Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jonas Elkana Widjaja
Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya panas bumi terbesar di dunia. Akan tetapi, hal tersebut belum termanfaatkan dengan optimal dikarenakan biaya investasi yang tergolong cukup tinggi. Maka perlu dilakukan peningkatan penelusuran mengenai daerah-daerah potensi panas bumi. Salah satu metode untuk meningkatkan penelusuran daerah potensi panas bumi adalah metode penginderaan jauh. Pada penelitian ini digunakan metode penginderaan jauh dengan memanfaatkan data citra Landsat-8 dan Digital Elevation Model (DEM) yang kemudian data tersebut diolah menjadi peta Land Surface Temperatur (LST), peta Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), dan peta Fault Fracture Density (FFD). Peta-peta tersebut kemudian diintegrasikan dengan peta geologi dan manifestasi panas bumi menjadi peta potensi panas bumi untuk dapat mengetahui besaran area yang memiliki prospek panas bumi. Salah satu daerah dengan potensi panas bumi adalah daerah Parangwedang yang terletak di Kecamatan Parangtritis, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah tersebut memiliki potensi panas bumi yang dapat terlihat dengan adanya manifestasi berupa mata air panas. Selain itu, di Parangwedang memiliki nilai LST yang tinggi, nilai NDVI yang sangat rendah, dan nilai FFD yang sedang. Ditemukannya litologi berupa lava andesit juga menandakan pernah adanya aktivitas vulkanisme sehingga tersimpan energi panas bumi. Sehingga daerah Parangwedang memiliki nilai prospek energi panas bumi. ......Indonesia is one of the countries that has the greatest potential for geothermal resources in the world. However, this has not been utilized optimally due to relatively high investment cost. So it is necessary to increase exploration of geothermal potential areas. One of the methods is using remote sensing. In this study, remote sensing methods were used by utilizing Landsat-8 imagery data and Digital Elevation Model (DEM) which then processed into Land Surface Temperature (LST) map, Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) map, and Fault Fracture Density (FFD) map. These maps are integrated with geological map and geothermal surface manifestation to become geothermal potential maps so it can determined the area that has geothermal prospects. One of the areas with geothermal potential is in Parangwedang which is located at Parangtritis District, Special Region of Yogyakarta. This area has geothermal potential which can be seen by the manifestation of hot springs. In addition, Parangwedang has a high LST value, a very low NDVI value, and a moderate FFD value. Lava andesite that are found in Parangwedang indicates volcanic activity thereby storing geothermal energy. Therefore Parangwedang has a prospect value for geothermal energy.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Revina Fauziyyah
Abstrak :
Indonesia merupakan wilayah yang sering terjadi gempa bumi dikarenakan letaknya yang berada di antara beberapa lempeng tektonik yang aktif (Sungkawa, 2016). Gempabumi yang terjadi di bagian barat laut provinsi Sumatera Utara pada tanggal 1 Oktober 2022 dengan kekuatan 5.8 Mw merupakan bukti bahwa lempeng-lempeng bumi di wilayah tersebut bergerak aktif. Dari gempa tersebut dilakukan penelitian untuk mengetahui besar deformasi yang terjadi setelah gempa dikarenakan pada umumnya, gempabumi dapat menyebabkan terjadinya deformasi atau perubahan bentuk pada kerak bumi di sekitarnya. Deformasi coseismic merupakan deformasi yang terjadi pada kerak bumi akibat gempa utama dan gempa-gempa susulan yang memiliki magnitudo yang cukup besar. Untuk mendapatkan besar nilai dari deformasi coseismic dapat menggunakan teknologi remote sensing seperti Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) dengan 2 pasang citra Sentinel-1 yang diolah menggunakan aplikasi SNAP. Hasil pengolahan dari penelitian ini menunjukkan bahwa gempa yang terjadi di Tapanuli pada 1 Oktober 2022 menyebabkan terjadinya deformasi permukaan tanah berupa uplift pada sekitar daerah titik gempa dengan sebesar 0.32 m-0.47 m. Deformasi coseismic yang terjadi juga berhubungan erat dengan kondisi geologi dari daerah penelitian tersebut seperti litologi batuan berdasarkan formasinya, struktur geologi, bentuk lahan, serta kemiringan lereng. ......Indonesia is an area where earthquakes frequently occur due to its location between several active tectonic plates (Sungkawa, 2016). The