluarga , sikap buruk pada pasien survivor COVID-19, Ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap kasus penularan klaster keluarga, Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kasus penularan klaster. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian penularan klaster keluarga yang dikendalikan oleh variabel perancu pendidikan. ......Background: Waste is a problem in several developing countries, one of which is Indonesia. In December 2019, there was an outbreak of disease caused by COVID-19, Cimahi City is one high cases of COVID-19 self-isolate at home in Cimahi City 2022. Purpose: to know the transmission of COVID-19 is based on the handling of household-specific waste produced by COVID-19 survivor patients who have been self-isolating (isoman) at home with the occurrence of a family cluster in Cimahi City 2022, To analyze the distribution of cases of COVID-19 incidence, knowledge, attitudes, socio-demography. How the relationship between knowledge, attitudes, socio-demography to the transmission of COVID-19 in family clusters and to analyze relationship knowledge and attitudes of specific waste after controlled by socio-demographic variables transmission in the family cluster in Cimahi City 2022. Methodology: is Quantitative, cross sectional design. The sample of this research is 237 people. primary. Results: showed that there was a relationship between attitudes and family cluster transmission case (p = 0.025), there was a relationship between education and family cluster transmission case (p = 0.014),there is a significant relationship between knowledge and transmission after being controlled by the confounding variable education and there is a significant relationship between attitudes and transmission after being controlled by confounding variable age with the incidence of family cluster COVID-19 in Cimahi City 2022. Conclusion: There is no massive spread of COVID-19 in family cluster, bad attitudes in COVID-19 survivor patients, There is a significant relationship between attitudes to family cluster transmission case, There is a significant relationship between education and cluster transmission case. There is a significant relationship between knowledge and the incidence of family cluster transmission which is controlled by the educational confounding variable.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizatunnisa
Abstrak :
Angka kejadian kasus DBD masih tinggi setiap tahunnya meskipun jumlah kasus kematiannya cenderung menurun, namun DBD menyebabkan gejala penyakit yang lebih berat dan sulit penanganannya bila telah menjadi koinfeksi bagi virus COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui sebaran kejadian kasus DBD Kota Palembang dan menganalisa kewaspadaan sebelum dan selama masa pandemi COVID-19. Metode penelitian kualitatif desktiptif dengan teknik wawancara mendalam terhadap 3 informan, serta melakukan telaah dokumen dari instansi Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Kesehatan Kota Palembang, dan Puskesmas terkait. Hasil menunjukkan Kejadian DBD di Kota Palembang sebelum masa pandemi COVID- 19 pada Tahun 2018 memiliki nilai IR 39,06 per 100.000 penduduk hal ini meningkat di tahun 2019 mencapai 41,91 per 100.000 penduduk, namun angka ini tidak melebihi target kejadian DBD yaitu 49 per 100.000 penduduk. Sedangkan kejadian DBD di Kota Palembang selama masa pandemi COVID-19 pada tahun 2020 mencapai 26,07 per 100.000 penduduk, angka ini tidak melebihi target kejadian DBD yaitu 49 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2020 semua kecamatan di kota Palembang tidak ada yang melebihi target kejadian DBD, hal ini menunjukkan bahwa selama masa pandemi COVID-19 terjadinya penurunan kasus pada setiap kecamatan di Kota Palembang. Tingkat kewaspadaan pada tahun 2018-2019 dalam kategori baik sekali, sedangkan tahun 2020 dalam kategori cukup. Berdasarkan Analisa terhadap kejadian DBD kota Palembang dapat disimpulkan bahwa terjadinya penurunan kasus DBD selama masa pandemi COVID-19 dibandingkan sebelum masa pandemi COVID-19, karena pada masa pandemi COVID-19 adanya peraturan yang ketat yaitu PSBB, dan kewaspadaan petugas terhadap penyakit DBD menjadi teralihkan karena lebih mementingkan penurunan kasus COVID-19. ......The incidence of DHF is still high every year, although the number of cases of death tends to decrease. DHF causes more severe symptoms of the disease and is treated if it has become co-infected with the COVID-19 virus. This study aims to determine the distribution of cases of dengue fever in Palembang City and analyze vigilance before and during the COVID-19 pandemic. A descriptive qualitative research method with in-depth interview techniques with 3 informants was used, as well as reviewing documents from the Directorate for Prevention and Control of Vector Infectious Diseases and Zoonoses, South Sumatra Provincial Health Office, Palembang City Health Office, and related public health centers. The results show that the incidence of DHF in Palembang City before the COVID-19 pandemic in 2018 had an IR value of 39.06 per 100,000 population, this fact increased in 2019 reaching 41.91 per 100,000 population, but this figure did not exceed the target of DHF incidence of 49 per 100,000 population. 100,000 inhabitants. While the incidence of DHF in Palembang City during the COVID-19 pandemic in 2020 reached 26.07 per 100,000 population, this figure did not exceed the target of DHF incidence of 49 per 100,000 population. In 2020, none of the sub-districts in the city of Palembang exceeded the target for the incidence of dengue, this issue shows that during the COVID-19 pandemic there was a decrease in cases in every sub-district in the city of Palembang. The level of awareness in 2018-2019 was in the very good category, in 2020 it was in the moderate category. Based on the analysis of the incidence of dengue fever in Palembang, it can be ensured that there is a decrease in dengue cases during the COVID-19 pandemic compared to before the COVID-19 pandemic, because during the COVID-19 pandemic There were strict regulations, namely PSBB, and Officers' awareness of dengue has been diverted because they are more concerned with reducing COVID-19 cases
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Zahrotul Hayati
Abstrak :
