Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sendangratri
"Ubi jalar Ipomoea batatas L. varietas ungu, orange, dan putih dapat dibedakan berdasarkan warna kulit dan daging umbinya. Penelitian aktivitas antiinflamasi oleh tanaman ini masih terbatas meskipun telah dimanfaatkan secara tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai IC50 ekstrak umbi Ipomoea batatas L. dalam menghambat aktivitas lipoksigenase. Simplisia umbi ubi jalar diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70. Masing-masing ekstrak diuji penghambatannya terhadap aktivitas lipoksigenase dan dilakukan penapisan fitokimia serta penetapan kadar flavonoid total. Nilai IC50 dan kadar flavonoid total yang diperoleh dari masing-masing ekstrak dianalisis hubungannya menggunakan software SPSS versi 22.0.
Hasil uji penghambatan aktivitas lipoksigenase menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak umbi ubi jalar ungu, orange, putih berturut-turut adalah 46,09; 52,12; dan 63,69 g/mL. Pada penapisan fitokimia diketahui bahwa ketiga ekstrak mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan glikosida. Kadar flavonoid total dalam ekstrak ubi jalar ungu, orange, dan putih berturut-turut adalah 8,45 0,41; 7,57 0,03; dan 6,12 0,14 mgQE/g ekstrak. Kadar flavonoid total dan nilai IC50 ketiga ekstrak saling berhubungan kuat dan berbanding terbalik dengan nilai signifikansi 0,026 dan korelasi -0,999 yang menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar flavonoid total maka semakin rendah IC50.

Sweet potatoes Ipomoea batatas L. with purple, orange, and white varieties can be differentiated by their skin and flesh tubers rsquo colors. Research on anti inflammatory activity of this plant is still limited although has been used traditionally. This study aims to determine IC50 value of sweet potato tubers extract in inhibiting lipoxygenase activity. Dried tubers of sweet potato were extracted by maceration with ethanol 70 . Each extracts were tested for lipoxygenase inhibitory activity, phytochemical screening, and total flavonoid content. IC50 and total flavonoid content obtained from each extracts were analyzed using SPSS version 22.
IC50 value of purple, orange, and white sweet potato tuber extract were 46.09, 52.12, and 63.69 g mL. Phytochemical contents of each extracts contain alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and glycosides. Total flavonoid content in purple, orange and white sweet potato extracts are 8.45 0.41 7.57 0.03 and 6.12 0.14 mgQE g extract. Total flavonoid contents and IC50 values of each extracts are strongly correlated and inversely proportional with significance value 0.026 and correlation value 0.999 which indicate that the higher the total flavonoid contents the lower the IC50.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrohmaniah
"Emas memiliki efek anti-penuaan melalui mekanisme mereka untuk produk akhir dari proses glikasi, yang banyak digunakan dalam sediaan kosmetik. Beberapa ekstrak tanaman dapat digunakan sebagai bioreduktor dalam sintesis nanopartikel emas, salah satu ekstrak dari kacip fatimah (Labisia pumila) karena sifat antioksidannya yang tinggi. Dalam penelitian ini, kami mengembangkan formulasi serum kosmetik yang mengandung nanopartikel emas hijau yang disintesis dikurangi oleh kacip fatimah (Labisia pumila) dan untuk mengevaluasi sifat dan stabilitasnya. Formulasi serum dilakukan dengan variasi konsentrasi hidroksietil selulosa sebagai agen pembentuk gel dan nanopartikel emas yang dibuat oleh HAuCl4 yang direduksi dengan ekstrak L. pumila sebagai bahan aktif. Nanopartikel emas dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan Particle Size Analyzer (PSA) Zetasizer. Ukuran rata-rata nanogold yang terbentuk dari nanopartikel adalah 69,34 nms dengan potensi zeta -26,1 mVs dan indeks polydispersity 0,463. Konsentrasi zat pembentuk gel yang dipilih adalah 0,5%. Serum kosmetik mengandung berbagai nanogold 0,2%; 0,4%; 0,6%; dan 0,8%. Karakterisasi dan evaluasi dilakukan pada serum kosmetik, yang memberikan hasil viskositas sesuai dengan kisaran 300-400 cPses; pH berada dalam kisaran 5-6,5; diameter daya yang tersebar tergantung pada kisaran 7-10 cm dan memberikan sifat aliran yang mengandung aliran pseudoplastik. Serum kosmetik mengandung nanopartikel emas dapat disiapkan dan uji stabilitas fisik menggunakan tes bersepeda memberikan serum kosmetik yang baik dan stabil karena tidak memiliki perbedaan yang signifikan berdasarkan penampilan fisik, homogenitas, viskositas dan pengukuran pH.

