Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muh. Syaiful Karim
Abstrak :
ABSTRAK
Kebakaran pada bangunan baik komersial maupun industri selama ini selalu mengkambing hitamkan listrik sebagai penyebab. Terlepas apakah benar kebakaran tersebut diakibatkan oleh listrik atau tidak namun hasil statistik baik international maupun nasional menyatakan bahwa kebakaran akibat listrik diatas 83 . Dari 83 kebakaran akibat listrik tersebut 90 dinyatakan bahwa kebakaran diakibatkan oleh hubungan pendek listrik electrical short circuit . Dari 90 kebakaran yang diakibatkan listrik 97 dimulai dari kabel ukuran kecil atau bisa dikatakan sebagai kabel yang digunakan sehari - hari dimana ukuran penampangnya antara 1 mm2 sampai dengan 2,5 mm2. Proses terjadinya kebakaran karena listrik dalam kondisi normal selalu dimulai dengan adanya perubahan atau kenaikan temperatur dalam inti kabel yang umumnya logam heat source dan adanya isolasi kabel pada kondisi tertentu berubah menjadi bahan bakar fuel dan oksigen yang tersedia. Pada kondisi normal komposisi oksigen di atmosfir sekitar 20,9 , nitrogen sekitar 78 dan sisanya diisi oleh komposisi gas lainnya sampai dengan 100 . Salah satu jalan untuk menghambat tumbuhnya api pada kabel listrik adalah dengan mengurangi konsentrasi oksigen sampai batas tertentu dimana pada konsentrasi ini api dapat dihambat bahkan dihindari pertumbuhannya, namun disisi lain penurunan konsentrasi oksigen ini harus masih dalam batas aman bagi manusia. Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan pada panel listrik, ruang panel listrik, ruang kontrol, ruang IT dan ruang terbatas confined space dengan potensi penyalaan yang tinggi seperti adanya instalasi pengkabelan listrik. Untuk menguji pada konsentrasi berapa persen oksigen efektif dan bisa digunakan sebagai sarana pencegah kebakaran digunakan DSC Digital Scanning Calorimetre dan TGA Thermal Gravimetry Analysis . DSC akan menunjukkan berapa energi yang dibutuhkan untuk merusak isolasi dan mulai terdekomposisi, sedangkan TGA untuk melihat berapa banyak perubahan massa mass change yang terjadi.
ABSTRACT
Fire on buildings, both in commercial and industrial buildings always caused by electricity. Regardless whether the fire was caused by electrical system or not, but the results of both international and national statistics stated that the fire caused by electricity above 83 . From the 83 of the electrical fire caused, 90 stated that the fire caused by an electric fault. From the 90 of electrical fires, 97 trigerring and starting from small cables and wires or can be assumed the cable for daily common use with sizes among 1 mm2 to 2,5 mm2. The process of electrical fire on electrical cable on normal condition beginning from temperature changes or temperature increasing inside cable core that commonly made from metal heat source , their insulation becomes as fuel and existence of oxygen. In normal condition in atmospheric the composition of oxygen is 20,9 , nitrogen 78 and the rest was filled by another gas composition to 100 . One of the ways to inhibit the fire gowth on electrical cable is to reduce oxygen concentration to a certain where in this oxygen concentration fire growth can be avoid, however the decreasing of oxygen concentration should be safe for human life. This study can be applied on electrical distribution bard, electrical distribution room, control room, IT room and confined space with high potential igtion such as electrical cable installtion system. It as also possible to replacing exitiguishing system with characteristic could damage the environtment and electrical installation and its equipment protected. To investigate at what oxygen concentration is most effective used for fire prevention DSC Digital Scanning Calorimeter and TGA Thermal Calorimeter Gravimetry are use, DSC using to investigate energy needed to damage the cable insulation and begin to decomposition, while TGA to investigate how much are mass change during fire processing.
2017
D2289
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Adriani Kusumawardani
Abstrak :
Beras merupakan komoditas strategis politis dan menjadi makanan pokok bagi lebih dari 250 juta orang Indonesia, sehingga kebutuhan beras nasional harus selalu terpenuhi. Kebijakan ketahanan pangan menjadi sangat penting untuk menjamin kecukupan penyediaan pangan beras dan cadangan beras nasional. Masalah dalam penelitian ini adalah Indonesia masih mengimpor beras bahkan kehidupan petani belum sejahtera. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kebijakan pangan di Indonesia terutama beras dengan berbagai polemik yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di sektor pangan. Penelitian ini menganalisis hubungan antara Sumber Daya Politik, Sumber Daya Lingkungan, dan Sumber Daya Diplomasi Lingkungan melalui telaah Rezim Pangan (Food Regime) yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana perkembangan kebijakan pangan Indonesia dan menganalisis gap tersebut. Metode yang digunakan dengan pendekatan positivisme dan interpretivisme serta pendekatan penelitian mix-method. Hasil penelitian secara kualitatif yang diperoleh dari serangkaian wawancara mendalam, webinar dan Focus Group Discussion terkait pangan menjelaskan kapasitas ketiga sumber daya tersebut, sedangkan model kebijakan pangan menggunakan teknik pengujian data kuantitatif dengan Structural Equation Modeling yang melibatkan 403 responden. Selanjutnya, hasil penelitian menjelaskan adanya hubungan Sumber Daya Politik, Sumber Daya Lingkungan, Sumber Daya Diplomasi Lingkungan terhadap ketahanan pangan beras di Indonesia. Kesimpulan penelitian ini adalah model kebijakan pangan harus memasukkan salah satu prinsip lingkungan yaitu keberlanjutan. Penelitian diharapkan dapat merumuskan basis dan model ketahanan pangan Indonesia di masa yang akan datang. ......Rice is a political-strategic commodity and a staple food for more than 250 million Indonesians, therefore, national rice demands must always be met. Food security policies are crucial to ensure the adequacy of rice supply and national rice reserves. Although Indonesia has allocated millions of hectares of rice fields, Indonesia still imports rice. This study analyzes food policy in Indonesia, especially rice with various polemics involving various stakeholders in the food sector. This study analyzes the relationship between Political, Environmental, and Environmental Diplomacy Resources by studying the Food Regime, which explains the development of Indonesian food policy. In addition, it analyzes the gap through positivism and interpretivism approaches and a mixed-method research approach. The results of the qualitative analysis by depth-interview, webinar-series, range of Focus Group Discussions explain the capacity of the three resources, while the food policy model uses quantitative data testing techniques with Structural Equation Modeling involving 403 respondents. The results of the research explain the relationship between Political, Environmental, and Environmental Diplomacy Resources on rice food security in Indonesia. The food policy model must include one of the environmental principles, namely sustainability. The research is expected to formulate the basis and model of Indonesian food security in the future.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library