Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Priyanka Afriandini
"Indonesia merupakan negara terbesar kedua dalam eksportir batubara dengan produksi rata-rata 600 juta ton per tahun. Tingginya produksi batubara menyebabkan cadangan batubara di Indonesia mengalami penurunan sehingga diperlukan kegiatan eksplorasi guna mendapatkan cadangan batubara yang baru agar kebutuhan akan energi batubara tetap terpenuhi. Penelitian dilakukan pada Formasi Pamaluan, Formasi Palaubalang dan Formasi Balikpapan, Cekungan Kutai, Kalimantan Timur dengan Formasi Pulaubalang dan Formasi Balikpapan sebagai formasi pembawa batubara. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi geologi bawah permukaan melalui pemodelan geologi secara 2D & 3D berdasarkan hasil korelasi di setiap data bor serta mengestimasi sumber daya batubara dengan melihat kompleksitas kondisi geologi. Metode yang digunakan berupa metode poligon circular untuk estimasi sumber daya batubara, metode FEM (Finite Element Method) untuk pemodelan lapisan batubara, serta metode IDW (Inverse Distance Weighting) untuk pemodelan kualitas. Pemodelan batubara menghasilkan lapisan yang berbentuk lipatan sinklin. Terdapat 8 seam utama yaitu S18, S19, S20, S22, S24, S25, S26, dan S30, dimana masing-masing dari seam tersebut mengalami splitting (percabangan) sehingga total seam keseluruhan yaitu 17 seam. Kompleksitas kondisi geologi daerah penelitian masuk ke dalam kategori moderat dengan kualitas batubara tergolong ke dalam peringkat Sub Bituminus A. Estimasi sumber daya batubara dilakukan pada 4 seam yaitu S20, S20L, S26 dan S26L. Total estimasi sumber daya terukur sebesar 3,4 juta ton, sumber daya tertunjuk sebesar 5,4 juta ton, serta estimasi tereka sebesar 6,1 juta ton.

Indonesia is the second largest coal exporter country with an average production of 600 million tons per year. High coal production causes coal reserves in Indonesia to decline, so exploration activities are needed to obtain new coal reserves so that the need for coal energy remains met. Research was carried out on the Pamaluan Formation, Palaubalang Formation and Balikpapan Formation, Kutai Basin, East Kalimantan with the Pulaubalang Formation and Balikpapan Formation as coal-bearing formations. This research aims to look at subsurface geological conditions through 2D & 3D geological modeling based on correlation results in each drill data and estimate coal resources by looking at the complexity of geological conditions. The methods used are the circular polygon method for estimating coal resources, FEM (Finite Element Method) method for modeling coal seams, and the IDW (Inverse Distance Weighting) method for quality modeling. Coal modeling produces layers in the form of synclinal folds. There are 8 main seams, namely S18, S19, S20, S22, S24, S25, S26, and S30, where each of these seams experiences splitting so that the total seam is 17 seams. The complexity of the geological conditions of the research area falls into the moderate category with coal quality classified as Sub Bituminous A. Coal resource estimation was carried out on 4 seams, namely S20, S20L, S26 and S26L. The total estimated measured resources are 3.4 million tons, the indicated resources are 5.4 million tons, and the inferred estimate is 6.1 million tons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marshanda Selly
"Formasi Lati merupakan formasi pembawa batubara di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Kelimpahan batubara diimbangi dengan peningkatan kebutuhan batubara sebagi sumber energi. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung sumber daya dan mencari cadangan batubara sebagai sumber energi di masa depan. Sebelum melakukan perhitungan estimasi sumber daya batubara perlu dilakukan pemodelan geologi yang terdiri dari pemodelan geometri dan pemodelan kualitas. Hasil pemodelan tersebut digunakan untuk perhitungan estimasi sumber daya batubara. Metode yang digunakan dalam mengestimasi sumber daya batubara adalah metode poligon (USGS Circular 891). Hasil pemodelan geometri menunjukkan terdapat 13 seam yang terdiri dari 11 seam utama dan 2 seam percabangan. Dengan urutan seam dari muda ke tua adalah SM3, SM2U, SM2, SM1, SL5, SL4, SL4L, SL3, SL2, SL2L, SL1, dan SL1L. Berdasarkan kompleksitas geologi termasuk dalam kategori moderat. Kualitas batubara adalah Bituminus-High Volatile C. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan estimasi pada seam yang memiliki data kualitas dan ketebalan di atas 2.5 meter yaitu seam SM3, SL1, dan SL3. Dengan akumulasi total sumber daya pada kedalaman 40 adalah area terukur sebesar 296.065 ton, area tertunjuk sebesar 261.533 ton, dan area tereka sebesar 608.586 ton. Dan akumulasi total estimasi sumber daya pada kedalaman 80 adalah area terukur sebesar 540.615 ton, area tertunjuk sebesar 574.061 ton, dan area tereka sebesar 1.282.485 ton.

The Lati Formation is a coal-bearing formation in Berau Regency, East Kalimantan. The abundance of coal is accompanied by an increasing demand for coal as an energy source. This research aims to calculate the resources and find coal reserves as a future energy source. Before estimating coal resources, geological modeling, including geometry and quality modeling, needs to be carried out. The results of this modeling are used for estimating coal resources. The method used in estimating coal resources is the polygon method (USGS Circular 891). The geometry modeling results show the presence of 13 seams consisting of 11 main seams and 2 branching seams. The sequence of seams from young to old is SM3, SM2U, SM2, SM1, SL5, SL4, SL4L, SL3, SL2, SL2L, SL1, and SL1L. Based on geological complexity, it falls into the moderate category. The coal quality is Bituminus-High Volatile C. In this study, estimates were made for seams with quality and thickness data above 2.5 meters, namely SM3, SL1, and SL3. With a total accumulation of resources at a depth of 40, the measured area is 296.065 tons, the indicated area is 261.533 tons, and the inferred area is 608.586 tons. The total estimated resource accumulation at a depth of 80 is a measured area of 540.615 tons, an indicated area of 574.061 tons, and an inferred area of 1,282,485 tons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library