Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tjunggozali Joehana
"ABSTRAK
Skripsi ini pada hakekatnya mencoba menjabarkan suatu masalah Nilai Diri sebagai pokok pembahasannya. Dalam skripsi ini, saya akan mengungkapkan suatu permasalahan yang dihadapi orang-orang keturunan Cina di Cikareung, berkenaan dengan masalah nilai dirinya, yang sebagai konsep yang diyakini sebagai pedoman hidupnya dihadapkan dengan realitas yang agak tidak sesuai dengan konsepsinya itu. Dalam hal ini akan diungkapkan, bagaimana mereka menhadapi dan menentukan jalan untuk pemecahan masalah tersebut.

"
1984
S12921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmadi Jayaputra
"ABSTRAK
Masyarakat Indonesia yang majemuk, terdiri lebih dari 300 suku-bangsa yang mendiami wilayah kepulauan negara Republik Indonesia. Setiap suku-bangsa mempunyai perbedaan perbedaan kebudayaan yang merupakan identitas 1) dari suku bangsa yang bersangkutan. Perbedaan tersebut antara lain adalah perbedaan agama, perbedaan bahasa dan :perbedaan lingkungan daerah. Di samping perbedaan itu terdapat juga persamaan antara suku-bangsa yang ada seperti makna dari azas regara Bhinneka Tunggal Ika (Nasikun, 1974 : 30 _ 35 achtiar, 1976 : 5 _ 13; 1979 : 89 _ 95; Suparlan, 1979 : 57 - 61).
setiap suku-bangsa dalam kenyataannya mempunyai un-_ sur kebudayaan yang universal. Menurut Koentjaraningrat (1974 : 11 - 14; 1977 : 6 - 9; 1979 : 217 - 224) kebudaya_an terdiri dari tujuh unsur yaitu'sistem religi dan upaca_ra keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata :pencaharian, sistem teknologi dan peralatan. Dalam tulisan ini kami ha_nya membicarakan salah satu unsur kebudayaan universal itu_

"
1984
S12681
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ataupah, Hendrik, authro
"ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara peternak mengelola sapi supaya dapat mengatasi masalah-masalah kekurangan makanan ternak, terutama pada musim kemarau. Studi ini juga bertujuan untuk mengetahui keputusan-keputusan apakah yang biasa diambil peternak untuk mengatasi kekurangan makanan ternak, faktor-faktor apa yang mendorong peternak untuk mengambil keputusan, dan apakah akibat dari kegiatan-kegiatan peternak terhadap lingkungan.
Peternak-peternak di lokasi penelitian ini bekerja dari ekosistem sabana Timor yang ditentukan dan dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks diantara : musim hujan yang singkat dengan curah hujan yang tidak menentu, musim kemarau yang panjang, tanah list yang mudah mengalarri erosi, tanah kapur yang poreus dan tanah karang berbatu-batu yang kering dalam musim kemarau, sungai-sungai musim yang tidak tetap debit airnya, pertumbuhan vegetasi yang targantung pada keadaan cuaca, dan pertambahan penduduk yang tidak memperdulikan daya dukung lingkungan dalam mencari nafkah. Pengelolaan ternak yang tidak dikaitkan dengan pengelolaan padang rumput, sedangkan padangrumput sabana diandalkan sebagai sumber makanan ternak, merupakan titik ancang dari proses kerusakan lingkungan yang didalangi peternak.
Padang rumput menjadi arena kegiatan peternakan oleh peladang, tukang-tukang di pe desaan,pedagang,penyiar agama, pegawai negeri, dan sebagainya sehingga daya dukung lingkungan makin menurun. Ketika rumput alam makin habis oleh sapi, tidak segera dilakukan kegiatan penanaman rumput dan pohon-pohon lain untuk diberikan sumber makanan ternak, dan tidak dilakukan pengelolaan padang rumput yang baik, tetapi justru peternak berpaling pada pohon - pohon yang relatif sedikit jumlahnya. Padang rumput, hutan, dan tanah menjadi rusak, dan terjadi suatu rangkaian kerusakan lingkungan, sehingga manusi a dan sapi terpengaruh. Kawanan sapi yang lapar menyerbu ladang, sawah, dan tanaman pekarangan. Petani inempertahankan .pertaniannya dengan pagar yang tinggi dan kokoh dengan menggunakan kayu, pelepah lontar dan gebang, bambu, dan sebagainya sehingga proses perusakan hutan berlangsung.
Peternakan sapi yang dinaksudkan sebagai pengganti perdagangan cendana sebagai tulang punggung perekonomian Timor ternyata merupakan faktor perusak lingkungan meskipun demikian Pemerintah berusaha agar sapi tetap d.ipelihara rakyat, tetapi kebebasan sapi harus dibatasi, diberikan makanan dan minuman yang cukup, serta kualitasnya diper baiki. Pembatasan kebebasan sapi antara lain dilakukan relalui pembuatan pagar desa, tetapi segera timbul parselisihan antara peternak yang masih melepaskan sapi dengan penduduk desa yang membuat pager pencegah sapi. makanan utama sapi yang diikat terdi ri atas lantoro.
