Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Adhitya Latief
"ABSTRAK
Pendahuluan : Perkembangan teknologi telah menghasilkan model 3-dimensi berdasarkan data CT-Scan yang mampu menyajikan data lebih informatif. Karena dapat menghasilkan bentuk seperti anatomi tubuh, maka model 3-dimensi dijadikan acuan dalam bidang rekonstruksi mandibula menggantikan peran CT-Scan.
Tujuan Penelitian: Membandingkan hasil pengukuran tebal dan tingginya symphisis mandibula pada model 3 dimensi terhadap data CT-Scan sehingga diketahui tingkat akurasinya.
Material dan Metode : 8 data CT-Scan Maksilofasial Pasien dalam bentuk DICOM (Digital Imaging and Communication for Medicine) dengan mandibula bebas defek atau hanya sebagian, dengan gigi geligi telah erupsi penuh dilakukan analisa dan pengukuran dengan piranti lunak OSIRIX pada komputer, kemudian dibuatkan 8 Model 3-Dimensi berdasarkan data DICOM dengan menggunakan mesin printing FDM (Fused Deposition Modelling) untuk dilakukan analisa dan pengukuran menggunakan kaliper digital.
Hasil : Tebal dan Tinggi Symphisis Mandibula hasil pengukuran model 3-Dimensi dan data CT-Scan berbeda, terdapat deviasi ukuran lebih kecil pada model 3 Dimensi, Nilai akurasi model 3-dimensi yang dihasilkan mesin FDM sebesar 98% dari data aslinya.
Kesimpulan : Perbandingan pengukuran ketebalan dan ketinggian tulang symphisis mandibula pada model 3 Dimensi terhadap CT-Scan memiliki perbedaan yang signifikan secara statistik namun secara klinis dapat digunakan sebagai alternatif sebagai acuan rekonstruksi mandibula.

ABSTRACT
Introduction : the emerging technologies has invented 3-dimensional model based on CT-Scan data that able to present better information. Because of the similiarity to anatomy, 3-Dimensional model became guidance for mandible reconstruction, replacing the role of CT-Scan imaging.
Objective : To compare the measurements of mandibular symphisis height and thickness using 3 Dimensional model to CT-Scan data and be able to define the accuracy level of it.
Materials and Methods : 8 CT-Scan maxillofacial data in form of DICOM (Digital Imaging and Communication for Medicine) were analyzed and measured using OSIRIX software on computer, continued with production of 8 3-Dimensional model based on DICOM data using printing FDM (Fused Deposition Modelling) machine, model then analyzed and measured using digital caliper.
Result : The thickness and height of mandible symphisis from 3 dimensional model measurement compared with CT-Scan are different. Smaller deviation were measured in 3 dimensional model, the accuracy level of 3 Dimensional model made from FDM printing machine is 98% from original data.
Conclussion : The measurement comparison of mandibular symphisis height and thickness using 3 Dimensional model to CT-Scan data is statistically different but clinically 3 dimensional model could be used as alternative as mandibular reconstruction guidance.
"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Kencana Sari
"ABSTRAK

Latar belakang : Rekonstruksi defek jaringan tulang merupakan tantangan utama yang dihadapi ahli bedah mulut dan maksilofasial. Elemen dasar yang dibutuhkan dalam suatu rekayasa jaringan adalah sel, scaffold matriks serta molekul stimulan growth factors . Bagaimana sifat mekanik dari scaffold kitosan/hidroksiapatit/kolagen produksi BATAN, Jakarta, belum pernah diteliti. Tujuan : Menganalisa sifat mekanik scaffold kitosan/hidroksiapatit/kolagen produksi BATAN, Jakarta, sebelum dan setelah direndam dalam simulated body fluid selama 8 hari. Metode : Menyediakan scaffold komposit kitosan/hidroksiapatit/kolagen, kemudian merendam scaffold didalam simulated body fluid pada suhu 37 0C, selama 8 hari. Kemudian masing ndash; masing scaffold diangkat dan dikeringkan pada suhu ruang pada hari 0, 2, 4, 6, 8. Untuk diuji kekuatan tekan dan kekuatan tarik. Data yang diperoleh diolah dan dianalisa. Hasil : Variasi nilai kekuatan tekan dan kekuatan tarik dapat dihubungkan dengan beberapa hal , ukuran spesimen yang tidak seragam, komposisi scaffold, ukuran pori scaffold yang tidak sama dan adanya degradasi dari kandungan polimer. Kesimpulan : Scaffold kitosan/hidroksiapatit/kolagen tidak memiliki kekuatan tarik dan kekuatan tekan sebelum dan setelah perendaman masing ndash;masing hari dengan simulated body fluid.

ABSTRACT
Background The reconstruction of bone tissue defect is a major challenge for the oral and maxillofacial surgeon. The basic elements needed in a tissue engineering is a cell, scaffold matrix and stimulant molecules growth factors . How mechanical properties the scaffold of chitosan hydroxyapatite collagen production BATAN, Jakarta, has never been in research. Purpose Analyze the mechanical properties the scaffold of chitosan hydroxyapatite collagen from BATAN, Jakarta, before and after immersion in simulated body fluid for 8 days. Method Provides a composite scaffold of chitosan hydroxyapatite collagen, then soaking the scaffold in SBF at 37 0 C, for 8 days. Then each scaffold is removed and dried at room temperature on the day of 0, 2, 4, 6, 8. To test the compressive strength and tensile strength. The data obtained were processed and analyzed. Results Variations in the value of the compressive strength and tensile strength can be attributed to several things, the size of the specimen which is not the same, the composition of the scaffold, scaffold pore size is not the same and the degradation of the content polimer. Summary Scaffold chitosan hydroxyapatite collagen does not have differences the tensile strength and compressive strength before and after immersion with simulated body fluid."
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fiona Verisqa
"ABSTRAK
Latar Belakang:. Scaffold komposit kitosan-hidroksiapatit-kolagen yang berasal dari cangkang kepiting serta tulang dan tendon sapi berpotensi sebagai material rekonstruksi maksilofasial yang perlu di uji Tujuan: Mengevaluasi potensi scaffold komposit kitosan-hidroksiapatit-kolagen yang ditinjau dari perubahan morfologi permukaan dan komposisinya. Metode: Spesimen scaffold direndam di dalam simulated body fluid SBF dengan suhu 37 C dalam periode 2, 4, 6, dan 8 hari. Morfologi permukaan dan komposisi scaffold dievaluasi dengan menggunakan Scanning Electron Microscope SEM dan Energy Dispersive Spectroscopy EDS . Hasil: Setelah 8 hari perendaman, terlihat partikel globular dengan diameter berkisar antara 947,6 nm 20 ?m yang membentuk lapisan pada scaffold. Porus yang terbentuk oleh partikel tersebut berdiameter 100 ?m. Persentase kalsium dan fosfor meningkat dan rasio Ca/P yang tinggi 3,82 pada scaffold yang telah direndam mengindikasikan terbentuknya lapisan hidroksiapatit. Kesimpulan: Scaffold komposit kitosan-hidroksiapatit-kolagen berpotensi sebagai material rekonstruksi maksilofasial.
ABSTRACT
"
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library