Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yenny Susanti
"ABSTRAK
Benzo(a)pireria (BaP) merupakan senyawa polisiklik aromatic hidrokarbon (PAH) yang bersifat karsinogenik menurut IARC (International Agency for Research on Cancel}. Senyawa ini dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna seperti pada rokok, makanan yang dibakar, dan emisi kendaraan bermotor. Human Biomonitoring merupakan metode yang sering digunakan untuk mengetahui adanya paparan (kontak) suatu zat asing, seperti senyawa golongan PAH, terhadap tubuh'm~musiarmelalui specimen biologik yang salah satunya urin.
B(a)P akan termetabolisme menjadi 1-hidroksipirena yang berikatan .. dengan glukuronat dan menjadi bentuk yang lebih pola"r sehingga lebih mudah diekskresikan melalui urin. Sampel urin dipakai untuk mengukur .kadar 1-hidroksipirena glukuronida yang dihidrolisis menggunakan enzim fJ Glukuronidase menjadi 1-hidroksipirena. 1-hidroksipirena diukur menggunakan instrumen HPLC derigan.detektor fluoresense pada 'A eksitasi 238 nm dan I~ emisi 400 nm.
Hasil penelitian menunjukkan adanya paparan'Pf\H pada penjaga tol dan supir kendaraan umum di DKI jakarta. Data hasil dianalisis dengan menggunakan uji non paramet~k yang membandingkan nilai rerata 1- hidroksipirena, dengan confidence interval 90 %, perbedaan rerata signifikan pad a level 0, 1. Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh rerata kadar 1-hidroksipirena pada penja9a tel sebesar 13,0851-19/9 kreatinin dan untuk supir sebesar 19,234 1-19/9 kreatinin dan kontrol 3, 551 1-19/9 kreatinin. Analisis - hubungan antara rerata 1-hidroksipirena p~da supir kendaraan umum den9an kontrol signifikan berbeda sedangkan untuk penja9a tal tidak si9nifikan sehin99a diperkirakan tidak adanya akibat dari paparan PAH di lin9kun9an kerja pada penja9a tol. Untuk hubun9an kebiasaan merokak, kedua sampel tidak signifikan reratanya antara men9konsumsi dan tidak men9konsumsi rokok sehin99a pada peneliti.an diperkirakan tidak adanya pen9aruh paparan PAH dari rokok. Untuk hubun9an kebiasaan konsumsi makanan dibakar, sam pel supir tidak si9nifikan berbeda kadar 1-hidroksipirenanya, sedan9kan penja9a tal si9nifikan bedanya antara men9konsumsi dan tidak men9konsumsi bakaran. Konsentrasi 1-hidroksipiren.fi. pada penja9a tol akibat makanan dibakar meman9 memberikan pen9aruh dengan bertambahnya paparan PAH selain dilin9kun9an kerja."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Tegar Indrayana
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas metode penentuan umur bercak darah manusia dengan menganalisis peak X dan Y yang muncul pada High Performance Liquid Chromatography (HPLC) karena penelitian mengenai umur bercak darah yang bersifat kuantitatif di Indonesia masih sangat jarang. Penelitan ini merupakan penelitian eksperimental dengan time series selama 11 hari pengamatan dengan memaparkan bercak darah pada 33 buah kain katun yang berukuran 1 cm x 1 cm yang berasal dari 3 responden dengan kondisi lingkungan Departemen Forensik dan Medikolegal FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang merepresentasikan wilayah Jakarta Pusat. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa peak X dan Y tidak menunjukkan adanya linearitas (kesegarisan) sehingga syarat untuk diperolehnya persamaan regresi linear tidak terpenuhi. Kesimpulan dari penelitan ini adalah penentuan umur bercak pada kain katun dengan menganalisis peak X melalui HPLC belum dapat dipakai secara pragmatis di lapangan sesuai kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

b>ABSTRACT
This research is to study the method in determining the age of human bloodstain due the rarity of human bloodstain researches in Indonesia, by analyzing the X and Y peaks that appeared in High Performance Liquid Chromatography (HPLC). This research is experimental with time series for 11 days observation by exposing the bloodstain onto 33 pieces of cotton fabric, each measuring 1 cm x 1 cm that originated from 3 respondents with environmental conditions of the FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Forensic and Medico-legal Department which represents the area of Central Jakarta. The results of this research is the X and Y peaks do not point to a linearity so that the criteria for linear regression equation is not met. The conclusion of this research is age of human bloodstain on cotton fabric by analyzing X peak with HPLC cannot yet be used pragmatically in the field in accord to the conditions at the crime scene."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Delfira Putri
