Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Adriyani
"Perusahaan dalam ha] ini rumah sakit yang ingin berhasil dalam menjalankan usahanya pertama-lama harus disadari bahwa adalah tidak mungkin untuk dapat melayani dan memuaskan semua pelanggan. Pasien di rumah sakit sangatlah banyak jumlahnya dan beraneka ragam kebutuhan, kemampuan membeli, perilaku maupun psikografinya. Agar tahu apa yang menjadi kebutuhannya , perlu mengetahui karakteristik pasiennya melalui pendekatan segmentasi.
Masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahui karakteristik pasien yang masuk ke rawat inap RS. Karya Bhakti serta belum diketahuinya segmen yang bagaimanakah yang tepat untuk dikembangkan di RS. karya Bhakti untuk menjadi pelanggan potensialnya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien berdasarkan geografi, demografi, psikografi dan perilaku pasien di rawat inap. Dapat melihat pelanggan potensial berdasarkan atas : pemilihan kelas perawatan, status kesetiaan pasien dan kemampuan membayar dari pasien.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik gabungan kuantitatif dan kualitatif dengan metode survey . dalam penetapan sampel dilakukan secara stratified . Untuk pembahasannya dibantu dengan data sekunder dari BPS Bogor, DICK Bogor serta serta buku Bogor membangun . Untuk analisa dilakukan uji univariat dan bivariat dengan tabulasi silang.
Berdasarkan analisis univariat dan bivariat dapat diketahui karakterislik pasien di rawat inap RS. Karya Bhakti dilihat dari pemilihan kelas perawatan potensial, status kesetiaan dengan berdasarkan geografi, demografi, psikografi dan perilaku maka dapat disimpulkan bahwa pasien potensial rawat inap RS. Karya Bhakti adalah pasien yang pemhayarannya melalui pihak ketiga yaitu perusahaan pasien .
Saran yang diberikan adalah : Perlu ditingkatkan pemasaran ke perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar Bogor, buat tim pemasaran dan pelayanan RS dalam menciptakan loyal customer , serta kembangkan sumber daya yang ada untuk melakukan strategi pemasaran baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang guna mencapai tujuan dan visi organisasi.

A firm, in this case hospital, which wants to be succeed in ruling the firm must realize that it is impossible to serve and satisfy all the customer. There are many patients in the hospital with vary of need, ability to pay, behavior and psychograph. In order to know what the customer wants, it is important to know the patients characteristic by segmentation approach.
The problem in this research was patient characteristic in Karya Bhakti Hospital has not been determined yet, and also what customers segment that was better to be developed as the potential customer. The research aim was to know customer characteristic based on geography, demography, psychograph and behavior of customer that use in patient. The potential customer could be determined by in patient class choice, and patient's loyalty.
This research was quantitative and qualitative combination analylic descriptive with survey method. This research was done by stratification sampling method. Secondary data from BPS Bogor, DKK Bogor and Bogor Membangun Book was help to set the argument. The analysis was done with cross tabulation univariant and bivariant test.
Based on the analysis, it was determined in patient patient's characteristics in Karya Bhakti Hospital based on in patient class choice, patient's by geography, demography, psychography and behavior of customer. This research shows that potential in patient Karya Bhakti Hospital is patients that paid the bill third party, that is from company patients.
This research suggest Karya Bhakti Hospital to raise marketing intensity to the companies around Bogor, to build marketing and service team in order to create loyal customer, to develop the existing resources to do the short term and long term marketing strategy in order to reach the organization's aim and vision.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T405
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Arfina Dewi
"Organisasi pelayanan kesehatan sekarang ini harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan agar dapat memperoleh keunggulan dalam persaingan.
Berawal dari keinginan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan itu Rumah Sakit Umum Palang Merah Indonesia Bogor yang merupakan satu-satunya rumah sakit milik Palang Merah Indonesia merencanakan pengembangan poliklinik spesialisnya. Hal ini didukung oleh fakta dari observasi pra penelitian di mana pelanggan berpendapat bahwa ruang periksa dan ruang tunggu sudah tidak memadai.
Usaha pengembangan ini dapat bermanfaat jika bisa menentukan posisi bersaing yang tepat. Sementara itu belum ada informasi mengenai karakteristik pelanggan dan posisi pesaing yang dapat digunakan oleh rumah sakit sebagai acuan untuk membuat kebijakan.
