Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Anastasia Wihelmin Stephanie Conterius
"Penyakit Covid 19 yang terjadi secara global mengakibatkan ditetapkannya status pandemi yang berdampak pada seluruh bidang kehidupan masyarakat hingga ke pelosok kabupaten Sikka di Nusa Tenggara Timur yang kemudian vaksinasi diupayakan pemerintah sebagai tindakan preventif dan dikembangkan hingga dosis lanjutan untuk menanggulangi penyebaran penyakit ini dengan dasar terjadinya penurunan antibodi pasca 6 bulan vaksinasi dosis awal. Meskipun secara umum vaksinasi booster pada lansia masih rendah cakupannya namun dampak vaksinasi ini sudah tampak hasilnya yaitu menurunnya kasus Covid 19 bahkan tidak ada lagi kasus di kabupaten Sikka sehingga per 21 Juni 2023. Pemerintah Indonesia telah menetapkan status endemi berdasarkan indikator jumlah kasus Covid-19 menurun, angka kematian menurun, jumlah perawatan kasus Covid-19 juga menurun walaupun cakupan vaksinasi booster masih rendah namun masyarakat Indonesia sebagian besar sudah memiliki antibodi Covid. Hal ini menyebabkan beberapa faktor yang diteliti menjadi tidak berpengaruh terhadap penerimaan booster pada lansia di kabupaten Sikka. Hasil penelitian menyebutkan variabel sikap akan vaksin yang paling mempengaruhi penerimaan booster semnetara uji bivariate menyebutkan ada hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap dan riwayat terkena Covid-19 dengan penerimaan vaksin booster pada lansia di Sikka. Penelitian ini dilakukan pada 122 lansia dengan kriteria inklusi berusia ≥ 60 tahun yang sudah mendapatkan dosis awal namun belum di booster atau lansia yang sama sekali belum divaksin Covid-19 sehingga menggunakan uji Chi Square untuk bivariat dan regresi logistik berganda untuk multivariat. Penelitian analitik crosssectional digunakan pada penelitian ini yang bertujuan mengetahui adanya hubungan antara faktor-faktor yang diteliti dengan penerimaan vaksin booster Covid-19.
The Covid 19 disease that occurred globally resulted in the establishment of a pandemic status which had an impact on all areas of people's lives to remote areas of Sikka district in East Nusa Tenggara. The government then sought vaccination as a preventive measure and developed it to further doses to tackle the spread of this disease on the basis of a decrease in antibodies 6 months after the initial dose of vaccination. Even though in general booster vaccinations for the elderly are still low in coverage, the impact of this vaccination has already seen results, namely a decrease in Covid 19 cases and even no more cases in Sikka district so that as of June 21 2023. The Indonesian government has established endemic status based on indicators that the number of Covid-19 cases has decreased , the death rate has decreased, the number of treatments for Covid-19 cases has also decreased, although booster vaccination coverage is still low, most Indonesian people already have Covid antibodies. This causes several of the factors studied to have no effect on receiving boosters for the elderly in Sikka district. The results of the study stated that the attitude variable towards vaccines had the most influence on booster acceptance, while the bivariate test indicated that there was a significant relationship between knowledge, attitudes and history of being exposed to Covid-19 and acceptance of booster vaccines in the elderly in Sikka. This research was conducted on 122 elderly people with inclusion criteria aged ≥ 60 years who had received the initial dose but had not received a booster or the elderly who had not been vaccinated against Covid-19 at all, so they used the Chi Square test for bivariates and multiple logistic regression for multivariates. A cross-sectional analytic study was used in this study which aims to determine a relationship between the factors studied and acceptance of the Covid-19 booster vaccine"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Yetti Syafridawita
"Coronavirus Disease 2019 adalah virus yang telah menjadi krisis kesehatan dunia. Orang dengan usia lanjut yang memiliki penyakit tidak menular (PTM) diketahui sangat berisiko tinggi tertular COVID-19. Keluarga merupakan orang terdekat dengan lansia dan berperan penting dalam merawat lansia penderita PTM di masa pandemi Covid-19. Kesadaran keluarga terhadap beberapa tugas kesehatan merupakan aspek penting bagi keluarga untuk menjalankan fungsi kesehatan dan meningkatkan kualitas kesehatan anggota keluarga guna mencegah penyebaran Covid-19 di kalangan lansia penderita PTM. Keluarga berperan besar dalam menjaga lansia yang menderita PTM, peran keluarga sebagai motivator, educator dan fasilitator. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku dengan peran keluarga dalam merawat lansia dengan penderita PTM di wilayah kerja Puskesmas Kacang Pedang Kota Pangkalpinang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian adalah sebanyak 152 keluarga dengan langsia yang ditentukan dengan menggunakan teknik non-probability sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dan sikap memiliki hubungan dengan peran keluarga dalam merawat lansia penderita penyakit tidak menular (PTM) di masa pandemi Covid-19, sedangkan perilaku ditemukan tidak memiliki hubungan dengan peran keluarga merawat lansia di Kota Pangkalpinang. Rekomendasi penelitian ini diharapkan perawat perkesmas dapat membuat strategi untuk mengatasi masalah keluarga dalam merawat lansia.
