Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tresye Utari
Abstrak :
ABSTRAK Alumina anhidrat terdapat dalam bentuk alumina metastabil (÷ -, ç -, ã-, ê-, ä- dan è-alumina) dan alumina stabil (á-alumina). Beberapa bentuk alumina mempunyai struktur berpori dan tuas permukaan besar, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai adsorben. Umumnya adsorben alumina dibuat dari bauksit dengan proses Bayer. Penelitian ini bertujuan membuat adsorben alumina dari kaolin. Percobaan dilakukan dengan pemanasan campuran kaolin dan amonium sulfat pada suhu tertentu untuk menghasilkan amonium alum sebagai basil antara. Dekomposisi amonium alum untuk menghasilkan alumina dilakukan pada suhu tertentu. Suhu pembentukkan amonium alum dan suhu pembentukkan alumina ditentukan berdasarkan basil analisis DTA-TGA. Amonium alum dan alumina yang diperoleh dibuktikan dengan analisis difraksi sinar-X. Perbandingan dan waktu pemanasan campuran kaolin dengan amonium sulfat divariasikan untuk memperoleh jumlah amonium alum optimum. Untuk memperoleh alumina dengan daya adsorpsi terbesar, dilakukan variasi waktu pemanasan amonium alum. Data adsorpsi alumina yang dihasilkan ditunjang oleh pengukuran kehilangan berat, luas permukaan dan struktur kristal. Dari penelitian ini, jumlah optimum amonium alum dihasilkan dari pemanasan campuran kaolin dan amonium sulfat dengan perbandingan berat 1:4 pada suhu 363°C selama 10 jam. Adsorben alumina dengan daya adsorpsi terbesar dihasilkan dari pemanasan amonium alum pada suhu 900°C selama 3 jam. Adsorben alumina tersebut mempunyai struktur kristal yang terdiri dari campuran ÷-, ç- dan ã-Al203 dengan struktur dominan ÷-Al203, luas permukaan 139,83 m2/g dan kapasitas adsorpsi ortofosfat 0,391 mek/g. Perolehan adsorben alumina dad kaolin sebesar 14,68%.
Anhydrate alumina, M203, consist of a stable- (á -alumina) and a metastable (÷ -, ç -, ã-, ê-, ä- dan è-alumina) forms. Some of the metastable form of alumina has a high porosity and very high surface area; these properties are commonly exploited as an adsorbent. The most commonly process for a preparation of alumina adsorbent is the "Bayer process", which employees of bauxite as a raw materials. The purpose of this research is to prepared adsorbent alumina from kaolin. It is well that when the mixture kaolin and ammonium sulphate are heated at certain temperature, intermediate compound of ammonium alum will be produced. Later, this intermediate compound decomposes to form alumina. The forming temperature ammonium alum and alumina determined by using the DTA-TGA analysis. X-Ray Diffraction (XRD) analizes ammonium alum and alumina produced at the observed temperature. To obtain the maximum amount of ammonium alum, the ratio of kaolin and ammonium sulphate mixture and the heated time at certain temperature is varied. To obtained the alumina with the maximum adsorption, the heated time of the decomposition ammonium alum also varied. Measuring the reduced weight, surface area and structural analysis supports the adsorption data. This research showed that the maximum amount of ammonium alum could be produced when the mixture kaolin and ammonium sulphate 1: 4 was heated at 363°C for 10 hours period. Alumina with maximum adsorption capacity could be produced when ammonium alum decomposed at 900°C for 3 hours period. Alumina produced from this method are dominantly composed of the -Al2O3 xstructure, with a measured surface area is 39,83 m21g and the phosphate adsorption capacity is 30,43 meg/g. The yield of alumina from kaolin is 14,68%.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Sundari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan melihat effek perlakuan Bentonit terhadap kualitas pasir cetak. Proses perlakuan Bentonit berupa pemurnian senyawa Montmorilonit dari Bentonit dengan campuran alkohol - bromoform pada B.J. 2,1 gr/ml dan kecepatan pemutaran 4000 rpm. Secara statistik ditunjukkan bahwa perlakuan terhadap B.Boyolali memberikan hasil paling baik ( 85,76%) karena paling mendekati garis sentral yaitu 82,73 %.

Analisa pemurnian Montmorilonit dari ke 4 Jenis Bentonit (Boyolali, Karang Nunggal, Bogor, Wyoming) dilakukan dengan XRD dan hasilnya menunjukkan bahwa B.Bogor memberikan tingkat kemurnian paling tinggi dengan pengotor paling sedikit yaitu kuarsa dibawah 2%.

Analisa unsur dari ke 4 jenis Bentonit yang sama (tanpa perlakuan) dilakukan dengan XRF dan hasilnya menunjukkan bahwa B.Wyoming mempunyai ratio Na/Ca

paling tinggi yaitu 1,75. Pemurnian Montmorilonit dari Bentonit memberikan simpangan baku 3,44%. Pada penyiapan Bentonit Boyolali untuk pasir cetak dilakukan 18 kali percobaan pemurnian dengan kondisi teknis dimana digunakan campuran alkohol- bromoform murni dan bekas.

Pada pengujian pasir cetak digunakan 4 variabel Bentonit yaitu Montmorilonit hasil perlakuan B.Boyolali, B.Boyolali 270 mesh, B.Boyolali 140 mesh dan Bentonit UI. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Montmorilonit (2%)memberikan kekuatan tekan basah, geser basah dan tarik kerinq masing-masing 1,1 N/cm2,

0,8 N/cm` dan 5,0 N/cm. Ke 4 variabel Bentonit diatas digunakan untuk uji cor spesimen Al dan hasilnya menunjukkan bahwa Montmorilonit (2%) memberikan effek paling baik pada permukaan benda tuang.

1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library