Penelitian yang ditujukan untuk menganalisis penentuan posisi bersaing ini, menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Dari penelitian diperoleh hasil bahwa karakteristik pelanggan Poliklinik Spesialis RSU PMI Bogor terbanyak berasal dari kotamadya Bogor, mayoritas kelompok usia produktif dari kelas menengah bawah dengan pendidikan menengah dan pekerjaan pegawai negeri . Karakteristik pelanggan ini menjadi dasar persepsi mengenai posisi poliklinik itu sendiri dan posisi pesaing. Berdasar persepsi pelanggan disimpulkan posisi poliklinik ini dengan pelayanan yang baik dan terjangkau. Dari persepsi pelanggan didapatkan pula bahwa pesaing terdekat adalah Poliklinik Spesialis RS Azra, namun Poliklinik Spesialis RSU PMI Bogor mempunyai keunggulan dari jenis pelayanan yang lebih lengkap dan tarif pelayanan yang lebih murah.
Untuk dapat memenangkan persaingan disarankan agar RSU PMI membentuk bagian pemasaran dan melakukan fungsi pemasaran secara optimal sehingga rencana pengembangan poliklinik spesialis dapat diwujudkan dan memberikan manfaat.

Positioning Analysis of Specialized Polyclinic in Bogor Indonesian Red Cross HospitalHealth service organization these days should always increase its quality so that they could be the front runner in the course of highly competitive market.
It all begins from the idea to ameliorate the quality of health service at the Bogor Indonesian Red Cross Hospital, which is the only hospital belongs to the Indonesian Red Cross Organization to carry on the plan of its Specialized Polyclinic expansion. This is supported by the fact acquired from pre research observation where customers assume that examination room and waiting lounge are no longer eligible.
This expansion plan will surely come in handy if one is capable of determining the exact positioning. Meanwhile, absence of information concerning customers characteristics and competitors positioning as a parameter to set the hospital policy.
The research is conducted to analyze the determination of positioning , using descriptive analytic methodology of research with qualitative and quantitative approach.
From the research, it is found that the majority of the customer of this specialized polyclinic is originally from the district of Bogor belong to the productive age group ranging from low to middle class of society with average middle educational qualification and owning profession as civil servant. Perceptions on the positioning of the polyclinic its self and its competitors are made upon the data gained concerning the customers' characteristic. It is summed up, according to the perspective of the customers, that is polyclinic furnish an excellent service and affordable to all levels of society. It is also acknowledgeable that its closest competitor is the polyclinic owned lay Azra Hospital, though the one owned lay RSU PM1 Bogor posses a number of features mainly in its service and tariff.
With the intention of winning the competition, it is advised that Bogor Indonesian Red Cross Hospital should create marketing division and perform optimally marketing functions so that the plan of having specialized polyclinic expansion can be well carried out and last but not least will do bring the most advantage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Suryatma
"ABSTRAK
Pendahuluan. Indonesia menerapkan program internship dokter Indonesia sejak
tahun 2010 dengan tujuan pemahiran kompetensi dokter umum yang baru lulus.
Salah satu permasalahan dalam program internship adalah kelayakan wahana.
Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh kelayakan wahana terhadap kompetensi
dokter Indonesia.
Metode. Penelitian ini merupakan analisis lanjut dari data penelitian Assesmen
Program Internship Dokter Indonesia 2015 yang dilakukan oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan
menggunakan desain potong lintang. Data diambil dari peserta internship dan data
wahana yang berada di 9 Kabupaten yang terpilih berdasarkan metode sampling
proportional probability to size (PPS). Analisis yang digunakan adalah analisis
jalur dimana ingin dilihat pengaruh langsung maupun tidak langsung dari wahana
terhadap peningkatan kompetensi yang terdiri dari pengetahuan upaya kesehatan
masyarakat, upaya kesehatan perorangan, kemampuan diagnosa dan kemampuan
tindakan dokter internship.
Hasil. Dari 9 kabupaten tersebut, wahana terbagi menjadi empat kategori yaitu: rs
tidak layak pkm tidak layak (3 wahana), rs tidak layak pkm layak (1 wahana), rs
layak pkm tidak layak (2 wahana) dan rs layak pkm layak (3 wahana). Untuk
pengaruh wahana terhadap pengetahuan upaya kesehatan masyarakat secara
statistik bernilai signifikan dengan kategori wahana yang memiliki puskesmas
layak menghasilkan peningkatan nilai ukm lebih baik dibandingkan kategori
lainnya. Untuk pengaruh wahana terhadap pengetahuan upaya kesehatan
perorangan, diagnosa dan tindakan secara statistik tidak bernilai signifikan.