Coronavirus Disease 2019 is a virus that has become a world health crisis. Elderly people who have non-communicable diseases (NCDs) are known to be at very high risk of contracting COVID-19. The family is the closest person to the elderly and plays an important role in caring for the elderly with PTM during the Covid-19 pandemic. Family awareness of several health tasks is an important aspect for families to carry out health functions and improve the health quality of family members to prevent the spread of Covid-19 in elderly people with PTM. The family plays a big role in caring for the elderly who suffer from PTM, the role of the family as a motivator, educator, and facilitator. This study aims to analyze the relationship between knowledge, attitudes, and behavior with the role of families in caring for the elderly with PTM patients in the working area of the Peanut Sword Health Center in Pangkalpinang City. This research is a descriptive correlation study with a cross-sectional approach. The research sample was 152 families with elderly who were determined by using a non-probability sampling technique, namely sampling based on considerations and by inclusion and exclusion criteria. The results showed that knowledge and attitudes had a relationship with the role of the family in caring for the elderly with non-communicable diseases (PTM) during the Covid-19 pandemic, while the behavior was found to have no relationship with the role of the family in caring for the elderly in Pangkalpinang City. This research recommends that it is hoped that the health care nurses can make strategies to overcome family problems in caring for the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ni Made Candra Citra Sari
"Penderita DM (diabetesi) tidak hanya kalangan lansia tetapi juga sudah banyak diderita oleh kalangan pada usia produktif. Permasalahan terkait dengan perawatan diri sering ditemukan pada diabetesi yang baru saja didiagnosa atau sudah lama didiagnosa DM. Beberapa hambatan yang terjadi pada diabetesi dalam melaksanakan perilaku peraatan diri yaitu keterbatasan dalam pengetahuan dan keterampilan dalam penyusunan menu, kekurangan informasi kurangnya aktivitas fisik, kepatuhan terhadap pengobatan yang rendan dan juga dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar yang minim.Pengendalian DM pada diabetesi sangata diperlukan untuk mengurangi komplikasi DM. Berdasarkan kondisi tersebut dikembangkan program GEPARI. Tujuan dari program ini adalah meningkatkan perilaku perawatan diri para diabetesi. Metode yang digunakan yaitu studi kasus keluarga dan aggregate dewasa DM menggunakan pendekatan proses keluarga dan komunitas yang melibatkan 10 keluarga dan 34 diabetesi dewasa. Program ini didasarkan pada lima pilar pengendalian DM yaitu edukasi, manajemen nutrisi, aktivitas fisik, pengobatan dan juga pemeriksaan gula darah yang dilaksanakan selama 12 sesi. Evaluasi terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan dan tingkat kemandirian keluarga menggunakan kuesioner sedangkan gula darah sewaktu diukur menggunakan glucometer yang dilaksanakan sebelum dan sesudah pelaksanaan program GEPARI. Hasil implementasi didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan (p>0,05), penurunan glukosa darah sewaktu dan peningkatan kemandirian keluarga. Program GEPARI disarankan dapat dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan komunitas.
People with DM (diabetes) are not only among the elderly but also have suffered by many people of productive age. Problems related to self-care are often found in people with diabetes who have just been diagnosed or have been diagnosed with diabetes for a long time. Some of the obstacles that occur in diabetes in carrying out self-care behavior are limitations in knowledge and skills in preparing menus, lack of information, lack of physical activity, low adherence to medication and also minimal support from family and the surrounding environment. reduce DM complications. Based on these conditions, the GEPARI program was developed. The aim of this program is to improve self-care behavior of diabetics. The method used is a family case study and aggregated adult DM using a family and community process approach involving 10 families and 34 adult diabetes. This program is based on the five pillars of DM control, namely education, nutrition management, physical activity, medication and also blood sugar checks which were carried out for 12 sessions. Evaluation of knowledge, attitudes and skills and level of family independence using a questionnaire, while blood sugar is measured using a glucometer which is carried out before and after the implementation of the GEPARI program. The results of the implementation showed that there was an increase in knowledge, attitudes and skills (p>0.05), a decrease in blood glucose and an increase in family independence. The GEPARI program is recommended to be implemented in community health services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dona Sartika
"Gout merupakan salah satu penyakit yang belum memadai penatalaksanaannya. Gout dapat menimbulkan komplikasi pada sendi dan organ lainnya seperti ginjal, serta dapat berdampak pada penurunan produktifitas agregat dewasa. Tujuan studi ini adalah untuk memberi gambaran tentang penerapan Inovasi Program CEPAT ATASI terhadap pengendalian kadar asam urat pada agregat dewasa dengan gout di Kelurahan Curug Kota Depok. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan jumlah sampel sebanyak 34 orang dewasa dengan gout yang ada di Kelurahan Curug Kota Depok. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil studi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan agregat dewasa dengan gout sebelum dan sesudah intervensi dengan p < 0,05, dan terdapat penurunan kadar asam urat menjadi dalam batas normal sebanyak 58,8%. Rekomendasi program CEPAT ATASI dapat diterapkan oleh perawat untuk pengendalian gout pada agregat dewasa di komunitas.
Gout is a disease that has not been adequately managed. Gout can cause complications in joints and other organs such as the kidneys, and can have an impact on decreasing adult aggregate productivity. The purpose of this study is to provide an overview of the effect of the CEPAT ATASI Program Innovation on controlling uric acid levels in adult aggregates with gout in Curug, Depok City. The method used is a case study with a sample of 34 adults with gout in Curug, Depok City. Sampling using purposive sampling technique. The results showed an increase in the aggregate knowledge and skills of adults with gout before and after the intervention with p < 0.05, and there was a decrease in uric acid levels to within normal limits of 58.8%. Recommendations for the CEPAT ATASI Program can be applied by nurses for the control of gout in adult aggregate in the community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library