Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safira Mayasti Nurrahmani
Abstrak :
ABSTRAK
Air minum mempunyai potensi tercemar dipengaruhi oleh kondisi alat distribusi dan wadah penyimpanannya. Kualitas air minum yang digunakan berhubungan dengan kesehatan manusia. Waterborne disease merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air dari organisme lain dan dapat menyebabkan mual, muntah, demam, dan diare (Washtenaw Country Departement of Public Health, 2012). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas mikrobiologi air bersih pada hidran umum, jeriken distribusi, dan wadah di rumah warga di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara serta mengetahui hubungan antara warga yang terserang penyakit diare dengan kualitas air yang digunakan. Sampel air yang ambil diuji kualitas mikrobiologisnya (fecal coliform) dengan metode Multiple Tube Fermentation (MTF). Hasil pengujian dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu sebesar 0 MPN/100mL untuk fecal coliform. Hasilnya, terdapat satu sampel air di hidran umum, satu sampel air pada jeriken distribusi, 60% sampel air di rumah warga di Kelurahan Penjaringan, dan 41.67% sampel air di rumah warga di Kelurahan Kamal Muara yang mempunyai nilai fecal coliform melebihi baku mutu. Korelasi antara persentase warga yang terkena diare dengan persentase sampel air di rumah warga yang melebihi baku mutu adalah negatif (r = -1). Oleh karena itu, perlu dilakukan pengaturan pewadahan air dan penambahan klorin untuk mengurangi pencemaran.
ABSTRACT
Water has potential contamination affected by the conditions of distribution tools and water storage containers. The quality of drinking water relate to human health. Waterborne disease is a disease that can be spread by water from other organisms and may cause nausea, vomiting, fever, and diarrhea (Washtenaw Country Departement of Public Health, 2012). The purpose of this study was to determine the microbiological quality of water in public hydrants, distributed by jerrycans, and containers at homes in Penjaringan, North Jakarta also determine the relationship between citizen diarrheal disease with the quality of the water. The method for testing fecal coliform of the samples is by Multiple Tube Fermentation (MTF). The test results compared with the Regulation of Minister Health of Republic Indonesia No. 492/Menkes/PER/IV/2010 in the amount of 0 MPN/100mL of fecal coliform. The test results showed that there is one water sample in public hydrant, one water sample in jerrycan, 60% water sample at houses in Penjaringan and 41.67% water sample at houses in Kamal Muara that has a value of fecal coliform exceeded the water quality standard. Correlation between the percentage of people that has diarrhea with percentage of water samples at homes exceeded quality standard is negative (r = -1). That?s why, it?s needed to manage the water container and add chlorine to reduce the contamination.
2016
S64272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rahayu Pujiastuti
Abstrak :
ABSTRACT
Indonesia merupakan negara dengan produktivitas tambak udang tertinggi yakni sebesar 267 kg/ha pada tahun 2012. Potensi yang besar tersebut menyebabkan Indonesia menerapkan budidaya tambak udang semi intensif, dengan memanfaatkan luas sekecil mungkin dan padat penebaran sebesar mungkin. Budidaya tersebut akan menghasilkan air limbah dengan kadar amonia dan nitrat yang tinggi yang berasal dari sisa pakan dan kotoran udang. Kadar amonia dan nitrat pada air tambak udang dapat diolah menggunakan teknologi bioflok dengan bantuan Effective Microorganisms 4 (EM4). Penelitian ini dilaksanakan selama 31 hari dalam skala laboratorium menggunakan akuarium berukuran 40 cm x 25 cm x 30 cm yang berisikan 15 liter air tambak dan udang sebanyak 20 ekor, dengan variasi konsentrasi EM4 3 ml/l, 5 ml/l, dan 7 ml/l. Berdasarkan uji statistik dengan Independet t-test perbandingan variasi konsentrasi EM4 3ml/l dengan 5 ml/l dan EM4 5 ml/l dengan 7 ml/l menghasilkan perbedaan yang tidak signifikan sedangan perbandingan konsentrasi EM4 3 ml/l dengan 7 ml/l menunjukkan perbedaan yang signifikan sehingga kedua konsentrasi tersebut dapat dikomparasikan. Persentase penurunan rata-rata amonia untuk pemberian konsentrasi EM4 3 ml/l, 5 ml/l, dan 7 ml/l masing-masing 74,079%, 84,161% dan 88,864%. Sedangkan persentase penurunan nitrat pemberian konsentrasi EM4 3 ml/l, 5 ml/l, dan 7 ml/l masing-masing 68,429%, 72,579% dan 83,650%.
ABSTRACT
Indonesia is a country has a high shrimp farms production, as many as 267 kg/ha in 2012. That great potential caused Indonesia to apply semi-intensive shrimp aquaculture, by utilizing the smallest area with the highest stocking rate. The shrimp farms generates wastewater which contained high levels of ammonia and nitrate from feed residue and dirt shrimp. Ammonia and nitrate levels in wastewater shrimp farms can be processed using biofloc technology by helping Effective Microorganisms 4 (EM4). This research was carried in 31 days with laboratory scale using an aquarium measuring 40 cm x 25 cm x 30 cm containing 15 liters water in ponds and shrimp as many as 20 shrimps, with the variations of EM4 consentrations, which is 3 ml/l, 5 ml/l, and 7 ml/l. Based on the statistical test by Independent t-test, comparison of various concentration EM4 3ml/l with 5 ml/l and EM4 5 ml/l and 7 ml/l resulted in not significant difference while the comparison of various 3 ml/l with 7 ml/l showed a significant difference so that two concentration can be compared. The biggest reduction percentage of ammonia for aquarium with EM4 concentration 3 ml/l, 5 ml/l, and 7 ml/l respectively 74,079%, 84,161% and 88,864%, while the biggest reduction percentage of nitrate respectively were 68,429%, 72,579% and 83,650%.
2016
S62837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library