earthquake that occurred in the northwestern part of North Sumatra province on October 1 2022 with a magnitude of 5.8 Mw is evidence that the earth's plates in the region are actively moving. From the earthquake, research was carried out to determine the amount of deformation that occurred after the earthquake because in general, earthquakes can cause deformation or changes in the shape of the surrounding earth's crust. Coseismic deformation is deformation that occurs in the earth's crust due to the main earthquake and aftershocks that have a large enough magnitude. To get the value of coseismic deformation, remote sensing technology can be used, such as the Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) with 2 pairs of Sentinel-1 images processed using the SNAP application. The processing results of this study indicate that the earthquake that occurred in Tapanuli on October 1 2022 caused deformation of the ground surface in the form of an uplift around the earthquake point area of 0.32 m – 0.47 m. The coseismic deformation that occurs is also closely related to the geological conditions of the study area such as rock lithology based on its formation, geological structure, landform, and slope.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezialie
Abstrak :
Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menyumbang kebutuhan batubara negara dalam jumlah yang cukup besar. Formasi Muara Enim merupakan salah satu cekungan di Sumatera Selatan yang menghasilkan sumberdaya batubara. Salah satu metode untuk menghitung estimasi sumberdaya batubara yaitu menggunakan metode pemodelan geologi 3 dimensi (3D Geological Modelling) untuk membentuk model struktur geologi dan bagaimana bentuk dan volume seam batubara itu terlihat. Untuk perhitungan volume sumberdaya batubara dapat dilakukan dengan metode circular yang kemudian mengacu kepada prinsip SNI 5012:2011, berdasarkan kondisi geologi pada daerah penelitian. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah Model seam batubara menunjukkan luas area 617.859,514 m2 dengan strike/dip N317°E/10°, dan ketebalan rata-rata batubara sebesar 3.7 meter dari seluruh titik bor. Berdasarkan model yang dihasilkan dan pembuatan subcrop, persebaran batubara di daerah penelitian memiliki orientasi Timur Laut – Barat Daya. Estimasi sumber daya batubara dari model seam batubara mencapai 16211.03 ton. Sementara itu, metode circular menghasilkan tonase batubara sebanyak 8492.97 ton untuk sumber daya terukur, 4904.15 ton untuk sumber daya tertunjuk, dan 2813.91 ton untuk sumber daya tereka dalam IUP daerah penelitian. ......South Sumatra is one of the provinces in Indonesia which contributes quite a large amount to the country's coal needs. The Muara Enim Formation is one of the basins in South Sumatra that produces coal resources. One method for calculating coal resource estimates is using the 3-dimensional geological modeling method (3D Geological Modeling) to create a model of the geological structure and how the shape and volume of the coal seam looks. Calculating the volume of coal resources can be done using the circular method which then refers to the principles of SNI 5012:2011, based on the geological conditions in the research area. The results obtained from this research are that the coal seam model shows an area of 617,859.514 m2 with a strike/dip of N317°E/10°, and an average coal thickness of 3.7 meters from all drill points. Based on the model produced and the subcrop made, the distribution of coal in the research area has a Northeast – Southwest orientation. The estimated coal resources from the coal seam model reached 16211.03 tons. Meanwhile, the circular method produces coal tonnage of 8492.97 tons for measured resources, 4904.15 tons for indicated resources, and 2813.91 tons for inferred resources in the research area of IUP.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dafa Rizkika
Abstrak :
