Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dali Sadli Mulia
"Pembangunan berkelanjutan di industri minyak dan gas bumi dianggap sebagai salah satu masalah yang mendesak dalam mencapai kinerja bisnis yang berkelanjutan. Studi empiris telah dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk merespons hal ini secara strategis. Penelitian ini menggunakan metodologi Structural Equation Modelling-Partial Least Square (SEM-PLS) untuk menganalisis data 82 responden dari industri hulu migas di Indonesia. Ditemukan bahwa modal berbasis pengetahuan (knowledge-based capital) adalah faktor penentu perusahaan untuk mencapai kinerja bisnis yang berkelanjutan. Modal berbasis pengetahuan terdiri dari modal manusia, modal sosial, dan sistem organisasi.
Penelitian ini membuktikan bahwa modal berbasis pengetahuan menengahi tekanan pembangunan berkelanjutan dan pola pikir kewirausahaan, untuk membuat perusahaan melakukan aksi stratejik dalam mencapai kinerja bisnis yang berkelanjutan. Temuan ini sebagian memberikan konfirmasi dari hasil penelitian sebelumnya, dengan beberapa perbedaan mendasar. Pendekatan terpadu antara resource-based view dan institutional perspective dapat secara lebih komprehensif menjelaskan keberlanjutan indsutri hulu minyak dan gas bumi.

Sustainable development in the oil and gas industry is arguably one of the most pressing concerns in achieving sustainable business performance. An empirical study has been undertaken to determine what factors affect firms in order to respond to this strategically. This study used the Structural Equation Modeling-Partial Least Square (SEM-PLS) methodology to analyze 82 respondents from Indonesia's upstream oil and gas industry. It found that knowledge-based capital is the firm's determining factor to achieve sustainable business performance. Knowledge-based capital consists of human capital, social capital, and organizational systems.
It is proven that knowledge-based capital mediates sustainable development pressures and entrepreneurial mindsets, to develop sustainable strategic action in achieving sustainable business performance. This finding is partially confirmed by prior studies, with some notable contradictions. An integrated approach that utilizes a resource-based view and an institutional perspective can more comprehensively explain upstream oil and gas sustainability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boediastoeti Ontowirjo
"Teori portofolio yang berkembang saat ini mendudukkan investor sebagai pelaku inti dalam pembentukan portofolio. Penelitian ini memperkuat landasan bagi teori portofolio dengan memasukan agen sebagai pelaku inti dalam pembentuk portofolio yang terbukti pada portofolio reksadana. Agen memiliki kelengkapan informasi selain informasi publik/pasar dalam membentuk alokasi aset portofolio. Agen menghadapi kompetisi antaragen dalam mengelola portofolio.Dengan mengembangkan teori dasar Black-Litterman 1992 , penelitian ini memperlihatkan adanya tiga view agen dalam pembentukan portofolio, yaitu alokasi aset yang berbeda dari alokasi pasar, kompetisi antaragen dan peran agen yang memberikan keuntungan komparatif atas informasi yang dimilikinya.View agen penting untuk dipelajari karena tidak terobservasi oleh publik namun berdampak signifikan pada pembentukan portofolio yang diharapkan dapat optimal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan teori di bidang manajemen keuangan, khususnya portofolio dan asset pricing, dan bermanfaat pula bagi agen, investor dan regulator. View agen berupa kompetisi antaragen merupakan kontribusi utama dari penelitian ini yang dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan.

