Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dynno Putra Asmara
"Luas lahan untuk perumahan di DKI Jakarta mencapai 42.440,61 ha (66,52%o dari luas Jakarta) dari luas tersebut terdapat 392 RW kumuh dengan luas mencapai
3.119,16 ha, Penggunanan lahan yang dominan untuk perumahan menyebabkan tumbuhnya kampung di Jakarta dengan kondisi kumuh. @adan Pusat Statistik, 201l).
Kampung kumuh yang telah mendapat penataan pemerintah saat ini pada lokasi tertentu kondisinya mendekati kembali pada kondisi awal seperti sebelum ditata.
Penelitian mengenai konsep Eko-Arsitektur belum mengakomodasi kohesi sosial dan penerapan jasa lingkungan yang berdampak pada perbaikan lingkungan fisik kampung. Kohesi sosial-arsitektur dan jasa lingkungan diperlukan untuk membentuk Model Kampung Berbasis Eko-Arsitektur pada hunian horisontal kampung di kota. Faktor eko-arsitektur belum diintegrasikan dengan faktor kohesi sosial-arsitektur dan faktor
jasa lingkungan. Faktor-faktor Tata Letak Bangunan, Konservasi Energi dan Air, Jasa Lingkungan, dan Kohesi Sosial-Arsitektur secara bersama-sama memiliki korelasi
dan pengaruh yang kuat terhadap pembentukan Kampung Berbasis Eko-Arsitektur di lokasi penelitian. Faktor Kohesi Sosial-Arsitektur dan faktor Jasa Lingkungan
memiliki pengaruh 2 (dua) kali lipat lebih besar dari faktor lain pada model kampung berbasis eko-arsitektur.

Area of land for housing in Jakarta reached 42,440.61 ha (66.52% of the area of Jakarta), a part of the area there are 392 slum community groups with an area of 3,1 19.16 ha, are used dominant for housing, it causes the growth ofvillages in Jakarta into slum conditions (Central Bureau of Statistics, 201 l ). Slum Villages that had been planned and structuring by govemment, at a certain location the conditions are
approaching relapse as before laid. Researches about eco-architecture concept had not been integrated by social-architecture cohesion factor and environmental services factor that impact to the village environment improvement. Social Cohesion was needed to form Modelling Of Village Based On Eco-Architecture at horizontal housing village in the city. EcoArchitecture Factors had not been integrated to the Factors of: Layout Building, Energy and Water Conservation, Environmental Services, and Social-Architecture Cohesion together had strong correlation influence on the forming of village based on Eco-Architecture
at t}te researchers site. Social-Architecture Cohesion and Environmental Services factors has an influence 2 (two) times greater than other factors in Modelling Of
Village Based On Eco-Architecture.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yana Irawati
"Uji petik udara lingkungan kerja di Bengkel Sepatu 'X' menunjukkan konsentrasi xylene melampaui dosis referensi menurut IRIS (0,1 mg/m3). Pekerja bengkel menjadi kelompok rentan yang beresiko mendapatkan efek merugikan akibat pajanan xylene dari udara lingkungan kerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat risiko pajanan xylene pada pekerja Bengkel Sepatu 'X' di Kawasan PIK Pulogadung Jakarta Timur 2010. Studi ini menggunakan pendekatan analisis risiko kesehatan yang meliputi 4 langkah penting: identifikasi bahaya, analisis dosis-respon, analisis pajanan dan karakterisasi risiko. Jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yaitu 26 orang. Data penelitian diperoleh melalui wawancara dan pengukuran langsung, tingkat risiko dihitung dengan cara membagi asupan dengan dosis referensi xylene. Rata-rata konsentrasi xylene di udara lingkungan kerja 0,05 mg/m3 dengan konsentrasi tertinggi di bagian upper/mukaan (0,18 mg/m3).