Pertumbuhan ekonomi yang pesat dapat berpengaruh pada perkembangan area pertambangan, sehingga diperlukan eksplorasi mineral berkelanjutan sebagai solusi permasalahan tersebut dengan menggunakan penginderaan jauh sebagai langkah awal eksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zona alterasi pada daerah Bojong dan sekitarnya, zona alterasi tersebut ditentukan berdasarkan persebaran mineral penciri alterasi hidrotermal seperti klorit, alunit, epidot, serisit, illit, dan muskovit. Metode yang digunakan merupakan Principal Component Analysis (PCA) dan Band Ratio (BR), hasil analisis metode penginderaan jauh diverifikasi dengan studi lapangan dan analisis petrografi. Hasil penelitian ini berdasarkan integerasi metode PCA dan BR serta validasi studi lapangan menunjukkan bahwa zona alterasi hidrotermal yang ditemukan merupakan alterasi propilitik serta ditemukan mineral alterasi yang dapat ditambang berupa mineral zeolit. Zona alterasi hidrotermal dan persebaran mineral alterasi pada daerah penelitian teridentifikasi berada tersebar pada bagian selatan dan tenggara. ......Rapid economic growth can affect the development of mining areas, so suistainable mineral exploration is needed as a solution to problems by using remote sensing as the first step in exploration. This study aims to identify alteration zones in the Bojong area and its surroundings, the alteration zones are determined based on the distribution of minerals characteristic of hydrothermal alteration such as chlorite, alunite, epidote, sericite, illite, and muscovite. The methods used are Principal Component Analysis (PCA) and Band Ratio (BR), the results of the analysis of remote sensing methods are validated by field studies and petrographic analysis. The results of this study based on the integration of the PCA and BR methods as well as the verification of filed studies show that the hydrothermal alteration zones found are porphylitic alteration and the alteration minerals found to be minable are zeolite minerals. The hydrothermal alteration zone and the distribution of alteration minerals in the identified research area are scattered in the south and southeast.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Motota, Naufal Ammar
Abstrak :
Formasi Subang merupakan salah satu formasi dalam Cekungan Bogor (martodjojo, 1983). Menurut Assa (1980) Formasi Subang tersingkap di 3 daerah, yaitu Karawang, Purwakarta, dan Subang ketebelan dari Formasi Subang akan semakin menebal dengan arah pengendapan ke timur. Provenance menjadi fokus utama dalam penelitian kali ini, pengukuran ketebalan lapisan dan pengambilan sampe dengan ukuran hand specimen dilakukan untuk membantu penelitian. Analisis granulometri turut dilakukan untuk menentukan lingkungan pengendapan dan melakukan analisis butir. Namun, metode analisis utama yang digunakan adalah petrografi dengan komponen Q-F-L, Qp-Lv-Ls,dan Qm-F-L dipublikasikan oleh Dickinson & Suzcek (1979) dan Ingersoll & Suzcek (1979). Berdasarkan hasil analisis provenance utama daerah penelitian masuk ke dalam tipe magmatic arc menggunakan komponen Qp-Lv-Ls (Ingersoll & Suzcek, 1979), untuk sub-provenance masuk ke dalam undissected arc menggunakan komponen Q-F-L (Dickinson & Suzcek, 1979), dan dalam analisis provenance menggunakan komponen Qm-F-L (Dickinson & Suzcek, 1979) Qp-Lv-Ls (Ingersoll & Suzcek, 1979) didapatkan daerah penelitian masuk ke dalam tipe lithic recycled dan arc orogen. Tatanan tektonik yang sesuai dengan umur dan karakteristik batupasir daerah penelitian, yaitu Sunda arc (Jawa & Sumatera), Banda arc, Sulawesi, dan Halmahera. Namun, menggunakan analisis kualitatif arus purba merujuk Alam (2012) provenance daerah penelitian berasal dari Sunda arc (Jawa). ......The Subang Formation is one of the formations within the Bogor Basin (Martodjojo, 1983). According to Assa (1980), the Subang Formation is exposed in three areas, namely Karawang, Purwakarta, and Subang. The thickness of the Subang Formation increases towards the east during deposition. Provenance is the main focus of this research, where thickness measurements of layers and collection of hand specimen-sized samples were conducted to aid the study. Granulometric analysis was also performed to determine the depositional environment and conduct grain analysis. However, the primary analytical method used was petrography with Q-F-L, Qp-Lv-Ls, and Qm-F-L components, as published by Dickinson & Suzcek (1979) and Ingersoll & Suzcek (1979). Based on the analysis results, the main provenance of the research area falls into the magmatic arc type using Qp-Lv-Ls components (Ingersoll & Suzcek, 1979), while the sub-provenance falls into the undissected arc type using Q-F-L components (Dickinson & Suzcek, 1979). In provenance analysis, the Qm-F-L (Dickinson & Suzcek, 1979) and Qp-Lv-Ls (Ingersoll & Suzcek, 1979) components indicate that the research area falls into lithic recycled and arc orogen types. The tectonic setting corresponds to the age and characteristics of the sandstone in the research area, which are the Sunda arc (Java & Sumatra), Banda arc, Sulawesi, and Halmahera. However, using qualitative analysis of ancient currents referring to Alam (2012), the provenance of the research area is believed to originate from the Sunda arc (Java).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feri Haldi
