Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Risky Kurniawan
"Wilayah perkotaan Cilacap terdapat beberapa industri besar, permukiman padat, serta padatnya mobilitas kendaraan bermotor yang mengakibatkan peningkatan emisi karbon dioksida. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran jumlah emisi karbon dioksida di wilayah perkotaan Cilacap dalam konteks spasial. Dalam penelitian ini dihitung estimasi emisi karbon dioksida menggunakan variabel penggunaan tanah yaitu industri, kendaraan bermotor, aktivitas penduduk, dan lahan pertanian. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi dengan jumlah tinggi terkonsentrasi di bagian Selatan daripada di bagian Utara wilayah perkotaan Cilacap. Hal ini disebabkan di bagian Selatan wilayah perkotaan Cilacap terdapat lebih banyak industri serta lahan terbangun.

Cilacap urban area consists of three big industries, crowded housings, and also high vehicle mobility that cause increased the carbon dioxide emission. This research was conducted to analyze the distribution of estimation from carbon dioxide emission at Cilacap urban area in spatial context. In this research was calculated estimation of carbon dioxide emission from land use variables such as industry, vehicle, people activity, and agricultural land. This research used descriptive and spatial analysis method. The result shows that high amount of emission concentrated more on Southern than Northern part of Cilacap urban area. It is because the Southern Cilacap urban area has more industry area and built up area."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athur Yordan Herwindya
"Karakteristik massa air di perairan sekitar Maluku dipengaruhi oleh massa air dari Samudera Pasifik. Parameter yang digunakan untuk melihat perubahan ketika kejadian El Nino maupun La Nina adalah suhu permukaan laut, salinitas dan pola T-S Diagram. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan karakter massa air di Samudera Pasifik dan laut Banda pada tahun 1993 hingga 2000 dengan kondisi Iklim di daerah Maluku. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data CTD dari World Ocean Database dan data iklim dari The European Centre for Medium-Range Weather Forecasts di perairan sekitar Maluku"
2017
T49647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqlima Idayah Tika
"Vegetasi memiliki peranan penting terhadap lingkungan. Salah satu manfaat yang dirasakan dari kumpulan vegetasi adalah pengatur iklim mikro yang ditunjukkan oleh suhu dan kelembaban udara. Penelitian ini untuk melihat bagaimana variasi suhu dan kelembaban udara di taman kota (Taman Suropati) dan sekitarnya. Pengukuran suhu dan kelembaban udara menggunakan alat termokopel dan dilakukan pada tanggal 17 April 3 Mei 2010 pada jam 06.00-18.00 WIB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam taman Suropati memiliki suhu udara paling rendah dan kelembaban udara paling tinggi daripada di luar taman. Suhu udara terendah terjadi pada pukul 06.00 WIB dan tertinggi pada pukul 14.00 WIB. Kelembaban udara terendah terjadi pada pukul 14.00 WIB dan tertinggi pada pukul 06.00 WIB. Selain itu terdapat kecenderungan yang menunjukkan bahwa semakin jauh jarak dari taman nilai suhu udara semakin meningkat dan kelembaban udara semakin rendah. Adapun arus lalu lintas kendaraan di sekitar taman Suropati tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variasi suhu dan kelembaban udara."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S34217
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan Budi Wahyono
"ABSTRAK
CO2 merupakan salah satu gas penyebab utama pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim dunia sehingga terjadi kekeringan, kebakaran hutan, naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas dan periode hujan. Darat, laut dan atmosfer penyerap CO2 alami. Perairan Indonesia berpotensi menyerap CO2 karena produktifitas primer tinggi.
Penelitian ini untuk mengetahui variabilitas CO2 dalam menentukan
apakah perairan Indonesia sebagai carbon source atau carbon sink dan mengisi kekosongan data CO2. Penelitian pada bulan Februari-Maret 2010 di Selat Sunda dan bulan April 2010 di Barat Sumatera menggunakan K/R Baruna Jaya III. Data pCO2 udara didapatkan dari hasil rata-rata pengamatan bulanan stasiun Global Atmospheric Watch di Kototabang Bukittinggi pada Februari, Maret dan April 2010.
