Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mauldy Rauf Makmur
Abstrak :
ABSTRAK
Banyak permasalahan yang dihadapi oleh industri perbankan di Indonesia khususnya sejak krisis ekonomi yang melanda beberapa tahun lalu, antara lain terletak pada struktur pendapatan bank yang sangat tergantung pada pendapatan bunga (interest income). Kenaikan tingkat suku bunga simpanan sebagai salah satu akibat dari terjadinya krisis ekonomi tidak dapat segera diatasi dengan cara menaikkan suku bunga pinjaman. Hal ini terjadi selain karena adanya ketentuan peninjauan suku bunga secara periodik, juga dampak kenaikan tersebut sangat memberatkan nasabah. Jumlah kredit bermasalah yang semakin banyak menyebabkan tidak seimbangnya pendapatan bunga dengan biaya bunga yang harus ditanggung pihak bank. Dengan net interest margin di satu sisi dan pendapatan di luar bunga yang tidak dapat menutupi selisih tersebut di sisi lain, maka membuat bank mengalami negative spread.

Selain krisis yang terjadi di dalam negeri, pengaruh globalisasi dengan berlakunya AFTA, APEC, dan VVTO yang akan membawa dampak pada perkembangan industri perbankan di Indonesia. Di satu sisi perbankan nasional makin memiliki pelang untuk mengembangkan bisnisnya ke negara lain, namun sebaliknya juga menjadi ancaman masuknya bank-bank asing yang memiliki modal besar, memiliki reputasi internasional dan lebih berpengalaman dalam berbagai kegiatan yang menghasilkan fee based income, maka perbankan nasional harus meningkatkan kinerja dan layanannya agar bisa bersaing dengan para kompetitornya.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka bank harus melakukan terobosanterobosan baru dengan merubah struktur pendapatannya secara bertahap dengan menggali potensi untuk meraih pendapatan di luar bunga (fee based income). Pendapatan tersebut diperoleh atas dasar pelayanan yang diperoleh nasabah. Bank yang mampu memberikan kepuasan kepada nasabahnya akan dapat meraih pendapatan yang lebih besar dari berbagai fee yang dikumpulkan.

Pada dasarnya pendapatan fee based didapat dari fee atau charges atas pemberian komitmen dan jasa-jasa bank. Ada berbagai jenis transaksi yang dapat dijadikan surnber pendapatan fee based yang secara garis besar terbagi menjadi 3 kategori yaitu processing, principal transaction, dan advisory. Sedangkan dari ruang lingkup layanannya bisa berupa transaksi domestik dan transaksi internasional. Dari transaksi internasional bank mendapat pendapatan yang lebih bervariasi seperti pendapatan fee/charges, selisih kurs, dan in lieu of exchange.

Tidak semua bank memiliki pengalaman dan kompetensi yang memadai di sektor jasa layanan transaksi internasional, karena selain harus memiliki status bank devisa, diperlukan juga international network yang luas; teknologi yang memadai, produk dan jasa yang tersedia serta reputasi internasional merupakan faktor penting dalam memperoleh kepercayaan internasional.

Bank M sebagai bank terbesar dari segi asset dan s1mpanan yang memiliki jaringan yang luas di dalam dan luar negeri. dengan customer base yang besar. memiliki potensi besar untuk dapat mengembangkan beberapa jenis produk dan jasa perbankan yang berbasiskan pelayanan. Dengan jumlah nasabah yang besar maka pendapatan fee/charges yang akan diperoleh Bank M akan dapat meningkatkan kinerja profibilitas Bank M di luar pendapatan bunga. Selain itu, strategi Bank M untuk menjadi universal bank merupakan landasan yang kuat dalam meraih keberhasilan dalam bisnis internasional. Dengan meningkatnya pendapatan fee based sebagai sumber pendapatan yang lebih sustainable, maka secara bertahap akan mengurangi ketergantungan Bank M dari pendapatan bunga sehingga akan meningkatkan kinerja Bank M dalam menghadapai persaingan yang makin ketat pada masa mendatang.