"ABSTRAK
Selulosa telah diisolasi dari jerami padi dengan proses penghilangan lignin, hemiselulosa dan bleaching dalam satu tahapan reaksi. Pada penelitian ini, rendemen selulosa hasil isolasi yang diperoleh 36,95 %. Kemudian selulosa hasil isolasi dari jerami padi dilakukan kopolimerisasi dengan asam akrilat dan akrilamida sebagai monomer, kalium persufat sebagai inisiator dan N,N‟ dimetil-bis-akrilamida sebagai pengikat silang. Kemudian, campuran tersebut dicampurkan bentonit sebagai bahan komposit dan kopolimerisasi dilakukan selama 2 jam pada suhu 70oC. Kapasitas swelling terbaik, baik dalam air maupun urea dengan konsentrasi 200 ppm adalah pada selulosa hasil isolasi dengan kapasitas swelling berturut-turut sebesar 427,94 g/g dan 410,07 g/g. Kapasitas release air dan urea dari superabsorben yang paling baik adalah pada selulosa murni dengan kapasitas release berturut-turut yaitu 67,452% dan 41,140%. Kinetika swelling dan release superabsorben selulosa jerami padi tercangkok poli(Asam akrilat-ko-akrilamida)/Bentonit mengikuti orde reaksi pseudo kedua dan memiliki persamaan laju reaksi v = k[Absorbat]2. Karakterisasi selulosa dan superabsorben dilakukan dengan spektroskopi FTIR untuk analisis gugus fungsi, XRD untuk analisis pola difraksi, SEM untuk melihat morfologi permukaan superabsorben, dan DSC untuk analisis ketahanan termal. Karakterisasi selulosa dan superabsorben dilakukan dengan spektroskopi FTIR untuk analisis gugus fungsi, XRD untuk analisis pola difraksi, SEM untuk melihat morfologi permukaan hidrogel, dan DSC untuk analisis ketahanan termal. Proses absorpsi mengikuti model isoterm adsorpsi Freundlich. Studi termodinamika proses absorpsi urea oleh superabsorben komposit selulosa jerami tercangkok poli (asam akrilat-ko-akrilamida)/bentonit berlangsung spontan dengan nilai ΔG˚ negatif, ΔH˚ sebesar 4,996 kJ/mol dan ΔS˚ sebesar 268,79 J/mol.

ABSTRACT
Cellulose had been isolated from rice straw with removal hemicellulose and lignin process and bleaching. In this study, the average rendement of cellulose isolated from rice straw obtained 36,95%. Then cellulose isolated from rice straw was copolymerized using acid acrylate and acrylamide as a monomer, Pottasium persulfat as inisiator and N,N‟ dimethyl-bis-acrylamide as crosslinking. This mixture was mixed with bentonite as composite materials and copolymerization was further carried out for 2 hours at 70oC. Swelling capacity of superabsorbent for cellulose isolated was the best in water and urea solution (200 ppm), with the swelling capacity were 427,94 g/g and 410,07 g/g, respectively. Release capacity of superabsorbent for pure celullose was the best, and the release capacity were 67,452% and 41,140% for water and urea solution respectively. urea at 681,26 g/g, the water release at 69,716% and 12,318% release of urea. Kinetics of swelling and release produced by rice straw superabsorbent cellulose grafted poly(arylic acid-co-acrylamide)/bentonite is followed pseudo second-order reaction and has a rate equation v=k[Absorbate]2 . Characterization of cellulose and superabsorbent by FTIR for the analysis of functional groups, XRD diffraction pattern for analysis, SEM to look at the morphology of the superabsorbent‟s surface, and DSC for analysis of thermal resistance. Absorption process fitted well with Freundlich isoterm model. Thermodynamics studies showed that absorption process of urea by superabsorbent composite of cellulose form rice straw grafted poly(AA-ko-Aam)/bentonite was spontaneously with negative value of ΔG˚, ΔH˚ 4,996 kJ/mole and ΔS˚ 268,79 J/mole."