Kesimpulan. Tempat penempatan / wahana merupakan salah satu komponen
penting dalam program internship dokter indonesia, hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan kompetensi pengetahuan dan tindakan pada peserta internship
di masing-masing kategori wahana. Peningkatan pengetahuan upaya kesehatan
masyarakat karena pengaruh wahana lebih besar terjadi pada wahana dengan
kategori puskesmas layak, sedangkan peningkatan pengetahuan upaya kesehatan
perorangan karena pengaruh wahana hampir merata pada semua kategori wahana.
Untuk peningkatan kemampuan diagnosa karena pengaruh wahana dapat dilihat
dari jalur langsung ataupun jalur tidak langsung melalui pengaruh pengetahuan
upaya kesehatan perorangan dan walaupun tidak signifikan secara statistik,
peningkatannya juga terjadi pada seluruh wahana. Dan peningkatan kemampuan
tindakan karena pengatuh wahana dapat dilihat dari jalur langsung ataupun jalur
tidak langsung melalui pengaruh pengetahuan upaya perorangan dan jalur tidak
langsung melalui pengaruh kemampuan diagnosa.

ABSTRACT
Introduction. Indonesian medical internship program has been adopted in
Indonesia since 2010 with aim to exercise medical competency of the newly
graduated general practitioner. One of the critical problems in internship program
is the feasibility of medical internship training facilities. Thus, this study was to
reveal the influence of medical internship training facilities feasibility on
Indonesian doctor competency.
Method. This study was a further analysis of research data Asesmen Program
Internship Dokter Indonesia 2015 previously done by National Institute of Health
Research Development Indonesian Ministry of Health using cross sectional study
design. The data was taken from internship participants and training facilities in 9
chosen districts based on sampling method proportional probability to size (PPS).
Analysis was using pathway analysis to see both direct and indirect influence of
training facilities on competence improvement, consisted of public health
knowledge, personal health care, diagnosis and intervention skills.
Results. Of all 9 districts, training facilities were divided into 4 categories:
improper hospital- improper public health center (3 facilities), improper hospitalproper
public health center (1 facility), proper hospital-improper public health
center (2 facilities), and proper hospital-proper public health center (3 facilities).
The influence of training facility on intern knowledge showed significant results, in
which facilities with proper public health center improved public health knowledge
score better than other categories. On the other hand, the influence of training
facility on personal health care, diagnosis, and intervention skills was not
significant.
Conclusion. Training facility is one of important components in Indonesian
medical internship program, as it was proven by improvement of intern knowledge
and intervention skills in each training facility categories. Improvement of public
health knowledge contributed by training facility is higher in facilities with proper
public health center, while improvement of personal health care knowledge is
similar in almost all facilities. Improvement of diagnosis skill contributed by
training facility can be seen in both direct and indirect pathways through increased
personal health care knowledge, despite statistically not significant, improvement
was found in all facilities. Improvement of intervention skill contributed by training
facility can be seen in both direct and indirect pathways through increased personal
health care knowledge and in indirect pathway through increased diagnosis skill."
2017
T47709
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Anugrahini
"Latar belakang: Supervisi klinis merupakan komponen penting dari jaminan kualitas dan kerangka tata kelola klinis dalam organisasi perawatan kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model supervisi klinis menggunakan alat bantu teknologi informasi berbasis motivasi dan efikasi diri (TIME) terhadap kompetensi perawat dalam keamanan obat. Metode: Desain penelitian mixed methode riset (kualitatif dan kuantitatif). Sampel: Kepala ruangan, perawat primer dan perawat pelaksana sebanyak 132 perawat. Hasil: tahap 1: studi kualitatif didapatkan 7 tema. Dukungan dalam efektivitas model, tahap 2: pengembangan model supervisi klinis “TIME”, model dan kurikulum, buku kerja dan buku evaluasi. Sistem aplikasi supervisi klinis “TIME”. Hasil user acceptance test (UAT) nilai rata - rata keberterimaan pelaksanaan 86% yang berarti sangat diterima. Hasil menunjukan bahwa terdapat perubahan yang bermakna uji efektivitas model sebelum dan sesudah intervensi model dengan p value < 0,05. Setelah intervensi model kompetensi perawat dalam keamanan obat terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol terkait kompetensi perawat dalam keamanan obat dengan p value < 0,05. Terdapat hubungan antara karakteristik perawat dalam hal usia, tingkat pendidikan, masa kerja dan intervensi model terhadap kompetensi perawat dalam keamanan obat dengan p value < 0,05. Faktor yang paling dominan berpengaruh adalah intervensi model supervisi klinis “TIME” terhadap kompetensi perawat dalam keamanan obat dengan p value < 0,05. Kesimpulan: Model supervisi klinis “TIME” dapat diimplementasikan pada tatanan pelayanan keperawatan sehingga dapat meningkatkan kompetensi perawat dalam keamanan obat.