Dalam karya akhir ini akan dibahas mengenai strategi Bank M dalam upayanya meningkatkan fee based income dari transaksi internasional. Pembahasan difokuskan pada pendapatan fee based dan international remittance khususnya inward remittance dengan membandingkannya dengan beberapa bank pesaing lainnya. Analisa dilakukan pada aspek lingkungan umum, lingkungan industri, dan lingkungan internal perusahaan.

Peranan bank koresponden khususnya bank depositori koresponden sangat besar dalam mendukung bisnis ini mengingat fungsinya sebagai supplier, distributor, dan kasir bagi Bank M.

Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan yang akan menjadi dasar pengembangan bisnis international remittance Bank M dengan tetap bertumpu pada core competencenya. Untuk itu, dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:

.. Mengembangkan pasar inward remittance dengan memanfaatkan . jaringan cabang dan jaringan bank koresponden yang luas.

.. Memfokuskan target pasar pada TKI yang bekerja di luar negeri yang secara rutin mengirimkan uang kepada keluarganya di Indonesia.

..Mengembangkan dan memperluas kerjasama dengan bank koresponden di luar dan dalam negeri untuk meningkatkan bisnis inward remittance TKI.

.. Mengembangkan produk remittance dan melakukan promosi dengan memanfaatkan jaringan cabang agar dapat tersosialisasikan secara menyeluruh.

.. Melakukan efesiensi biaya dengan mensentralisasl kegiatan back office dalam penanganan operasional rekening vostro pada unit kerja khusus.

.. Mengembangkan teknologi informasi dan sistim aplikasi untuk mendukung pelayanan dan mengurangi human error.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steveen Johanes
Abstrak :
ABSTRAK
PT X sebagai perusahaan yang hampir seluruh hutang bank-nya dalam mata uang USD, tidak luput dari krisis ekonorr;i yang terjadi pada tahun 1998. Sebenamya bila permintaan tidak turon karena krisis ekonomi dan sosial politik, PT X seharusnya bisa lolos dari beban hutang yang membengkak karena pendapatan PT X dalam mata uang USD. Namun karena permintaan turun drastis, maka PT X menjadi tidak mampu memew1hi kewajibannya, dan pada tahun 1999 hutang PT X direstrukturisasi.

Setelah restrukturisasi berjalan 2 tahun, PT X datang kembali ke para kreditur untuk mengajukan restrukturisasi ulang densan alasan kesulitan arus kas. Permohonan PT X adalah merubah jatuh tempo fasilitas kredit dari tahun 2003 menjadi 5 tahun kemudian setelah perjanjian restrukturisasi ulang ditandatangani. Selain itu PT X juga mengajukan permohonan perubahan atas ketentuan-ketentuan perjanjian restrukturisasi 2wal. Sehingga sejak akhir tahun 2001, negosiasi dimulai kembali antara kreditur dan debitur untuk mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak.

Latar belakang di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenat, kelayakan permohonan restrukturisasi ulang yang diajukan oleh PT X dari sudut pandang kreditur khususnya kreditur dalam negeri.

Dalam melakukan penelitiannya, pertama-tama penulis melakukan analisa dari prospek industri dari bidang usaha PT X yaitu alat berat. Analisa industri ini diperlukan mengingat bila kondisi industrinya saja sudah tidak berprospek, maka sebaiknya hutang PT X tidak perlu direstrukturisasi, tapi cukup dengan cara penyelesaian kredit saja. Karena sulit bagi suatu perusahaan untuk dapat tetap.berkembang bila kondisi makronya saja sudah tidak mendukung.

Setelah analisa industri, penulis melakukan analisa atas proposal yang diajukan debitur, kondisi keuangan PT X masa lalu, dan proyeksi. Analisa kondisi keuangan masa lalu meliputi kondisi operasi, kondisi keuangan, mapun kondisi arus kas. Sedangkan dalam analisa proyeksi, agar dapat diperoleh analisa yang lebih baik, maka penulis mehkuan analisa sensitivitas dengan membuat beberapa skenario proyeksi.

Analisa industri menunjukkan bahwa industri alat berat masih memiliki prospek ke depan Sehingga bila dilihat dari industrinya, PT X masih layak untuk direstrukturisasi.