Gold nanoparticles have anti-aging effects through their mechanism for the final product of the glycation process, which is widely used in cosmetic preparations. Some plant extracts can be used as bioreductors in the synthesis of gold nanoparticles, one of the extracts from the Fatimah kacip (Labisia pumila) because of their high antioxidant properties. In this study, we developed a cosmetic serum formulation containing green gold nanoparticles that were synthesized reduced by the Fatimah kacip (Labisia pumila) and to evaluate its properties and stability. Serum formulations were carried out with variations in the concentration of hydroxyethyl cellulose as a gel-forming agent and gold nanoparticles made by HAuCl4 which were reduced with L. pumila extract as the active ingredient. Gold nanoparticles were characterized using a UV-Vis spectrophotometer and Zetasizer Particle Size Analyzer (PSA). The average size of the nanogold formed from nanoparticles was 69.34 nms with a zeta potential of -26.1 mVs and a polydispersity index of 0.463. The concentration of the selected gelling agent is 0.5%. Cosmetic serum contains a range of 0.2% nanogolds; 0.4%; 0.6%; and 0.8%. Characterization and evaluation were carried out on cosmetic serum, which gave viscosity results in the range of 300-400 cPses; pH is in the range 5-6.5; the diameter of the scattered power depends on the range of 7-10 cm; and provide flow properties that contain pseudoplastic flow. Cosmetic serum containing gold nanoparticles can be prepared and a physical stability test using a cycling test provides good and stable cosmetic serum because it does not have a significant difference based on physical appearance, homogeneity, viscosity and pH measurement.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lendy Caesari Leorenza
"Daun senggani (Melastoma malabathricum L.) mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang diketahui dapat menghambat aktivitas elastase. Daun senggani merupakan bahan alam yang banyak mengandung polifenol dan memiliki banyak manfaat secara etnofarmakologi seperti penyembuhan luka potong dan luka tusuk, diare, disentri, sakit gigi dan secara ilmiah memiliki manfaat sebagai antimikroba, antiinflamasi, antioksidan dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari ekstrak daun senggani dalam menghambat aktivitas elastase yang diekstraksi secara bertingkat dengan bantuan alat Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) menggunakan tiga macam pelarut yakni n-heksana, etil asetat dan etanol 70%. Ekstrak yg didapatkan diuji penghambatannya terhadap aktivitas elastase dengan menggunakan microplate reader, kemudian dilakukan penetapan kadar flavonoid dan fenol total pada ekstrak teraktif. Hasil uji penghambatan aktivitas elastase menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% daun senggani merupakan ekstrak teraktif dengan nilai IC50 95,88 µg/mL. Kadar flavonoid dan fenol total pada ekstrak etanol 70% daun senggani berturut-turut adalah 7,33 mg QE/g ekstrak dan dan 80,67 mg GAE / g ekstrak.