Data antropometri menunjukkan rata-rata berat badan pekerja 57 kg. Pola aktivitas pekerja meliputi ratarata 14,58 jam/hari waktu pajanan, 301,08 hari/tahun frekuensi pajanan dan rata-rata lama tinggal di lokasi studi 3,48 tahun. Tingkat risiko pekerja, baik individu maupun populasi berada di bawah dosis referensi IRIS. Proyeksi pajanan 20 tahun ke depan menunjukkan risiko individu pekerja terpajan xylene sebesar 19% yang meningkat 35% pada lima tahun berikutnya. Peningkatan risiko pada pekerja bagian upper/mukaan ditandai dengan nilai RQ hampir mendekati 1 pada proyeksi pajanan 30 tahun. Masukan batas aman konsentrasi xylene untuk 8 jam kerja adalah 0,36 mg/m3. NAB xylene sebesar 434 mg/m3 menurut SNI perlu dikoreksi karena hasil simulasi menggunakan konsentrasi tersebut mendapatkan nilai RQ di atas satu. Konsentrasi xylene di udara lingkungan kerja Bengkel Sepatu 'X' belum menimbulkan risiko efek kesehatan akibat pajanan xylene.

Pre-eliminary study of xylene exposure in the occupational air of Workshop 'X' had found the exceed xylene's concentration compared to the International Risk Information System reference dose (0,1 mg/m3). The footware workers had a risk to exposed by xylene. The aim of this study is to determine the risk quotient (RQ) of xylene exposure on footware's workers using health risk assessment approach with its four important steps: hazard identification, dose-response assessment, exposure assessment and risk characterization. Sample is 26 equal to number of population. Data is collected by interview and direct measurement. Risk assessment calculated by deviding intake with the reference dose of xylene. The mean concentration of xylene in the occupational air of Workshop 'X' is 0,05 mg/m3 with the higest concentration in the upper section (0,18 mg/m3).
Anthropometric data showed 57 kilogram as the weight average of footware's workers. Activity pattern including the average of 14,58 hours a day as time exposure, 301,08 days a year as a frequency of exposure and 3,48 years as time living in the workshop. Risk Quotient for both individual and the population is still below the reference dose of IRIS. Prediction of individual risk quotient for 20 years ahead showed that 19 % workers will be exposed to xylene and became increased to 35% in the next five years. The workers who work at upper section supposed to get adverse effect of xylene exposure with the indicator value of risk quotient almost close to 1 based on 30 years prediction. Suggestion for safe concentration of xylene during 8 hours exposure is 0,36 mg/m3. Using xylene concentration which establlished in SNI give RQ>1. Xylene concentration in the occupational air of Workshop 'X' is still below the IRIS reference dose.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28454
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Oktivaningrum
"Studi biomonitoring menunjukkan adanya pajanan Bisphenol A BPA terhadap penduduk dunia Aktifitas estrogenik BPA diketahui memiliki dampak kesehatan yang merugikan salah satunya terhadap sistem reproduksi dan perkembangan Oleh karena itu penelitian ini melakukan kajian sistematis terhadap dampak pajanan BPA pada sistem reproduksi dan perkembangan manusia melalui telaah terhadap berbagai penelitian in vitro dan observasional Hasil identifikasi studi dari 8 database jurnal Pubmed ACS ESCOHOST EHP JSTOR Proquest Science Direct dan Springerlink mengumpulkan 678 artikel Pemilihan studi dilakukan dengan melakukan tahap screening dan eligibility berdasarkan kriteria inklusi sehingga terpilihlah 36 artikel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan terdapat berbagai dampak pajanan BPA terhadap sistem reproduksi yang ditemukan pada studi observasional berupa gangguan fertilitas seperti penurunan kualitas semen dan disfungsi seksual bagi pria dan kegagalan implantasi pada wanita yang melakukan fertilisasi in vitro Dampak pajanan BPA yang ditemukan pada perkembangan manusia adalah perilaku depresi dan kecemasan pada anak perempuan dan agresif pada anak laki laki serta ukuran saat kelahiran berupa kejadian BBLR KMK dan peningkatan ukuran lingkar kepala Penelitian ini menyimpulkan bahwa ditemukan efek kesehatan yang merugikan akibat pajanan BPA terhadap sistem reproduksi dan perkembangan manusia namun hasil penelitian yang ditemukan masih bersifat tidak konsisten satu sama lain Kata kunci Bisphenol A BPA sistem reproduksi perkembangan kajian sistematis.

