Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marini Stephanie
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang. MMP (matrix metalloproteinase) merupakan protease yang memiliki peran yang sangat penting pada proses invasi dan metastasis, namun dengan berkembangnya pengetahuan mengenai akivitas MMP dan matriks esktraseluler, MMP dipikirkan ikut berkontribusi dalam lesi-lesi intraepithelial neoplasia serviks. MMP 2 dan MMP 9 merupakan anggota kelompok gelatinase yang sering dilaporkan kaitannya dengan progresifitas lesi kanker serviks, yang umumnya penelitian ini dilakukan pada jaringan. Berbagai penelitian berusaha menginvestigasi lebih lanjut kaitan HPV yang merupakan faktor etiologi utama dari kanker serviks dengan overekspresi MMP 2 dan MMP 9 pada kanker serviks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan ekspresi MMP 2 dan MMP 9 dengan derajat neoplasia serviks dan infeksi HPV. Bahan dan cara. Penelitian ini dilakukan secara prospektif, menggunakan studi analitik potong lintang dengan mengumpulkan sediaan pap smear berbasis cairan yang telah didiagnosis sesuai dengan klasifikasi Bethesda 2001. Pada kasus yang terdapat kelainan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan imunositokimia MMP 2 dan MMP 9. Data sekunder yang dikumpulkan antara lain usia dan hasil pemeriksaan HPV. Hasil. Terdapat hubungan bermakna antara ekspresi MMP2 dan MMP 9 dengan derajat neoplasia serviks (masing-masing p=0,001 dan p=0,000), sebaliknya tidak ditemukan hubungan bermakna antara ekspresi MMP 2 dan MMP 9 dengan infeksi HPV (masing-masing p=0,552 dan p=1,000). Kesimpulan. Ekspresi MMP 2 dan MMP 9 dapat ditemukan pada lesi atipikal, prekanker dan kanker serviks. Tampak proporsi positifitas ekspresi MMP 2 dan MMP 9 yang lebih tinggi pada lesi derajat tinggi dibandingkan pada lesi derajat rendah.
ABSTRACT
Background. MMPs (matrix metalloproteinase) are proteases that essential for invasion and metastatic process, but with knowledge development about MMPs’s activity and extracellular matrix, MMPs was also thought contributed in cervical intraepithelial lesions. MMP 2 and MMP 9 are the member of gelatinase that often reported associated with cervical cancer progressivity. A lot of studies tried to investigate further whether HPV as the main etiology factor was related with the overexpression of MMP 2 and MMP 9 in cervical neoplasia. The objective is to study the expression of MMP 2 and MMP 9 and its relationship with the degree of neoplasia cervical lesions and HPV infection. Material and methods. This is a prospective analytic cross-sectional study using Liquid base cytology slides that was diagnosed according Bethesda 2001 classification. Cases were reviewed and cases with abnormality were conducted MMP 2 and MMP 9 immunocytochemistry. Age and HPV examination results were also collected. Results. There were significantly association between MMP 2, MMP 9 and degree of neoplasia cervical lesion, with p=0,001 and p=0,000 respectively. There were no statistically association between MMP 2, MMP 9 and HPV infection with p=0,552 and p=1,000 respectively. Conclusion. MMP 2 and MMP 9 expression can occur in atypical, precancer and cancer lesions. It was shown that high grade cervical lesions had higher proporsion of MMP 2 and MMP 9 expression than low grade cervical lesions.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T33084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Figo Alief Alfanzha
Abstrak :
Perpustakaan sekolah memiliki peran penting dalam menyediakan informasi dan mendukung proses pembelajaran di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perpustakaan sekolah dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2021 sampai dengan Mei 2022, menggunakan pendekatan kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan metode purposive sampling dan pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan observasi secara daring. Hasil dari penelitian yang diperoleh menunjukkan, perpustakaan sekolah memiliki peran yang membantu proses pembelajaran di lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah membantu siswa dan guru belajar, memberikan informasi, dan mengerjakan tugas. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah perlu mendapat perhatian khusus untuk meningkatkan layanan informasinya dalam proses pembelajaran. ......School libraries have an important role in providing information and supporting the learning process in schools. This study aimed to determine the role of the school library in the learning process in the school environment. The research starts from October 2021 until May 2022, using a qualitative approach. Determination of informants is conducted by purposive sampling method by conducting online interviews and observations. The results of the research show that the school library has a role that helps the learning process in the school environment. The school library helps students and teachers learn, provide information, and do assignments. Therefore, school libraries need special attention to improve their information services in the learning process.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mieke Marindawati
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang: Biopsi aspirasi jarum halus/Fine needle aspiration biopsy (FNAB) merupakan teknik diagnostik yang efektif untuk membedakan lesi jinak dan ganas yang dapat membantu menilai perlu atau tidaknya dilakukan pembedahan. Namun FNAB mempunyai keterbatasan dalam mendiagnosis terutama pada lesi indeterminate sehingga perlu dilakukan pulasan imunositokimia untuk meningkatkan akurasi. Cytokeratin 19 (CK19) merupakan penanda yang sensitif untuk karsinoma papiler tiroid, namun masih jarang dilakukan pada spesimen FNAB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi diagnostik imunositokimia CK19 pada spesimen FNAB lesi indeterminate nodul tiroid.