2016
S66803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franzeska Rosariz Wijaya
"Pada penelitian ini, sintesis nanopartikel ZnO, nanopartikel Ce2Sn2O7, dan nanokomposit ZnO/Ce2Sn2O7 berhasil dilakukan dengan metode green synthesis menggunakan ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena odorata L.). Kandungan metabolit sekunder pada daun kirinyuh seperti alkaloid dan saponin dimanfaatkan sebagai basa lemah dan capping agent dalam proses sintesis. Karakterisasi FTIR, XRD, UV-Vis DRS, dan FESEM-EDX dilakukan untuk mengetahui sifat struktural, optik, maupun morfologi dari nanopartikel dan nanokomposit yang dihasilkan. Berdasarkan hasil karakterisasi menggunakan UV-Vis DRS, diperoleh nilai energi band gap dari nanopartikel ZnO, nanopartikel Ce2Sn2O7, dan nanokomposit ZnO/Ce2Sn2O7 masing-masing sebesar 3,00 eV; 2,41 eV; dan 2,52 eV. Selain itu, hasil uji fotokatalitik menunjukkan bahwa nanokomposit ZnO/Ce2Sn2O7 memiliki aktivitas fotokatalitik yang paling baik dibandingkan nanopartikel ZnO dan Ce2Sn2O7 dalam mendegradasi rifampicin di bawah sinar tampak selama 120 menit. Persen fotodegradasi rifampicin oleh ZnO/Ce2Sn2O7, Ce2Sn2O7, dan ZnO berturut-turut sebesar 92,25%; 68,57%; dan 55,38%. Lebih lanjut, reaksi fotodegradasi rifampicin menggunakan ZnO/Ce2Sn2O7 mengikuti kinetika laju pseudo orde satu.

In this research, synthesis of ZnO nanoparticles, Ce2Sn2O7 nanoparticles, and ZnO/Ce2Sn2O7 nanocomposites were successfully carried out by means of green synthesis method using siam weed (Chromolaena odorata L.) leaf extract. The secondary metabolites in siam weed leaf such as alkaloids and saponins were used as weak bases and capping agents in the synthesis process. FTIR, XRD, UV-Vis DRS, and FESEM-EDX measurements were conducted to elucidate the structural, optical, and morphological properties of nanoparticles and nanocomposites. Based on the results of characterization using UV-Vis DRS, the band gap energy values ​​of ZnO nanoparticles, Ce2Sn2O7 nanoparticles, and ZnO/Ce2Sn2O7 nanocomposites were 3.00 eV, 2.41 eV, and 2.52 eV. In addition, the photocatalytic test results showed that ZnO/Ce2Sn2O7 nanocomposites had the best photocatalytic activity compared to ZnO and Ce2Sn2O7 nanoparticles against rifampicin under visible light for 120 minutes. Rifampicin photodegradation percentage by ZnO/Ce2Sn2O7, Ce2Sn2O7, and ZnO obtained were 92.25%, 68.57%, dan 55.38%, respectively. Additionally, the reaction kinetics of rifampicin photodegradation using ZnO/Ce2Sn2O7 was found to be a pseudo-first-order rate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elia Oktaviani
"TiO2 sejauh ini telah banyak dipelajari sebagai fotokatalis, pada sistem fotoelektrokimia untuk pengolahan limbah, sintesis kimia, dan perangkat sumber energi elektrik. Salah satu faktor yang penting dipertimbangkan adalah kemapuan respon fotokatalis terhadap sinar tampak. Namun, TiO2 putih masih terbatas pada penyerapan sinar UV. Temuan baru berupa TiO2 hitam membuka suatu peluang baru karena kemampuannya menyerap sinar tampak, hingga mendekati sinar infa merah dekat. Sebagai tambahan modifikasi TiO2 hitam dengan kobalt dinilai dapat meningkatkan performa foto anoda TiO2 hitam sebab dapat mencegah terjadinya rekombinasi hole/elektron dan mencegah terjadinya deakativasi. Pada penelitian ini dilakukan studi preparasi fotoanoda TiO2 nanotube hitam termodifikasi kobalt. TiO2 nanotube disintesis dengan elektrooksidasi. Sedangkan TiO2 nanotubes hitam bTNA disintesis dengan elektroreduksi TiO2 amorf dalam larutan aqueous dan deposisi kobalt dilakukan dengan metode dip coating dan electro deposition. Selanjutnya produk dikarakterisasi dengan XRD, SEM, FTIR, UV-Vis DRS, dan sel