Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stefani Christanti
"

Pada umumnya, menarche terjadi pada usia 12-14 tahun. Namun, beberapa dekade terakhir terjadi tren penurunan usia menarche menjadi lebih muda, padahal menarche lebih awal maupun lebih lambat dapat berdampak pada kesehatan saat dewasa. Faktor gizi, termasuk kebiasaan makan, merupakan salah satu faktor yang penting dan dapat dimodifikasi dalam pengaruhnya terhadap usia menarche. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh kebiasaan makan terhadap usia menarche, dilakukan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang pada 420 siswi dari 15 SMP terpilih di Provinsi DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2023 melalui wawancara, pengisian angket, serta pengukuran berat badan dan tinggi badan siswi. Hasil analisis mendapatkan rata-rata usia menarche adalah 11 tahun 9 bulan, dengan usia menarche termuda 8 tahun 11 bulan dan usia menarche tertua 14 tahun 4 bulan. Siswi SMP di Provinsi DKI Jakarta ditemukan memiliki kecenderungan konsumsi harian melebihi 100% AKG untuk karbohidrat, lemak, protein, gula dan garam. Namun, sebanyak 70,7% responden memiliki kebiasaan makan serat kurang dari 100% AKG. Kebiasaan makan serat yang rendah (<29 gram/hari) ditemukan berhubungan signifikan dengan usia menarche lebih awal berdasarkan uji bivariat (p=0,006) maupun uji multivariat setelah dikontrol kebiasaan makan lemak, protein, dan garam (p=0,047) dengan nilai OR=0,569 (95%CI 0,325-0,993) yang berarti siswi dengan kebiasaan makan serat rendah berpeluang 1,76 kali untuk mendapatkan menarche lebih awal dibandingkan siswi dengan kebiasaan makan serat tinggi. Pola asupan gizi seimbang, termasuk kebiasaan makan sayur dan buah yang banyak mengandung serat, menjadi rekomendasi yang perlu diperhatikan mengingat gizi adalah faktor penting bagi tumbuh kembang remaja, dan kesehatan remaja secara umum.

 


In general, menarche occurs at the age of 12-14 years. However, the last few decades have seen a trend of decreasing the age of menarche to younger, even though earlier or later menarche can impact health. Nutritional factors, including eating habits, are important and can be modified in their influence on the age of menarche. A quantitative study with a cross-sectional design was conducted to analyze the relationship between eating habits and menarche age in 420 female students from 15 selected junior high schools in DKI Jakarta Province. Data collection was carried out in May 2023 through interviews, filling out questionnaires, and measuring the weight and height of female students. The analysis found that the average age of menarche was 11 years 9 months, with the youngest menarche being 8 years 11 months and the oldest menarche being 14 years 4 months. Junior high school students in DKI Jakarta Province tend for daily consumption to exceed 100% of the RDA for carbohydrates, fat, protein, sugar, and salt. However, as many as 70.7% of respondents have a habit of eating fiber less than 100% of the RDA. Low fiber diet (<29 grams/day) was also found to be significantly related to earlier menarche age either through the bivariate test (p = 0.006) or multivariate test after controlling for eating habits of fat, protein, and salt (p = 0.047) with a value OR = 0.569 (95% CI 0.325-0.993) which means girls with low fiber eating habits have a 1.76 times chance of getting menarche earlier than girls with high fiber eating habits. A balanced nutritional intake pattern, including vegetables and fruits, is a recommendation because nutrition is an important factor for adolescent growth and development, and adolescent health in general.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Saputra
"Salah satu upaya untuk menghentikan pandemi COVID-19 adalah dengan vaksinasi. Pelaksanaan vaksinasi di DKI Jakarta tahap pertama diberikan pada tanggal 14 Januari 2021 dan tahap kedua pada tanggal 01 Maret 2021. Hingga 28 Maret 2021, teracatat sudah 120.490 tenaga kesehatan yang mendapatkan vaksinasi lengkap hingga tahap 2. Meski demikian, jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi pasca vaksinasi hingga 06 Juni 2021 sebanyak 724 orang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa saja yang berisiko terhadap terjadinya infeksi Covid-19 pada tenaga kesehatan pasca vaksinasi di DKI Jakarta. Studi Cross-Sectional dilakukan untuk melihat faktor risiko infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan (nakes) pasca vaksinasi COVID-19 dosis lengkap (2 dosis) dengan memanfaatkan data sekunder (laporan tenaga kesehatan DKI Jakarta yang telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap dari bulan Maret-Mei 2021) dan data primer (kuesioner yang disebar keseluruh tenaga kesehatan yang telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 6 variabel yang berhubungan dengan kejadian infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan pasca vaksinasi di DKI Jakarta yaitu: usia (PR 0,63; p=0,002), hipertensi (PR 1,52; p=0,009), berhadapan langsung dengan pasien (PR: 2,02; p=<0,0001) dengan faktor risiko paling dominan adalah riwayat infeksi COVID-19 (PR: 2,16; p=0,001). Tenaga kesehatan yang berusia >37 tahun, memiliki riwayat diabetes melitus, Riwayat hipertensi, riwayat infeksi COVID-19, berhadapan langsung dengan pasien serta menggunakan APD level 1 dalam keseharian bekerja diprioritaskan untuk mendapatkan vaksinasi booster.

Risk Factor of COVID-19 Infection Among Health Care Workers Post Vaccination in DKI Jakarta 2021 One of the efforts to stop the COVID-19 pandemic is by vaccination. The first dose vaccination in DKI Jakarta has been done on January 14, 2021 and the second dose on March 1st, 2021. Health care workers that have been vaccinated with complete dose  until the 28 of March were 120.490 people.  However, the number of health care workers infected post vaccinated until June 6, 2021 is 724 people. A cross-sectional study has been done to observe the risk factors of Covid-19 infection on health care workers post vaccinated using secondary data (reports of DKI Jakarta health care workers who have received complete doses of vaccination from March-May 2021) and primary data (a questionnaire distributed to all health care workers who have received a complete doses of vaccination from March-May 2021). The result of this study shows us that there are 6 variables related to the incidence of COVID-19 infection in post-vaccination health care workers in DKI Jakarta, consist of: age (PR 0,63; p=0,002), hypertension (PR 1,52; p=0,009), face to face with patients (PR: 2,02; p=<0,0001), with the most dominant risk factor is a history of COVID-19 infection (PR: 2,16; p=0,001). Health care workers who are >37 years old, have a history of diabetes mellitus, a history of hypertension, a history of COVID-19 infection, face to face with patients, and using PPE level 1 in their daily work are prioritized to get a booster vaccinations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library