Sengganis leaves (Melastoma malabathricum L.) contains flavonoid and phenolic compounds that are known could inhibit elastase activity. Senggani leaves are natural ingredients that contain polyphenols and has many ethnopharmacologically benefits to treat such as cuts and wounds, diarrhoea, dysentery, tootache and scientific findings such as antimicrobials, anti-inflammatory, antioxidants and so forth. This study aims to test the inhibition of elastase activity using Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) with three different types of solvents; n-hexane, ethyl acetate and ethanol 70% extract of senggani leaves. Each extract was tested for its inhibition of elastase activity using microplate reader, then total flavonoid and phenolic content was determined at the most active extract. The result of inhibition test of elastase activity showed that ethanol 70% extract of senggani`s leaves was the most active extract with IC50 value 95.88 ¼g/mL. Total flavonoid and phenolic content in ethanol 70% extract were 7.33 mg QE/g extract and 80,67 mg GAE/g extract respectively."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Widayat
"ABSTRACT
Inflamasi adalah respon proteksi tubuh yang berguna untuk mengeliminasi gangguan yang disebabkan oleh adanya kerusakan sel. Proses ini dimulai dengan melunakan, menghancurkan atau menetralisir agen berbahaya. Indonesia memiliki kurang lebih 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies diantaranya termasuk tanaman berkhasiat. Salah satu tanaman tersebut adalah tanaman kembang merak (Caesalpinia pulcherrima l.) yang  telah digunakan sebagai anti-inflamasi pada pengobatan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar flavomoid total, fenol total, dan nilai dari fraksi n-heksana, etil asetat dan metanol Caesalpinia pulcherrima l. dalam menghambat aktivitas lipoksigenase.  Hasil uji menunjukkan bahwa nilai penghambatan aktivitas lipoksigenase dari fraksi n-heksana, etil asetat, dan methanol menunjukan bahwa nilai berturut-turut adalah  42,3; 21,61 dan 61,73 ug/mL. Kadar flavonoid total  fraksi n-heksana, etil asetat, dan metanol berturut turut adalah 4,66; 151,11; dan 52,48 mgQE/gram. Kadar total fenol fraksi n-heksana, etil asetat, dan methanol kembang merak (Caesalpinia pulcherrima l.) berturut-turut adalah 180,31; 1778,89; dan 574,83 mgGAE/gram.

ABSTRACT
Inflammation is the bodys protective response that is useful for eliminating disorders caused by cell damage. This process begins by softening, destroying or neutralizing dangerous agents. Indonesia has approximately 30,000 plant species and 940 species of them are considered as medicinal plants. One of them is the peacock flower plant (Caesalpinia pulcherrima L.) which has been used as an anti-inflammatory agent in traditional  medicine. The aims of this study was to determine  total flavonoid, total phenol levels, and value of the n-hexane, ethyl acetate and methanol fraction of Caesalpinia pulcherrima L. in inhibiting lipoxygenase activity. The test results showed that the values of lipoxygenase activity inhibition  from n-hexane, ethyl acetate, and methanol fractions were 42.3; 21.61 and 61.73 ug/mL respectively. The total flavonoid content of n-hexane, ethyl acetate, and methanol fractions respectively was 4.66; 151,11; and 52.48 mgQE/gram, and total phenol levels of n-hexane, ethyl acetate, and methanol fractions were 180.31; 1778,89; and 574.83 mgGAE/gram."
[;, ]: 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakha Bramantyo Putra
" Seorang apoteker memegang peranan penting di Industri Farmasi. Apoteker harus memenuhi standar kompetensi sebagai persyaratan untuk memasuki dunia kerja dan menjalani praktik profesi. Standar kompetensi apoteker Indonesia terdiri dari sepuluh standar kompetensi sebagai kemampuan yang diharapkan oleh apoteker dapat lulus dan masuk ke tempat praktik kerja profesi. Sebagai bekal dan pengalaman, calon apoteker untuk dapat memahami peran apoteker dan meningkatkan kompetensi, maka dilaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker di PT SOHO Industri Pharmasi dan Apotek Roxy Cabang Biak Biak Periode Bulan Februari – Juni 2020. Selama PKPA, diharapkan calon apoteker dapat memperluas wawasan, pemahaman, dan pengalaman untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di tempat praktik kerja profesi

