Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Efrain Tawalujan
"Peran pemangku kepentingan pada tata kelola pariwisata sangat penting untuk memastikan kegiatan pariwisata dilakukan berdasarkan prinsip pariwisata berkelanjutan. Masalah dalam penelitian ini adalah kurang maksimalnya peran pemangku kepentingan pada destinasi Ekowisata Pulau Bunaken, yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas terumbu karang yang menjadi andalan destinasi wisata tersebut. Hal yang sama terjadi juga di destinasi Ekowisata Bukit Kasih Kanonang, dan destinasi Ekowisata Rurukan, yaitu kurangnya koordinasi antara pemangku kepentingan sehingga pengembangan pariwisata berkelanjutan tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi tata kelola pariwisata berkelanjutan berdasarkan peran pemangku kepentingan, dan membuat model peran pemangku kepentingan pada tata kelola pariwisata berkelanjutan di Sulawesi Utara. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan metode analisis data kualitatif dan Soft System Methodology (SSM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran Pemerintah sangat diperlukan untuk mengkoordinasikan, menggerakan, dan memaksimalkan pemangku kepentingan lainnya untuk menjalankan tata kelola pariwisata berkelanjutan. Kesimpulan penelitian ini adalah tata kelola pariwisata berkelanjutan yang efektif di Sulawesi Utara membutuhkan kerja sama semua pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat dijalankan dengan benar dan bertanggung jawab, dengan memperhatikan keseimbangan antara faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi.

The role of stakeholders in tourism governance is very important to ensure tourism activities are carried out based on sustainable tourism principles. The problem in this research is the role of stakeholders in the Bunaken Island Ecotourism destination that not optimal, which causes a decline in the quality of coral reefs which are the mainstay of this tourist destination. The same thing also happens in the Bukit Kasih Kanonang Ecotourism destination and the Rurukan Ecotourism destination, namely a lack of coordination between stakeholders so that sustainable tourism development is not optimal. This research aims to develop a sustainable tourism governance strategy based on the role of stakeholders, and create a model of the role of stakeholders in sustainable tourism governance in North Sulawesi. The approach used in this research is a qualitative approach, with qualitative data analysis methods and Soft System Methodology (SSM). The results of this research show that the role of the Government is very necessary to coordinate, mobilize and maximize other stakeholders to implement sustainable tourism governance in North Sulawesi. The conclusion of this research is that effective sustainable tourism governance in North Sulawesi requires the cooperation of all stakeholders to ensure that sustainable tourism development can be carried out correctly and responsibly, taking into account the balance between environmental, social and economic factors."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Paramita
"Penduduk DKI Jakarta mengandalkan air tanah sebagai sumber air utama untuk kehidupan sehari-hari. Kualitas air tanah saat ini telah berada pada kategori kritis karena telah tercemar bakteri Escherichia coli dari limbah tinja, sehingga diperlukan upaya pengelolaan lumpur tinja yang baik untuk mengatasi pencemaran air tanah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode gabungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui minat masyarakat terhadap layanan lumpur tinja berkala, keberhasilan LLTT, bobot prioritas faktor keberlanjutan layanan lumpur tinja, dan menyusun model strategi keberlanjutan LLTT di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 80% dari responden mengetahui program LLTT dan 65% masyarakat berminat untuk menjadi pelanggan LLTT. Faktor kepemimpinan mempunyai prioritas tertinggi dengan bobot sebesar 39% dan faktor teknologi menjadi prioritas terendah dengan bobot hanya sebesar 4,8%. Kesimpulan penelitian adalah keberlanjutan LLTT dapat dicapai jika terdapat intervensi aspek sosial budaya melalui sosialiasi kepada masyarakat dan intervensi aspek kepemimpinan dan kelembagaan melalui kebijakan penggabungan pembayaran tarif dengan PAM Jaya dan peraturan gubernur untuk mencapai cakupan layanan 75% di 2030.

Residents of DKI Jakarta rely on groundwater as the main source of water for their daily lives. The quality of groundwater is currently in the critical category because it has been contaminated by Escherichia coli bacteria from fecal waste, so good fecal sludge management efforts are needed to overcome groundwater pollution. This study uses a quantitative approach with a combined method. The purpose of this study was to determine public interest in periodic fecal sludge services, the success of LLTT, the priority weight of fecal sludge service sustainability factors, and to develop a model of LLTT sustainability strategy in DKI Jakarta. The results showed that 80% of respondents were aware of the LLTT program and 65% of the community were interested in becoming LLTT customers. The leadership factor has the highest priority (39%) and the technology factor is the lowest priority (4.8%). Conclusion of the study is that the sustainability of LLTT can be achieved if there is an intervention in the socio-cultural aspect through socialization to the community and an intervention in the leadership and institutional aspects through the policy of combining tariff payments with PAM Jaya and the governor's regulation to achieve 75% service coverage in 2030."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library