Kecoak merupakan salah satu vektor mekanik dalam menyebarkan patogen seperti E. coli, dan Salmonella sp., yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan. Gangguan saluran pencernaan yang paling sering terjadi adalah diare baik itu disertai atau tanpa disertai mual, muntah, dan sakit perut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecoak berdasarkan spesies dan kondisi lingkungan dengan keluhan gangguan saluran pencernaan pada masyarakat di permukiman kumuh Kecamatan Kalideres. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 106 masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh Kecamatan Kalideres. Penangkapan kecoak dilakukan dengan menggunakan plastik dan sarung tangan steril, dan identifikasi menggunakan morfologi kecoak. Data terkait kondisi lingkungan dan keluhan gangguan saluran pencernaan diperoleh dari wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara faktor risiko kecoak baik Periplaneta americana dan Blatta orientalis dengan keluhan gangguan saluran pencernaan (p=0,855). Hasil lain terkait kondisi lingkungan menunjukkan bahwa kondisi tempat sampah (OR=2,605; 95%CI: 1,160-5,850) dan kondisi dapur (OR= 3,40; 95%CI: 1,503-7,727) mempunyai hubungan yang signifikan dengan keluhan gangguan saluran pencernaan yang dialami masyarakat di permukiman kumuh Kecamatan Kalideres. Walaupun tidak ditemukannya hubungan yang signifikan, risiko kecoak dalam membawa dan menyebarkan patogen dengan mengontaminasi makanan atau minuman sehingga menyebabkan gangguan kesehatan tetap perlu diperhatikan. ......Cockroaches, as a mechanical vector in spreading pathogens such as E. coli and Salmonella sp., can cause gastrointestinal disorder. The most common gastrointestinal disorder is diarrhea with or without nausea, vomiting, and abdominal pain. This study aims to determine the relationship of cockroaches based on species and environmental conditions with gastrointestinal disorders in communities at the slum areas of Kalideres Sub-district. The study design using cross-sectional. The sample in this study were 106 people living in the slum areas of Kalideres Sub-district. Cockroach capture was carried out using sterile plastic and gloves, and identification using cockroach morphology. Data related to environmental conditions and complaints of gastrointestinal disorders were obtained from interviews and observations. This study showed no relationship between the risk factors of cockroaches, both Periplaneta americana and Blatta orientalis, with gastrointestinal disorder complaints (p = 0.855). Other results related to environmental conditions showed that the trash condition (OR = 2.605; 95% CI: 1,160-5,850) and kitchen conditions (OR = 3.40; 95% CI: 1,503-7,727) had a significant relationship with gastrointestinal disorder complaints experienced by people in the slum settlements of Kalideres Sub-district. Although no significant relationship was found, the risk of cockroaches carrying and spreading pathogens by contaminating food and water causing health problems remains a concern.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darwel
Abstrak :
TB paru masih menjadi masalah kesehatan utama di dunia termasuk di Indonesia sebagai salah satu negara dengan prevalensi TB paru yang tinggi. Menurut hasil Riskesdas 2007 prevalensi TB paru di Indonesia sebesar 400/100.000 penduduk sedangkan hasil Riskesdas 2010 sebesar 725/100.000 penduduk begitupun di Sumatera. Selain adanya sumber penular, kejadian TB paru juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan rumah (ventilasi, pencahayaan, lantai serta kepadatan hunian rumah). Rendahnya persentase rumah sehat diduga ikut memperbesar penularan TB paru di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hubungan kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB paru di Sumatera berbeda berdasarkan faktor umur, jenis kelamin dan daerah tempat tinggal. Penelitian ini menggunakan disain studi potong lintang dengan sampel penelitian penduduk yang berumur diatas 15 tahun di Sumatera yang berjumlah 38.419 responden. Penderita TB paru didapatkan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan melalui pemeriksaan dahak atau rongten paru. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa faktor lingkungan fisik rumah yang berisiko terhadap kejadian TB paru di Sumatera adalah ventilasi rumah PR 1,314 (90% CI:1,034-1,670), pencahayaan PR 1,564 (90% CI:1,223-2,000) dan kepadatan hunian PR 1,029 (90% CI:0,798-1,327). Dari model akhir didapatkan bahwa hubungan lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB paru di Sumatera berbeda signifikan berdasarkan faktor umur dan jenis kelamin.
Pulmonary tuberculosis is still a major health problem in the world, including in Indonesia as a country with a high prevalence of pulmonary tuberculosis. According to the basic medical research in 2007 obtained prevalence of pulmonary tuberculosis in Indonesia for 400/100.000 population while the results in 2010 for 725/100.000 population as did the population in Sumatera. In addition to the transmitting source, the occurence of pulmonary tuberculosis is also influenced by house environmental factors (ventilation, lighting, flooring and density of residential houses). The low percentage of healthy homes contribute to the transmission of suspected pulmonary tuberculosis in Indonesia. The purpose of this study was to determine whether the association of physical environmental conditions of the house with the occurence of pulmonary tuberculosis different by factors age, sex and area of residence in Sumatera. This study uses a cross-sectional study design with a sample of the study population over the age of 15 years in Sumatera, which amounted to 38,419 respondents. Patients with pulmonary tuberculosis diagnosis obtained by health professionals through the examination of sputum or lung rongten. From the research found that the factor of the physical environment the home is at risk on the occurence of pulmonary tuberculosis in Sumatera is ventilated house PR 1.314 (90% CI :1.034,1.670), lighting PR 1.564 (90% CI :1.223,2.000) and the density of residential PR 1.029 (90% CI :0.798,1.327). From the final model was found that the relationship of the physical environment house with pulmonary tuberculosis occurence in Sumatera different significantly by age and gender.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2012
T30431
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>