Abstrak :
Gerakan tanah merupakan bencana alam yang banyak menimbulkan kerugian harta benda, korban jiwa maupun luka-luka, kerusakan properti dan juga infrastruktur. Salah satu cara untuk mengurangi kerugian tersebut adalah dengan melakukan pemetaan potensi bencana gerakan tanah (slide hazard zonation). Pemetaan potensi bencana gerakan tanah dilakukan di Kabupaten Bandung Barat yang merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan frekuensi keterjadian gerakan tanah yang tinggi. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP). Pada penelitian ini digunakan 15 faktor pemicu terjadinya gerakan tanah, yaitu sudut lereng, arah lereng, kelas lereng, elevasi, elevasi relatif, Stream Power Index (SPI), Topographic Wetness Index (TWI), Normalized Differential Vegetation Index (NDVI), kerapatan liniasi, jarak terhadap liniasi, litologi, jenis tanah, curah hujan, kerapatan sungai, dan juga jarak terhadap sungai. Sedangkan faktor risiko gerakan tanah berupa penggunaan lahan, kerapatan bangunan, dan juga jarak terhadap jalan. Kabupaten Bandung Barat secara umum memiliki potensi kerentanan gerakan tanah moderate dengan persentase area sebesar 17,37%. Sedangkan kelas very low menyusun sekitar 15,97% luas daerah penelitian, low 16,96%, moderately high 16,75%, high 16,73%, dan juga very high 16,19%. Sedangkan untuk risiko gerakan tanah Kabupaten Bandung Barat didominasi area dengan tingkat moderately high dengan persentase area sebesar 22,36%. Sedangkan kelas very low menyusun sekitar 15,95% luas daerah penelitian, low 16,79%, moderate 18,70%, high 15,57%, dan juga very high 10,59%. Untuk potensi bencana gerakan tanah, Kabupaten Bandung Barat didominasi oleh tingkat moderate dengan persentase area sebesar 18,41%. Sedangkan kelas very low menyusun sekitar 15,22% luas daerah penelitian, low 15,20%, moderately high 16,88%, high 17,14%, dan juga very high 17,12%. ......Landslide is a natural disaster that causes a huge loss in properties, fatalities, and public utilities. One of the ways to decrease those loss is by mapping the landslide susceptibility area (landslide hazard zonation). The landslide susceptibility mapping was applied in West Bandung Regency because the area has high landslide occurence frequency. The method used in this research is the Analytical Hierarchy Process (AHP). There are 15 landslide triggering factors considered in this research, such as: slope angle, slope aspect, slope curvature, elevation, relative elevation, Stream Power Index (SPI), Topographic Wetness Index (TWI), Normalized Differential Vegetation Index (NDVI), lineaments density, distance to lineaments, lithology, soil types, rainfall intensity, drainage density, and distance to drainage. As for the risk triggering factors, there are land use, building density, and distance to roads. In general, landslide hazard in West Bandung Regency is in moderate class with 17,37% total area. The very low class is about 15,97% of total area, low 16,96%, moderately high 16,75%, high 16,73%, and very high 16,19%. Besides, the landslide risk in West Bandung Regency dominated by moderately high class with 22,36% total area. The very low class is about 15,95% total area, low 16,79%, moderately 18,70%, high 15,57%, and very high 10,59%. Finally, the landslide susceptibility in West Bandung Regency dominated by moderate class with 18,41% total area. The very low class is about 15,22% total area, low 16,20%, moderately high 16,88%, high 17,14%, and very high 17,12%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulya Ulfah Rahmadhani
Abstrak :