CO2 di lihat dari parameter karbon anorganik, derajat keasaman, total
alkalinitas dan tekanan parsial CO2 di lokasi studi bervariasi dengan nilai berbedabeda. Selat Sunda berperan sebagai source karbon dan barat Sumatera berperan sebagai sink karbon. Tekanan parsial CO2 di selat Sunda dan barat Sumatera lebih dipengaruhi oleh parameter pH. Rata-rata flux bersih CO2 di selat Sunda 841.603 mol CO2cm-2hr-1 yang menunjukkan pelepasan CO2 dari laut ke atmosfer terjadi
di wilayah ini dan rata-rata flux bersih CO2 di barat Sumatera -945.292 mol CO2cm-2hr-1 yang menunjukkan penyerapan CO2 oleh laut terjadi di wilayah ini.

ABSTRACT
CO2 is one of the main causes of global warming gases which cause global climate change, droughts, forest fire, sea level rise and flooding. Natural CO2 sinks are the Mainland, oceans and atmosphere. Indonesian waters has the potential to absorb CO2 due to high primary productivity.
This research is to know the variability of CO2 in determining whether the Indonesian waters as carbon sources or carbon sinks and fill the CO2 data gaps. dan mengisi kekosongan data CO2. Research in February-March 2010 in the Sunda Strait and April 2010 in west Sumatra, using the RV Baruna Jaya III. Air pCO2 data obtained from the average of monthly observations of the Global Atmospheric Watch station in Kototabang Bukittinggi in February, March and April 2010.
CO2 gases in view of the inorganic carbon parameters, acidity, alkalinity and total CO2 partial pressure in the study area varies with different values. Sunda Strait have a role carbon source and west Sumatra as carbon sinks. Partial pressure of CO2 in the Sunda Strait and west Sumatra is more influenced by the pH. The average net flux of CO2 in the Sunda strait 841.603 mol CO2cm-2day-1 which shows the release of CO2 from the ocean into the atmosphere occur in this
region and average net flux of CO2 in the west of Sumatra -945.292 mol CO2cm-2day-1 which shows the absorption of CO2 by the ocean occurs in the region."
Lengkap +
2011
T29918
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Hadi Santoso
"Indonesia merupakan benua maritim, terletak antara Samudera Hindia dan Pasifik. Karena itu, interaksi laut dan atmosfer berperan penting dalam pembentukan fenomena cuaca/iklim. Pemahaman yang baik terhadap parameter laut-atmosfer skala intra-musiman menarik diteliti karena mempengaruhi kehidupan masyarakat khususnya sektor perikanan tangkap dan sesuai dengan program WMO Sub-Seasonal to Seasonal Project.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan hubungan, mengkaji variasi serta mendapatkan siklus/periodisitas untuk Suhu Permukaan Laut SPL , angin meridional dan curah hujan pada periode maksimum seratus hari, di 10 perairan utama Indonesia. Data diperoleh dari satelit NOAA dan TRMM tahun 2002-2015. Data diolah dan dianalisis korelasinya maupun variasinya. Setelah melakukan Fast Fourier Transform, analisis spektral menggunakan Power Spectral Density ditampilkan melalui periodogram.
Hasilnya menunjukkan bahwa Laut Flores, Laut Banda dan Laut Arafura memiliki hubungan yang paling kuat untuk curah hujan dengan SPL dan angin meridional. Ketiga perairan tersebut juga memiliki nilai SPL dan curah hujan terendah dan relatif mudah diprediksi karena nilainya pada hari ke-n tidak jauh berbeda dengan nilai pada hari ke n-1. Laut Halmahera memiliki curah hujan yang tinggi karena mendapatkan pengaruh lebih besar oleh aliran arus laut hangat dari warm pool di utara Papua dari pada pengaruh oleh Monsun Australia. Angin meridional di perairan barat Indonesia dipengaruhi/terkait dengan Madden Julian Oscillation. Kekuatan periodisitas SPL, angin meridional dan curah hujan di perairan barat maupun timur Indonesia tidak selalu sebanding karena terdapat time lag.

Indonesia is a maritime continent, lies between the Indian and Pacific Ocean. Therefore, the interaction of ocean and atmosphere plays an important role in the formation of the phenomenon of the weather climate. A good understanding of ocean atmosphere parameters of intra seasonal scale interesting to study because it affects people 39 s lives, especially fisheries sector and according to the WMO program Sub Seasonal to Seasonal Project.
