Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarigan, Rifka
"Skipsi yang saya tulis ini tentang Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Perilaku Seksual remaja di SMAN 1 Way Pengubuan Kabupaten Lampung Tengah tahun 2011, Banyaknya Sempel dari Penelitian ini adalah 107 Responden. Jenis Penelitian kuantitatif dengan desain Cross Secsional. Dengan Variabel Dependen (Perilaku Seks Remaja) dan Variabel Independen (Pengatahuan, Sikap, Keterpaparan Informasi Masa, Pengaruh Teman Sebaya dan Peran Orang Tua). Penelitian ini menggunakan Analisis Univarian dan Analisis Bivariat. Hasil Penelitian diketahui proporsi remaja SMA terdapat 30,8% beresiko dan 69,2% dengan perilaku tidak beresiko.
Hasil analisis bivariat variabel yang berhubungan pengetahuan dan pengaruh taman sebaya. Mengatasi masalah permasalahan pada Remaja salah satunya adalah meningkatkan pengetahuan pendidikan seksual, yang bertujuan untuk mengatasi sikap emosiamal yang sehat terhadap masalah seksual dan mengarakan remaja kearah hidup yang sehat dan bertanggung jawab terhadap kehidupan seksual, Seyogianya Orang Tua juga membina hubungan yang baik dalam mendidik remaja di dalam keluarga.

This thesis that I write is about the Factors that Connect with the Sexual Behavior of Teen of SMAN1 Way Pengubuan the District of Central Lampung year 2011. The amount of sample from this research is 107 respondents. The kind is quantitative research with Cross Sectional design. It is with the Dependent Variable (The Teen Sexual Behavior) and Independent Variable (Knowledge, Attitude, Mass Information Bias, Peer Influence, and Parents Role). This research uses the Univarian Analysis and Bivariat Analysis. From the result of this research it is known that the SMA teen proportion of riskiness is 30,8% and 69,2% with no riskiness behavior.
The result of bivariat analysis variable connects with the knowledge and the peer influence. To overcome the problem of the trouble in teen, one of many is to increase the knowledge of sexual education, which aims to conquer the healthy emotional attitude toward the sexual problem and direct the teen to healthy life and responsible toward the sexual life, nevertheless parents should also manage a good relationship in educating the teen in the family.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Citra Br
"ABSTRAK
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan
berbagai penyakit umum, mempercepat pemulihan dan menjarangkan kelahiran.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik,
pengetahuan, sikap dan dukungan keluarga terhadap pemberian ASI ekslusif di
Puskesmas Bandar Huluan dengan desain penelitian deskriptif rancangan cross
sectional, besar sampel sebanyak 78 bayi melalui wawancara dengan kuesioner
pada ibu bayi usia 6-12 bulan. Ditemukan 21,8% ibu berperilaku ASI eksklusif.
Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna (p value<0,05)
antara pemberian ASI segera OR=9,0(95%CI:1,1-72,7), pengetahuan
OR=21,5(95%CI:2,7-172,9), sikap OR=16,5(95%CI:2,1-132,6), dan dukungan
keluarga OR=4,4(95%CI:1,3-14,9) dengan pemberian ASI eksklusif. Disarankan
untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif dan
kecukupan ASI eksklusif melalui promosi kesehatan, melibatkan keluarga dan
pentingnya melakukan pemberian ASI segera.

ABSTRACT
Exclusive breastfeeding reduces infant mortality due to various common diseases,
accelerate recovery and the intervals between births. The purpose of this study
was to investigate relationship the characteristics, knowledge, attitude and family
support for exclusive breastfeeding in the Bandar Huluan Public Health Center
with the descriptive research cross sectional design, sample size of 78 infants
through with interviews by a questionnaire of maternal infant aged 6-12 months.
Found 21.8% exclusive breastfeeding mothers behave. The chi square test results
showed significant relationship (p value <0.05) between breast-feeding
immediately OR = 9.026 (95% CI: 1.120 to 72.737), knowledge, attitudes, and
family support OR = 4.375 (1.279 to 14.971) with breastfeeding exclusive. It is
recommended to increase the knowledge of mothers about the benefits of
exclusive breastfeeding and the adequacy of exclusive breastfeeding through
health promotion, involving the family and the importance of breastfeeding
immediately in the exclusive breastfeeding."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lanova Dwi Arde M
"Perilaku seksual remaja cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu penyebab terjadinya perilaku seksual adalah ketidaktepatan informasi yang diperoleh oleh remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menilai keterpaparan informasi dari orang tua, sekolah, media elektronik dan cetak dan teman sebaya dan hubungannya dengan perilaku seksual remaja. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data survei kesehatan reproduksi remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2007 dan 2012. Sampel penelitian ini adalah remaja pria dan wanita yang berusia 15-24 tahun yang belum menikah. Regresi Poisson digunakan untuk mengetahui nilai rasio prevalensi perilaku seksual beradasarkan keterpaparan informasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi remaja yang terpapar informasi dari media massa dan teman sebaya yang melakukan hubungan seksual lebih tinggi dibandingkan yang terpapar informasi dari orang tua dan sekolah, baik pada remaja pria maupun wanita. Namun informasi dari orang tua dan sekolah belum mampu "berkompetisi" dengan informasi dari media massa dan teman sebaya dalam memproteksi remaja dari perilaku seksual. Orang tua dan sekolah perlu bekerjasama dalam memberikan pendidikan seksual kepada remaja agar mampu mengimbangi informasi yang diperoleh remaja dari media massa dan teman sebaya dan melindungi remaja dari melakukan hubungan seksual.