Biomonitoring studies have shown evidences of BPA exposure to world population Estrogenic activity of BPA might cause adverse impact on human health such as reproduction system and development Therefore this study did a systematic review about the impact of BPA exposure on human reproduction system and human development Identification of study collected 678 articles from 8 journal databases Pubmed ACS ESCOHOST EHP JSTOR Proquest Science Direct dan Springerlink Those articles were checked through screening and eligibility phase for some criterias 36 studies included in this systematic review Review of observational studies indicate adverse effect to human fertility For man population BPA decrease semen quality and sexual disfunction and for woman BPA cause implantation failure among woman undergoing IVF Review on development studies indicate some impacts of BPA exposure such as increase anxiety and depression in girl and agressive behaviour in boys also birth outcomes such as LBW SGA and increased of head circumference This study conclude that BPA might cause adverse effect on human reproduction system and development however the result of those studies are still inconsistent Key words Bisphenol A BPA reproduction system development systematic review."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yopy Arfan
"Perkembangan urbanisasi dan industrialisasi di DAS Ciliwung akan meningkatkan perubahan tutupan lahan tidak kedap air menjadi tutupan lahan kedap air. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai masalah lingkungan salah satunya degradasi kualitas air yang berdampak pada kesehatan manusia dan ekosistem air. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model korelasi-regresi antara tutupan lahan kedap air di DAS Ciliwung dengan status kualitas air sungai Ciliwung. Model korelasi-regresi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi perubahan status kualitas air sungai Ciliwung akibat perubahan tutupan lahan kedap air.
Penilaian status kualitas air dilakukan dengan menggunakan metode STORET, NSF-WQI, dan CCME-WQI di tahun 2005-2016. Lokasi pemantauan kualitas air Sungai Ciliwung yaitu Attaawun, Katulampa, Kedung Halang, Pondok Rajeg, Jembatan Panus, Kelapa Dua, Condet, Kalibata, MT Haryono, dan Manggarai. Data peta diolah menggunakan Software ArcGIS. Metode analisis menggunakan analisis korelasi pearson dan regresi linear antara persentase tutupan lahan kedap air dan indeks kualitas air.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tutupan lahan kedap air secara signifikan cukup kuat berkorelasi negatif dengan indeks kualitas air, persamaan regresi yang mewakili hubungan antara tutupan lahan kedap air X dan indeks kualitas air STORET, NSF-WQI, CCME-WQI Y adalah persamaan regresi linier masing-masing sebagai berikut STORET : Y=-16.88-0.51 X, NSF-WQI : Y=57.97-0.23 X, dan CCME-WQI : Y=65.88-0.84 X.

Urbanization and industrialization lead to the change of land cover from pervious into impervious. This can impact environmental problems such as water quality degradation that affects human health and water ecosystems. The study aimed to develop a regression correlation model between impervious cover in Ciliwung watershed and water quality indices in Ciliwung river. The correlation regression model can be used to predict changes in the status of Ciliwung river water quality due to impervious cover changes.
Methods of assessing the indices of water quality are CCME WQI, NSF WQI, and STORET within the period of 2005 2016. Monitoring locations from the most upstream to downstream are Atta rsquo awun, Katulampa, Kedung Halang, Pondok Rajeg, Panus Bridge, Kelapa Dua, Condet, Kalibata, MT Haryono and Manggarai. Map data is processed using ArcGIS Software. The analysis Method using Pearson Correlation test and linear regression between percentage of impervious cover and water quality indices.