Metode: Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dan merupakan penelitian observasional analitik menggunakan desain potong lintang. Populasi penelitian adalah kasus FNAB nodul tiroid yang berpasangan dengan kasus histopatologi dari arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM tahun 2014-2015. Pemilihan sampel dilakukan secara consecutive sampling. Sampel berjumlah 42 kasus yang terdiri dari 11 kasus (26%) lesi jinak, 12 kasus (29%) atypical of undetermined significance (AUS), 10 kasus (24%) suspicious, dan 9 kasus (21%) ganas. Dilakukan pulasan CK19 dan dinilai ekspresinya berdasarkan titik potong

Hasil: Pada 42 sampel yang diteliti terdapat 23 kasus sitologik dengan ekspresi CK19 positif kuat, yang terdiri atas 21 kasus histopatologik ganas dan 2 kasus histopatologik jinak. Sedangkan 19 kasus sitologik yang menunjukkan ekspresi CK19 positif lemah/negatif terdiri atas 17 kasus histopatologik jinak dan 2 kasus histopatologik ganas. Berdasarkan hasil ini akurasi diagnostik sediaan FNAB lesi indeterminate adalah 86%. Secara umum juga menunjukkan bahwa pulasan imunositokimia CK19 pada spesimen sitologik FNAB mempunyai nilai sensitivitas 91%, spesifisitas 89%, nilai prediksi positif 91%, nilai prediksi negatif 89% dan akurasi diagnostik 90%.

Kesimpulan: Pulasan CK19 dapat digunakan sebagai penanda untuk membedakan karsinoma papiler tiroid dan nodul jinak tiroid pada spesimen FNAB lesi indeterminate dengan akurasi diagnostik 86%.
ABSTRACT
Background: Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) is a diagnostic technique that is effective in distinguish between benign and malignant lesions that can help to assess whether any surgery is required or not. However FNAB has limitations in diagnosis, especially in indeterminate lesions. Therefore accuracy of this technique can be improved by immunocytochemistry staining. Cytokeratin 19 (CK19) is a sensitive marker for papillary carcinoma of the thyroid, but still rarely performed in FNAB specimens. The aim of the present study was to establish the diagnostic accuracy of CK19 in thyroid FNAB indeterminate lesion

Methods: This study is an analytic observational research using cross sectional design. The population of this study was FNAB cases of thyroid nodules which paired with histopathological cases. Data was retrieved from the archives of Anatomic Pathology Department of the Faculty of medicine/Cipto Mangunkusumo Hospital years 2014-2015. Sample selection performed by consecutive sampling. Total 42 cases in this study consisting of 11 benign lesions (26%), 12 Atypical of undetermined significance (AUS) (29%), 10 suspicious (24%), and 9 malignant (21%). CK19 staining was performed and the positivity expression was determined based on cut off.

Results: Totally 42 samples studied contained 23 cytologic case with strong positive expression of CK19, consisting of 21 malignant histopathologic cases and 2 benign histopathologic cases. While 19 cytologic cases that showed weakly positive/ negative CK19 expression was consisted of 17 benign histopathologic cases and 2 malignant histopathologic cases. Based on these results the diagnostic accuracy of FNAB preparations indeterminate lesions was 86%. In general showed that CK19 staining immunocytochemistry on cytologic specimens FNAB have a sensitivity of 91%, specificity of 89%, positive predictive value of 91% , negative predictive value of 89% and diagnostic accuracy of 90%.

Conclusion: CK19 staining can be used as a marker to distinguish between papillary carcinoma thyroid and benign thyroid nodules in FNAB indeterminate lesions with a diagnostic accuracy of 86%.
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Mersil
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan nilai mAgNOR antara kelompok perokok kretek dan bukan perokok dan mengetahui hubungan karakteristik perokok dengan nilai mAgNOR. Metode penelitian analitik komparatif dengan pendekatan potong lintang. Pengambilan spesimen menggunakan sikat oral pada mukosa bukal tampak normal dari 21 laki-laki usia 26-35 tahun pada masing-masing kelompok. Hasilnya, nilai mAgNOR pada kelompok perokok kretek (2,9543±0,35537) lebih tinggi daripada kelompok bukan perokok (2,6971±0,43732), secara statistik signifikan. Tidak terdapat hubungan antara nilai mAgNOR dengan karakteristik intensitas merokok, lama tahun kebiasaan merokok dan lama terpapar rokok. Terdapat hubungan antara mAgNOR dengan karakteristik lama menghabiskan 1 batang rokok (p=0,030, r=0,475).
ABSTRACT
The aim of this study is to determine the difference between mAgNOR counts of kretek smokers and nonsmokers, and determine the relationship of smokers characterstics with mAgNOR counts. This comparative analytical research with cross sectional approach. Specimen using oral brush on the buccal mucosa appears normal of 21 men aged 26-35 years old in each group. As a result, mAgNOR counts of the smokers group (2,9543±0,35537) is higher than nonsmokers group (2,6971±0,43732), statistically significant. There was no correlation between mAgNOR counts with intensity of smoking, years and exposure time to kretek smoke. There was a correlation between mAgNOR counts with timing spend per smoke (p=0,030, r=0,475).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library