Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia Dwi Trisnaedy
"Kehadiran bangsa Belanda yang beragama Protestan di Bogor melatarbelakangi terjadinya pendirian bangunan Gereja Zebaoth. Gereja Zebaoth merupakan gereja tertua di Bogor yang dibangun pada awal abad ke-20 M dan menjadi salah satu bangunan Cagar Budaya yang dilindungi. Sebagai bangunan peninggalan kolonial, Gereja Zebaoth memiliki nilai sejarah penting mengenai gaya bangunan yang diterapkan pada bangunannya. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini membahas mengenai gaya bangunan pada Gereja Zebaoth Bogor yang didirikan pada awal abad ke-20 M. Penelitian ini akan dilakukan dengan metode penelitian arkeologi menurut Sharer & Ashmore yang terdiri atas formulasi penelitian, implementasi penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan publikasi hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gereja Zebaoth Bogor bergaya Indis.

The presence of Dutch Protestants in Bogor was the reason behind the construction of the Gereja Zebaoth Bogor. Gereja Zebaoth Bogor is the oldest church in Bogor which was built in the early 20th century AD and is one of the protected Cultural Heritage buildings. As a colonial heritage building, Gereja Zebaoth has an important historical value related to the building style applied to the building. Based on this explanation, this study discusses the building style of the Gereja Zebaoth Bogor which was founded in the early 20th century AD. This research will be conducted using archaeological research methods according to Sharer & Ashmore which consists of research formulation, implementation research, data collection, data processing, data analysis, and publication of research results. The results of the study show that the Gereja Zebaoth Bogor has an Indis style.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Noerad AP
"Strategi subsistensi manusia Faktual dan sekitamya, cenderung mernperlihatkan penerapan teknologi tulang yang cukup dominan selain alat batu, Hal ini didukung oleh keadaan geografis daerah Pegunungan Seribu yang memungkinkan alat-alat tulang itu tetap utuh dalam jurnlah yang cukup banyak di beberapa lapisan strata. Walaupun alat alat tularg dominan urnumnya kebudayaan batunya tetap berkembang pesat. Sumber daya fauna yang digunakan sebagai alat tulang sangat bervariasi, baik dilihat dari jenis faunanya maupun dari bagian tulang yang dipergunakan. Proses pembertukan dan pemangkasan tulang sebagai alatpun bermacam-macam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fauna-fauna apa yang dominan dan bagian-bagian fauna apa yang dominan dipergunakan sebagai bahan alat tulang serta pengaruhnya pada bentuk alat itu. Dengan demikian dapat dketahui keberadnan number daya fauna apa saja yang domimn merduktng akbfitas pembualan ulet tulang di situs Braholo, Disamping perlu untuk mengetahui bentuk-bentuk pemangkasan alat tulang itu. Hal ini dilakukan mengingat fenomena temuan alat tulang di Gua Braholo yang jenisnya bermacam-macam dan fauna yang beraneka ragam dalarn jumlah yang cukup besar yang setiap jenis alat diperkirakan mempunyai beberapa bentuk pangkasan yang berbeda-beda.
Dalam hal ini metode penelitian meliputi pengumpulan data yang terdiri atas data utama, yaitu temuan artefak-artefak alat tulang yang merupakan Hasil penggalian Puslitaskenas pada tahun 1997 (kotak D5, P4, 06, 39, dan 08) dan 1998 (kotak 08, 17, K8, L8, M8, dan N8), sedangan data tambahan diambil dari literatur-literatur pendukung dan laporan penelitian. Kemudian dilakukan pembandingan artefak berdasarkan sumberdaya fauna yang digunakan, sehingga dapat diketahui jenis -jenis fauna yang dominan dan bagian-bagtan tulang yang dominan digunakan sebagai alat tulang. Dapat diketahui pula variasi cara pembuatan alat oleh manusia pendukung budaya tersebut, yang pada satu jenis alat tulang dapat mengalami proses pemangkasan yang berbeda-beda.