Kehadiran lantoro yang pada mulanya ditanam untuk penyuburan tanah dan anti erosi tetapi yang kini menjadi sumber makanan penggemuk sapi merangsang petanimenjadi peternak dan peternak meningkatkan Jumlah sapinya yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. Peternak dapat memutuskan untuk melakukan peternakan dengan mengikat sapi dan sekaligus melepaskan sapi lainnya, tetapi keputusan itu menimbulkan masalah tenaga kerja dan masalah lainnya yang tidak dapat dipecahkan peternak sendiri.
Bimbingan dan penyuluhan untuk perbaikan kualitas sapi melalui kontes sapi dan inseminasi buatan dilakukan pemerintah dan diikuti peternak, tetapi menimbulkan masalah penyediaan makanan ternak.
Penanggulangan kekurangan air dilakukan melalui penggalian sumur, pembuatan cekdam, dan penggunaan batang pi-sang. Keadaan curah hujan yang tidak teratur, jenis tanah, dan kenampuan teknologi peternak yang terbatas menghambat usaha penanggulangan kekurangan air ini.
"
1983
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marliana Sjurfini
"ABSTRAK
Masyarakat dan kebudayaan manusia di manapun selalu berada dalam keadaan berubah, dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Perubahan dapat disebabkan oleh adanya bencana alam, perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain, adanya persebaran unsur-unsur suatu kebudayaan (diffusi) dan dapat juga disebabkan oleh ada-nya penemuan baru di berbagai bidang seperti pada bidang teknologi serta penggunaan penemuan tersebut (innovation) (Susanto, 1979: hlm. 190).

"
1984
S12786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Indrayono Mahar
"ABSTRAK
Penulisan tesis ini didasari oleh minat saya untuk meneliti rumah tradisional Jawa yang pada masa sekarang ini jarang dipergunakan orang lagi. Minat ini didorong oleh kenyataan adanya bentuk yang khas -baik penampilan luar maupun wujud tata ruang atau bagian-bagian ruangnya- dan tertentu serta satu sama lain memiliki model-model yang relatif sama sesuai dengan aturan rumah dalam kebudayaan Jawa. Selain itu, saya ingin menuniukkan adanya konsep privacy pada orang Jawa sebagai suatu kebutuhan yang penting kendati berbeda dengan konsep privacy kebudayaan barat, terutama dalam mewujudkannya atau menyatakannya.
Demi membatasi ruang lingkup pembahasan, tesis ini hanya terbatas dan terfokus penelitiannya pada model tata ruang rumah Jawa dilihat fungsinya bagi para penghuninya yang berkebudayaan Jawa, serta aturan-aturan bertingkah laku dan berinteraksi menurut kebudayaan Jawa. Tesis ini tidak menyinggung aspek teknis pembuatan rumah tradisional Jawa, bukan pula berbicara dalam dimensi sejarah sehingga variabel waktu tidak diperhitungkan. Oleh karena tesis ini berbicara tentang model rumah Jawa dan model interaksi secara Jawa, saya tidak menentukan daerah penelitian secara khusus. Jelas bahwa rumah Jawa yang dibangun secara tradisional atau interaksi antar individu yang sesuai dengan kebudayaan Jawa dapat ditemui di daerah kebudayaan Jawa yang dalam hal ini kebanyakan berada di Pulau Jawa bagian tengah dan timur.
Adapun tesis dari tulisan ini adalah ingin menunjukkan bahwa dalam kebudayaan Jawa ada konsep privacy; walaupun dalam bahasa Jawa, secara eksplisit tidak ada kata tersebut. Konsep tersebut secara implisit terwujud dalam aturan-aturan serta model-model yang dijadikan pedoman berkelakuan dan berinteraksi dengan sesama dalam ruang-ruang yang sesuai penataannya dengan corak kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Konsep ruang tertentu pada rumah serta adat sopan santun dalam interaksi merupakan patokan dalam menentukan batas-batas berkenaan dengan perlindungan terhadap privacy.
Pendekatan yang saya gunakan adalah pendekatan holistik. Masalah penelitian: privacy pada orang Jawa akan dilihat perwujudannya yang implisit pada aspek kehidupan sehari-hart yang diatur menurut, serta berpedoman pada kebudayaan Jawa. Hal tersebut berupa, wujud rumah tradisional Jawa berikut model-modelnya, cara menempatkan diri bagi orang Jawa, cara meletakkan benda pada ruang-ruang dalam rumah, model berinteraksi dalam ruang dan sebagainya, akan saya perhatikan guna mencapai pengertian konsep privacy pada kebudayaan Jawa.