The conclusion of this research is significantly a strong inverse relationship between impervious cover and water quality indices in Ciliwung river. The regression equation representing relationship between impervious cover X and water quality indices STORET, NSF WQI, and CCME WQI Y are the linear regression equation as follows STORET Y 16.88 0.51 X, NSF WQI Y 57.97 0.23 X, and CCME WQI Y 65.88 0.84 X.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50687
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Amalia Sakina
"Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berfungsi untuk mengurangi polutan yang terkandung dalam air limbah rumah sakit. Masalah dalam penelitian ini, operasional IPAL menggunakan energi dan material yang dapat berkontribusi pada dampak lingkungan potensial lainnya sehingga diperlukan penilaian dampak lingkungan terhadap proses pengolahan air limbah rumah sakit. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan skenario pengembangan proses pengolahan air limbah berdasarkan konsep daur hidup yang dapat diterapkan untuk mengelola kategori dampak lingkungan dari proses pengolahan air limbah di RSUP Persahabatan. Metode yang digunakan adalah Life Cycle Assessment (LCA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian menunjukkan dampak lingkungan potensial yang dihasilkan dari daur hidup lingkup cradle-to-gate pengolahan air limbah rumah sakit adalah freshwater eutrophication (53,36%) dan global warming potential (25,58%) yang disebabkan dari penggunaan listrik nasional sebesar 99,7% dengan valuasi ekonomi biaya dampak yang dihasilkan Rp 270.028,15 per 1 m3 air limbah terolah. Skenario alternatif terpilih untuk pengembangan IPAL rumah sakit adalah dengan mengganti sumber energi dengan tenaga surya yang dapat mengurangi 5 dari 8 dampak lingkungan dengan valuasi ekonomi biaya dampak Rp 218.782 per 1 m3 air limbah terolah. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan tenaga surya dapat mengurangi dampak lingkungan potensial dari IPAL eksisting berdasarkan konsep daur hidup.

The Wastewater Treatment Plant (WWTP) serves to reduce pollutants contained in hospital wastewater. The problem in this study is that WWTP operations use energy and materials that can contribute to other potential environmental impacts, so an environmental impact assessment of the hospital's WWTP is needed. The purpose of the study is to determine the scenario of developing a wastewater treatment process based on the concept of a life cycle that can be applied to manage the environmental impact category of the wastewater treatment process at RSUP Persahabatan. The methods used are Life Cycle Assessment (LCA) and Analytical Hierarchy Process (AHP).  The results showed that the potential environmental impact resulting from the life cycle of the cradle-to-gate scope of hospital wastewater treatment is freshwater eutrophication (53.36%) and global warming potential (25.58%) caused by the use of national electricity of 99.7% with an economic valuation of the impact cost generated by Rp 270,028.15 per 1 m3 processed wastewater. The chosen alternative scenario for the development of hospital WWTP is to replace energy sources with solar power which can reduce 5 out of 8 environmental impacts with an economic valuation of impact costs of Rp 218,782 per 1 m3 of processed wastewater. The conclusion of this study is that the use of solar power can reduce the potential environmental impact of existing WWTP based on the concept of life cycle."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chahya Chairani
"Kabupaten Banyumas sedang mengalami permasalahanan persampahan pada tahun 2018 yang disebebkan adanya konflik dengan masyarakat sekitar Tempat Pembuangan Akhir Kabupaten Banyumas. Pemerintah Kabupaten Banyumas memiliki strategi untuk mengurangi sampah sebanyak 30% dan menanggulangi sampah sebanyak 70% pada tahun 2025 mendatang. Pada tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Banyumas mulai membangun TPS 3R untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisa penambahan lokasi TPS 3R di kecamatan Kota Purwokerto, 2) mengetahui persepsi lingkungan masyarakat Kota Purwokerto terhadap TPS 3R di lingkungannya, dan 3) menentukan lokasi alternatif TPS 3R di kecamatan yang membutuhkan penambahan lokasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan spasial dengan menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kecamatan Purwokerto Selatan diperlukan penambahan lokasi alternatif TPS 3R, masyarakat sekitar TPS 3R menghasilkan persepsi yang sangat baik terhadapat TPS 3R, dan lokasi alternatif TPS 3R dapat ditentukan dengan mengacu pada literatur dan peraturan terkait, sehingga lokasi berada di lahan yang memiliki luas > 200 m², jauh dari badan air dan memiliki akses yang mudah dilalui.

