Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fifi Lailasari Hadianastuti
Abstrak :
Rumah Sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya harus ditunjang oleh data melalui Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dimana informasi yang dihasilkan akan bermanfaat bagi kegiatan manajemen Rumah Sakit, selain untuk monitoring pelayanan kesehatan individual. Penggunaan informasi dalam tingkat manapun membutuhkan informasi yang berkualitas yaitu relevan, berguna pada waktu yang tepat, dapat ditelusuri dan bebas dari kesalahan. Sejak tahun 2000 Rumah Sakit Harum telah memulai uji coba implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Oleh karena itu dibutuhkan suatu studi mengenai pengembangan SIMRS di Rumah Sakit Harum melalui analisis tahap-tahap pengembangan sistem yang sudah dilakukan. Analisis tahap-tahap pengembangan sistem ini menggunakan dan mengkombinasikan model-model dari beberapa konsep sehingga menjadi rumusan kerangka konsep, yaitu SDLC (System Development Life Cycle) yang sering digunakan dalam pengembangan sistem informasi, PDCA (Plan-Do-Check-Act) yang sering digunakan dalam peningkatan kualitas berkesinambungan (Continuous Quality Improvement) serta model IPO (input process-output) yang dapat digunakan untuk perencanaan strategik sebagai salah satu kegiatan dalam pengembangan sistem informasi. Model PDCA digunakan sebagai template atau panduan dalam tahap-tahap pengembangan sistem informasi, dengan beberapa aspek yang berkaitan di dalamnya diambil dan aspek-aspek yang diberikan dalam model SDLC dan PDCA. Panduan tersebut dapat diaplikasikan atau diterapkan pada semua jenis dan ukuran organisasi agar menghasilkan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan sehingga informasi yang diperoleh dari sistem yang dikembangkan tersebut dapat terus ditingkatkan kualitasnya, selain juga dapat meningkatkan kualitas sistem informasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tahap-tahap pengembangan yang dilakukan oleh RS Harum dalam pengembangan sistem informasinya serta membandingkan dengan tahap-tahap pada template pada kerangka konsep. Data yang dikumpulkan dalam studi ini adalah data kualitatif dengan telaah dokumen, observasi fisik dikonfirmasi dengan wawancara, serta wawancara mendalam. Informan dari studi ini adalah karyawan yang akan ditugaskan menjadi operator dalam sistem informasi yang berasal dari bagian akuntansi, rekam medis dan perawatan, dengan 2 karyawan yang diwawancara dari masing-masing bagian sehingga jumlah seluruh karyawan yang diwawancara adalah 6 karyawan serta 3 informan yang mewakili pihak manajemen serta 1 informan kunci. Dalam studi ini ditemukan bahwa belum dilakukan atau belum terpenuhinya beberapa komponen dalam sebagian tahap pengembangan sistem informasinya. Beberapa tahap yang belum terpenuhi tersebut berhubungan dengan dokumentasi yang menyimpan informasi perkembangan dan kendala yang dihadapi pada tiap tahap pengembangan; dokumentasi mengenai pelatihan dan model untuk operasional dan penanganan kesalahan (error handling); mengenai tim implementasi; mengenai penerimaan operator (user acceptance) serta mengenai organisasi pengelola sistem informasi. Proses pengembangan sistem informasi ini belum berjalan seluruhnya, atau masih melakukan beberapa proses uji coba. Untuk mendapatkan sistem informasi dengan fungsi yang maksimal dan sesuai dengan harapan atau tujuan dari pengembangan sistem informasi, sebaiknya dapat diperhatikan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan uji coba sistem dan untuk selanjutnya dalam kegiatan peningkatan kualitas, dapat diterapkan tahap-tahap yang disediakan model-model peningkatan mutu. Dalam tahap-tahap pada metode PDCA maupun SDLC terdapat contoh kegiatan dan alat ukur yang dapat dipergunakan. Juga disarankan untuk membuat semacam tabel praktis (untuk assessment) yang dapat membantu pendokumentasian mengenai perkembangan atau kendala yang dialami dalam proses pengembangan sistem informasi yang kemudian dapat digunakan untuk kegiatan analisis, menugaskan tim mutu untuk melakukan assessment tersebut, mememperbaiki persepsi operator melalui pelatihan yang kegiatankegiatannya dapat menumbuhkan rasa keterlibatan mereka, serta mempertimbangkan pengorganisasian pengelolaan informasi dengan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit Harum.