This study aims to identify the strength of the relationship, review variations and get the cycle periodicity for Sea Surface Temperature SST , meridional wind and rainfall on the maximum period of one hundred days, in 10 major Indonesian waters. Data obtained from NOAA satellites and TRMM years 2002 2015. The data is processed and analyzed the correlation and its variations. After doing a Fast Fourier Transform, spectral analysis using Power Spectral Density displayed through periodogram.
The results show that the Flores Sea, Banda Sea and Arafura Sea has the strongest relationship for rainfall with SPL and meridional wind. These waters also have a lowest value for SST and rainfall and relatively more predictable because of its value in day n is not much different from the value on day n 1. Compared with Australian Monsun, Halmahera Sea has a high rainfall because it is more influenced by the flow of warm sea currents from warm pool in the north of Papua. Meridional wind in the waters of western Indonesia influenced with the Madden Julian Oscillation. The periodicity strength of SST, meridional winds and rainfall in western and eastern waters of Indonesia are not always comparable because there is a time lag.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athur Yordan Herwindya
"ABSTRAK
Karakteristik massa air di perairan sekitar Maluku dipengaruhi oleh massa air dari Samudera Pasifik. Parameter yang digunakan untuk melihat perubahan ketika kejadian El Nino maupun La Nina adalah suhu permukaan laut, salinitas dan pola T-S Diagram. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan karakter massa air di Samudera Pasifik dan laut Banda pada tahun 1993 hingga 2000 dengan kondisi Iklim di daerah Maluku. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data CTD dari World Ocean Database dan data iklim dari The European Centre for Medium-Range Weather Forecasts di perairan sekitar MalukuTerdapat dua jenis massa air yang mempengaruhi laut Banda, dapat dilihat dari dua tipe densitas, ?t = 26.0 kg/m3 dengan salinitas maksimal 34.9 psu pada kedalaman 230 m merupakan massa air dari Pasifik Selatan. Kemudian, nilai densitas sebesar ?t = 23.7 kg/m3 dengan salinitas maksimal 34.83 psu pada kedalaman 127 m, massa air dari Pasifik Utara. Hubungan antara massa air dengan iklim yaitu ketika terjadi El Nino tahun 1998 nilai salinitas permukaan 33.8 PSU, lebih tinggi dari pada salinitas pada saat kondisi normal yang berkisar antara 33.65 psu. Sedangkan pada saat La Nina tahun 2000 nilai salinitas permukaan rata ndash; rata 34.3 psu, lebih tinggi daripada kondisi normal yang berkisar antara 34.56 PSU.

ABSTRACT
Water mass characteristics in the waters around Maluku influenced by the water mass from the Pacific Ocean. The parameters used to see the changes when the El Nino and La Nina are the sea surface temperature, salinity and T S diagram patterns. Generally, this research aims to examine the relationship of water mass character in the Pacific Ocean and the Banda Sea in 1993 to 2000 normal condition, El Nino and La Nina events to the climate conditions in the Maluku. The study was conducted using data CTD World Ocean Database and climate data from the The European Centre for Medium Range Weather Forecasts in the waters around MalukuThere are two types of water masses affect the Banda Sea, which can be seen from the two types of density, each of t 26.0 kg m3 with a salinity maximum 34.9 PSU at a depth of 230 m, shows the influence of the water mass of the South Pacific. The density of t 23.7 kg m3 with a maximum salinity 34.83 psu at a depth of 127 m, shows the influence of the water mass of the North Pacific. The relationship between the water mass and the climate are clearly shown during the 1998 El Ni o, surface salinity value 33.8 psu higher than normal conditions 33.65 psu . Meanwhile, during the La Nina at 1999 2000 average value of surface salinity 34.3 psu , are higher than normal conditions 34.56 psu ."
Lengkap +
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Ika Ratnawati
"Kebutuhan analisa global terhadap variabilitas fresh water budget, evaporasi-presipitasi (E-P) dan salinitas sangat penting untuk memahami sistem iklim bumi secara lebih baik. Namun, sering terkendala oleh ketersediaan data evaporasi, presipitasi dan sea surface salinity (SSS) secara time series. Aquarius merupakan wahana satelit khusus untuk melakukan pengukuran salinitas permukaan laut, SSS. Variabilitas evaporasi-presipitasi (E-P) dan SSS secara spasial dan temporal di lautan Benua Maritim Indonesia (BMI), yaitu di Selat Karimata, Laut Jawa dan Laut Banda dapat diidentifikasi dari data re-analysis ERA INTERIM ECMWF dan satelit Aquarius secara bulanan selama periode 2011-2005 dapat menggambarkan variabilitas.