Jenis fauna yang paling populer untuk dijadikan sebagai bahan alat adalah Macaca sp. atau monyet (merupakan sumber fauna yang paling besar pada lancipan, jarum, pangkasan, dan tajaman) sebanyak 44,9 % dari keseluruhan alat tulang. Hal ini dipergaruhi oleh keperluan akan bahan tulang yang berukuran kecil yang ideal untuk dijadikan alat yang kecil-kecil sehingga jenis lain juga banyak digunakan seperli Viveridae (16,8 %), Canidae (3,1 %), dan Chiropterdae (3,3 %) yang morfologi tulangnya juga sesuai untuk pergerjaan alat lancipan dan jarum Untuk keperluan alat yang lebih besar seperti spatula, bahan fauna yang urnum digunakan adalah Bovidae dan Cervidae. Kesenjangan persentasi jumlah alai dari bahan Botsdae dan Cervidae tersebut sangat terlhat karena secara kcselunrhan ate, pen gunaan tulang Bovidae dan Cervidae hanyalah 9,8 % dan 9,6 % dari keseluruhan alat Sedangkan khusus pada alat spatula, penggunaan bahan tulang Bovidae dan Cervidae masing-masing adalah 47,7 % dan 35,4 % dari keseluruhan jenis alat spatula.
Mengenai pemilihan jenis tulang yang akan diolah, maka tulang betis (fibula) rnenempati urutan paling atas. Dari keseluruhan jenis tulang yang ada, yaitu berjumlah 198 buah (41,2 % dari keseluruhan alat tulang), disusul kemudian oleh metatarsal berjumlah 64 buah (13,3 % dari keseluruhan alat tulang) dan tulang hasta (ulna) berjumlah 58 buah (12,1 % dari keseluruhan alas tulang). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemilihan bahan alat tulang di Gua Braholo didominasi oleh macaca sp. (secara jenis fauna) dan tulang betis (secara jenis tulang).
Pada segi bentuk pangkasan tulang di gua Braholo, spatula memiliki paling banyak variasi cara pengerjaan alat. Hal ini dimungkinkan karena spatula mampunyai ukuran yang cukup besar sehingga pangkasan-pangkasan dengan. rrudah dapat dilakukan. Pada alat tulang lancipan dan jarum, vaniasi Cara pengerjaan tidak banyak dilakukan karena bahan tulang yang digunakan urnumnya berukuran kecil dan jelas lebih rapuh sehingga dalam pembentukan alat hanya diutamakan pangkasan-pangkasan utama untuk membuat suatu tajaman dan hanya untuk menampilkan bentuk dasar alat. Dalam hal ini, lebilh ditekankan pada efektifitas alat daripada keindahan alat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S11966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristianto S. Priambodo
"Bangunan berundak merupakan salah sate wujud hasil budaya megalitik yang berkembang pada masa neolitik yaitu sekitar 2500 SM. Kenyataan hahwa adanya perbedaan bentuk dan jenis-jenis fitur pada tiap-tiap bangunan berundak yang ditemukan, maka hal inilah yang melatari dilakukannya penelitian awal yang deskriptif untuk memunculkan tipe-tipe fitur yang ada pada bangunan berundak Arca Domas Cibaiay, Bogor.
Penelitian berkisar masalah deskripsi serta perbandingan bentuk dan jenis-jenis fitur di dalam banqunan berundak Arca Domas itu sendiri dan juiga dengan bentuk, fitur-fitur sejenis pada situs-situs megalitik lemah Duhur, Puncak Tampomas, Ciarca/Panoguyangan, Leuwiliang, Tugugede, Pasir Pogor, Salak Datar, Arca Domas Baduy, Gunung Padanq, Gunung Putri, Pasir Manggu, Bukit Tongtu, Pasir Angin (Jawa Barat); Purpungraharjo, Jabung (Lampunq) ; Matesih (Surakarta) ; Terjan (Rembang) ; Kewar (Timor Barat) ; dan kompleks megalitik Sumba, Flores, Nias, dan Sulawesi Tengah.