Banyumas is experiencing waste problems in 2018 due to conflicts with the community around the Banyumas Final Disposal Site. The Banyumas Government has a strategy to reduce waste by 30% and manage waste by 70% by 2025. In 2018 the Government of Banyumas began building TPS 3R to overcome this problem. This study aims to 1) analyze the addition of TPS 3R locations in Kota Purwokerto sub-district, 2) determine the environmental perceptions of the Purwokerto City community towards TPS 3R in their environment, and 3) determine alternative TPS 3R locations in sub-districts that require additional locations. This research uses a quantitative approach and a spatial approach using quantitative methods. The results of this study indicate that Purwokerto Selatan District needs to add an alternative location for TPS 3R, the community around TPS 3R produces a very good perception of TPS 3R, and alternative locations for TPS 3R can be determined by referring to related literature and regulations, so that the location is on land that has area > 200 m², far from water bodies and has easy access."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Fety Fatayaty
"Masalah di lingkungan kerja di industri garmen adalah iklim kerja yang panas dan lembab, alat kerja (setrika Iistrik/boiler) yang dapat menghasilkan paparan panas dan kelelahan yang dialami pekerja setrika setelah bekerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara lingkungan kerja panas dengan kelelahan pekerja setrika di PT Hansung Garmindo Mulia (PT HGM).
Pendekatan penelitian bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah survei dengan Cross Sectional. Populasi dan sampel yaitu semua pekerja setrika di PT HGM berjumlah 16 orang. Langkah Penelitian dengan cara mengukur Index Suhu Bola Basah (ISBB) di 5 titik di area finishing memakai alat Dues Temp Heat Stress Monitor, mengukur denyut nadi pekerja sebelum dan sesudah bekerja, pengisian kuesioner oleh pekerja dan pengamatan Iangsung oleh peneliti.
Hasil penelitian ISBB di 5 area lingkungan kerja PT HGM adalah: 26,9" C; 27,TC; 27,9°C; 29,2?'C; dan 29,7"C, jadi semuanya berada di area slightly warm (di Iuar comfortable) Hasil pengukuran denyut nadi dalam % Cardio Vasculer Load (%CVL) dan pengisian kuesioner temyata semua pekerja setrika di PT HGM mengalami kelelahan setelah me!akukan pekerjaan dengan tingkat kelelahan ringan sampai berat. Data ISBB dan % CVL yang diperoleh dianalisis dengan Korelasi Spearman dengan (di = 15, a = 0,05), r hitung 0,577 sedangkan r tabel 0,522.
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara lingkungan kerja panas dengan kelelahan pekerja setrika di PT Hansung Garmindo Mulia, dengan tingkat hubungan sedang. Saran diletakkan local exhaust, posisi tabung boiler dijauhkan jaraknya dari pekerja, desain meja setrika harus antropometri, pekerja minum air (ditambah gula & garam) 1 galas (150 ml) setiap 20 menit, posisi kerja bergantian (duduk dan berdiri) dan supervisi medic secara berkala untuk pekerja."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alin Erlita Nurfatiha
"Industri farmasi saat ini sedang berkembang di seluruh dunia. Produksi industri farmasi khususnya pada obat herbal berbentuk padat kategori Immunomodulator dalam skala besar setiap harinya dapat memberikan masalah yang signifikan terhadap lingkungan. Pada masa munculnya kasus COVID-19 di seluruh Dunia, obat herbal berbentuk padat kategori Immunomodulator dari PT X berperan penting untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia. Masalah dalam penelitian adalah belum adanya penilaian secara menyeluruh dari penerapan produksi bersih di PT X, sehingga penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian pengembangan produksi bersih pada industri farmasi di PT X DKI Jakarta. Metode yang digunakan adalah Life Cycle Assessment (LCA), deskriptif, analisis tren dan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Hasil penelitian menunjukkan kategori dampak MAETP merupakan dampak lingkungan potensial tertinggi, sikap stakeholder terhadap penerapan produksi bersih baik dan analisis tren pada biaya yaitu negatif. Strategi menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang. Kesimpulan pada penelitian ini, dampak lingkungan potensial, sikap stakeholder, dan biaya pemerliharaan dan operasional memiliki hubungan untuk pengembangan penerapan produksi bersih. Strategi pengembangan prduksi bersih yang dipilih adalah kekuatan-peluang, sistem manajemen, alokasi biaya, meningkatkan citra perusahaan serta pengembangan inovasi mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penerapan produksi bersih.

