Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Annisa Afriliani Raihannah
"Profesi apoteker memiliki peran yang sama pentingnya dengan profesi tenaga kesehatan lainnya. Namun sejauh ini, profesi apoteker kurang terlihat eksistensinya di kalangan masyarakat. Maka dari itu, pengenalan profesi apoteker harus dilakukan sejak dini. Hal tersebut dapat dilakukan melalui suatu program yang diinisiai oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), yaitu Apoteker Cilik yang dilaksanakan untuk memperingati World Pharmacist Day pada tahun 2019 lalu. Terinspirasi dari program tersebut, Apotek Kimia Farma Summarecon Bekasi mencanangkan suatu kegiatan bernama “One Fun Day Safari Apotek Bersama Kimia Farma” dengan tujuan utama yaitu memperkenalkan profesi apoteker kepada siswa taman kanak-kanak serta menciptakan kerjasama antara apotek dengan instansi terkait sehingga diharapkan dapat membangun hubungan baik yang bermanfaat. Selaras dengan citra Apotek Kimia Farma yang merupakan suatu unit pelayanan masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan, memiliki kepedulian terhadap masyarakat dalam membantu masyarakat melalui pemberian ilmu pengetahuan mengenai kesehatan khususnya bidang kefarmasia. Kegiatan tersebut direncanakan untuk dilaksanakan di Apotek Kimia Farma Summarecon Bekasi pada awal tahun ajaran baru 2023. Safari Apotek diisi dengan kegiatan edukatif seperti pengenalan tugas apoteker, bentuk dan jenis sediaan farmasi, tanya jawab interaktif, serta kegiatan mewarnai. Pengenalan dilakukan secara lisan menggunakan power point dan video animasi maupun praktik langsung agar dapat menarik perhatian dan antusias peserta. Kegiatan ini masih dalam proses perencanaan sehingga diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Pharmacist has a role that is as important as other health professional professions. But so far, the existency of pharmacist has not been seen in the community. Therefore, introduction of pharmacist profession must be done early. This can be done through a program initiated by the Indonesian Pharmacist Association (IAI), namely a Little Pharmacist which was held to commemorate World Pharmacist Day in 2019. Inspired by this program, Kimia Farma Pharmacy Summarecon Bekasi launched an activity called "One Fun Day Safari Apotek Bersama Kimia Farma" with the main objective of introducing the pharmacist profession to kindergarten students and creating collaboration between pharmacies and related agencies so that it is hoped to be able to build beneficial good relationships. In line with the image of Kimia Farma Pharmacy which is a community service unit engaged in the health sector, has concern for the community in helping the community through the provision of knowledge about health, especially in the pharmaceutical sector. This activity is planned to be held at Kimia Farma Pharmacy Summarecon Bekasi at the start of the 2023 school year. The “Safari Apotek” designed with educational activities such as an introduction to pharmacist duties, forms and types of pharmaceutical preparations, interactive questions and answers, and coloring activities. The introduction was carried out orally using power point and animated videos as well as direct practice in order to attract the attention and enthusiasm of the participants. This activity is still in the planning process so it is expected to be carried out in accordance with the time that has been determined."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rifanny Adelia Dewinasjah
"Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, dimana mutu atau kualitasnya perlu dijaga agar dapat meningkatkan kepuasan pasien. Pelayanan kefarmasian di apotek terdiri dari dua kegiatan, baik kegiatan manajerial ataupun pelayanan farmasi klinik. Apoteker yang bekerja di suatu apotek perlu melakukan evaluasi secara berkala terhadap dua aspek tersebut agar mutu pelayanan di apotek tersebut terjaga. Penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini adalah terkait evaluasi mutu pelayanan kefarmasian di Apotek Kimia Farma Summarecon Bekasi berdasarkan indikator jumlah penolakan barang atau obat, waktu tunggu pelayanan resep obat, dan analisa resep. Observasi dan pengumpulan data dilakukan selama 28
hari. Terdapat penolakan barang atau obat sebanyak 45 kali dengan tingkat persentase paling banyak yaitu obat keras dan paling sedikit adalah barang HV lainnya.