Gerakan tanah termasuk bencana geologi yang menimbulkan kerugian besar di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor. Untuk meminimalisasi kerugian tersebut, dilakukan prediksi kerentanan bencana gerakan tanah di wilayah tersebut. Dalam penelitian ini, prediksi divisualisasikan dalam bentuk peta kerentanan bencana gerakan tanah. Untuk menghasilkan peta prediksi, digunakan dua metode, yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Frequency Ratio Model (FRM). Sebanyak 71 titik gerakan tanah di daerah penelitian dikumpulkan. Data tersebut bermanfaat dalam pengolahan 17 faktor yang dipertimbangkan dalam memprediksi kerentanan bencana gerakan tanah, diantaranya: kemiringan lereng, bentuk lereng, aspek lereng, topographic wetness index (TWI), stream power index (SPI), elevasi, jarak terhadap sungai, kerapatan sungai, jarak terhadap kelurusan, kerapatan kelurusan, normalized differential vegetation index (NDVI), jenis litologi, jenis tanah, curah hujan, tutupan lahan, jerak terhadap jalan, dan kerapatan bangunan. Setelah didapatkan peta potensi, risiko, dan bencana gerakan tanah di Kabupaten Bogor dan Kota Bogor, dilakukan validasi menggunakan grafik rasio frekuensi dan uji mekanika tanah. Dari hasil validasi, didapatkan peta potensi, risiko, dan bencana gerakan tanah daerah penelitian tervalidasi. Berdasarkan peta tersebut, daerah penelitian memiliki kerentanan terhadap bencana gerakan tanah semakin tinggi dari utara ke selatan. Dari kedua metode, Frequency Ratio Model (FRM) lebih cocok digunakan di daerah penelitian dibandingkan Analytical Hierarchy Process. ......Landslide is one of the geological disasters which causes massive loss in Bogor Regency and Bogor City. To minimize such damage, landslide susceptibility prediction is proposed. In this study, landslide susceptibility prediction visualized as landslide susceptibility maps of Bogor Regency and Bogor City. To obtain that maps, two methods were applied, Analytical Hierarchy Process (AHP) and Frequency Ratio Model (FRM). At least 71 points of landslide were collected. Those data is used in 17 triggering factors processing considered in the prediction. Those are: slope angle, slope curvature, slope aspect, topographic wetness index, stream power index, elevation, distance to drainage, drainage density, distance to lineaments, lineaments density, normalized differential vegetation index, lithology types, soil types, annual rainfall intensity, land use, distance to roads, and building density. After landslide hazard, risk, and susceptibility map in Bogor Regency and Bogor City are made, the next step is to validate those maps using frequency ratio graphic and direct shear test. Based on prediction maps obtained, we can conclude that the landslide susceptibility from the north side to the south side relatively increases. We can also conclude that Frequency Ratio Model (FRM) method is way better than Analytical Hierarchy Process (AHP).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arsyi Amriansyah
Abstrak :

Batu bara merupakan salah satu sumber energi yang bernilai ekonomis dibandingkan energi lainnya. Diperlukan kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan batu bara. Daerah penelitian dilakukan pada lapangan Banko Barat PIT X PT. Bukit Asam, Tbk., Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Batu bara pada daerah penelitian berada pada Formasi Muara Enim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi sumber daya batu bara, persebaran kualitas bara, dan kegunaan dari batu bara. Metode penelitian yang dilakukan adalah menganalisis data lubang bor, logging geofisika, dan kualitas batu bara. Dari analisis yang dilakukan dapat diketahui bentuk pemodelan 3D, estimasi sumber daya batu bara, persebaran kualitas batu bara, dan kegunaan batu bara. Pemodelan 3D dan estimasi yang dilakukan menggunakan aplikasi Minescape 5.7. Estimasi Sumber daya pada daerah penelitian pada sumber daya terukur sebesar 109.977.726 ton, Sumber daya tertunjuk 4.091.138 ton, dan Sumber daya terukur 15 ton. Peringkat batu bara pada daerah penelitian termasuk kedalam High Volatile Bituminous B. Dari analisis persebaran kualitas batu bara pada daerah penelitian dipengaruhi oleh lingkungan pengendapan dan tingkat sedimentasi. Daerah penelitian termasuk kedalam tipe rawa raised swamp dan dipengaruhi oleh pengaruh air laut dilihat dari tingginya nilai kandungan sulfur pada seam C1. Nilai kandungan kalori pada daerah penelitian dipengaruhi oleh nilai kandungan abu, kelembapan, fix carbon, dan zat terbang. Nilai kandungan kalori dianalisis menggunakan regresi linear. Didapatkan nilai x yang positif pada nilai zat terbang dan fix carbon yang mengindikasikan nilai yang berbanding lurus sedangkan pada nilai kelembapan dan kandungan abu didapat nilai x yang negatif yang mengindikasikan nilai berbanding terbalik. Dari hasil analisis tersebut dapat ditentukan kegunaan batu bara pada daerah penelitian. Batu bara pada daerah penelitian dapat digunakan sebagai pembangkit listrik dan industrik semen.

