Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ivana Firman
"Pendahuluan: Pasien anak merupakan populasi yang sering dilaporkan mengalami komplikasi pascabedah, diantaranya mual muntah pasca bedah (33-82%) danemergence delirium (ED ; 2-80%). Kedua komplikasi tersebut sangat menurunkan kualitas kesejahteraan pascabedah, menurunkan tingkat kenyamanan serta kepuasan orang tua, serta mengganggu jahitan dan meningkatkan persepsi terhadap nyeri. Mual muntah pascabedah dan ED merupakan kondisi multifaktorial, salah satunya diperkirakan akibat pengaruh puasa prabedah. Cairan karbohidrat elektrolit telah dilaporkan berpengaruh positif terhadap luaran pascabedah, diantaranya menurun nya angka mual muntah pasca bedah, menurun nya angka nyeri, serta meningkatkan kenyamanan pasien. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian cairan karbohidrat elektrolit oral prabedah dibandingkan dengan air putih, terhadap angka kejadian mual muntah pascabedah dan ED pada pasien anak yang menjalani operasi elektif.
Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar tunggal yang melibatkan 90 pasien anak usia 1-12 tahun yang menjalani pembedahan elektif. Pasien dibagi secara acak menjadi 2 kelompok: kelompok cairan karbohidrat elektrolit (n=45) dan kelompok kontrol yang mendapat air putih (n=45), masing-masing diberikan 50 ml/kgBB pada 12 jam sebelum pembedahan dan diminum bertahap hingga 1 jam sebelum induksi. Setelah pembedahan pada saat pasien berada di ruang pulih, dilakukan pemantauan untuk menilai kejadian mual muntah pascabedah. Kejadian ED dinilai menggunakan PAED skor dengan diangggap positif bila skor 10.
Hasil: Terdapat perbedaan bermakna terhadap kejadian mual pascabedah (3,3% pada cairan karbohidrat elektrolit vs 12,2% pada air putih; p 0,039), namun tidak pada muntah pascabedah (4,4% vs 8,8% ; p 0,677). Angka kejadian ED ditemukan 6,6% (4,4% pada karbohidrat elektrolit ; 8,8% pada air putih) dan tidak terdapat perbedaan signifikan antara kedua kelompok. Meski demikian kelompok cairan karbohidrat elektrolit cenderung menunjukkan angka skor PAED yang lebih rendah (p 0.06).
Kesimpulan: Pemberian cairan karbohidrat elektrolit oral prabedah berhubungan dengan angka kejadian mual pascabedah yang lebih rendah, namun tidak dengan muntah pasca bedah. Pemberian cairan karbohidrat elektrolit oral prabedah tidak berhubungan dengan angka kejadian ED, namun berhubungan dengan skor PAED yang lebih rendah.

Introduction: Pediatric patients often develop post-operative complications, that includes post operative nausea vomiting (PONV ; 33-82%) and emergence delirium (ED ; 2-80%). Both complications greatly affect the quality of post-op conditions, decrease in comfort and parents’ satisfaction, as well as disruption of surgical wound and heighten perception of pain. PONV and ED are of multifactorial causes, one of which is preoperative fasting. Oral carbohydrate electrolyte-containing fluid has been reported to improve post-operative outcomes, such as lower incidence of PONV, lower pain scores and improves level of comfort. The current study aimed to evaluate the effect of preoperative oral carbohydrate electrolite-containing solution compared to standard mineral water to the incidence of PONV and ED in children undergoing elective surgery.
Methods: This single-blind randomized controlled study included 90 patients aged 1 – 12 years old undergoing elective surgery. Patients were divided into 2 groups: the carbohydrate electrolyte group (n=45) and the control mineral water group (n=45). Both groups were given 50 ml/kgBW of designated fluid 12 hours prior to surgery and can be consumed until 1 hour before induction. Following the surgery, while the patient was in the recovery room, the incidence of PONV was evaluated. The incidence of ED was evaluated using PAED score; positive in PAED score 310.
Results: There is a significant difference in the incidence of post-operative nausea (3.3% in the carbohydrate electrolyte group vs 12.2% in the control group; p 0.039), but not in postoperative vomiting (4.4% vs 8.8% ; p 0.677). The incidence of ED was 6,6% (4,4% in the treatment group vs 8,8% in the control group) and did not differ significantly between two groups. However the actual PAED score in the carbohydrate electrolyte group was found significantly lower (p 0.06).
Conclusion: The incidence of post-operative nausea is significantly lower in the carbohydrate electrolyte group compared to the mineral water group, but not for the post operative-vomiting. The incidence of ED did not differ significantly, however carbohydrate electrolyte group tends to have lower PAED score.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Sasha Adiwongso
"Rekomendasi pemberian cairan karbohidrat sebelum operasi pada populasi diabetes melitus tipe 2 (DMT2) masih lemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian CHO terhadap profil gula darah perioperatif dan resistensi insulin pada populasi DMT2. Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda yang melibatkan 44 pasien dewasa dengan DMT2 yang menjalani operasi elektif kategori minor. Subjek dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok CHO. Pencatatan terhadap kadar gula darah (GD) pada empat titik waktu pengukuran, yaitu prabedah, intrabedah, pascabedah, dan 1 hari pascabedah, serta kadar insulin sebelum dan sesudah operasi. Komplikasi yang direkam meliputi kejadian mual, muntah, aspirasi, infeksi, serta pemajangan lama rawat. Kelompok CHO memiliki profil gula darah yang lebih stabil dibandingkan kelompok kontrol (p=0,003) terutama 1 hari pascabedah dengan median lebih rendah (137,5 (79–248) vs. 147,0 (88­–228)). Kelompok kontrol memiliki fluktuasi gula darah signifikan. Resistensi insulin kelompok CHO menurun signifikan dari nilai prabedah (p=0,01). Insiden hiperglikemi sebesar 65% pada kelompok CHO dibanding 45% pada kontrol dengan insiden hipoglikemia 10% pada kelompok kontrol. Tidak ada komplikasi dalam penelitian ini. Pasien DMT2 yang mendapat CHO memiliki profil GD lebih stabil dan penurunan resistensi insulin pascabedah.

Preoperative carbohydrate loading (CHO) recommendations in type 2 diabetes (T2DM) patients are still controversial. This study aimed to evaluate the effects of CHO towards perioperative blood glucose (BG) and insulin resistance in T2DM underwent elective surgery. Forty-four patients were allocated randomly to control group and CHO group. Blood glucose was examined at four time points: preloading, intraoperative, end of surgery and 1-day post-surgery. Insulin was examined at preloading and end of surgery. Complications recorded including nausea, vomiting, aspiration, infection and prolong hospital stay. The CHO group had a more stable BG compared to control (p=0,003) notably at 1-day post-surgery with lower BG median in CHO (137,5 (79–248) vs. 147,0 (88­–228) while control group had significant BG fluctuation. Insulin resistance trend between group were not statistically significant (p=0,34), however insulin resistance in CHO group was significantly lower compared to preloading (p=0,01). About 65% subjects in CHO group had hyperglycemia compared to 45% in control group. There were 10% subjects with hypoglycemia in control group. There were no complications observed during this study. T2DM patients receiving CHO had more stable perioperative BG profile and could lower insulin resistance due to surgery."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library