Hasil estimasi menunjukkan nilai evaporasi di ketiga perairan sekitar sekitar -0,025 hingga -0,059 Sv. Hubungan antara SSS dan E-P terlihat nyata di perairan Indonesia. Variasi E-P dalam menjelaskan SSS hampir mencapai sekitar setengahnya (27-50%), sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya. Variasi SSS dapat dijelaskan oleh E-P dengan pengaruh dominan dari presipitasi. Hal ini terlihat dari tingginya SSS ketika presipitasi menurun di ketiga perairan. Hubungan antara perubahan naiknya gradien E-P dan SSS terhadap naiknya kecepatan angin zonal dan meridional juga terlihat pada ketiga perairan. Untuk mengetahui variabel lain yang mempengaruhi SSS dilakukan analisis regresi linier antara kecepatan angin dengan SSS. Kecepatan angin memberikan pengaruh signifikan pada SSS di lautan BMI. Di Selat Karimata, hasil koefisien determinasi (R2) antara kecepatan angin zonal dan meridional mendominasi sekitar hampir setengahnya (38-49%), sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lainnya. Artinya angin dapat mempengaruhi SSS melalui proses evaporasi, peningkatan kecepatan angin akan menyebabkan meningkatnya evaporasi. Peningkatan evaporasi akan mempengaruhi kadar salinitas di perairan.

Needs of analysis of oceanic fresh water flux evaporation-precipitation, (EP) and salinity variability is very important to better understand the Earth's climate system and global water cycle. The availability of evaporation-precipitation (E-P) and sea surface salinity (SSS) time series data still sparsely observed. Aquarius is the fist special satellites used to measure sea surface salinity (SSS). Variability of evaporation-precipitation (E-P) and SSS can be described spatially and temporally over Indonesian Maritime Continent (IMC) oceans using ECMWF ERA INTERIM re-analysis and Aquarius retrieval data during the period 2011-2005.
Estimation of oceanic evaporation over Karimata Strait, Java Sea and Banda Sea showed approximately of -0.025 to -0.059 Sv. Liner relationship between oceanic fresh water flux (E-P) and SSS significantly different over the Indonesian ocean and expressed in determination coefficient (R2). Variance of E-P explained SSS monthly period over the three ocean waters almost reached 27-53%, the rest of it caused by other variables. From the two primary components of the fresh water flux, precipitation (P) dominates the influence on SSS. The result showed that SSS increased when the precipitation was decreased. On the other hand, the wind speed also influences SSS over Indonesian oceans. This relationship also showed that the increasing of E-P and SSS gradient will be followed by the higher wind speed. Regression analysis also applied to identify the relationship between wind speed and SSS. In Karimata Strait, the wind speed of zonal and meridional dominates approximately 38-49% of SSS, while the rest was explained by other factors. Wind speed dominates the primary component of the fresh water flux through evaporation processing. The wind speed increased the evaporation, consequently the sea surface salinity variation will be changed.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Apandi
"Evolusi penyimpangan suhu muka laut wilayah samudera pasifik sebagai indikator fenomena El Nino / La Nina yang tidak terjadi secara tiba ndash; tiba tetapi membutuhkan waktu, sehingga pergerakan suhu muka laut berlangsung secara bertahap yang terbentuknya pola perubahan suhu muka laut. Berdasarkan hasil monitoring Pusat prakiraan iklim Amerika CPC-NCEP NOAA tercatat fenomena El Nino dengan intensitas kuat yaitu pada tahun 1957/1958, 1965/1966, 1972/1973, 1982/1983, 1987/1988, 1997/1998, dan 2015-2016.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan intensitas, lama dan dampak dari kejadian El Nino tahun 1982-1983, 1987-1988, 1997-1999, 1999-2000, 2015-2016 dengan cara menganalisis suhu muka laut, suhu bawah laut dan angin zonal wilayah samudera Pasifik serta suhu laut muka dan curah hujan wilayah Indonesia.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tahun 2015-2016 merupakan kejadian El Nino terkuat dan terlama dengan nilai anomali suhu muka laut wilayah Nino 3.4 tertinggi mencapai 2,33oC dan lama kejadian El Nino selama 14 bulan. Secara dampak kejadian El Nino tahun 1997-1998 berpengaruh lebih luas terhadap pengurangan curah hujan di wilayah Indonesia. Suhu muka laut wilayah Indonesia selama kejadian El Nino tahun 2015-2016 menunjukan kondisi suhu yang lebih hangat sehingga mengurangi dampak El Nino dikarenakan masih adanya pasokan uap air dari proses penguapan yang menjadikan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

The evolution of sea surface temperature SST anomaly of the Central Pacific Ocean region as indicator of an El Ni o La Ni a phenomenon do not occur suddenly but it takes time, so that the changing process of sea surface temperature takes place in stages which is possible to form patterns of sea surface temperature changes. Based on the monitoring of the Climate Prediction Center National Centers for Environmental Prediction CPC NCEP NOAA , there has been recorded that the El Ni o phenomena of 1957 1958, 1965 1966, 1972 1973, 1982 1983, 1987 1988, 1997 1998 and 2015 2016 were categorized as Strong El Ni o, respectively.