 


Coal is a source of energy that has economic value compared to other energies. Exploration activities are required to obtain coal reserves. The research area was conducted in the West Banko field PIT X PT. Bukit Asam, Tbk., Tanjung Enim, South Sumatra. Coal in the research area is in the Muara Enim Formation. This study aims to determine the estimation of coal resources, distribution of coal, and usefulness of coal. The research method used are to analyze borehole data, geophysical logging, and coal quality. From the analysis, it can be seen the form of 3D modeling, estimation of coal resources, distribution of coal quality, and use of coal. 3D modeling and estimation were carried out using Minescape 5.7. Estimated resources in the research area at measured resources were 109,977,726 tons, indicated resources were 4,091,138 tons, and measured resources were 15 tons. The rank of coal in the study area is High Volatile Bituminous B. From the analysis of the distribution of coal quality in the study area is influenced by the depositional environment and sedimentation. The research area is raised swamp and influenced by sea water seen from the high value of sulphur content in seam C1.The value of the calorific content in the study area is influenced by the value of the volatile matter, moisture, fix carbon, and ash. Calorific values were analyzed using linear regression. From the linear regression obtained a positive x value of ash and fix carbon which indicates a value that is directly proportional and a negative x value of ash and total moisture which indicates a value that is inversely proportional. From the results of this analysis, it can be determined the use of coal in the study area. Coal in the research area can be used as a power plant and cement industry.

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Kurnia Wardani
Abstrak :
Tuf Banten (Qpvb) adalah endapan piroklastik hasil erupsi eksplosif gunung api di sekitar Selat Sunda pada zaman Kuarter yang tersebar luas di Banten. Penelitian skripsi dilakukan di daerah Kecamatan Kragilan dan Sekitarnya, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Daerah penelitian termasuk dalam Peta Geologi Lembar Serang oleh Rusmana dkk. (1991). Secara keseluruhan penelitian ini menggunakan metode analisis foto udara, kegiatan lapangan, analisis distribusi ukuran butir, analisis komponen, dan petrografi. Luaran dari penelitian ini adalah karakteristik fisik Tuf Banten dan mekanisme erupsinya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat 7 litofasies yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik endapan, yaitu T29, LT20, LT26, T24, A29, A24, dan LA20. Orientasi kemiringan (dipping) dari singkapan menunjukkan ke arah barat daya dan singkapan di barat daya juga cenderung lebih tak terkonsolidasi. Hasil analisis distribusi ukuran butir berupa diagram plotting median diameter (φ scale) dan standar deviasi (φ scale) yang digunakan untuk menentukan mekanisme erupsi dan berkaitan dengan sortasi endapan. Dari distribusi nilai puncak ukuran butir, litofasies T29, LT26, A29, dan A24 memiliki sebaran nilai puncak unimodal dan litofasies LA20 adalah polimodal. Hasil analisis komponen dan petrografi menunjukkan dominasi batuapung dengan kehadiran rata-rata 90%. Berdasarkan dominasi batuapung tersebut dapat diinterpretasikan erupsi yang terjadi di daerah penelitian adalah tipe magmatik. Sejarah pada daerah penelitian terbagi menjadi 3 episode erupsi, yaitu episode 1 ditandai oleh terjadinya erupsi magmatik pertama dengan mekanisme piroklastik jatuhan, aliran, dan surge. Selanjutnya episode 2 ditandai oleh terjadiya erupsi magmatik kedua dengan mekanisme piroklastik jatuhan, dan episode 3 ditandai oleh terjadinya erupsi magmatik ketiga dengan mekanisme piroklastik jatuhan, aliran, dan surge. ......Banten Tuff (Qpvb) is a pyroclastic deposit from an explosive volcanic eruption around the Sunda Strait during the Quaternary period which is widespread in Banten. This research was held in the Kragilan District and its surroundings, Serang Regency, Banten Province. The research area is included in the Geological Map of Lembar Serang by Rusmana et al. (1991). The methods used are imagery analysis, field work, grain-size distribution analysis, component analysis, and petrography. The output of this research is the characteristics of the Banten Tuff and its eruption mechanism. Based on the results that has been carried