Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Miladiyah Rahmah
Abstrak :
Kejadian missed nursing care masih tinggi di seluruh dunia. Missed nursing care dapat berdampak terhadap kualitas asuhan keperawatan dan keselamatan pasien. Pengembangan profesional berkelanjutan perawat merupakan salah satu sarana bagi perawat dalam melakukan pembelajaran klinis di ruangan salah satunya sebagai upaya pencegahan missed nursing care di ruang rawat inap. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran klinis terhadap missed nursing care. Desain penelitian riset terdiri 3 tahap penelitian. Tahap 1 merupakan studi eksplorasi yang dilakukan dengan desain mixed methode dengan pendekatan kualitatif fenomenologi dan kuantitatif deskriptif cross sectional. Hasil tahap 1 didapatkan 7 tema, sementara hasil kuantitatif menunjukan gambaran missed nursing care dan faktor - faktor yang berkaitan pengembangan profesional berkelanjutan. Tahap 2 pengembangan model berdasarkan teori quality of health care model Donabedian, caring Swanson dan Social learning teori Bandura. Hasil pengembangan model tahap 3 didapatkan model yang meliputi 3 komponen yaitu Motivasi, Kepemimpinan dan Aktivitas pembelajaran klinis. Hasil penelitian tahap evaluasi didapatkan perbedaan yang signifikan kompetensi perawat dalam pencegahan missed nursing care sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran “MiLA” (p-value=0,001, α: 0,05). Model ini disarankan untuk digunakan sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, dan upaya pencegahan missed nursing care di rumah sakit. ......The incidence of missed nursing care is still high worldwide. Missed nursing care can impact the quality of nursing care and patient safety. Continuous professional development of nurses is one of the means for nurses to conduct clinical learning in the room, one of which is an effort to prevent missed nursing care in the inpatient room. This study aims to develop a clinical learning model for missed nursing care. The research design consisted of three stages of research. Phase 1 is an exploratory study conducted with a mixed-methods design with a phenomenological qualitative approach and cross-sectional descriptive quantitative. The results of stage 1 obtained seven themes, while the quantitative results showed an overview of missed nursing care and factors related to continuing professional development. Stage 2 model development is based on Donabedian's quality of health care model, Swanson's caring theory, and Bandura's social learning theory. The results of stage 3 model development obtained a model that includes three components, namely motivation, leadership, and clinical learning activities. The results of the evaluation phase of the study found significant differences in nurse competence in preventing missed nursing care before and after the implementation of the "MiLA" learning model (p-value = 0.001, α = 0.05). This model is recommended to be used in an effort to improve the quality of nursing care and prevent missed nursing care in hospitals.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentia Dewi Fatmawati
Abstrak :
Latar Belakang: Kompetensi IPCN berpengaruh terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan. Kondisi di pelayanan, belum ada standar kompetensi sebagai dasar pengembangan karier IPCN. Tujuan: Terbentuk model pengembangan karier IPCN untuk menggambarkan jenjang kompetensi IPCN di Indonesia. Metode: Mix Method melalui tiga tahap penelitian yaitu Descriptive Explorative untuk mengidentifikasi masalah, penyusunan model pengembangan karier IPCN, serta Descriptive Crossectional untuk mengetahui jenjang kompetensi serta korelasi masa kerja, pendidikan, dan CPD dengan kompetensi IPCN. FGD melibatkan 30 IPCN, dan In Depth Interview melibatkan 16 manajer rumah sakit. Proses Delphi dilakukan tiga putaran dan konsultasi pakar untuk merumuskan Model Pengembangan Karier dan Kompetensi serta Evaluasi Diri IPCN valid dan reliable. Kuesioner diterapkan pada 384 IPCN pada 24 wilayah Indonesia. Hasil: Teridentifikasi lima tema yaitu peran dan tanggungjawab IPCN, kendala yang dihadapi, upaya yang dilakukan, penerapan jenjang karier Perawat Klinis, dan harapan tersusun model pengembangan karier IPCN. Gambaran jenjang karier IPCN di Indonesia adalah IPCN Muda 24,2%; IPCN Madya 68,8%; dan IPCN Ahli 7%. Terdapat korelasi hubungan signifikan antara masa kerja, pendidikan, dan Continuing Professional Development dengan kompetensi. Kesimpulan: Model Pengembangan Karier dan Kompetensi IPCN dapat memberikan gambaran jenjang karier IPCN di Indonesia, sebagai acuan rekruitmen, pengembangan profesional berkelanjutan, dan evaluasi kinerja IPCN secara periodik ......Background: IPCN competency affects patient safety and service quality. Conditions in the service, there is no competency standard as a basis for IPCN career development. Objective: An IPCN career development model was formed to describe the IPCN competency level in Indonesia. Method: Mix Method through three stages of research, namely Descriptive Explorative to identify problems, preparation of IPCN career development model, and Descriptive Crosssectional to determine the competency level and correlation of work period, education, and CPD with IPCN competency. FGD involved 30 IPCN, and In Depth Interview involved 16 hospital managers. The Delphi process was carried out in three rounds and expert consultation to formulate a valid and reliable IPCN Career and Competency Development Model and Self-Evaluation. The questionnaire was applied to 384 IPCN in 24 regions of Indonesia. Results: Five themes were identified, namely the role and responsibilities of IPCN, obstacles faced, efforts made, implementation of Clinical Nurse career levels, and expectations of the IPCN career development model. The description of IPCN career levels in Indonesia is Young IPCN 24.2%; IPCN Madya 68.8%; and IPCN Ahli 7%. There is a significant correlation between length of service, education, and Continuing Professional Development with competence. Conclusion: The IPCN Career Development and Competence Model can provide an overview of IPCN career levels in Indonesia, as a reference for recruitment, continuous professional development, and periodic IPCN performance evaluation.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library