This research attempts compare the degree of intensity, duration and impact of the El Nino events in 1982 1983, 1987 1988, 1997 1999, 1999 2000, 2015 2016 by analyzing sea surface temperature, subsea temperatures and zonal winds of the Pacific Ocean As well as sea temperatures and rainfall area of Indonesia.
The results showed that the 2015 2016 El Ni o was the strongest and longest El Ni o event with the sea surface temperature of Nino 3.4 region was reaching a value of 2,33oC and the duration of the El Ni o was 14 months long. In term of impacts, The 1997 1998 El Ni o has a wider effect on the reduction of rainfall in Indonesia. Furthermore, the sea surface temperature of Indonesian region during the 2015 2016 El Nino shows a warmer temperature conditions, thus reducing the impacts of the El Ni o due to water vapor supply from the evaporation processes that forms rainfall in some parts of Indonesia.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Iqbal Januadi Putra
"Fenomena rembesan mikro hidrokarbon merupakan fenomena yang umum terjadi pada wilayah dengan keberadaan reservoir minyak dan gas bumi onshore dan berpotensi menjadi bahan polutan bagi lingkungan. Fenomena ini terjadi pada 85 sumber migas dunia dan dicirikan oleh adanya karakteristik spektral lanskap alami permukaan yang abnormal berupa kenampakan gejala alterasi mineral dan anomali geobotani yang dapat dideteksi dengan citra satelit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menemukan model spasial reservoir migas onshore melalui pendekatan pendeteksian rembesan mikro hidrokarbon yang dideteksi dengan citra satelit. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendeteksi fenomena rembesan mikro hidrokarbon adalah gejala alterasi mineral clay-carbonate, ferric iron, ferrous iron, dan gejala anomali geobotani. Penelitian ini menggunakan metode pemanfaatan citra satelit multispektral Sentinel 2 dengan algoritma directed principal component analysis DPCA untuk mendeteksi gejala alterasi mineral dan anomali geobotani. Parameter-parameter tersebut selanjutnya diintegrasikan dengan metode fuzzy logic sehingga dihasilkan sebaran area rembesan mikro. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya sebaran fenomena rembesan mikro hidrokarbon di wilayah penelitian seluas 488,3 Ha atau 1,46 dari total wilayah penelitian. Distribusi rembesan mikro hirdrokarbon juga terdistribusi di area sekitar Lapangan Sungai Kenawang dan Pulau Gading, dan tersebar secara linear di sisi Sungai Merang. Analisis spasial dari sebaran rembesan mikro hidrokarbon selanjutnya dapat menunjukkan model sebaran reservoir berdasarkan karakteristik sebaran rembesan di permukaan bumi. Sebaran rembesan mikro hidrokarbon juga teraglomerasi pada wilayah Formasi Kasai, wilayah dekat fault, dan wilayah dengan bentuklahan daratan rawa. Asosiasi dengan data subsurface potensi migas juga menunjukkan 86,5 training points prospek tinggi rembesan mikro hidrokarbon pada area prospek migas.