A pharmacist plays an important role in the Pharmaceutical Industry. Pharmacists must fulfill competency standards as requirements for joining the world of work and undergoing professional practice. Indonesian pharmacist competency standards consist of ten competency standards as abilities that are expected by pharmacists to pass and join professional work practices. As a provision and experience, prospective pharmacists can understand the role of pharmacists and improve competence, internship at PT SOHO Industri Pharmasi and Apotek Roxy Cabang Biak during the period February-July 2020. During the internship, it is expected that prospective pharmacists can broaden insight, understanding, and experience to do pharmaceutical work in a professional work practice."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Kurnia Rahma
"Inflamasi merupakan respon protektif terhadap luka jaringan. Salah satu mediator yang berperan dalam inflamasi adalah leukotrien terbentuk pada jalur lipoksigenase. Senyawa flavon dalam tumbuhan Averrhoa carambola L menunjukan potensi aktivitas antiinflamasi dengan mekanisme kerja menghambat lipoksigenase.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas penghambatan lipoksigenase dengan metode ekstraksi yang berbeda dengan penelitian sebelumnya fraksinasi terhadap ekstrak n-heksana, etil asetat, dan etanol daun Averrhoa carambola L. Ketiga ekstrak dilakukan perhitungan rendemen, penapisan fitokimia, penetapan kadar flavonoid total dan identifikasi apigenin dengan metode kromatografi lapis tipis. Pada ekstrak teraktif dilakukan penetapan kadar apigenin dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi.
Hasil uji menunjukkan rendemen etil asetat yaitu sebesar 3,01 lebih banyak dihasilkan dengan metode ekstraksi bertingkat dibandingkan fraksinasi penelitian sebelumnya sebesar 2,8. Ekstrak teraktif menghambat aktivitas lipoksigenase adalah ekstrak etil asetat dengan nilai IC50 sebesar 10,17 ug/mL. Nilai IC50 lebih besar daripada IC50 penelitian sebelumnya 7,84 ug/mL.
Hasil penapisan fitokimia pada ekstrak etil asetat menunjukkan bahwa ekstrak ini mengandung flavonoid, saponin, tanin dan terpenoid dan memiliki kadar flavonoid total sebesar 24,24 mgQE/g ekstrak. Ketiga ekstrak daun Averrhoa carambola L mengandung apigenin dan ekstrak teraktif etil asetat mengandung kadar apigenin sebesar 5,39 jika dibandingkan dengan metode sebelumnya kadar apigenin 6,37 dengan metode ini lebih kecil.

Inflammation is a protective response to tissue injury. One mediator which affects inflammation is the leukotriene formed on the path of lipoxygenase. flavon, contained in plants Averrhoa carambola L showed potential anti inflammatory activity by inhibit the action of lipoxygenase.
The aim of this study was to examine lipoxygenase inhibitory activity by different extraction method with previous research fractionation on n hexane, ethyl acetate, and ethanol Averrhoa carambola L. Each extract calculated rendement, phytochemical screening, total flavonoid content and identification apigenin with thin layer chromatography. In the most active extracts, apigenin levels was determined by high performace liquid chromatography.
The test results showed that ethyl acetate rendemen got more 3.01 with continuous maceration than fractionation previous research got rendemen of 2.8. The most active extracts to inhibiting activity of lipoxygenase was ethyl acetate with IC50 value of 10.17 g mL. IC50 value was bigger than previous research 7.84 g mL.
Phytochemical screening on ethyl acetate extract showed that extract contained flavonoids, saponins, tannins and terpenoids, which have a total flavonoid content of 24.24 mgQE g extract. Then, each extract contains apigenin and ethyl acetate extract contains apigenin levels of 5.39 then compared to the previous method 6.37, Apigenin levels in this method was smaller.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisma Nurilla Yumna
"