foto elekrokimia dan uji aktivitas fotokatalis diuji kemampuannya dalam mendegradasi rhodamin B. Pada penelitian ini berhasil diperoleh produk TiO2 nanotube hitam termodifikasi kobalt dipreparasi dengan metode dip coating, dimana (i) TiO2 nanotubes termodifikasi hitam termodifikasi kobalt memiliki energi celah sebesar 2,3 eV, (ii) menunjukan performa fotoelektrokimia yang baik dan (iii) kemampuan mendegradasi rhodamin B yang lebih baik dibandingkan TiO2 nanotube hitam tanpa modifikasi, yaitu 59% pada bTNA/CoOx metode dip coating dan 39% pada bTNA/CoOx metode elektrodeposisi.

TiO2 has been widely studied for applications in photocatalysis, photo electrochemistry, and in an electrical energy generating device. One important factor that should be considered is its activity toward visible light. However, white TiO2 is only active in the range of UV light spectrum, so we need to swift its activity toward visible light. It has been reported that the black TiO2, a modified TiO2, shows good activity toward visible light. This new finding, the black TiO2 opens a new opportunity to develop photocatalyst that active in the region of visible up to near infrared light. Moreover, further modification with cobalt may be considered to improve the performance of black TiO2 photo anode, because the present of cobalt can prevent hole/electron recombination and prevent deactivation. In this work, a study related to the preparation of cobalt-modified black TiO2 nanotube photoanodes was carried out. The black TiO2 nanotubes (bTNA) was synthesized by electroreduction of amorphous TiO2 in aqueous solution and cobalt deposition was carried out by dip coating and electro deposition methods. Furthermore, the product was characterized by XRD, SEM, FTIR, UV-Vis DRS, and photoelectrochemical cell and UV-Vis spectrophotometer (to monitor degradation of rhodamine B during photo-catalytic activity test). The results show, (i) cobalt modified black TiO2 nanotubes photoanode prepared by dip coating method have narrower band gap energy down to 2.3 eV, (ii) higher photoelectrochemical performance and (iii) the better degradation ability of rhodamine B than the unmodified black TiO2 nanotube, which is 59%. on the bTNA/CoOx dip coating method and 39% on the bTNA/CoOx electrodeposition method."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radite Panca
"Krisis iklim disebabkan oleh ketergantungan manusia akan energi berbahan dasar fosil berdampak pada peningkatan gas CO2 ke atmosfer bumi. Hal tersebut menyebabkan suhu rata-rata global meningkat dan berimplikasi pada bencana alam yang terjadi di seluruh dunia. Maka dari itu diperlukan energi alternatif yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Salah satu sumber energi alternatif itu adalah Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) Berbasis N719. Pada pernelitian ini disusun perangkat DSSC dengan TiO2- nanotubes sebagai semikonduktor, ruthenium complex dye N719 sebagai fotosensitizer, Platina sebagai elektroda pembanding, dan elektrolit (I-/I3-). Preparasi TiO2-nanotubes dengan metode two-step anodization pada variasi waktu anodisasi 30, 60, 90, 180 menit. Material kemudian dikarakterisasi dengan SEM, XRD, FTIR, UV-VIS-DRS, dan potensiostat. Hasil penelitian tinggi tabung, dye loading, dan efisiensi DSSC pada variasi waktu anodisasi 30, 60, 90, 180 menit secara berurutan tinggi tabung sebesar 5,28 μm; 7,61 μm; 11,43 μm; 9,45 μm, dye loading sebesar 67,13 nmol/cm2; 125,44 nmol/cm2; 237,97 nmol/cm2; 207,91 nmol/cm2, dan persen efisiensi DSSC 1,72%; 2,13%; 3,32%; 3,03%. Hasil yang didapatkan menunjukkan nilai optimum persen efisiensi DSSC berbanding lurus dengan tinggi tabung dan dye loading TiO2-nanotubes.

