Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Ramadhinie
Abstrak :
Peningkatan sistem rujukan dengan dukungan segala pihak sangat penting Perlu mekanisme manajemen rujukan yang tertata antar fasilitas dan pemantauan terhadap mekanisme operasional rujukan Program Penyelamatan Ibu dan Bayi Baru Lahir Expanding Maternal and Neonata Survival sebagai salah satu mitra bestari Kementerian Kesehatan telah mengembangkan Alat Pantau Kinerja Fasilitas dalam Sistem Rujukan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Alat ini berupa serangkaian daftar tilik standar kinerja rujukan yang diambil dari berbagai pedoman panduan yang sudah ada di Kementerian Kesehatan Indonesia dengan tujuan menilai sejauh mana kinerja fasilitas dalam memenuhi standar sistem rujukan Agar hasil pemantauan terhadap kinerja tersebut dapat menjadi alat bantu pengambil keputusan maka diperlukan sistem pencatatan dan pelaporan yang sistematis Fokus dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pemantauan kinerja berbasis sistem informasi dengan pendekatan Computer Based Information System dengan model Sistem Informasi Manajemen Prototipe dari sistem ini juga menampilkan peta fasilitas selain tabel dan grafik capaian Metode penelitian menggunakan pendekatan riset operasional.
Increased performance of referral system with the support from the stake holders is essential part for Maternal safe It is necessary to establish referral management mechanisms which arranged between the facility and the monitoring of operational referral mechanisms Expanding Maternal and Neonatal Survival as one of the Ministry of Health rsquo s partner has developed a Performance Monitoring Tool Referral System and Emergency in Maternal and Newborn for facilities This tool is a set of performance standards checklist references are taken from various guidelines that already established in the Ministry of Health of Indonesia with the aim of assessing the achievement of facilities performance in fulfill compliance standards for referral system and the output indicators on PWS KIA Ministry of Health 2010 In order for the results of the monitoring of the performance of these tools can be a decision support system it would require recording and reporting system that is systematic The focus of this research is to develop a performance monitoring system based approach to information system with Computer Based Information System Management Information System model The prototype of this system also displays a map of the facility in addition to tables and graphs achievements Research methods using operational research approach
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Najmuddin Mabruri
Abstrak :
Peningkatan kasus COVID-19 di sektor perkantoran dan pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan tempat kerja di wilayah Jabodetabek yang masih terus terjadi. Pengendalian dan pencegahan COVID-19 di sektor perkantoran menjadi suatu hal yang penting dilakukan, hal tersebut erat kaitannya dengan perilaku pekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko perilaku pekerja perkantoran dalam penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Metode penelitian secara cross sectional dan pengambilan data secara daring dengan populasi pekerja perkantoran di wilayah Jabodetabek, data dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Seacara umum perilaku responden adalah baik Variabel yang berhubungan signifikan dengan perilaku responden adalah jenis kelamin, persepsi manfaat, persepsi hambatan, persepsi keyakinan diri dan cues to action. Uji regresi logistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan perilaku responden serta persepsi keyakinan diri dan perilaku responden. Persepsi keyakinan diri menjadi variabel dominan dengan OR 5,075. Responden yang mempunyai persepsi keyakinan diri tinggi 5,075 kali mempunyai kemungkinan untuk berperilaku baik jika dibandingkan dengan responden yang mempunyai persepsi keyakinan diri rendah, setelah dikontrol variabel pengetahuan. ......The increase COVID-19 cases in the office sector and violations of health protocols carried out by workplaces in the Greater Jakarta area are still happening. Control and prevention of COVID-19 in the office sector is an important thing to do, it is closely related to COVID-19 prevention practice. The purpose of this study was to analyze risk factors of COVID-19 prevention practice among office workers. The research method was cross sectional and online data collection with the population of office workers in the Greater Jakarta area, the data were analyzed descriptively and inferentially. In general, COVID-19 prevention practice among office workers was good. The variables that were significantly related to practice were gender, perceived benefits, perceived barriers, perceived self-efficacy and cues to action. The logistic regression test showed that there was a significant relationship between gender and practice as well perceived self-efficacy and practice. perceived self-efficacy is the dominant variable with an OR of 5.075. Respondents who have a high perceived self-efficacy 5,075 times have the possibility to have good practice when compared to respondents who have a low perceived self-efficacy, after controlling for the knowledge variable.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Setyaningrum