Untuk mengetahui tipe-tipe fitur yang ada, maka dilakukan klasifikasi berdasar kesamaan atribut-atribut yang ditentukan pada jenis-jenis fitur bangunan berundak ini. Hasil klasifikasi akhir menunjukkan beragam jenis fitur pada bangunan berundak ini, yang secara garis hesar terbagi menjadi 2 kelompok fitur atas dasar atribut waktu pembuatan dan pemakaian fitur untuk kepentingan pemujaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk semula secara keseluruhan bangunan berundak ini tidak rusak dan digantikan dengan bentuk yang bisa diamati sekarang disebut bangunan berundak Arca somas Cibalay, Bogor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S11737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasman Setiagama
"
ABSTRAK
Penelitian mengkaji segi subsistensi manusia terutama dalam memanfaatkan sumber daya fauna untuk memperoleh sumber protein hewani dan menggunakan sisa-sisa fauna sebagai bahan peralatan subsistensi. Pemanfaatan sumber daya fauna mempunyai fase nutris dan fase pengolahan bahan alat. Fase nutrisi berlangsung ketika hewan diburu, dijagal dan diambil jaringan lunaknya sebagai bahan makanan. Fase pengolahan bahan alat berlangsung setelah fase nutrisi berakhir dengan diperolehnya limbah konsumsi berupa sisa-sisa tulang hewan. Tulang hewan dipergunakan sebagai alat secara langsung (melalui expeditive bone fracturing technology) maupun secara terencana (melalui intensional bone fracturing technology).
Analisis ekofaktual dan analisis khusus dipergunakan dalam mengamati tulang-tulang panjang vertebrata darat khususnya mamalia. Tujuan analisis untuk mendapatkan gambaran perburuan-pengumpulan hewan, teknologi dan morfologi perusakan tulang panjang hewan, dan teknologi alternatif peralatan subsistensi berbahan tulang hewan.
Gambaran perburuan-pengumpulan diperoleh berdasarkan strategi perburuan yang disusun Julian Steward (1979) dengan membagi kategori perburuan hewan air, perburuan hewan kecil dan perburuan hewan besar. Gambaran teknologi dan morfologi perusakan tulang panjang hewan diperoleh berdasarkan analisis pecahan Bonnichsen (1979), teknologi pengubahan tulang Capaldo dan Blumensehine (1994) dan teknologi pengubahan tulang Eileen Johnson (1985). Gambaran penggunaan tulang hewan sebagai bahan peralatan subsistensi berdasarkan analisis khusus dengan menempatkan unsur tajaman sebagai indikator dalam mengamati artefak tulang.
Berdasarkan kategori Steward, fauna Song Terus dibagi menjadi hewan air (ikan, linsang dan kura-kura), hewan kecil (monyet, kelelawar, tikus pohon, tupai, tikes, landak, unggas, rusa dan babi) dan hewan besar (kerbau, karnivora, badak dan gajah). Monyet merupakan hewan yang dominan berdasarkan indikasi kemunculan dan sebaran elemen hewan disusul kelompok ungulata, pengerat, kura-kura darat, unggas, karnivora, kelelawar, tikus pohon, ikan, badak dan gajah. Teknologi dan morfologi perusakan tulang tampak dalam kemunculan ciri-ciri keruakan tulang hewan, yaitu wilayah pemukulan, titik pukul, luka pemukulan, bentuk umum melingkar, bentuk-bentuk tepian pecahan, retakan penyerpihan dan serpih pemukulan. Ciri-ciri tersebut muncul pada fragmen epifisial, fragmen shaft diafisial, fragmen serpih diafisial dan fragmen konsentrasi. Terdapat dua tipe umum tajaman artefak yang dihasilkan dan variasi delapan sub tipe tajaman menunjukkan keragaman artefak alat tulang.