Sexual intercourse among adolescents in Indonesia tend to increase over years. One of the reasons this risk behaviours happened is because the imprecision of informations that adolescents obtained. This study aims to assess the exposure of informations from parents, school, mass media, and peers and the relation between adolescents sexual behaviours. This study uses cross sectional design with data from Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey (IYARHS) year 2007 and 2012. The sample of this research is young men and women age 15-24 years who have not married. Poisson regression is used to get the prevalence ratio of behaviour risks based on the exposure of informations.
This study shows that prevalence of adolescents who are exposed to informations from mass media and peers that perform sexual intercouse is higher than those who are exposed to informations from parents and school, both in young men and women. However, informations from parents and school still can?t compete to informations from mass media and peers in protecting adolescents from sexual behaviours. Peers and school need to cooperate in giving sexual education to adolescents in order to be able to counterbalance the informations obtained from mass media and peers, and may protect the adolescents from sexual risk behaviours.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imawati Warastuti
"Penyediaan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah ASI atau Ruang ASI merupakan salah satu upaya meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif yang cenderung menurun. Tata cara penyediaan Ruang ASI diatur dengan Permenkes No 15 tahun 2013 yang merupakan amanat Peraturan Pemerintah No 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Permenkes No 15 tahun 2013 mengharuskan semua tempat kerja dan tempat sarana umum menyediakan Ruang ASI sesuai standar atau menurut kemampuan. Saat ini, satu tahun berjalan Permenkes tersebut masih banyak tempat kerja dan tempat sarana umum belum menyediakan Ruang ASI, Hal ini menunjukkan implementasi Permenkes belum berjalan baik. Implementasi suatu kebijakan dipengaruhi proses-proses kebijakan sebelumnya, yaitu agenda setting, formulasi dan adopsi.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis agenda setting, formulasi, adopsi dan implementasi Permenkes tentang Tata cara Penyediaan fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah ASI dari sisi konteks, aktor dan content kebijakan.
Hasil penelitian menunjukkan Permenkes diinisiasi Pemerintah dengan melibatkan berbagai pihak. Proses penyusunan sesuai dengan tata cara penyusunan peraturan perundang-undangan bidang kesehatan. Isi Permenkes ditinjau dengan Undang-Undang No 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan masih perlu perbaikan. Implementasi Permenkes belum bisa diukur secara kuantitatif, tetapi bisa dilihat, tidak semua tempat kerja dan tempat sarana umum telah menyediakan fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah ASI.

The provision of special facilities for breastfeeding and/ or breastmilk pumping is one of some efforts made to increase the declining number of exclusive breastfeeding coverage. Procedures for providing breastfeeding rooms are regulated by Permenkes (Ministerial Regulation) No. 15 of 2013, an amendment to Peraturan Pemerintah (Government Regulation) No. 3 of 2012 concerning Exclusive Breastfeeding. Permenkes No. 15 of 2013 requires every work place and public place to provide breastfeeding rooms according to proper standards or as good as the management?s capacity. Nonetheless, at the moment, one year after the bill was passed, many work and public places have not provided breastfeeding rooms. This indicates that the implementation of the regulation has not been well achieved. The implementation of such policy is influenced by the preceding policies, namely: agenda settings, formulation, and adoption.
This study aims at analyzing these agenda settings, formulation, adoption, as well as the implementation of this Permenkes concerning the procedures for providing breastfeeding facilities and/ or breast milk pumping through its context, policy actors, and content.
Results show that the government has initiated Permenkes together with several other parties. The formulation process was in accordance with the health legislation procedures. The content of Permenkes reviewed by Undang-Undang (Act) No. 5 of 2011 concerning Legislation Procedures, needs revision. The implementation of Permenkes is quantitatively immeasurable, however, the fact that not all work places and public places provide breastfeeding facilities is identifiable.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library