The pharmaceutical industry is currently developing throughout the world. The production of the pharmaceutical industry, especially solid herbal medicines in the Immunomodulator category on a large scale every day, can cause significant problems for the environment. During the emergence of COVID-19 cases throughout the world, solid herbal medicines in the Immunomodulator category from PT X played an important role in meeting the health needs of the Indonesian people. The problem in the research is that there needs to be a comprehensive assessment of the implementation of clean production at PT. The methods used are Life Cycle Assessment (LCA), descriptive, trend analysis, and SWOT Analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats). The research results show that the MAETP impact category has the highest potential environmental impact, stakeholder attitudes towards implementing clean production are good, and trend analysis on costs is negative. The strategy uses internal strengths to take advantage of opportunities. This research concludes that potential environmental impacts, stakeholder attitudes, and maintenance and operational costs have a relationship to the development of the implementation of cleaner production. The selected clean production development strategy is strengths-opportunities, management systems, cost allocation, improving the company's image, and developing innovation, which has an important role in increasing the implementation of clean production."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Putu Wilandari Dewi, auhthor
"Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan, salah satunya dapat mengakibatkan kenaikan tekanan darah dan apabila terjadi terus menerus akan berakibat pada hipertensi. Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan yang serius saat ini, dimana 27,5% penduduk di Indondesia menderita hipertensi. Kasus hipertensi di DKI Jakarta terbanyak terdapat di Wilayah Jakarta Timur yaitu 75.099 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah sesudah kerja pada pekerja di PT. Sanggar Sarana Baja Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan jumlah sampel 196 orang.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara umur (5,97; 3,03–11,76) dan kebiasaan merokok (5,85; 2,91–11,77) dengan kejadian peningkatan tekanan darah. Besar risiko yang dialami oleh pekerja yang berumur > 40 tahun dan memiliki kebiasaan merokok dalam satu hari > 2 batang untuk mengalami kejadian peningkatan tekanan darah adalah 7,87 kali dibandingkan dengan pekerja yang berumur ≤ 40 tahun dan memiliki kebiasaan merokok dalam satu hari ≤ 2 batang.

Noise is unwanted sound and can cause health problems, one of which can result in increased blood pressure and the event will continue to result in hypertension. Hypertension is one of the non-communicable diseases are a serious health problem today, where 27,5% of the population suffers from hypertension in Indondesia. Cases of hypertension in Jakarta are the highest in the East Jakarta District 75.099 cases. This study aims to analyze the risk factors associated with increased blood pressure after work on workers at PT. Sanggar Sarana Baja in 2013. This study uses cross-sectional design with a sample of 196 people.