This dissertation was inspired by the writer rsquo s thinking to redefine the important entity on creating an optimum portfolio. Once the main entity is defined, it will clear to determine views driving that entity rsquo s actions on portfolio management. Portfolio theories that have been developed to date grew out of investor views. This dissertation discovers a new important entity on creating portfolio. By developing the theory of Black Litterman 1992 , this research discovers a new perspective of portofolio theory. It discovers the existance of agents as important entities in portofolio theory. Agents have complete information about financial assets and they compete among agents on conducting portfolio. This research discovers three views of agents on conducting portfolio. Those are asset allocation different from the market, competion among agents and agent rsquo s functions.Agent views are significantly important but uneasily to observe. However, actions of those views are observable and traceable historically. For investors, academicians, and regulators will get benefit by understanding agent views for many purposes, mainly for portfolio management, asset pricing and effective market regulation. The existance of agent views has provide complete perspective in real practice that brings into a more desirable portfolio theory."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D2396
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Malik
"ABSTRAK
Salah satu fungsi Lembaga Penjamin Simpanan LPS adalah menjamin dana masyarakat yang tersimpan di perbankan. Bank-bank peserta penjaminan harus membayar premi, yang selama ini besarnya sama flat untuk semua. Premi jenis ini memiliki beberapa kelemahan, seperti terjadinya pengalihan risiko risk shifting , subsidi silang cross subsidy , investasi berisiko tinggi excessive risk-taking , dan itikad bisnis yang buruk moral hazard . Berbagai model telah dikembangkan untuk mendukung penggunaan premi yang berbasiskan risiko risk based . Namun semua pendekatan tersebut menggunakan data informasi pasar, sehingga hanya efektif digunakan untuk bank-bank yang sahamnya diperdagangkan secara aktif di bursa efek.Penelitian ini mengusulkan metode perhitungan premi penjaminan simpanan berbasiskan risiko, yang dapat diterapkan untuk semua bank di Indonesia, baik yang sahamnya sudah terdaftar listed di bursa efek, maupun yang belum. Besarnya premi berbasiskan risiko yang seharusnya dibebankan kepada masing-masing bank dihitung dengan model discrete lower barrier option Wibowo, 2007 . Pada pendekatan ini evaluasi nilai aset -dan penutupan bank yang bermasalah- tidak perlu menunggu saat kewajiban liability jatuh tempo. Nilai pasar dari aset bank yang menjadi masukan utama dari model ini diestimasikan dengan menggunakan model arus kas Cooperstein, Pennacchi, dan Redburn 1995 , sementara volatilitasnya diestimasi dengan menggunakan prosedur iterasi Loeffler dan Posch 2007 . Perbedaan tarif premi antar bank kemudian diperiksa kesesuaiannya dengan perbedaan karakteristik serta rasio-rasio keuangan yang menjadi proxy dari risiko bank

ABSTRACT
One function of the Indonesian Deposit Insurance Corporation Lembaga Penjamin Simpanan ndash LPS is to provide insurance to public funds deposited in banks. Banks in Indonesia must participate in the insurance program, which premium has sofar been set equal for all flat rate . This type of premium is known to have several drawbacks, such as causing risk shifting and cross subsidy, as well as encourage bankers to involve in excessive risk taking and moral hazard. Various models have been developed to support use of risk based premiums, in which banks are charged based on their individual risks. Those approaches, however, are based primarily on stock market information. They are thus applicable only for the banks whose shares are actively traded in the stock exchange.This research proposes an alternative method to calculate risk based insurance premium which can be applied to all banks in Indonesia, including those whose shares have not been listed on the market. The varying premiums which should be charged to each bank are calculated with a discrete lower barrier option model Wibowo, 2007 . This model allows that evaluation of bank asset value ndash and decision to close a default bank may be effected at times not coincide with maturity of its liabilities. The model uses market value of bank assets as its primary input, which shall be estimated using a cash flow model set forth by Cooperstein, Pennacchi, and Redburn 1995 . Asset rsquo s volatility as secondary input is estimated using iterative procedure proposed by Loeffler and Posch 2007 . Variation in premium rates between banks have then been reviewed for their correlations with their different characteristics and financial ratios as proxy of the banks rsquo risk."
2012
D2373
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Pria Anas
"Penelitian ini menguji peranan manajer madya dalam pembaharuan strategi perusahaan dengan memberikan perhatian yang tepat terhadap perubahan lingkungan usaha. Penelitian ini menggunakan tiga pendekatan yaitu: strategic renewal, the attention-based view, dan the strategic role of middle managers. Dengan menggunakan SEM-PLS berdasarkan kuesioner yang berasal dari sampel 90 manajer madya pada satu BUMN Karya, ditemukan bahwa manajer madya dengan posisi tertentu lebih mungkin untuk mempengaruhi strategi perusahaan. Manajer madya berusaha mempengaruhi strategi perusahaan dengan cara mengarahkan perhatian manajemen puncak terhadap kesempatan strategis. Usaha tersebut dapat berhasil jika manajer madya memberikan perhatian pada perubahan lingkungan usaha yang mana membutuhkan dukungan dari faktor-faktor internal perusahaan. Walaupun demikian usaha tersebut akan lebih efektif jika dilakukan oleh seorang manajer madya yang berpengetahuan dan berpengalaman luas.