Bila dilihat dari proposal yang diajukan oleh PT X, banyak sekali perubahan yang akan merugikan posisi kreditur. Oleh karena itu, perubahan ketentuan yang diajukan oleh PT X dalam proposal restrukturisasi ulang tidak layak untuk disetujui oleh kreditur. Apalagi dengan disetujuinya restrukturisasi ulang, tidak ada jaminan bahwa kredit PT X akan lunas pada saat jatuh tempo nanti. Padahal dengan ketentuan yang baru tersebut, akan lebih sulit bagi kreditur untuk memberi tekanan terutama apabila fasilitas kredit PT X menjadi bermasalah.

Selanjutnya dari analisa kondisi keuangan masa lalu, masih banyak pertanyaan yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Dalam hal ini, penulis hanya bisa memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang ada, namun untuk kepastiannya, diperlukan penelitian yang lebih mendalam. Hal ini disebabkan karena keterbatasan informasi yang bisa diperoleh akibat dari keterbatasan akses yang bisa dilakukan penulis.

Berdasarkan analisa kondisi keuangan masa lalu, penyebab utama PT X mengalami kesulitan arus kas karena PT X membutuhkan modal keija yang besar. Namun berdasarkan analisa lebih lanjut, penyebab kesulitan arus kas kemungkinan disebabkan karena meningkatnya piutang tak tertagih, atau ada upaya dari PT X untuk menunda arus kas masuk agar kondisi keuangan PT X terlihat baruk sehingga ada alasan untuk mengajukan restrukturisasi ulang. Sedangkan meningkatnya tingkat persediaan kemtingkinan karena banyaknya barang dagangan PT X yang tidak laku sehingga menumpuk di gudang.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Budi Santoso
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susiawaty Kusdinata
Abstrak :
ABSTRAK
Sebuah bank yang memiliki aset dan liabiliti dalam valuta asing menghadapi risiko Iikuiditas, risiko perubahan tingkat suku bunga, risiko perubahan kurs dan risiko kredit tidak hanya dengan satu mata uang saja. Hal ini membuat risiko-risiko yang dihadapi makin kompleks, salah satu upaya untuk mengelola risiko-risiko tersebut dalam menghadapi kondisi pasar yang kian kompetitif adalah dengan menggunakan manajemen aset liabiliti. Salah satu fungsi dan manajemen aset liabiliti adalah manajemen gap Risiko perubahan tingkat suku bunga dikelola dengan manajeinen gap. Terdorong oleh seringnya tingkat suku bunga berfluktuasi, manajemen bank memberikan perhatian khusus terhadap manajemen risiko tingkat bunga.

Bank X merupakan bank devisa dan sebagai salah satu bank yang telah go public di Indonesia menyadari betapa pentingnya manajemen treasury. Metode yang digunakan untuk menganalisa manajemen treasury yaitu perbandingan antara risiko dan return yang didapat. Dengan membandingkan keduanya dapat kita ketahui apakah pengendalian risiko sudah searah dengan tren/gerakan baìk nilai tukar maupun suku bunga.

Untuk keperluan nilai tukar, posisi yang ada pada aset dan liabiliti dilihat apakah dalam keadaan long atau short kemudian dibandingkan dengan kondisi pasar dan dilakukan prediksi apakah mata uang dalam posisi long atau short tersebut cenderung untuk menguat atau melemah menurut hasil analisa.

Untuk keperluan suku bunga, dilihat apakah manajemen pengendalian risiko suku bunga telah sesuai dengan arah gerakan tingkat suku bunga sehingga risiko yang ada dapat dikelola dengan baik.

Dan kedua metode tersebut, hasil yang diperoleh adalah pengendalian risiko pada Bank X umumnya telah sesuai dengan ketentuan yang ada hanya perlu diadakan perbaikan untuk meningkatkan efektivitas pengendalian risiko.

Untuk menghadapi lingkungan yang turbulen, penulis memberikan saran untuk menggunakan produk finansial derivatif agar dapat meminimalisasi risiko yang timbul seperti option, swap dan forward atau menciptakan produk derivatif lain yang biayanya lebih rendah dan produk yang ada saat ini.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library