Berdasarkan waktu tunggu pelayanan untuk obat resep racik dan non racik di Apotek Kimia Farma Summarecon Bekasi sudah baik dan sesuai dengan standar yang berlaku. Petugas Apotek Kimia Farma Summarecon Bekasi pun dinilai sudah melakukan pengkajian resep dengan tepat dan cermat untuk mencegah terjadinya medication error. Evaluasi mutu pelayanan kefarmasian di Summarecon Bekasi berdasarkan ketiga indikator tersebut sudah dilaksanakan dengan baik, namun sebaiknya evaluasi untuk
selanjutnya dilakukan atas dua faktor yaitu persepsi pasien dan layaan sesungguhnya yang diharapkan oleh pasien.
Pharmaceutical services are an integral part of health services, where quality needs to be maintained in order to increase patient satisfaction. Pharmaceutical services in pharmacies consist of two activities, either managerial activities or clinical pharmacy services. Pharmacists who work in a pharmacy need to periodically evaluate these two aspects so that the quality of service at the pharmacy is maintained. The research carried out in this final assignment is related to evaluating the quality of pharmaceutical services at Kimia Farma Summarecon Bekasi Pharmacy based on indicators of the number of refusals of goods or medicines, waiting time for prescription drug services, and prescription analysis. Observations and data collection were carried out for 28 days. There were 45 rejections of goods or medicines with the highest percentage being hard drugs and the least being other HV goods. Based on the waiting time, the service for compounded and non-mixed prescription medicines at Kimia Farma Summarecon Bekasi Pharmacy is good and in accordance with applicable standards. Kimia Farma Summarecon Bekasi Pharmacy staff were also assessed as having reviewed prescriptions appropriately and carefully to prevent medication errors. Evaluation of the quality of pharmaceutical services at Summarecon Bekasi based on these three indicators has been carried out well, but further evaluation should be carried out on two factors, namely the perception of the actual service received by the patient and the actual service expected by the patient."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Saori Salma Adelia
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai transaksi harian berdasarkan pelayanan resep maupun non resep, serta tingkat penolakan di Apotek Kimia Farma Summarecon Bekasi. Metode yang digunakan adalah analisis data transaksi harian selama periode tertentu dengan memperhatikan jenis pelayanan yang diberikan, baik resep maupun non resep, serta mencatat jumlah penolakan yang terjadi. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase yang dihasilkan dari nilai transaksi pada pelayanan tanpa resep lebih tinggi dibanding dengan resep dan nilai rata-rata basket size yaitu 2,1 perharinya yang menunjukan, minimal pembelian sebanyak 2 item pada seluruh transaksi perhariannya. Selain itu, tingkat penolakan juga memengaruhi kinerja apotek dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Penelitian ini memberikan wawasan yang berguna bagi manajemen Apotek Kimia Farma Summarecon Bekasi dalam meningkatkan efisiensi pelayanan dan mengoptimalkan pendapatan melalui pemahaman yang lebih baik terhadap pola transaksi dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
This research aims to analyze the daily transaction value based on prescription and non-prescription services, as well as the rejection rate at Kimia Farma Summarecon Bekasi Pharmacy. The method used is analysis of daily transaction data over a certain period by paying attention to the type of service provided, both prescription and non-prescription, as well as recording the number of refusals that occur. The results of the analysis show that the resulting percentage of transaction value for non-prescription services is higher than with prescriptions and the average basket size value is 2.1 per day, which shows that there is a minimum purchase of 2 items in all daily transactions. Apart from that, the rejection rate also affects the pharmacy's performance in providing services to customers. This research provides useful insights for the management of Kimia Farma Summarecon Bekasi Pharmacy in improving service efficiency and optimizing revenue through a better understanding of transaction patterns and the factors that influence them. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library