Pada penelitian ini, nanopartikel emas (AuNP) dibuat dengan menggunakan metode hijau (green synthesis) dari ekstrak tanaman sidaguri (Sida rhombifolia) dengan berbagai konsentrasi ekstrak (berat/volume). Tujuan dari penelitian ini adalah mengkarakterisasi dan mengetahui stabilitas dari AuNP yang terbentuk. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis, pH meter, PSA, dan TEM. Pada uji stabilitas, larutan nanopartikel disimpan pada suhu ruang dan dilihat perubahan serapan, ukuran partikel, indeks polidispersitas, dan zeta potensial secara berkala selama 8 minggu. Hasil karakterisasi menunjukkan AuNP-ekstrak 5% berbentuk sferis dengan struktur polikristalin, memiliki ukuran partikel 42,49 nm, indeks polidispersitas 0,453, dan nilai zeta potensial -35,3 mV. Pada AuNP-ekstrak 10%, partikel berukuran 84,11 nm, indeks polidispersitas 0,264, dan nilai zeta potensial -34,1 mV sementara AuNP-ekstrak 15% memiliki ukuran partikel 146,4 nm, indeks polidispersitas 0,242, dan nilai zeta potensial -29,5 mV. Pada uji stabilitas, AuNP-ekstrak 5% masih memberikan serapan pada panjang gelombang AuNP (500-550 nm) selama 8 minggu sedangkan AuNP-ekstrak 10% dan 15% hanya memberikan serapan pada panjang gelombang nanopartikel emas selama 4 minggu pertama. Selain itu, uji stabilitas menggunakan PSA menunjukkan bahwa AuNP-ekstrak 5% lebih stabil dibandingkan dengan AuNP-ekstrak 10% dan 15%. Hal ini dilihat dari perubahan ukuran partikel, nilai indeks polidispersitas, dan zeta potensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel emas dapat disintesis dengan menggunakan ekstrak sidaguri dimana konsentrasi ekstrak 5% menghasilkan AuNP dengan karakterisasi yang paling baik dan stabil.


In this study, gold nanoparticles (AuNP) are synthesized by green method (green synthesis) using variation concentration extract of sidaguri (Sida rhombifolia). The purpose of this study is to characterize and determine the stability of AuNP. Characterization was carried out using UV-Vis spectrophotometer, pH meter, PSA, and TEM. Stability test was done by storing gold nanoparticles in room temperature, then they were measured the changes of absorbance, particle size, polydispersity index regularly for 8 weeks. The characterization results showed gold nanoparticles (AuNP) with 5% extract had  spherical shape with polycristalinne structure, particle size 42.49 nm, polydispersity index 0.453, and zeta potential at -35.3 mV. The particle size of AuNP with 10% extract was 84,11 nm with polydispersity index was 0.264, and zeta potential at -34.1 mV while AuNP with 15% extract had particle size 146,4 nm with polydispersity index 0.242, and zeta potential at -29.5 mV. The result of stability test was AuNP using 5% extract still gives absorbance at gold nanoparticle wavelength (500-550 nm) for 8 weeks while AuNP using 10% and 15%  extract gives absorbance at gold  nanoparticles wavelength just for 4 weeks. Moreover, the result of stability test using PSA showed that AuNP using 5% extract was more stable than AuNP which uses 10% and 15% extract. This was seen from changes in particle size, polydispersity index, and zeta potential. Based on that result, nanoparticles can be synthesized using sidaguri extract where the concentration of extract 5% produces AUNP has the best characterization and most stable.

 

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefandi J. Wijaya
"Transkriptase balik HIV-1 merupakan salah satu enzim virus HIV yang sangat vital untuk reproduksi virus. Pertumbuhan virus HIV dapat berkurang secara signifikan apabila fungsi enzim tersebut terhambat. Saat ini, pengobatan HIV telah banyak diterapkan, tetapi pengobatan yang lebih efektif selalu dibutuhkan karena kemungkinan resisten yang terjadi dan efek samping dari penggunaan regimen obat dalam jangka panjang. Pencarian dilakukan dari sumber-sumber alam yang memiliki potensi sebagai obat. Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat beberapa senyawa alam yang memiliki afinitas tinggi terhadap enzim transkriptase balik HIV-1 dan beberapa dari senyawa tersebut merupakan glikosida flavonoid. Oleh karena itu, untuk mempelajari lebih lanjut tentang glikosida flavonoid, khususnya pengaruh gugus glikon dalam interaksi dengan enzim transkriptase balik HIV-1, dilakukan analisis in silico senyawa glikosida flavonoid terhadap enzim transkriptase balik HIV-1 dengan metode penambatan menggunakan parameter AutoDock. Dari hasil penambatan, senyawa glikosida flavonoid terbaik yang direkomendasikan ialah yang memiliki energi ikatan bebas dengan nilai rendah, yaitu kaempferol-3-O-rhamnosida, mirisetin-3-O-rhamnosida, dan kuersetin 3-O-rhamnosida. Ketiga senyawa ini memiliki nilai energi ikatan bebas yang baik karena berinteraksi dengan asam amino kunci Tyr181 serta memiliki interaksi atau ikatan dengan asam amino lain yang tersebar pada tiga cincin flavonoid dan juga pada gugus gula. Gugus glikon pada glikosida flavonoid terlihat memberikan pengaruh dalam interaksi dengan enzim transkriptase balik HIV-1.

