Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mia Natalia Poerawinata
Abstrak :
Mengingat penggunaannya yang begitu sering dan mudah dijumpai untuk pewarna dan pevvangi makanan Serta kandungan utama dari marga Pandanus, seperti tanin, saponin, alkaloid, dan flavonoid dapat dimanfaatkan sebagai senyawa antioksidarm Penelitian ini dilakukan di Iaboratorium Bahan Alam LIPI Biologi, Cibinong. Isolasi dilakukan menggunakan ekstraksi dalam pelarut n-heksana, etil asetat, dan metar1o|_ Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode radical scavenger menggunakan senyavva DPPH dan diukur dengan alat spektrofotometer UV Vis pada panjang gelombang i 515 nm. Senyavva yang aktif sebagai antioksidan yaitu etil asetat, selanjutnya dilakukan pemisahan dengan kromatografi ko|om. Hasil pemisahan dilakukan pengujian aktivitas antioksidan, dan uji tersebut memberikan nilai |C50 sebesar 8,9241 pg/ml untuk senyavva B sedangkan senyavva C sebesar 8,5989 pg/ml. Identifikasi isolat menggunakan alat spektrofotometer UV Vis, FT IR, dan GC IVIS yang sebelumnya dilakukan uji kualitatif terhadap senyavva f|avonoid. Dari hasil identifikasi diduga senyawa B yaitu 4-4'-clihidroksi-2’-hidroksikalkon, sedangkan senyawa C diduga 7-hidroksi-3'4'-climetoksiflavorm. ......Remind that we often use of it and easy to find for colouring and food fragrant along with main contain of genus pandanus, like tanin, saponin, alkaloid, and flavonoid can be used as antioxidant compound. This result is done in ‘Natural Product LIPI Biology Laboratory, Cibinong. Isolation is done by using extract on n-heksan solvent, etil acetat, and methanol. The test of antioxidant activity using radical scavenger method using DPPH compound and measure by spectrophotometer UV Vis tool on wavelength i 515 nm. The compound that active as antioxidant are etil acetat, and next separation is done by kromatografi kolom.The separation result is done by antioxidant activity test, and that test give value lC50 amount 8,9241 ug/ml, for compound B, vvnile compound C amount 6,5989 ug/ml. lsolat identification using spectropnotometer UV Vis, FT IR, GC IVIS and previously tne qualitative test tnat nas done before on flavonoid compound. The identification result of compound B is 4-4'-dinydroxy-3'4'-dinydroxy-2'-nydroxycalcone, vvnile compound C is 7-nydroxy-3'4'-dimetnoxyflavone.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
David Salim
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S29745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiki Sulistiyani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S29692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri
Abstrak :
Pembuatan polimer core-shell stirena-butil akrilat telah dicoba dengan metode polimerisasi emulsi. Pada penelitian ini telah berhasil disintesis polimer core-shell secara bertahap terhadap stirena (St) dan butil akrilat (BA). Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalan teknik semikontinu. Konsentrasi surfaktan dibuat tetap yaitu sebesar 10 CMC. Konsentrasi inisiator juga dibuar tetap yaitu sebesar 1% baik umuk inisiator termal (APS) maupun inisiator redoks (H2O2-asam askorbat). Pada penelitian ini telah dipelajari pengaruh konsentrasi monomer terhadap ukuran dan distribusi ukuran partikel nomopolimer St maupun BA. Variasi konsentrasi St sebesar 20%, 25% dan 30% sedangkan BA Sebesar 17,33% dan 25%. Selain itu juga dipelajari penggunaan inisiator yang Iebin baik antara termal (APS) dan redoks (H2O2 dan asam askorbat). Optimalisasi nomopolimer digunakan untuk tahap selanjutnya yaitu polimerisasi core-shell. Polimerisasi stirena optimal didapat pada konsentrasi monomer 30% dengan menggunakan inisiator APS dimana didapat ukuran partikel sebesar 81,28 nm dan persen konversi sebesar 86,93%. Polimerisasi butil akrilat optimal didapat pada konsentrasi monomer 17,33% dengan menggunakan inisiator APS dimana didapat ukuran partikel sebesar 74,03 nm dan persen konversi sebesar 71 ,16%. Olen karena itu jenis inisiator yang akan dipakai pada polimerisasi core-shell adalah APS. Spektrum FTIR dan kurva DSC menunjukkan banwa telah terjadi polimerisasi momomer stirena menjadi polimer stirena. Spektrum FTIR dari polimer stirena nasil percobaan sesuai dengan referensi yang didapat dari literatur. Nilai Tg polimer stirena yang terbentuk sebesar 102,88°C juga tidak jauh berbeda dengan nilai Tg teoritis yang nilainya sebesar 100°c. Oleh sebab itu dapat dikatakan banvva polimerisasi stirena Sudan terjadi. Polimer core-shell yang didapat memiliki ukuran partikel 51,76 nm dan persen konversinya 47,04%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Damastuti
Abstrak :