Study on the Quality of Information System Development in Harum Hospital, Jakarta Timur, 2001Hospital is functioned as health service facility. A fine health service ought to be supported by health data through Health Information System (HIS). Adjacent to that, information that was created also useful to Hospital's management, besides its value to monitor individual health care. The use of information at any level requires qualified information that is, relevant, timeliness, verifiability and error free. Since the year 2000, Harum Hospital had started implementation trial for its Hospital Information System development. The study is done to analyze every phase on information system development that has made by Hospital. The analysis on phases of hospital information system development employs and combines some models as conceptual frame, with each model represent its area of expertise, those are: SDLC (System Development Life Cycle) which is frequently applied in information system development, PDCA (Plan-Do-Check-Act) as a model that is more often than not applied to improve quality continuously and IPO (Input-Process-Output) model which is usually applied to do a strategic planning as one of the activities to develop information system. Qualified information is generated from appropriate information system. The activities in this study is using phases given by PDCA as a template and using some of its applicable aspects with other relevant aspects were taken from subjects in SDLC and TO. The blending of SDLC and IPO into PDCA approach is expected to be applicable to all type and size of organization so, the following information system development can produce suitable information system and as well, the quality of information system can be improved continuously. The purpose of this research is to comprehend the information system development phases that is done by Harum Hospital and how well-suited are those if compared to phases in the template. Data were collected qualitatively with document review, tangible observation with interview and in-depth interview. The information source was choosen from the employees that will be functioned as operators in the information system, they are each 2 employees from accounting department, medical record and nursing with the total of 6 employees, plus 3 information sources that stand for management and 1 key informant. It is shown in this study that phases which are done in the information system development from the first phase to the phase of trial run were not completed entirely if it was compared with phases given by SDLC and PDCA. Phases that are not accomplish suitably was quite important, those are about documentation that kept information on positive changes and obstacle that happens in every phase; documentation about training, operations manual and error handling guidance; about information system institution in the organization; about implementation team; and about user acceptance. The trial and implementation in this information system development activity are not totally occupied and are doing the trial phase by the time this study was completed. To obtain system with maximum function and system that fits to the expectations or objectives of the information system development, it is recommended to give more notification on activities that can be done in system trial, while for the next quality improvement activities, other steps provided by quality improvement's model can be implemented. There are some example of activities and measurement in PDCA and SDLC phases. Those activities are very flexible and very applicable. It is also suggested to make a practical table to manage an assessment and to help recording the improvement or obstacle that occurs in the information system development phases, which it can be used in evaluation activities, it is much useful as well to revise operator's perception and their acceptance about information system through training and evaluation, and also to consider an information organization with a proper form that meets Hospital's needs.