The results showed a significant relationship between age (5,97; 3,03-11,76) and smoking (5,85; 2,91-11,77) with an increased incidence of blood pressure. Major risks faced by workers aged > 40 years and have a habit of smoking in one day > 2 sticks to experience an increased incidence of blood pressure was 7,87 times compared with workers aged ≤ 40 years and has a habit of smoking in one day ≤ 2 sticks.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Horas Yosua
"Rencana tata ruang dan wilayah Provinsi perlu sinkron dengan karakteristik kompenen air tanah yaitu letak daerah recharge dan daerah dischargenya. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan sebuah peta spasial yang berisikan informasi mengenai daerah recharge-discharge pada Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta, melakukan analisa sensitifitas pada pemodelan, melakukan rekomendasi berdasarkan peta spasial yang didapatkan dan menguji hasil simulasi numerik SEEP2D dalam menemukan batas recharge-discharge sebuah CAT. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah adalah review, pengumpulan data tanah, pemilihan data tanah, korelasi litologi, kalibrasi model, pemodelan, membuat peta kontur air tanah, validasi model, membuat peta spasial daerah recharge discharge dan terakhir rekomendasi serta kesimpulan. Berbagai hasil penelitian sebelumnya mengenai CAT Jakarta digunakan untuk pemodelan spasial ini baik nilai parameter, konsep maupun sebagai pembanding. Berdasarkan hasil korelasi litologi, 15 Cross Section (CS) digunakan untuk pemodelan dengan menggunakan perangkat lunak SEEP2D. Nilai head beserta letak koordinat berdasarkan hasil simulasi numerik SEEP2D dijadikan peta kontur air tanah pada CAT Jakarta. Proses validasi menentukan peta kontur yang paling tepat untuk penetapan batas daerah recharge-discharge pada CAT Jakarta. Tahap akhir dari pemodelan spasial ini adalah sebuah peta spasial yang berisikan batas daerah recharge-discharge CAT Jakarta. Luas daerah recharge pada CAT Jakarta adalah 715 km2 sedangkan luas daerah discharge adalah 741 km2. Analisa sensitifitas pada model menunjukkan terdapat 5 paramater yang memiliki kerentanan terhadap model yaitu penempatan Flux Boundary Condition, Ketebalan lapisan akuifer 1, besaran nilai hidraulik konduktifitas arah horisontal dan vertikal, penempatan Exit Face, dan penempatan Vertical Boundary Condition. Berdasarkan peta spasial recharge-discharge CAT Jakarta, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Tangerang Selatan dan sebagian besar Kota Jakarta Selatan merupakan daerah recharge. Sementara itu, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bekasi dan Jakarta Utara merupakan derah discharge. RTRW masing-masing daerah juga sudah mempertimbangkan kehadiran air tanah namun belum selaras dengan karakteristik recharge maupun discharge daerahnya. Selain itu, belum tampak implementasi datail yang akan dikembangkan mengenai pemeliharaan dan pengembangan air tanah pada CAT Jakarta.

Provincial spatial plans and regions need to be in sync with the characteristics of groundwater components, namely the location of recharge areas and discharges. The purpose of this study is to produce a spatial map containing information on recharge-discharge areas in the Jakarta Groundwater Basin (CAT), make recommendations based on the spatial map obtained at the previous destination and conduct sensitivity analysis on the modeling. The methodology used in this study is a review, collection of soil data, selection of soil data, lithological correlations, model calibration, modeling, making groundwater contour maps, model validation, making spatial maps of recharge discharge areas and finally recommendations and conclusions. Various previous research results on the Jakarta CAT were used for this spatial modeling both parameter values, concepts and as a comparison. The results of lithology correlation are 15 Cross Sections (CS) that are used for modeling using SEEP2D software. The head value and the location of the coordinates based on the SEEP2D results can be made a groundwater contour map on CAT Jakarta. The validation process determines the most appropriate contour map for determining the recharge-discharge area boundary in the CAT Jakata. The final stage of spatial modeling is a spatial map containing the boundaries of the CAT Jakarta recharge-discharge area. The recharge area in CAT Jakarta is 715 km2 while the discharge area is 741 km2. Sensitivity analysis on model showed 5 parameters that has vulnerability to changes the model which are Flux Boundary Condition placement, Unconfined akuifer thickness, value of horizontal dan vertical Hydraulic Conductivity, Exit Face placement, dan Vertical Boundary Condition. Depok City, Bogor Regency, South Tangerang City and most of South Jakarta City are recharge areas. Tangerang Regency, Bekasi Regency and North Jakarta are discharge areas. There are several suitability of area designation with the characteristics of recharge and groundwater discharge. The RTRW of each region has also considered the presence of groundwater but the implementation has not yet been seen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>