Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Perangin Angin, Cynthia Adelina Br.
"Penelitian ini membahas secara komprehensif tentang pengaruh peran air sebagai pembentuk nilai tanah. Aspek peran air yang diteliti tidak hanya berdasarkan penyediaan sumber air bersih, ataupun bencana daya rusak air, namun juga mengikutsertakan cekungan air tanah dan infrastruktur air. Penelitian eksplanatori ini dianalisis dengan metode kuantitatif berdasarkan unit analisis Zona Nilai Tanah (ZNT) berjumlah 3.725 sampel di seluruh Kota Madya Jakarta. Keseluruhan data variabel di tiap sampel dianalisis menggunakan Ordinary Least Squares (OLS). Dari hasil analisis regresi, penelitian ini mendapatkan hasil bahwa cakupan infrastruktur pengelolaan air limbah memberikan kontribusi positif paling besar terhadap pembentukan nilai tanah sebesar, diikuti dengan cakupan infrastruktur air bersih. Sebaliknya, ditemukan bahwa risiko banjir memberikan kontribusi negatif paling besar. Penelitian ini menemukan temuan baru, yaitu kepadatan penduduk dan area recharge memberikan korelasi negatif terhadap nilai tanah, serta cakupan infrastruktur pengelolaan air limbah yang baik berkorelasi positif terhadap nilai tanah, sedangkan cakupan infrastruktur pengendali banjir yang buruk berdampak menurunkan nilai tanah. Berdasarkan analisis, dapat diinterpretasikan bahwa pelaksanaan desain untuk mengadakan air bersih secara mandiri akan meningkatkan biaya investasi dalam pembangunan properti. Begitu pun, pelaksanaan desain pada area yang memiliki risiko bencana daya rusak air akan memperbesar nilai investasi atas kerusakan bangunan yang dialami. Dengan demikian, tingginya nilai investasi yang disebabkan oleh kedua kondisi tersebut, membuat profit yang diterima tidak maksimal. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih komprehensif dengan metode kualitatif ataupun kuantitatif secara time series yang meninjau pertumbuhan real estat Jakarta di masa depan terkait dengan peran air.
This research comprehensively discusses the influence of water’s roles in forming land value. The aspects of water’ roles are based not only on the provision of clean water sources nor water disasters but also on groundwater basin conditions and water infrastructures. This explanatory research was analyzed 3.725 samples of Land Value Zone (ZNT) in Jakarta cities by using quantitative methods. The Ordinary Least Squares regression model was used to analyze the data variables in each sample. Due to the regression results, this study found that the good management of wastewater infrastructure positively gave the most significant contribution to land value, followed by the clean water sources infrastructure. On the other hand, it was found that the flood risk gave the most negative contribution. This study also found new findings that the density population and recharge area negatively correlated to land value. Also, The good coverage of wastewater management infrastructure positively correlated to land value, while an inadequate flood control infrastructure negatively correlated. Due to the analysis, it can be interpreted that implementing a design in property development to provide clean water independently will increase the investment value. Likewise, implementing a design in a high-risk water-related disaster area will also increase the repair value. Thus, the high investment value caused by these conditions makes the profit margin not maximally received. This research can be developed more comprehensively with qualitative or quantitative methods by time series to review the real estate growth in the future by relating the water’s roles. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Novia Anggita
"Konduktivitas hidrolik (K) merupakan parameter penting untuk dikaji dalam mengenali interaksi air permukaan dan bawah permukaan. Pengamatan lapangan berupa geolistrik dan infiltrometer dipilih sebagai alternatif untuk mengestimasi nilai (K) tersebut, dengan konfigurasi Schlumberger untuk pengamatan geolistrik dan infiltrometer cincin ganda untuk pengamatan infiltrometer pada area terbuka hijau. Nilai resistivitas dari pengamatan geolistrik dikuantifikasikan menjadi nilai berdasarkan hukum Archie, serta nilai laju infiltrasi menggunakan model horton dikuantifikasikan berdasarkan hukum Darcy dari pengematan infiltrometer. Uji permeabilitas di laboratorium muncul sebagai parameter kontrol dalam mengestimasi hasil kedua pengamatan yang dilakukan. Estimasi nilai konduktivitas hidrolik yang diperoleh dengan pengamatan infiltrometer cukup signifikan dibandingkan dengan pengamatan geolistrik dan uji permeabilitas. Hasil pengamatan geolistrik berada pada rentang nilai 1,965 x 10-8 m/s hingga 3,896 x 10-9< m/s dan pengamatan infiltrometer berada dalam rentang 2,715 x 10-7 m/s hingga 6,132 x 10-7 m/s. Pada penelitian ini kondisi tanah pada pengamatan geolistrik dilakukan dalam keadaan tidak jenuh, sedangkan pada pengamatan infiltrometer dan uji permeabilitas laboratorium adalah dalam keadaan jenuh. Kondisi tanah tersebut dijadikan sebagai salah satu alasan untuk interpretasi hasil penelitian dalam studi ini, bahwa konduktivitas hidrolik pada kondisi tanah tak jenuh menurun dibandingkan tanah jenuh, hasil estimasi yang telah dilakukan memperoleh kisaran nilai konduktivitas hidrolik untuk satu jenis tanah yang sama.