Climate crisis caused by human need for fossil fuel energy have an impact on increasing CO2 emission gas into the atmosphere. More than that, disaster linked to the climate crisis has always been part of our Earth’s system but they are becoming more frequent and intense as the world warms due to an increase the Earth’s average temperature. Therefore we need alternative energy that can be renewed as well as environmentally friendly. One of the renewable and green energy is Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) based on dye N719. In this research, The DSSC device fabricated by TiO2-nanotubes as semoconductor, ruthenium complex dye N719 as photosensitizer, Platina (Pt) as counter electrode, and electrolyte solution (I-/I3-). The preparation of TiO2-nanotubes by two-step anodization method followed by anodization time treatment into four variations, these were in 30 minutes, 60 minutes, 90 minutes, and 180 minutes to get highly ordered length of TiO2-nanotubes. These materials were characterized by SEM, XRD, FTIR, UV-VIS- DRS, dan Electrochemical Work Station. The results of tube length, dye loading, and DSSCs efficiency at four variations of anodization time 30 minutes, 60 minutes, 90 minutes, and 180 minutes sequentially are tube length of 5,28 μm; 7,61 μm; 11,43 μm; 9,45 μm, dye loading of 67,13 nmol/cm2; 125,44 nmol/cm2; 237,97 nmol/cm2; 207,91 nmol/cm2, dan DSSC efficiency of 1,72%; 2,13%; 3,32%; 3,03%. The results show optimum value of DSSC efficiency directly proportional to tube length and dye loading of TiO2-nanotubes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efan Emanuel
"Rhodamine B merupakan salah satu bahan pewarna yang banyak digunakan dalam industri tekstil,sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran air. Penghilangan rhodamine B di dalam air dapat dilakukan dengan fotodegradasi menggunakan fotokatalis berbasis TiO2 yang dimodifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis TiO2 anatase nanosheet yang didoping Fe dan GO. Fe/TiO2-GO memiliki aktivitas fotodegradasi terhadap rhodamine B dan dikonfirmasi menggunakan UV–vis diffuse reflectance spectroscopy (UV-DRS) dengan perbandingan nilai band gap yang menurun dari 3,15 eV untuk TiO2 menjadi 2,758 eV untuk Fe/TiO2-GO, lalu terdapat peningkatan persentase degradasi sebesar 96 % pada TiO2 menjadi 99,6% pada Fe/TiO2-GO dan nilai Kt pada TiO2 sebesar 3,87 x 10-2 menit-1 menjadi 4,008 x 10-2 menit-1 pada Fe/TiO2-GO fotokatalis juga dikarakterisasi menggunakan Transmission Electron Microscopy (TEM), Raman Spectroschopy, Scanning Electron Microschopy (SEM) dan persentase degradasi rhodamine B diukur dengan UV-VIS Spectrophotometry.

