Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annissa Noviarny
"Skripsi ini menganalisis buruh migran di Cina setelah Reformasi Ekonomi 1978 (1990-2000) melalui pendekatan sejarah. Dalam pemaparannya, dijelaskan identias buruh migran, mobilisasi yang dilakukan dan faktor penyebab utama peningkatan jumlah buruh migran di daerah kota dan industri, khususnya di bagian pesisir atau propinsi timur Cina. Analisis tersebut bertujuan untuk mengungkap seberapa besar peranan buruh migran terhadap pembangunan ekonomi Cina."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12499
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Dwi Utamining Wulan
"ABSTRAK
Sejak bangsa asing berhasil masuk dan menduduki Cina, bangsa Cina menerima banyak kekalahan dan kerugian atas perang dan perjanjian-perjanjian yang dinilai sangat timpang. Kekecewaan terhadap pemerintahan Dinasti Qing dalam mempertahankan wilayah dari bangsa asing memunculkan reaksi dari rakyat berupa pemberontakan yang dikenal sebagai pemberontakan Boxer. Pemberontakan Boxer digerakkan oleh serikat boxer di Propinsi
Shandong. Namun, pada pelaksanaannya, pemberontakan ini didasarkan pada semangat anti asing tanpa diimbangi dengan kesiapan dan koordinasi yang matang sehingga mengalami kegagalan. Artikel ini membahas kronologi dan peristiwa Pemberontakan Boxer dan menganalisa penyebab-penyebab kegagalannya.

ABSTRACT
Ever since foreign nations had succeeded in entering and occupying China, the Chinese have received many defeats and loss because of the war and treaties which were considered very one-sided. The disappointment towards the government of Qing Dynasty in terms of defending their territory from the foreigners had given rise to reaction of the people in a form of rebellion that is known as The Boxer Rebellion. The upraising of the Boxer Rebellion was initiated by a boxer organization in Shandong. However, in the implementation, this rebellion was driven by an anti-foreigner believe without being in accordance with a readiness and good coordination, which has made the rebellion failed. This study will elaborate the chronology and events of the Boxer Rebellion, and at the same time analyze the failure factors of the rebellion."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Biyanto
"Tujuan utama penelitian ini untuk membahas tentang sejarah dari Kapitan Cina pertama, Souw Bengkong (蘇鳴崗 / Sū Mínggāng), terkait dengan pembangunan Batavia pada masa kekuasaan Perserikatan Perusahaan Dagang Hindia Timur (Vereenigde Oostindische Compagnie/ VOC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan bangsa Cina yang dipimpin oleh Kapitan Souw cukup besar dan menjadi tulang punggung perkembangan Batavia.