The present study tested the development of strategic renewal through the role of middle managers who pay proper attention to changes in their respective business environments. The following three approaches are used in the study strategic renewal, the attention based view, and the strategic role of middle managers. Using SEM PLS based on the questionnaire responded by 90 middle managers in one of state owned enterprise infrastructure, the study found that middle managers situated in a particular position are more likely to change their firm level strategies. Middle managers exert their influence by directing the attention of top management to strategic opportunities. Such an effort is possible if middle managers pay attention to changes in the firm rsquo s environment, which requires support from several organizational factors as well. However, such a middle manager role is more effective when it is played by managers who are knowledgeable and experienced.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D2508
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Maulida
"Diantara banyaknya ketidaksuksesan merger dan akusisi pada perusahaan farmasi multinasional, studi ini meneliti bagaimana orkestrasi sumberdaya paska merger dan akuisisi berpengaruh terhadap keunggulan daya saing perusahaan pada tingkat subsisiari, berdasarkan pengembangan dari Teory Berbasis Sumberdaya (Resource-Based Theory). Studi ini fokus pada pengaruh kapabilitas Chief Strategy Officer (CSO) dalam komplementariti sumberdaya paska merger dan akuisisi terhadap kapabilitas inovasi, kompetensi perusahaan, dan integrasi budaya. Studi ini menggunakan Structural Equation Method (SEM) yang melibatkan 107 responden, terdiri dari senior manajer yang terlibat langsung dalam merger dan akusisi pada perusahaan farmasi multinasional. Hasil penelitian empiris menunjukkan bahwa komplementariti sumberdaya paska merger dan akuisisi mengarah pada keunggulan daya saing perusahaan melalui kompetensi perusahaan dan kapabilitas inovasi; sedangkan kapabilitas inovasi itu sendiri tidak berpengaruh terhadap kompetensi perusahaan. Integrasi budaya merupakan katalisator dalam meningkatkan kompetensi perusahaan dan kapabilitas inovasi untuk mencapai keunggulan daya saing.

Kontribusi utama penelitian ini pada literature manajemen stratejik adalah menambah studi tentang peran dari CSO pada perusahaan multinasional (Menz and Scheef, 2014). Hasil studi menunjukkan bahwa kapabilitas CSO secara signifikan berpengaruh terhadap orkestrasi sumberdaya paska merger dan akuisisi untuk meningkatkan kapabilitas inovasi dan kompetensi perusahaan, tetapi tidak berpengaruh terhadap integrasi budaya. Studi ini memperkaya pemahaman tentang kompleksitas orkestrasi sumberdaya paska merger dan akuisisi dalam level subsidiari, yang masih sangat terbatas pada studi manajemen stratejik dan disarankan untuk ditelaah lebih lanjut (Bauer and Matzler, 2014).


Amidst so many unsuccessful M&As among multinational companies in pharmaceutical industry, this study investigates how post-M&A resource orchestration affects country-level firms competitive advantage, based on expansion of Resource-Based Theory (RBT). We focus on CSO capabilities influences in post-M&A resource complementarity towards innovation capability, firm competence, and cultural integration. This study uses Structural Equation Method (SEM) involving 107 respondents of worldwide senior management team who involved in M&A of multinational pharmaceutical firms. The empirical results show that post-M&A resource complementarity leads to competitive advantage through firm competence and innovation capability; innovation capability itself does not enhance firm competence. Cultural integration serves as a catalyst to leverage firm competence and innovation capability to achieve firms competitive advantage.

Our primary contribution to the strategic management literature is to enlarge the current limited study on the role of CSO function on multinational companies (Menz and Scheef, 2014). We find that CSO capabilities significantly influences post-M&A resource orchestration to leverage innovation capability and firm competence; but not towards cultural integration. This study enriches our understanding of the complexities of post-M&A resource orchestration in the firms subsidiary level, which is still limited in the strategic management study and suggested to be explored (Bauer and Matzler, 2014)."

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Dewanto
"Non-market kapabilitas didefinisaikan sebagai tingkat pengetahuan dan keterampilan untuk membantu mengelola proses dan produk pembuatan kebijakan publik. Kapabilitas non-market kemungkinan adalah salah satu isu kunci di dalam upaya untuk meningkatkan performa investasi di industri ketenagalistrikan yang sangat teregulasi. Sebuah studi empiris telah dilaksanakan untuk menentukan sejauh mana kapabilitas non-market akan mempengaruhi perusahaan ketenagalistrikan dalam upayanya meningkatkan performa investasi. Studi ini menggunakan metodologi Structural Equation Model – Partial Least Square (SEM-PLS) untuk menganalisa 65 responden dari 53 perusahaan ketenagalistrikan yang mewakili 76% industri ketenagalistrikan di Indonesia. Studi ini menjabarkan secara lengkap kapabilitas non-market adalah faktor yang menentukan dalam meningkatkan performa investasi. Studi ini membuktikan bahwa kapabilitas non-market dipengaruhi secara positif oleh manajer berkewirausahaan dan kapabilitas non-market mempengaruhi secara signifikan kapabilitas mempaketkan Investasi, untuk meningkatkan performa investasi sebuah perusahaan. Disamping mengkonfirmasi prediksi dari perspektif yang terintegrasi, temuan-temuan ini juga mendukung secara parsial studi-studi sebelumnya, dengan sejumlah pengecualian yang jelas. Studi ini menyajikan bukti-bukti empiris akan peran kapabilitas non-market dan pengaruhnya dalam perubahan regulasi, termasuk juga dimensi dan pengukurannya. Studi ini akan membantu industri ketenagalistrikan dalam pengembangan strategi dan kapabilitas non-market yang lebih akurat dengan pengetahuan yang mendalam.