Abstrak :
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan program pemerintah sebagai salah satu upaya mengurangi faktor risiko penyakit tidak menular yang makin meningkat. Program ini dilakukan dengan upaya peningkatan perilaku hidup sehat, diantaranya peningkatan aktivitas fisik. Peningkatan aktivitas fisik diharapkan dapat mempengaruhi keseimbangan energi dan diharapkan dapat mengurangi faktor risiko kardiometabolik. Aktivitas fisik yang dilakukan sesuai kaidah kesehatan akan memberikan adaptasi metabolik, neuromuskuler dan kardiorespirasi yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani. Kebugaran yang baik merupakan faktor protektif terhadap risiko kardiometabolik dan penyakit tidak menular. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran aktivitas fisik, kebugaran, dan faktor risiko kardiometabolik dan hubungan antara aktivitas fisik dengan kebugaran jasmani dan faktor risiko kardiometabolik di instansi pemerintah pada era GERMAS. Metode: Penelitian potong lintang dengan menggunakan data primer. Aktivitas fisik dinilai dengan PAL Physical Activity Level, waktu sedentary. Penilaian kebugaran jasmani meliputi komposisi tubuh, kelenturan, kekuatan otot dan daya tahan jantung paru. Faktor risiko kardiometabolik meliputi: tekanan darah, kadar kolesterol total, kadar gula darah sewaktu, dan HbA1C. Subjek penelitian adalah ASN di instansi X sebanyak 89 orang. Hasil: Diperoleh data 23,6% subjek dengan tingkat aktivitas fisik ringan, rerata waktu sedentary 10,5 jam dan 95,5% subjek memiliki waktu sedentary ≥ 7 jam. 56,2% subjek obesitas, 87,6% fleksibilitas baik, 58,2% kekuatan otot kurang, serta 68,5% subjek memiliki daya tahan jantung paru kategori baik dan cukup. Prevalensi hipertensi 20,2%, hiperkolesterolemia 37,1%, pre diabetes 6,7% dan diabetes mellitus 1,1%. Didapati hubungan antara aktivitas fisik dengan IMT dan faktor risiko kardiometabolik. Kesimpulan Terdapat kecenderungan subjek dengan faktor risiko kardiometabolik, berat badan berlebih dan obesitas memiliki tingkat aktivitas fisik yang lebih baik.
Community Healthy Life Movemement or Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) is a government program to reduce risk factors of non-communicable diseases. This program is purposed to improve healthy living behaviors, including increased physical activity. The increasing of physical activity is expected to affect balance energy and to reduce cardiometabolic risk factors. Physical activity according to health principles will enhance metabolic, neuromuscular and cardiorespiratory adaptations that can improve physical fitness. Good level of fitness is a protective factor against cardiometabolic risk and non-communicable diseases. The purpose of this study is the description of physical activity, physical fitness, cardiometabolic risk factors and the relationship between physical activity and physical fitness and cardiometabolic risk factors in one of a Ministry in the GERMAS era. Method: Cross-sectional study using primary data. Physical activity was assessed by the PAL Physical Activity Level, sedentary time. The assessment of physical fitness includes body composition, flexibility, muscle strength and cardiorespiratory fitness. Cardiometabolic risk factors include: blood pressure, total cholesterol levels, blood sugar levels, and HbA1C. The subjects of this research were worker in Ministry X approximately 89 people. Results: 23.6% of subjects with mild physical activity, the mean sedentary time about 10.5 hours and 95.5% of subjects had a sedentary time of jam 7 hours. 56.2% of subjects were obese, 87.6% had good flexibility, 58.2% lacked muscle strength, and 68.5% of subjects had good and sufficient pulmonary heart endurance. The prevalence of hypertension is 20.2%, hypercholesterolemia 37.1%, pre-diabetes 6.7% and diabetes mellitus 1.1%. There was an association between physical activity and BMI and cardiometabolic risk factors. Conclusion There is a tendency for subjects with cardiometabolic risk factors, overweight and obesity to have a better level of physical activity
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library