The main focus of this research is about history of the first Chinese Kapitan, Souw Bengkong (蘇鳴崗 / Sū Mínggāng), and his contribution to the development of Batavia, as new city that was conquered by Netherlands East-Indies Company (Vereenigde Oostindische Compagnie/ VOC). The result of this research is Chinese community and their leader, Kapitan Souw, give a great contribution to the development of Batavia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina
"[Sebagai pemimpin tertinggi Republik Rakyat Cina pada tahun 1949-1976, Mao Zedong
banyak membawa pengaruh pada berbagai aspek dalam negara, salah satunya aspek militer.
Berbagai pemikirannya dalam bidang militer diaplikasikan pada kegiatan militer Republik
Rakyat Cina, terutama pada Tentara Pembebasan Rakyat sebagai komponen utama militer
negara. Setelah meninggalnya Mao Zedong, Deng Xiaoping melanjutkan kepemimpinan dan
mencanangkan pelaksanaan program Empat Modernisasi pada tahun 1978 yang di dalamnya
berisikan program modernisasi militer. Secara otomatis, Tentara Pembebasan Rakyat
mengalami modernisasi pada masa tersebut. Pemikiran militer Mao Zedong yang sebelumnya berpengaruh kuat dalam Tentara Pembebasan Rakyat juga mengalami perubahan.;As the supreme leader of the People's Republic of China in 1949-1976, Mao Zedong has
strong influence in various aspects of the country, including military aspect. His military
thoughts was applied to military activities of the People's Republic of China, especially in the
People's Liberation Army as a major component of the country's military. After the death of
Mao Zedong, Deng Xiaoping became president of the People's Republic of China and started
the Four Modernizations program in 1978 which contains military modernization program.
It’s also followed by the modernization of People's Liberation Army. Since that, the strong influence from Mao Zedong's military thoughts in the People's Liberation Army is also changing.;As the supreme leader of the People's Republic of China in 1949-1976, Mao Zedong has
strong influence in various aspects of the country, including military aspect. His military
thoughts was applied to military activities of the People's Republic of China, especially in the
People's Liberation Army as a major component of the country's military. After the death of
Mao Zedong, Deng Xiaoping became president of the People's Republic of China and started
the Four Modernizations program in 1978 which contains military modernization program.
It’s also followed by the modernization of People's Liberation Army. Since that, the strong influence from Mao Zedong's military thoughts in the People's Liberation Army is also changing., As the supreme leader of the People's Republic of China in 1949-1976, Mao Zedong has
strong influence in various aspects of the country, including military aspect. His military
thoughts was applied to military activities of the People's Republic of China, especially in the
People's Liberation Army as a major component of the country's military. After the death of
Mao Zedong, Deng Xiaoping became president of the People's Republic of China and started
the Four Modernizations program in 1978 which contains military modernization program.
It’s also followed by the modernization of People's Liberation Army. Since that, the strong influence from Mao Zedong's military thoughts in the People's Liberation Army is also changing.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Arum Pengesti
"ABSTRAK
Setelah runtuhnya kekaisaran Dinasti Qing oleh Partai Nasionalis pada awal abad ke 20, mulai banyak bermunculan kaum reformis yang mengusung gerakan budaya baru untuk mendobrak ajaran-ajaran Konfusianis. Diikuti dengan runtutan peristiwa yang terjadi selama Era Empat Mei, ideologi baru mulai tumbuh, para wanita Cina mulai sadar akan hak-hak mereka dalam keluarga, pendidikan, pernikahan, politik, dll. Sehingga pada periode ini mulai banyak aktivis wanita yang bergabung dengan organisasi-organisasi rahasia dan bahkan mendirikan organisasi khusus wanita untuk mewadahi kegiatan mereka dan menyalurkan aspirasi mereka melalui publikasi yang mereka tulis. Jurnal ini secara khusus akan membahas mengenai aktivitas perjuangan wanita Cina pada awal abad ke 20 hingga era Empat Mei, didahului dengan gambaran tentang wanita Cina secara umum."
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Permatasari
"ABSTRAK
Revolusi Xinhai tahun 1911 telah mengubah sistem negara Tiongkok menjadi sistem Republik. Tokoh yang berperan besar dalam revolusi ini yaitu Huang Xing. Dia adalah seorang pelajar Tionghoa yang belajar di Jepang dan pendiri partai Hu x ng hu . Partainya bergabung dengan partai milik Sun sehingga menjadi partai revolusioner besar yang bernama T ngm nghu . Sun menjadi ketua dan Huang menjadi wakil ketua. Huang memiliki kemampuan militer yang baik sehingga mampu merencanakan serta memimpin berbagai pemberontakan di Tiongkok dan secara aktif merekrut anggota baru. Semua hal yang dilakukan oleh Huang telah membuatnya menjadi orang terpenting kedua setelah Sun di Revolusi Xinhai.

ABSTRACT
The Xinhai Revolution of 1911 has succeded in transforming the Chinese system to be Republic. Figure who played big role in this revolution, named Huang Xing. He was a Chinese student who studied in Japan and a founder of the Hu x ng hu party. His party incorporated with Sun rsquo s party became big revolutionary party called T ngm nghu in which Sun was the chairman, Huang was the vice chairman. He had a great military ability which made capable in organizing and leading various uprising in China and actively recruiting new members. All the things that Huang did made him the second most important person after Sun in the Xinhai Revolution. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Diajeng Tyagita Ayuningtyas
"ABSTRAK
Pada tahun 1937, Perang Sino-Jepang Kedua resmi dimulai di Cina. Salah satu kekejaman yang terjadi pada perang tersebut dapat dilihat di Nanjing, di mana pasukan Jepang menduduki Nanjing dan dikatakan membunuh 200,000-300,000 orang dan memerkosa sekitar 20,000 wanita lebih dalam waktu enam pekan. Walaupun peristiwa ini, yang disebut pihak Cina sebagai Pembantaian Nanjing, sudah diakui sebagai kejahatan perang berdasarkan Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh tahun 1946, masih ada perdebatan mengenai apa yang terjadi selama enam pekan tersebut, dengan pihak Jepang menyangkal pembantaian tersebut pernah terjadi. Tulisan ini akan membahas tentang Peristiwa Nanjing berdasarkan perspektif pihak Cina, Jepang dan Barat, serta mengapa perbedaan ini dapat muncul.