"
1998
S11736
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Radiansyah
"Skripsi ini membahas data gigi hewan dari Situs Gua Pawon pada kala Holosen untuk mengetahui jenis hewan, asal habitat dan kemungkinan pemanfaatannya. Penelitian ini menggunakan analisis faunal berupa analisis taksonomis dan anatomis. Lapisan tanah dikelompokkan ke dalam empat unit arbitrer untuk mengetahuai sebaran vertikal gigi hewan. Penelitian ini menghasilkan jenis hewan dengan habitat di dalam gua' luar gua, hutan sekunder dengan pepohonan, air tawar dan air laut. Pemanfaatan hewan dimungkinkan sebagai hewan buruan, alat dan perhiasaan. selain memenfaatankan hewan yang terdapat di sekitar lingkungan gua, manusia penghuni situs Gua Pawon telah melakukan kontak dengan masyarakat pesisir."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11568
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Natasya
"Skripsi ini membahas mengenai bentuk kerusakan yang terdapat pada relief Lalitavistara Candi Borobudur. Tahapan penelitian dimulai dari pengidentifikasian jenis kerusakan seluruh panil relief Lalitavistara menggunakan satuan blok batu kemudian jumlah kerusakan diintegrasikan dengan adegan dan dinding candi agar diketahui dinding mana yang mengalami kerusakan terbanyak. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah kerusakan di setiap dinding hampir sama dan tidak ada satupun blok batu yang tidak mengalami kerusakan.

The focus consists of the forms of damage found on the Lalitavistara’s relief of Borobudur. The first step of research is identifying the type of damage throughout Lalitavistara relief panels using the unit block of stone then it will be integrated with the amount of damage in scenes and the wall of the temple in order to know where the wall is damaged most. Research results showed average of damages on every wall in the same amount approximately and the damages occur in every block of stone."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Ayu Suhari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai analisis jejak pakai pada alat tulang dari situs Gua
Kidang, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui fungsi alat tulang situs Gua Kidang. Penelitian ini dimulai dari
kegiatan klasifikasi analitik dan klasifikasi taksonomik. Klasifikasi taksonomik
pada alat tulang situs Gua Kidang, menghasilkan tiga tipe alat, yaitu lancipan,
spatula, dan serut. Dari 290 alat tulang, 79 alat memperlihatkan adanya jejak
pakai, dan hanya 15 alat yang diamati dan direkam menggunakan mikroskop
stereo. Hasil pengamatan kemudian dibandingkan dengan penelitian para ahli
mengenai eksperimen dan analisis jejak pakai pada alat tulang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa alat tulang situs Gua Kidang digunakan untuk aktivitas
menusuk dan mengebor, menggali, mengikis dan menggosok, serta meraut.

ABSTRACT
In this thesis the results of use-wear analysis of bone tools assemblage from Gua
Kidang Site, Blora, Central Java, are presented. The aim of this study is to find
out the function of these bone tools. The research is started by classifying the
bone tools through analytic and taxonomic classifications. Result of taxonomic
classification shows that there are three types of bone tools: point, spatulae, and
scraper. From 290 bone tools, 79 of them showed use-wear traces, and 15 of them
are chosen to be examined and recorded with stereomicroscope. Use-wear traces
recorded from the examination are compared with those reported by experts from
their experiments and use-wear analysis on bone tools. Result shows that bone
tools of Gua Kidang site are probably used for piercing, boring, digging, scraping,
smoothing, and whittling."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56326
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsan Muhammad
"ABSTRAK
Situs kepurbakalaan Ratu Boko memiliki kondisi lingkungan yang terbatas, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat pada masa lalu yang tinggal di atasnya harus mengupayakan sesuatu. Dengan pendekatan environmental possibilism, penelitian ini menjelaskan bahwa dengan kondisi lingkungan yang terbatas, kebudayaan manusia dapat mengatasi lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan baik. Berdasarkan materi kebudayaan yang ditinggalkan, pemanfaatan sumber daya alam yang dilakukan di antaranya adalah meratakan bukit, mendirikan bangunan sesuai karakter satuan batuan, menampung air hujan, memanfaatkan air rekahan, memanfaatkan air sungai, memanfaatkan batu andesit Kali Opak, memanfaatkan batu putih dan batuan induk, dan membuat sawah di wilayah subur sekitar bukit Boko.