Rhodamine B is one of the dyes that is widely used in the textile industry, thus allowing water pollution. The removal of rhodamine B in air can be carried out by photodegradation using a TiO2-based converting photocatalyst. This study aims to synthesize TiO2 anatase nanosheets doped with Fe and GO. Fe/TiO2-GO has photodegradation activity against rhodamine B and was confirmed using UV–vis diffuse reflectance spectroscopy (UV-DRS) with a band gap ratio that decreased from 3.15 eV for TiO2 to 2.758 eV for Fe/TiO2-GO, then degradation percentage of 96% on TiO2 to 99.6% on Fe/TiO2-GO and the value of Kt on TiO2 of 3.87 x 10-2 minutes-1 to 4,008 x 10-2 minutes-1 on photocatalyst Fe/TiO2-GO also characterized using Transmission Electron Microscopy (TEM), Raman Spectroscopy, Scanning Electron Microscopy (SEM) and the proportion of rhodamine B degradation measured by UV-VIS spectrophotometry."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lyubimaya Danindra Nugroho
"Meningkatnya kebutuhan energi setiap tahun mendorong pencarian sumber energi ramah lingkungan. Mayoritas sumber energi saat ini berasal dari bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi CO2 sebagai gas rumah kaca. Hidrogen merupakan alternatif yang menjanjikan dan dapat diproduksi melalui elektrolisis air. Dalam proses ini, elektrokatalis sangat penting untuk meminimalkan overpotensial. Cr2CTx MXene, yang digabungkan dengan multi-walled carbon nanotubes (MWCNT) terfungsionalisasi, memiliki potensi sebagai elektrokatalis. Penelitian ini mensintesis nanokomposit MWCNT/Cr2CTx MXene melalui metode hidrotermal untuk digunakan dalam reaksi evolusi hidrogen. Nanokomposit yang disintesis dikarakterisasi menggunakan XRD, SEM, TEM, FTIR, dan Raman. Performanya sebagai elektrokatalis dievaluasi melalui LSV, CV, EIS, dan kronoamperometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanokomposit MWCNT/Cr2CTx MXene memiliki onset dan overpotensial terendah sebesar 231 mV dan 112 mV dibandingkan dengan elektrode lain. Nilai ECSA dari CV adalah 1,66 cm². EIS mengungkapkan hambatan rendah dan konduktivitas baik. Selain itu, pengujian kronoamperometri menunjukkan kestabilan yang baik, menjadikan nanokomposit ini cocok sebagai elektrokatalis dalam reaksi evolusi hidrogen.

The increasing energy demand each year drives the search for environmentally friendly energy sources. Currently, most energy sources come from fossil fuels that produce CO2 emissions as greenhouse gases. Hydrogen is a promising alternative and can be produced through water electrolysis. In this process, electrocatalysts are crucial to minimize overpotential. Cr2CTx MXene, combined with functionalized multi-walled carbon nanotubes (MWCNT), has potential as an electrocatalyst. This study synthesized MWCNT/Cr2CTx MXene nanocomposites using the hydrothermal method for use in hydrogen evolution reactions. The synthesized nanocomposites were characterized using XRD, SEM, TEM, FTIR, and Raman spectroscopy. Their performance as electrocatalysts was evaluated through LSV, CV, EIS, and chronoamperometry tests. The results showed that the MWCNT/Cr2CTx MXene nanocomposites had the lowest onset and overpotential values of 231 mV and 112 mV compared to other electrodes. The ECSA value from CV was 1.66 cm². EIS revealed low resistance and good conductivity. Additionally, chronoamperometry tests demonstrated good stability, making these nanocomposites suitable as electrocatalysts for hydrogen evolution reactions."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna
"Dalam penelitian ini, zeolit KNaX (rasio molar Si/Al = 1,24) disintesis dari kaolin yang berasal dari Pulau Belitung di Indonesia. Zeolit KNaX tersebut digunakan sebagai katalis pada reaksi antara minyak kulit biji mete yang mengandung gugus ?OH fenolik dan karboksil ?COOH dengan metanol menggunakan pelarut DMSO untuk diaplikasikan sebagai biopelumas. Produk katalitik diekstrak menggunakan campuran pelarut etil asetat dan n-heksan dengan perbandingan volume 1:1. Fasa organik dipisahkan dan diuapkan untuk menghilangkan pelarut dan dianalisis menggunakan FTIR & GC-MS.