Zat warna Azo merupakan zat warna yang b nyak digunakan dalam industri tekstil. Zat warna Azo dapat larut dalam air, resisten terhadap degradasi ~ aerob se"hinooa pertggunaan metode konvensional seperti metode biodegradasi, koagulasi dan absorbsi dengan karbon aktif menjadi tidak efektif dalam mendegradasi zat warna Azo. r Pada penelitian ini dilakukan pengurangan kadar warna dari zat warna azo dengan menggunakan metode fotokatalitik suspensi UV I Ti02 untuk mengetahui keefektifan metode tersebut, sehingga diharapkar. dapat menjadi metode alternatif dalam-proses-de·gradasi -zat warna Azo. Metode ini didasarkan ... pada proses degradasi molekul zat warna oleh radikal hidroksil yang dihasilkan dari radiasi sinar UV pada larutan suspensi )"i02. Pada penelitian didapatkan kondisi optimum untuk degradasi zat warna azo sebagai beril
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hengky Wijaya
Abstrak :
Sugar fatty acid esters (SFAE) dikenal sebagai biosurfaktan. Kemampuan biodegradabilltas yang sangat baik, tidak memiliki rasa (tasteless), tidak berbau (odor/ess), tidak beracun (nontoxic), tidak menyebabkan iritasi (non-irritant) dan sifat non-ionik menjelaskan kegunaannya yang sangat penting dalam berbagai aplikasi kehidupan yang iuas. Pada penelitian ini dilakukan sintesa pembuatan SFAE fruktosa stearat dan fruktdsa oleat secara konvensional dan secara enzimatik. Surfaktan tersebut merupakan jenis surfaktan non ionik yang dapat membentuk emuisi Water in Oil (W/0). Hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa SFAE basil sintesa konvensional memiliki sifat-slfat surfaktan sebagai emulsifier dan mampu menurunkan tegangan pernnukaan airdari 72 dyne/cm menjadi 48 dyne/cm dengan nilai CMC 0,06 gr/L untuk SFAE stearat dan 38 dyne/crn dengan nilai CMC 0,05gr/L untuk SFAE oleat. SFAE,oleat memiliki nilai HLB 6,697 sedangkan SFAE stearat memiliki nilai HUB 6,959
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Wulan Gayatri
Abstrak :
Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis poli(metil metakrilat)/PMMA dengan metode polimerisasi radikal bebas terkontrol yaitu metode Atom Transfer Radical Polymerization (ATRP). Variasi yang dilakukan yaitu variasi waktu, suhu, katalis, ligan, dan inisiator untuk memperoleh kondisi optimum dengan persen konversi yang tinggi dan distribusi berat molekul sempit atau indeks polidispersitas yang mendekati 1. Dari hasil penelitian diperoleh semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu maka semakin besar pula persen konversi yang dihasilkan. Dari variasi komposisi yang dilakukan, komposisi optimum sintesis poli(metil metakrilat) yang diperoleh yaitu dengan perbandingan monomer: katalis : ligan : inisiator (100 : 2 : 4 : 1) dan dihasilkan persen konversi sebanyak 64,6%. Terbentuknya poli(metil metakrilat) ditunjukkan dengan karakterisasi menggunakan FTIR yaitu dengan hilangnya puncak C=C pada bilangan gelombang 1636 cm-1. Hasil polimerisasi dengan komposisi optimum dikarakterisasi menggunakan GPC untuk mengetahui distribusi berat molekul dan dikarakterisasi menggunakan DSC untuk mengetahui suhu transisi gelas (Tg). Tg PMMA yang diperoleh yaitu 80,7oC. Indeks polidispersitas PMMA yang diperoleh dari komposisi optimum yaitu 2,6 dengan rata-rata berat-berat molekul (Mw) 9026 g/mol. ...... In this research the synthesis of poly methyl methacrylate PMMA has been done by the method of controlled radical polymerization Atom Transfer Radical Polymerization ATRP Variations that has been done in this study were variation of time variation of temperature variation of catalyst ligand and initiator concentration to get the optimum condition with the high conversion and the narrow molecular weight distribution or polidispersity index close to one The conclusion resulted from this research is that the higher temperature and time the higher conversion obtained From variations of composition that has be done the optimum composition of synthesis poly methyl methacrylate is obtained when the comparison of monomer catalyst ligand initiator is 100 2 4 1 produced conversion 64 6 The formation of poly methyl methacrylate is shown by the result of characterization with FTIR peak of C C disappeared in wavenumber 1636 cm 1 The result of polymerization with optimum composition charactherized by Gel Permeation Chromatography GPC to know the molecule weight distribution and characterized by Differential Scanning Calorimetry DSC to know the temperature of glass transition Tg Tg PMMA is known 80 7oC Polidispersity index PMMA with optimum composition in this research is 2 6 with weight average molecular weight Mw is 9026 g mol.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library