Non-market capability is defined as a degree of tacit and non-tacit knowledge and skills that help manage the process and outcome of public policies. Non-market capability is arguably one of the key issues in the attempt to increase investment performance in a regulated electricity industry. An empirical study was conducted to determine the extent non-market capability will affect electricity firms in their efforts to increase investment performance. This study used Structural Equation Model – Partial Least Square (SEM-PLS) methodology to analyse 65 respondents from 53 electricity firms that represent 76% of the Indonesian electricity industry. This study explicates that non-market capability is the determining factor to increase investment performance. This study proves that non-market capability is positively influenced by entrepreneurial manager and non-market capability significantly affect investment packaging capability, to increase a firm’s investment performance. While confirming the prediction from an integrated perspective, these findings are partially supported by prior studies, with some notable exceptions. This study provides empirical evidence on non-market capability’s role and influences in addressing regulatory changes, as well as its dimensions and measurement. This study should help the electricity industry develop more accurate non-market strategies and capabilities with deepened knowledge."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Puspita Rani
"Tujuan penelitian ini adalah membahas dampak perbedaan motif Merger dan Akuisisi (M&A) terhadap kinerja jangka panjang dan kualitas laba perusahaan pasca M&A serta peran moderasi Corporate Governance, baik pada tingkat perusahaan maupun tingkat negara terhadap hubungan antara motif M&A dan kinerja jangka panjang. Selain itu penelitian ini juga menganalisis pengaruh motif M&A terhadap tingkat pengungkapan transaksi M&A serta dampak dari tingkat pengungkapan tersebut bagi kinerja jangka panjang serta kualitas laba perusahaan pasca M&A. Penelitian ini berfokus pada pemisahan persepsi motif M&A dari investor menjadi motif sinergi dan agensi berdasarkan reaksi investor saat pengumuman M&A dilakukan serta menggunakan variabel akuntansi. Penelitian ini dilakukan secara lintas negara dengan menggunakan sampel kasus M&A yang terjadi di 11 negara Asia selama periode 2002-2012. Dengan menggunakan metode cross-sectional ordinary least square, hasil analisis menunjukkan bahwa M&A bermotif sinergi menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan M&A motif agensi, dan mekanisme Corporate Governance yang diterapkan perusahaan terbukti dapat lebih memaksimumkan dampak positif tersebut. Temuan lain dari penelitian ini menunjukkan bahwa motif M&A juga menjadi faktor penting yang menjelaskan tingkat pengungkapan informasi M&A yang kemudian terbukti secara signifikan menentukan kualitas laba perusahaan pasca M&A. Penelitian ini tidak dapat membuktikan pengaruh motif M&A terhadap kualitas laba, pengaruh tingkat pengungkapan M&A terhadap kinerja jangka panjang serta peran moderasi Corporate Governance tingkat negara pada hubungan antara motif M&A dan kinerja jangka panjang.

The purpose of this study is to analyze the effect of Merger and Acquisition (M&A) motives to the long-term performance and earnings quality of companies post M&A, and the moderating effect of Corporate Governance, both in firm-level and country-level, to the relationship between M&A motives to the long-term performance. In addition, this study also analyses the influence of M&A motive to the M&A transaction disclosure level and then analyses how the M&A disclosure level can determine the long-term performance and the earnings quality post M&A. This study uses M&A transactions in 11 Asian countries during 2002 until 2012 as research sample. Using cross-sectional ordinary least square method, this study proves that the M&A motives have significant positive influence to the long-term performance post M&A and the significant moderating effect of Corporate Governance at firm-level in maximizing the influence between it. Other findings in this study show that the M&A motives have a significant positive influence on the level of M&A disclosure which is then proven to be one of the significant factors that determining the quality of earnings post M&A. In the other side, this study fails to prove the significant impact of the M&A motive to the earnings quality post M&A, the influence of the disclosure level to the long-term performance and the moderating effect of the Corporate Governance at country-level to the relationship between the M&A motives and the long-term performance post M&A."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library