HIV 1 reverse transcriptase is one of HIV rsquo s vital enzymes for virus reproduction. The multiplication of the virus can be significantly decreased if this enzyme is inhibited. There are currently a lot of treatments for HIV, but a more effective treatment is always needed because of the possibility of drug resistance and its side effects for a long term use. The search is done from natural sources that have potential as a medicine. Based on previous study, there are some natural compounds with high affinity to the HIV 1 reverse transcriptase enzyme and some of these compounds are flavonoid glycosides. Therefore, to learn more about flavonoid glycosides, especially the effect of the glycone group in its interaction with the HIV 1 reverse transcriptase, an in silico analysis is done by using docking method with AutoDock parameters. The results showed that the most recommended flavonoid glycosides are those with the lowest binding energy, which were kaempferol 3 O rhamnoside, myricetin 3 O rhamnoside, and quercetin 3 O rhamnoside. This is suggested because of their interaction with the key amino acid Tyr181 and also the interaction with other amino acids that spread on all three flavonoid rings and also on sugar group. The glycone groups of flavonoid glycosides appear to have an effect in the interaction with HIV 1 reverse transcriptase enzyme.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Purnamasari
"Ekstraksi daging buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa menggunakan pelarut cairan ionik ionic liquid belum pernah dilakukan. Akhir-akhir ini, cairan ionik populer sebagai pelarut ekstrasi tanaman karena terbukti menghasilkan hasil ekstraksi yang memuaskan dibandingkan dengan metode konvensional. Disebutkan pada penelitian sebelumnya bahwa salah satu metode ekstraksi yang sesuai untuk mengekstraksi buah mahkota dewa adalah dengan menggunakan Microwave Assisted Extraction MAE. Diharapkan ekstraksi daging buah P. macrocarpa yang menggunakan cairan ionik dan MAE juga dapat memberikan hasil yang memuaskan dengan dilakukannya optimasi pada kondisi-kondisi ekstraksi serta membandingkan hasilnya dengan ekstraksi konvensional. Pelarut cairan ionik yang diuji ada 3 yaitu [BMIM] Br, [BMIM] Cl, dan [BMIM] BF4. Hasil pemilihan pelarut yang dipilih adalah [BMIM] BF4 yang akan digunakan dalam optimasi dan diuji kadar total fenoliknya dengan metode Folin Ciocalteu. Setelah didapat kondisi optimum, aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH menggunakan microplate reader. Hasil dari optimasi adalah dengan konsentrasi tertinggi, rasio pelarut-sampel tertinggi dan waktu ekstraksi yang tidak berpengaruh pada hasil ekstraksi, didapat kadar total fenolik maksimum sebesar 191,72 mg GAE/g serbuk. Hasil ini terbukti lebih tinggi dibanding metode ekstraksi konvensional. Hasil ekstraksi dalam kondisi ini dimaksimalkan kembali hasilnya dengan dilakukan pretreatment menggunakan urea agar senyawa fenolik yang diekstraksi mendapatkan hasil yang lebih banyak. Percobaan setelah optimasi selesai, dilakukan dengan membandingkan suatu kondisi ekstraksi dengan pretreatment menggunakan urea. Hasil yang didapat adalah ekstraksi yang telah terlebih dahulu diberikan pretreatment menghasilkan kadar total fenolik yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa pretreatment.