out, there are 7 lithofacies based on the characteristics of the deposits, namely T29, LT20, LT26, T24, A29, A24, and LA20. The dipping orientation shows to the southwest and the outcrop in the southwest also tends to be unconsolidated. The results of the grain-size distribution analysis are plotting diagrams of the median diameter (φ scale) and deviation standard (φ scale) which are used to determine the eruption mechanism and relate to pyroclast sorting. From the distribution of grain size peak values, lithofacies T29, LT26, A29, and A24 had a unimodal peak value distribution and lithofacies LA20 were polymodal. The results of component analysis and petrography show the dominance of pumice with an average presence of 90%. Based on the dominance of the pumice, it can be interpreted that the eruption that occurred in the study area was magmatic type. The history of the study area is divided into 3 eruption episodes, namely episode 1 marked by the occurrence of the first magmatic eruption with pyroclastic fall, flow, and surge mechanism. Furthermore, episode 2 is marked by the occurrence of a second magmatic eruption with a pyroclastic fall mechanism, and episode 3 is marked by the occurrence of a third magmatic eruption with pyroclastic fall, flow, and surge mechanism.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Ramadhika
Abstrak :
Pulau Ambon berada di dalam region Laut Banda. Pulau Ambon ini merupakan bagian dari zona fisiografi Busur Banda Dalam, dan termasuk ke dalam Orogen Maluku. Pada area tersebut terdapat sistem panas bumi yang saat ini sedang dalam masa pengembangan. Sistem panas bumi tentunya tidak lepas dengan proses alterasi, dimana proses ini banyak terjadi di sekitar area terdapatnya struktur geologi Sesar Banda Hatuasa dan Sesar Banda. Berdasarkan peta prospek lapangan panas bumi "Ambon" ini, satuan geologi yang banyak terpengaruh oleh proses alterasi adalah Satuan Piroklastik Simalopu, Satuan Batugamping, Satuan Lava Dasitik Salahutu-1, dan Satuan Piroklastik Gunung Eriwakang. Pada penelitian ini, analisis alterasi dimaksudkan untuk mengestimasi zonasi alterasi bawah permukaan, paleotemperatur, tipe fluida, serta prioritas sumur untuk dieksplorasi. Analisis alterasi ini dilakukan dengan metode petrografi dan difraksi sinar-X. analisis yang dilakukan menghasilkan beberapa jenis mineral alterasi seperti klorit, epidot, ilit, monmorilonit, smektit, dan kaolinit. Berdasarkan hasil yang didapat, daerah penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu ilit, smektit-monmorilonit, dan ilit-klorit-epidot. Setelah diestimasi zonasi tersebut, parameter yang ditentukan adalah paleotemperatur berdasarkan klasifikasi Reyes. Setelah diestimasi ini, diketahui bahwa sistem panas bumi “Ambon” cenderung mengalami cooling down. Berdasarkan cooling down, diestimasi bahwa sumur Y lebih berpotensi untuk dikembangkan karena cooling downnya yang relatif lebih lambat dibanding Sumur X. ......Ambon Island is located in Banda Sea region. Ambon Island is the part of physiography of Inner Banda Arc and the part of Maluku Orogen. In that area, there is a geothermal field that in development. A geothermal field must be related with alteration process, which is the process often happenned in around of geological structure, included Banda Fault and Banda-Hatuasa Fault. Based on Ambon geothermal field prospect map, geological units that more affected with this alteration project are Simalopu Pyroclastic Unit, Limestone Unit, Salahutu-1 Dacitic Lava Units, and Eriwakang Mountain Pyroclastic Unit. In this research, alteration analysis is done to estimated subsurface alteration zone, paleotemperature, fluids type, and well priority for development. Alteration analysis is done with petrography and X-Ray diffraction. It will give information about some type of alteration mineral like chlorite, epidote, illite, montmorillonite, smectite, and kaolinite. Based on the result, research area is divided become three alteration zones, included ilit, monmorilonit-smektit, and illite-chlorite-epidote zone. After that estimation, the next parameter will researcher get is paleotemperature based on Reyes classification. Paleotemperature give information that “Ambon “geothermal field is relative cooling down. Based on that cooling down, well Y is estimated more potential for development because its cooling down relative slower than well X.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>