ABSTRACT
In 1937, the Second Sino Japanese War officially began in China. One of the most notorious atrocities that happened during this time can be seen in Nanjing, where Japanese army occupied Nanjing and allegedly killed 200,000 300,000 people and raped as much as 20,000 women in the course of six weeks. Although this incident, which the Chinese dubbed as Nanjing Massacre, already been recognized as a war crime based on the 1946 International Military Tribunal for the Far East, there are still some dispute over what exactly happened during those six weeks, with the Japanese denying that such massacre ever occured. This wiritng will discuss the Nanjing Incident based on the Chinese, Japanese and the Western rsquo s perspective, and why such differences can occur."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Anasthasya
"Sebelum tahun 1950, Tibet merupakan wilayah yang memiliki sistem pemerintahan independen dan Dalai Lama sebagai pemimpin politik dan spiritual masyarakat. Akan tetapi, seiring dengan berkuasanya Partai Komunis Cina pada tahun 1949, masuknya Tentara Pembebasan Rakyat Cina ke tanah Tibet menandai intervensi atas pemerintahan lokal dan masuknya paham komunis. Makalah ini menjelaskan dampak dari unifikasi Tibet dalam jangka waktu 1950 1959, serta gambaran sosial politik Tibet dan Cina yang melatarbelakangi unifikasi yang terjadi di antara kedua wilayah.

Before 1950, Tibet was a region that had its own government system and the Dalai Lama as the people s political and spiritual leader. But as the Communist Party of China came into power in 1949, the entrance of People s Liberation Army onto the land of Tibet marked the coming intervension into local government, as well as the start of communist influence into its people. This paper explains the impact of the unification of Tibet in 1950 1959, as well as the social and politic view of Tibet and China that would be the base of the unification that happened.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prada Ayu Nurani
"ABSTRAK
Sejak Reformasi dan Keterbukaan pada tahun 1978, telah terjadi perubahan signifikan pada ideologi resmi Tiongkok. Fokus terhadap reformasi ekonomi dan politik menyebabkan berkurangnya kontrol Partai Komunis Tiongkok terhadap masyarakat serta berkurangnya signifikansi ideologi di masyarakat. Sejak mengambil alih kekuasaan pada Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-18 pada November 2012, Xi Jinping telah berupaya untuk mereafirmasi ideologi di Tiongkok. Upaya reafirmasi ideologi Xi Jinping dapat dilihat dari diperketatnya kontrol Partai terhadap seluruh lapisan masyarakat dan digencarkannya propaganda ideologis. Jurnal ini akan membahas mengenai reafirmasi ideologi di bawah Xi Jinping dengan melakukan analisis top-down terhadap kebijakan terkait beberapa medium transmisi ideologi utama Partai.

ABSTRACT
Since the Reform and Opening Up in 1978, there have been significant changes in China rsquo;s official ideology. Focus on economic and political reform has resulted in Party rsquo;s diminishing control over society and ideological significance in Chinese society. Since taking over the leadership mantle on the Eighteenth National Congress of Chinese Communist Party in November 2012, Xi Jinping has sought to reaffirm the official ideology in China. Effort of ideological reaffirmation can be seen from the tightening of Party rsquo;s control over the whole Chinese society and intensification of ideological propaganda. This paper will discuss about Xi rsquo;s effort on reaffirming ideology in China by conducting analysis towards policies related to Party rsquo;s several main mediums of ideological transmission."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Marjorie Herbayuning
"ABSTRAK
Cina menganut sistem sosial patriarki, yang berarti laki-laki menjadi poros utama dalam kehidupan masyarakat Cina. Hal ini membuat peran perempuan Cina tidak terlalu dianggap. Namun, ketika Mao Zedong berkuasa 1949 mdash;1976 , ia memiliki beberapa kebijakan yang dapat mengembangkan peran perempuan Cina khususnya di bidang politik dan ekonomi. Jurnal ini berfokus pada pemaparan alasan Mao membuat kebijakan untuk mendukung peran perempuan, menjelaskan cara Mao dalam meimplementasikannya, serta memaparkan perkembangan perubahan partisipasi perempuan Cina pada saat itu. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan historis. Penulisan jurnal ini bertujuan untuk melihat perubahan partisipasi perempuan Cina saat Mao memimpin.

ABSTRACT
China adopts the patriarchal social system, which means men become the main axis in the life of Chinese Society. This makes Chinese women rsquo;s role not so much considered. But, when Mao Zedong came to power 1949 mdash;1976 , he has some policies to developed Chinese women rsquo;s role especially in politics and economics. This Journal focus on the explanation of the reasons Mao makes policies to support women rsquo;s role, how he implementing it, and also the explanation of the development of Chinese women rsquo;s participation at that time. The writer will be using qualitative method with historical approach. The aim of this journal is to see the changes of Chinese women rsquo;s participation during the reign of Mao. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>