ABSTRACT
Environmental conditions of Ratu Boko is limited that the people who lived there in the past must have done something to fulfill their needs. With environmental possibilism approach, this research shows that even though environmental conditions are limited, human culture can cope with that and utilizing the resources wisely as well as intelligently. Regarding the material culture remains, it is obvious that the natural resources being utilized were in the form of flattening the hill land surface with cut-and-fill technique, so people could live on it, using of rocks that are available around, rain water collecting by making water ponds as reservoirs, utilizing andesite rocks from Opak River, and making the fertile area around Boko hill as rice fields. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rahim
"ABSTRAK
Manusia prasejarah memanfaatkan alam sekitar untuk bertahan hidup. Salah satu
sumber daya yang dimanfaatkan adalah moluska. Tulisan ini bertujuan untuk
menjelaskan pemanfaatan moluska pada situs Gua pawon. Informasi taksonomi,
jumlah spesimen teridentifikasi, dan jumlah minimum individu menunjukkan
bahwa moluska pada situs Gua Pawon dimanfaatkan sebagai bahan makanan
(Sulcospira) dan sebagai perhiasan (Pelecypoda). Moluska yang dimanfaatkan
dianalisis dengan cara melihat tipe-tipe kerusakan pada cangkang, diperkuat
dengan analogi etnografi untuk menjelaskan proses pemanfaatan moluska, sejak
dikumpulkan sampai dikonsumsi. Moluska yang dimanfaatkan sebagai perhiasan
dianalisis dengan melihat jejak buat pada lubang untuk mengetahui teknik
pembuatannya.

ABSTRACT
Prehistoric community exploited their environment to survive. One of the natural
resources exploited is molluscs. This thesis is intended to fully explain the
exploitation of molluscs at Gua Pawon. Based on taxonomy, Number of Identified
Specimens (NISP), and Minimal Number of Individuals (MNI), molluscs that
were exploited are Sulcospira as dietary consumption and Pelecypoda as
ornament. Utilized molluscs are analyzed through types of shell damage, and
supported with ethnographic analogy to explain utilization process of molluscs
from collection through to consumption. Ornament molluscs are analyzed by
observing the modification trace of the hole to understand its technology."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57461
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Musthafa Arkhi
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian arkeologi terhadap kepurbakalaan bangunan klasik di kawasan kepurbakalaan Muarajambi, Jambi yang memiliki latar kegamaan Buddha dan juga berhubungan dengan sejarah perkembangan ajaran Buddha di Nusantara pada abad ke- 7 hingga abad ke- 13 M. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menemukan hubungan bentuk bangunan dan penataan ruang dari kepurbakalaan Bangunan Gedong I Muarajambi. Berdasarkan temuan penelitian diketahui bahwa terjadi pembagian hirarkis dalam penataan bangunan dan ruang area dalam kompleks.

ABSTRACT
This study is an Archaeology study on Indonesia Ancient Building in Muarajambi Archaeological Site, Jambi. The Site itself has been being identified containing many Buddhist remaining artifact which has lead the late study to development of Buddha religion in Sumatra on 7th – 13th Century. The Focus of this study is about identification of form and space of Gedong I Archaeological Building Complex. The Study discover there are Hirearchy on Buildings and areas inside the complex which comes from existence of separating wall in the inner hall"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>