Background: Clinical supervision is an important component of the quality assurance and clinical governance framework in healthcare organizations. This study aims to develop a clinical supervision model using information technology tools based on motivation and self-efficacy (TIME) on nurse competency in drug safety. Methods: Mixed method research design (qualitative and quantitative). Sample: Head of room, primary nurse and implementing nurse as many as 132 nurses. Result: stage 1: qualitative study found 7 themes. Support in the effectiveness of the model, stage 2: development of the “TIME” clinical supervision model, model and curriculum, workbooks and evaluation books. “TIME” clinical supervision application system. The results of the user acceptance test (UAT) average value of 86% acceptance which means very acceptable. The results showed that there was a significant change in the effectiveness test of the model before and after the model intervention with a p value <0.05. After the intervention of the nurse competency model in drug safety, there was a significant difference between the intervention group and the control group regarding nurse competence in drug safety with a p value <0.05. There is a relationship between the characteristics of nurses in terms of age, education level, years of service and model interventions on the competence of nurses in drug safety with a p value <0.05. The factor that has the most dominant influence is the intervention of the clinical supervision model "TIME" on the competence of nurses in drug safety with a p value <0.05. Conclusion: The "TIME" clinical supervision model can be implemented in nursing service settings so that it can increase nurse competency in drug safety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Panji Asmoro
"Pendahuluan: Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang menjamin pasien aman dari insiden. Perawat sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan wajib menerapkan sasaran keselamatan pasien (SKP). Dibutuhkan instrumen yang bersifat proaktif mencegah insiden. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen faktor prediktor kepatuhan perawat dalam melaksanakan SKP di rumah sakit. Metode: Tahap 1 merupakan pengembangan item instrumen dengan 3 fase: wawancara, expert judgement, dan uji keterbacaan. Tahap 2 yakni uji validitas dan reliabilitas instrumen dengan pendekatan cross sectional menggunakan dua analisis data, yakni Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan regresi linier berganda. Partisipan dalam fase wawancara menggunakan perawat pelaksana dan perawat manajer. Uji validitas dan reliabilitas instrumen melibatkan perawat pelaksana dengan jumlah sampel 100 responden. Variabel dependen yakni kepatuhan perawat dalam melaksanakan SKP di rumah sakit. Hasil: Sebanyak 16 faktor dan 63 item dihasilkan dari tahap 1 penelitian. Uji CFA menyebutkan bahwa seluruh faktor, termasuk variabel kepatuhan perawat dalam melaksanakan SKP dinyatakan valid dan reliabel dengan model yang dinyatakan dalam rentang good fit hingga perfect fit. Hasil analisis regresi linier pada uji t menyimpulkan bahwa hanya delapan faktor yang memiliki pengaruh terhadap kepatuhan, antara lain: sarana prasarana, kesadaran diri, niat, professional habit, komitmen, imbalan, kepemimpinan, serta tuntutan dan reputasi rumah sakit. Pada uji f menyimpulkan bahwa semua faktor tersebut menghasilkan 51,1% potensial memengaruhi kepatuhan perawat. Saran: Manajer keperawatan rumah sakit direkomendasikan untuk menggunakan instrumen ini untuk memperkuat sistem pencegahan insiden oleh perawat pelaksana.

Introduction: Patient safety is a system that ensures patients are safe from incidents. Nurses, as part of the health service system, are obliged to implement patient safety targets (SKP). We need instruments that are proactive in preventing incidents. This research aims to develop an instrument for predicting factors of nurse compliance when implementing SKP in hospitals. Method: Stage 1 is the development of instrument items with 3 phases: interview, expert judgment, and readability test. Stage 2 is testing the validity and reliability of the instrument with a cross-sectional approach using two data analyses, namely confirmatory factor analysis (CFA) and multiple linear regression. Participants in the interview phase were nurse practitioners and nurse managers. Testing the validity and reliability of the instrument involved implementing nurses with a sample size of 100 respondents. The dependent variable is nurses' compliance with implementing SKP in hospitals. Results: A total of 16 factors and 63 items were generated from phase 1 of the research. The CFA test states that all factors, including the nurse compliance variable in implementing SKP, are declared valid and reliable with the model stated in the range of good fit to perfect fit. The results of the linear regression analysis on the t test concluded that only eight factors had an influence on compliance, including: infrastructure, self-awareness, intention, professional habit, commitment, rewards, leadership, as well as hospital demands and reputation. The f test concluded that all these factors produced 51.1% of the potential to influence nurse compliance. Suggestion: Hospital nursing managers are recommended to use this instrument to strengthen the incident prevention system by implementing nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library