The use of ionic liquids as solvent to extract flesh of fruit of mahkota dewa Phaleria macrocarpa has not been studied yet. In the last decades, ionic liquids was popular as solvent for extracting plant material because of its higher extraction yield compared to conventional methods. It is said in one previous research, that one of many suitable extraction methods to extract flesh of fruit of mahkota dewa is Microwave Assisted Extraction MAE. We hypothesized that plant extraction using ionic liquids in MAE method would give satisfying results by optimizing extraction conditions and comparing the result with conventional extraction method. Three different kinds of ionic liquids, BMIM Br, BMIM Cl, and BMIM BF4 were investigated. The ionic liquids, BMIM BF4 were elected and further used in optimization and tested for its total phenolic content TPC with Folin Ciocalteu method. Afterwards, antioxidant activity were tested by DPPH method in optimum condition. Both tests used microplate reader. Maximum total phenolic content were obtained with higher solvent concentration, higher solvent sample ratio, and an insignificant extraction time with 191,717 mg GAE g plant powder. This result proves that it is higher than the conventional extraction method. The extraction yield were maximized by applying pretreatment with urea to obtain higher total phenolic content after extraction. After optimization experiment were done by comparing the extract from optimum condition without urea, with after urea pretreatment extract. The result shows that pre treated sample with urea pretreatment gives higher total phenolic content compared with non pretreated sample.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isni Rizqi Putri
"ABSTRAK
Reactive oxygen species ROS dengan jumlah yang berlebihan pada kulit akibat photoaging dapat memicu aktivitas elastase untuk mendegradasi elastin sehingga dapat menyebabkan kerutan pada wajah. Salah satu simplisia bahan alam yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk menghambat aktivitas elastase adalah rimpang teki Cyperus rotundus L. Rimpang teki secara empiris dan etnobotani dipercaya mampu mengatasi penuaan dini pada kulit dan mengandung senyawa polifenol yang dapat menghambat aktivitas elastase, namun hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan efektifitas rimpang teki dalam menghambat penuaan dini pada kulit melalui penghambatan aktivitas elastase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai IC50 ekstrak rimpang teki terhadap penghambatan aktivitas elastase. Ekstrak rimpang teki diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70. Ekstrak yang telah didapatkan, dilakukan uji persen penghambatan dan perhitungan nilai IC50, penapisan fitokimia serta penetapan kadar fenol dan flavonoid total. Ekstrak rimpang teki menunjukkan nilai penghambatan aktivitas elastase dengan nilai IC50 sebesar 178,72 g/mL, nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai IC50 dari kontrol positif kuersetin yaitu 200,00 g/mL. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak rimpang teki Cyperus rotundus L. memiliki aktivitas yang lebih baik dalam menghambat kerja elastase dibandingkan dengan kuersetin sebagai standar. Ekstrak rimpang teki menunjukkan kadar fenol 62,72 mg EAG/g ekstrak dan kadar flavonoid total 10,72 mgEK/g ekstrak.

ABSTRACT
Reactive oxygen species ROS is in excessive amounts of skin it can trigger elastase activation to degrade elastin that can cause wrinkles. One of natural material that may be used to inhibit elastase activity is extract of Cyperus rotundus rhizomes, because empirically and ethnobotany are believed to overcome premature aging of the skin, in addition extract of Cyperus rotundus rhizomes contains polyphenol compounds that can inhibit elastase activity. However until now there has no research that proves the effectiveness of Cyperus rotundus in inhibiting premature aging of skin through inhibition of elastase activity. This study aims to determine the value of IC50 on the inhibition of elastase activity. Extract of Cyperus rotundus rhizomes was extracted by maceration method using 70 ethanol. In the extract obtained, tested percent inhibition, IC50 value calculation, phytochemical screening and determination of total phenolic and flavonoid content. Extract of Cyperus rotundus rhizomes showed an inhibitory value of elastase activity with IC50 value 178,72 g mL, this value is smaller than IC50 value of quersetin as positive control 200,00 g mL. This suggests that extract of Cyperus rotundus rhizomes has better activity in inhibiting elastase than quercetin as a standard. Extract showed total phenolic content 62.72 mg GAE g extract and total flavonoid content 10.72 mgEQ g extract."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>