The phenomenon of hydrocarbon microseepage is a common phenomenon occurring in areas with the presence of onshore oil and gas reservoirs. This phenomenon is happened in 85 of the worlds oil and gas sources and always characterized by the abnormal natural surface spectral landscape characteristics of mineral alteration features and geobotany anomalies that can be detected by satellite imagery. Therefore, this study aims to find spatial models of oil and gas reservoirs through detection approaches of hydrocarbon microseepage that detected by satellite imagery. The parameters used in this study to detect the phenomenon of hydrocarbon microseepage are alteration symptoms of clay carbonate, ferric iron, and ferrous iron minerals and geobotany anomali symptoms. This research uses multispectral satellite imagery of Sentinel 2 and Landsat 8 OLI with directed principal component analysis DPCA method to detect mineral alteration phenomenon and using vegetation normalization to detect geobotany anomaly. The parameters are then integrated with fuzzy logic method so that results the distribution of hydrocarbon microseepage area. The results of this study indicate the presence of hydrocarbon microseepage phenomenon in the research area with the extent of 488,3 Ha or 1,46 of the total of research area. The distribution of hydrocarbon microseepage is distributed in area around Sungai Kenawang and Pulau Gading field, and also linear distributed in river bank of Merang River. Spatial analysis of hydrocarbon microseepage distribution can then show the spatial model of oil and gas reservoir based on the characteristic of seepage distribution on the surface of the earth. The distribution of hydrocarbon microseepage in Jambi Merang Block also agglomerated in Kasai Formation, area near fault, and the area with lacustrine landform characteristic. The association between prospect subsurface data of oil and gas shows that this modelling has 86,5 training points of high potential of hydrocarbon microseepage that associate to prospect area.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abel Putri Alisha
"Penutup lahan merupakan komponen penting dalam memahami interaksi aktivitas manusia dengan lingkungannya. Perubahan penutup lahan dapat dianalisis untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk pemahaman yang tepat mengenai bagaimana suatu lahan digunakan di masa lalu, jenis perubahan yang terjadi pada lahan tersebut, dan apa yang diharapkan dari suatu lahan tersebut di masa depan. Kota Bogor dipilih sebagai wilayah penelitian karena beberapa tahun ke belakang mengalami pertumbuhan populasi dan urbanisasi. Hal ini berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kota yang menjadi alasan terjadinya perubahan penutup lahan. Dalam mendeteksi perubahan penutup lahan, terdapat berbagai pilihan metode yang dapat digunakan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penutup lahan yang terjadi di Kota Bogor sekaligus melihat metode klasifikasi yang paling efisien untuk dijadikan rekomendasi. Penelitian ini terdiri atas analisis spasial dan analisis statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan penutup lahan yang terjadi di Kota Bogor pada tahun 2022 dari tahun 2013 didominasi oleh kelas Lahan Terbangun yang disebabkan oleh terjadinya urbanisasi di Kota Bogor. Informasi penutup lahan yang didapatkan dari hasil klasifikasi menggunakan berbagai metode berbasis objek dan berbasis piksel yang dianalisis kecepatan dan tingkat akurasinya. Dari proses analisis tersebut, didapatkan informasi bahwa metode klasifikasi yang dikatakan paling efisien merupakan metode berbasis piksel Random Forest karena memiliki kecepatan proses pengolahan yang cukup tinggi serta tingkat akurasi yang paling baik jika dibandingkan dengan metode-metode lainnya.

Land cover is an important component in understanding the interaction of human activities with the environment. Land cover changes can be analyzed to provide the information necessary for a proper understanding of how land was used in the past, the types of changes that occurred to the land, and what to expect from the land in the future. Bogor City was chosen as the research area because in the past few years it has experienced population growth and urbanization. This affects the growth and development of the city which is the reason for changes in land cover. In detecting changes in land cover, there are various methods that can be used. Therefore, this study aims to analyze changes in land cover methods that have occurred in Bogor City as well as to see the most efficient classification to be used as a recommendation. This research consists of spatial analysis and statistical analysis. The results of this study indicate that changes in land cover that occurred in Bogor City in 2022 from 2013 were dominated by the Built-up Land class caused by urbanization in Bogor City. The land cover information obtained from the classification results uses various object-based and pixel-based methods that are analyzed for speed and accuracy. From the analysis process, information is obtained that the classification method which is said to be the most efficient is the Random Forest pixel-based method because it has high processing speed and the best level of accuracy when compared to other methods."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>