Hasil analisis dengan FT-IR menunjukkan telah terjadi reaksi O-metilasi dan esterifikasi dengan terbentuknya gugus ?OCH3 pada bilangan gelombang 2876,61 cm-1 dan gugus karbonil dari ester pada bilangan gelombang 1732,80 cm-1. Hal ini juga diperkuat dari data GC-MS menunjukkan adanya kenaikan berat molekul dari m/z 300 menjadi m/z 328, mengindikasikan adanya penambahan 2 gugus CH3. Produk reaksi katalitik dikarakterisasi terhadap beberapa parameter pelumas dan diperoleh hasil sebagai berikut: viskositas suhu 40°C = 35,2 cSt dan viskositas suhu 100°C = 4,1 cSt, TAN = 0,88 mg KOH/g sampel, TBN = 2,09 mg KOH/g sampel, densitas = 0,9902, flash point = 120°C dan pour point = -27°C. Selanjutnya dilakukan variasi jumlah pelarut DMSO dan persen berat katalis zeolit KNaX untuk mendapatkan nilai TAN lebih rendah sesuai spesifikasi biopelumas.

In this research, KNaX zeolite (molar ratio Si/Al = 1,24) was synthesized from kaolin, originating from Belitung Island in Indonesia. KNaX zeolite was used as catalyst in the reaction between cashew nut shell liquid containing phenolic ?OH group and carboxylic ?COOH with methanol using the solvent DMSO for the application as biolubricant. The reaction product was extracted using mixed solvents of ethyl acetate and n-hexane 1:1. The organic phase was separated and evaporated to remove the solvents and was analyzed using FTIR and GC-MS.
The FT-IR spectra showed the result of O-methylation and esterification reactions by the formation of ?OCH3 group at 2876,61 cm-1 and carbonyl group from ester at 1732.80 cm-1. These results were also confirmed by the GC-MS analysis result, which showed an increase in molecular weight of m/z 300 to m/z 328, indicating the addition of 2 CH3 groups. The catalysis reaction products were characterized toward several parameters of lubricant which showed the following results: Viscosity 40°C = 35,2 cSt and viscosity temperature of 100°C = 4,1 cSt, TAN = 0,88 mg KOH/g sample, TBN = 2,09 mg KOH/g sample, density = 0,9902, flash point = 120°C and pour point = -27°C. Furthermore, the amount of used DMSO solvent and the percentage of weight catalyst were varied to obtain the reduced TAN values as required for biolubricant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T28802
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Andhika
"Penggunaan sumber Panas bumi melibatkan pendinginan pada fluida Panas bumi dengan cara mengekstrak panasnya. Pada kasus fluida Panas bumi suhu tinggi, pengendapan amorphous silika dari larutan membentuk kerak silika adalah masalah utama dalam efisiensi ekstraksi panas. Pengurangan atau bahkan penghilangan pembentukan kerak silika dengan penanganan yang tepat pada air dapat membuka kesempatan meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber Panas bumi suhu tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan pembentukan kerak silika dari contoh air Panas bumi lapangan panas bumi Lahendong, Sulawesi Utara dan cara-cara pencegahannya dengan menggunakan pengaturan pH dan scale inhibitor. Untuk mengetahui kemungkinan terbentuknya pengkerakan silika maka dilkakukan sejumlah perlakuan dengan volume larutan 300 ml dengan memvariasikan pH sampel kontrol 3,4,5,6,7,8,9,10,11, dan 12. Kemudian sampel ditambahkan NaCl hingga konsentrasi NaCl menjadi berturut-turut 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 6000, 7000, 8000, 9000, 10000 ppm. Dilakukan juga inhibisi pengkerakan dengan menggunakan asam borat dan memvariasikan penambahan asam borat berdasarkan variasi berat, yaitu: 1, 5, 10, 20, 50 miligram. Semua perlakuan, baik variasi pH maupun penambahan NaCl dan uji inhibisi dengan asam borat, diakhiri dengan menjenuhkan larutan dengan pemanasan hingga volumenya kira-kira 100 ml.
Dari percobaan yang dilakukan ternyata diketahui bahwa pengkerakan paling besar terjadi pada pH 7 dang kandugngan NaCl 10000 ppm. Sedangkan untuk uji inhibisi yang paling efektif pada penambahan berat asam borat sebanyak 50 mg dengan volume sampel 300 ml. Kata Kunci: Pengkerakan silika, Scaling, scale inhibitor."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>