Dalam tesis ini, penekanan dilakukan pada konsep kebudayaan, artinya, menekankan pada apa yang seharusnya atau yang ideal dalam kebudayaan Jawa, yang bisa berbeda dengan kenyataan yang ada?
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husain Haikal
"One of the important -features. of the 'Arab-Indonesians in Indonesian history is that the Arab-Indonesians have been assimilated themselves into indigineous people. Except in very limited cases, it is very difficult for anybody to distinguish Arab-Indonesians from other Indonesians. Most people consider this assimilation is due to Islam, the religion of all Arab-Indonesians and the religion of the majority of Indonesians. Few people consider it due to the high rate of intermarriage between the Arab-Indonesians and Indonesians. Arab-Indonesians call Indonesians as akhwal, "brothers of their mothers". In addition to the two matters above, this writing tries to present another important matter, that is the role of the Arab-Indonesians in the struggle of Indonesian independence movement. Almost all Arab-Indonesians were on the Indonesians' side against the Dutch, and to some extent Arab-Indonesians had received similar treatment as their brothers, the Indonesians, during the: Dutch colonial period. The first modern movement of Arab-Indonesians, Jamiat Khair, has paid intensive attention to Indonesians. The Jamiat Khair not only receives Indonesians as its members,- such as KHA Dahlan, the founder of Muhammadiyah, but also accepts Indonesian children to its schools. Many Indonesian children have been and are still educated there. These all can also be seen in the other Arab-Indonesian organizations, such as al Irsyad and al Chairaat. Some Arab--Indonesian leaders have great influence on the Indonesians and their leaders. Syekh Ahmad Surkati, the spiritual leader of al Irsyad, for example, was at once KHA Dahlan's closest friend and teacher. He was also the teacher of many Indonesian leaders such as Moh. Roem, M. Rasjidi, Junus Anies, Kasman, Natsir, A. Hassan, and Hail Zamzam, one of the founders of Fersis, Persatuan Islam. Unfortunately, there has been constant dispute among the Arab-Indonesians themselves until the foundation of PAI, Partai Arab Indonesia, by Baswedan and other muwalads, the mixed and local born Arab-Indonesians. Despite their claim that Indonesia is their only mother country, and they struggled, on the side of'Indonesians against the Dutch, all non-Islamic organizations, except Gerindo, refused to accept Arab---Indonesians as their members. After the declaration of Indonesian Independence, however, all Arab-Indonesians became Indonesian citizens. They hand in hand with the Indonesians defended the Republic of Indonesia against the Dutch and their colaborators. Many Arab--Indonesians not only became members but also leaders of both Islamic and non-Islamic organizations, such as PSI, Partai Socialis Indonesia, and PNI, Partai Nasional Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
D51
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Hardiati Soekatno
"ABSTRAK
Di Bali sekarang ini, pura adalah tempat peribadatan bagi umat Hindu. Pura-pura yang jumlahnya ribuan tersebut (Swellengrebel 1984:12; Rata 1991:1) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan kelompok-kelompok masyarakat pemujanya (penyungsung). Jenis yang terbanyak adalah yang tergabung dalam Kahyangan Tiga, yaitu jenis pura yang wajib adanya bagi di semua desa adat. Seperti namanya, pura Kahyangan Tiga ini terdiri dari tiga pura, yaitu pura puseh, pura bale agung, dan pura dalem. Pura puseh adalah pura yang dipergunakan untuk pemujaan terhadap dewa-dewa pelindung desa, sedang pura bale agung adalah tempat di mana cakal bakal desa dipuja sebagai nenek-moyang bersama seluruh warga desa. Adapun pura dalem adalah tempat Dewi Maut, yaitu Dewi Durga, dihormati karena Dewi itulah yang berkuasa atas kematian. Letak pura dalem tidak jauh dari kuburan (Bahasa Bali : sema) yang sekaligus menjadi tempat pembakaran mayat. Biasanya pura puseh dan pura bale agung disatukan menjadi pura desa, dan menjadi tempat para nenek-moyang yang telah menjadi pelindung desa itu dipuja (Soekmono 1974: 311)."
1993
D317
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sri Hardiati Soekatno
"ABSTRAK
Di Bali sekarang ini, pura adalah tempat ptribadatan bagi umat Hindu. Pura-pura yang 9, jumlahnya ribuan tersebut (Swellengrebel 1984: 12; Rata 1991: 1) dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan kelompok-kelompok masyarakat pemujanya (penyungsung). Jenis yang terbanyak adalah yang tergabung dalam Kahyangan Tiga, yaitu jenis pura yang wajib adanya bagi di semua desa adatl. Seperti namanya, pura Kahyangan Tiga ini terdiri dari tiga pura, yaitu pura puseh, pura bale agung, dan pura dalem.Pura puseh adalah pura yang dipergunakan untuk pemujaan terhadap dewa-dewa pelindung desa"
1993
D1598
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library