Hydraulic conductivity (K) as a parameter in surface and subsurface water interaction is an important study to research. Field observations using geoelectrics and infiltrometers were chosen as methods to estimate (K), with the Schlumberger configuration for geoelectric observation and a double-ring infiltrometer for infiltrometer observation in green open spaces. Resistivity values from geoelectric surveys were converted into K values based on Archie's law, while infiltration rates were quantified using the Horton model according to Darcy's law from the infiltrometer measurements. Laboratory permeability tests served as control parameters to estimate the results of these observations. The estimated hydraulic conductivity values obtained from infiltrometer observations are quite significant compared to geoelectric observations and permeability tests. The estimated results of hydraulic conductivity from geoelectric observations are in the range of 1.965 x 10-8 m/s to 3.896 x 10-9 m/s and from infiltrometer observations are in the range of 2.715 x 10-7 m/s to 6.132 x 10-7 m/s. In this study, the soil conditions in geoelectric observations were carried out in an unsaturated state, while in infiltrometer observations and laboratory permeability tests were in a saturated state. This soil condition is used as one of the reasons for interpreting the research results in this study, that the hydraulic conductivity in unsaturated soil conditions decreases compared to saturated soil. The estimation results that have been carried out obtain a range of hydraulic conductivity values ââfor the same type of soil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Aulina Reza Putri
"Likuifaksi adalah salah satu fenomena yang terjadi pada tanah granular, disebabkan oleh kenaikan air pori secara drastis dan menurunnya tegangan efektif tanah. Karakteristik likuifaksi adalah terjadi secara cepat dan memiliki deformasi yang tinggi. Salah satu mitigasi likuifaksi adalah mengevaluasi dampak yang akan ditimbulkan. Fenomena likuefaksi dapat dimodelkan secara numerik untuk mengetahui jarak aliran tanah. Dalam ilmu geoteknik, metode FEM sudah umum digunakan untuk simulasi numerik. Namun, penggunaan FEM memiliki keterbatasan dalam memodelkan deformasi besar dikarenakan FEM mengalami mesh distortion. Smoothed Particle Hydrodynamics atau dikenal sebagai SPH, merupakan salah satu metode kontinum yang tidak membutuhkan background mesh dalam simulasi numerik. SPH memiliki kelebihan dalam memodelkan fenomena free-surface dan berdeformasi besar. Penelitian ini menggunakan metode SPH untuk memodelkan perilaku tanah granular tersaturasi pasca likuefaksi. Model konstitutif tanah yang digunakan adalah elasto-plastis, dimana deformasi plastis mengacu pada kriteria kegagalan Drucker-Prager. Interaksi partikel tanah-air diwakilkan melalui gaya seepage. Kolom tanah granular berukuran 0,6 m x 2,0 m dimodelkan dalam sebuah box, lalu diobservasi keruntuhannya terhadap gaya gravitasi. Simulasi dilakukan pada kondisi tanah kering dan tanah jenuh. Untuk sampel jenuh, dilakukan variasi sudut geser. Hasil simulasi digunakan untuk menganalisis deformasi, perubahan tegangan, dan perubahan regangan pada model.
Liquefaction is a geomechanics event that often occurs in granular soil. Liquefaction is caused by drastic drop in pore water pressure and soil effective stress. It happens rapidly and generates major deformation in soil and its surroundings. One of many methods to mitigate the event is to evaluate the impact of liquefaction. In geotechnical field, the FEM method is commonly used for numerical simulations. However, FEM has limitation in modeling large deformations because it experiences mesh distortion. Smoothed Particle Hydrodynamics or known as SPH, is a continuum method that does not require a background mesh in numerical simulations. SPH is considered to have promising capability to model large deformation phenomena due to its Lagrangian feature and no background mesh needed.This research uses SPH method to model post-liquefaction behavior of saturated granular soil. The soil constitutive model used is elastoplastic, where plastic deformation is calculated by the Drucker-Prager failure criterion. The interaction of soil-water particles is represented by the seepage force. A column of granular soil, 0.6 m x 2.0 m dimensions, was modeled in a box. The soil failure against gravity was observed. The simulation was carried out in two conditions: dry and saturated. For saturated samples, variations in friction angle were carried out. The simulation results are used to analyze deformation and changes in stress and strain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library