Universitas Indonesia, 2002
T2892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanti Laras
Abstrak :
Evaluation of Laboratory Information Tracking System (LITS) at US Namru-2, JakartaU.S. Naval Medical Research Unit No.2 (U.S. NAMRU-2), as medical research institution, needs the information system that can be used for storing and tracking data and specimens from their research. Regarding the importance of the laboratory information storage and tracking system, from 1995 US Namru-2 has used the software, called LITS, as their storage and tracking laboratory information. Although, theoretically LITS can help the laboratory to maintain their data and specimens, there are some hindrances in its implementation, such as unwillingness of the laboratory to switch from their own system to LITS. It is happened because as a new system, feasibility and aptitude function of LITS is yet to comprehend thoroughly. The objective of this research is to evaluate the implementation of LITS at US Namru-2, particularly to assess information on LITS usage, identify the factor that influence the implementation, and give the recommendation for solving the problems. Methods used for this research are descriptive-qualitative and quantitative. The output of the research showed 46.4 % of datalspecimens from all study conducted in US Namru-2 from 1991, is already submitted to LITS. Five out of six laboratories in US Namru-2 already used LITS as their data/specimens storage and retrieval, although not completely and only for 1 study. There are some changes in organizational structure, policy, human resource, material and method that need to be done for better using of LITS in US Narnru-2. Bibliography: 20 (1984 - 1998)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 4016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Muljati
Abstrak :
Hingga saat ini KEP merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia dan banyak diderita oleh anak balita dalam berbagai gradasi. PMT merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah. Penelitian ini merupakan analisis data skunder dari penelitian Efektifitas Pemulihan KEP (Kurang Energi Protein) pada Batita di Masyarakat dengan menggunakan susu skim sebagai makanan tambahan. Penelitian dilakukan di desa Pagelaran, yaitu salah satu desa IDT di wilayah puskesmas Ciomas-Bogor. Dalam penelitian tersebut ketahanan gizi kurang pada batita selama mendapat PMT belum dianalisis. Jenis penelitian ini adalah longitudinal selama 12 minggu. Subyek yang dianalisis sebanyak 102 batita gizi kurang (<-2Z_Skor)-(-3Z_Skor) BB/U dan terbagi dalam dua kelompok secara sistematik random sampling. Kelompok batita yang diberi susu skim 150 gram/minggu sebanyak 52 orang (kelompok perlakuan) dan sebanyak 50 orang lainnya adalah kelompok kontrol. Untuk kelompok kontrol pemberian susu skim ditunda dan diberikan segera setelah penelitian berakhir. Analisis ini menggunakan metoda kaplan Meier, bertujuan untuk menentukan peluang ketahanan gizi kurang pada batita. Sedangkan Analisis Multivariat Regresi Cox digunakan untuk menentukan besar resiko batita gizi kurang untuk pulih menjadi gizi baik setelah secara bersama-sama dikontrol oleh faktor lain.
Hasil menunjukkan bahwa ketahanan gizi kurang pada batita dari kelompok perlakuan 19% dengan median ketahanan pada minggu ke 4. Sedangkan pada kelompok kontrol, peluang ketahanan gizi kurang 74% dengan median ketahanan gizi kurang pada minggu 12. Batita gizi kurang yang berumur ≥12 bulan memiliki risiko pulih menjadi gizi baik 0.547 kali dibandingkan kelompok umur 7-11 bulan, 95% CI (0.29:1.01). Batita gizi kurang yang berasal dari rumah tangga dengan pengeluaran biaya rumah tangga kategori mampu memiliki ketahanan gizi kurang 34% dan median ketahanan pada minggu ke tujuh. Sedangkan batita dan rumah tangga kurang mampu memiliki peluang ketahanan gizi kurang 58% namun median ketahanan gizi kurang pada kelompok ini tidak diketahui. Batita gizi kurang dari keluarga kurang mampu memiliki risiko untuk pulih menjadi gizi baik 0.547 kali dibandingkan keluarga mampu, 95% CI (0,317;0.947). Secara bivariat konsumsi energi dan protein berhubungan dengan ketahanan gizi kurang. P= 0.0169 (energi awal), p=0.0098 (energi akhir) dan p=0.0022 (protein akhir). Ditemukan dalam penelitian ini bahwa pemberian susu skim pada batita gizi kurang memiliki kontribusi terhadap perbaikan gizi pada batita gizi kurang. Pengeluaran biaya rumah tangga per-bulan merupakan determinan waktu pemulihan pada batita gizi kurang yang mendapat susu skim, sebagai makanan tambahan. Batita gizi kurang yang mendapat susu skim memiliki risiko pulih menjadi gizi baik 1,2 kali pada minggu ke empat, 6,7 kali pada minggu ke delapan dan 37 kali pada minggu ke 12 dibandingkan dengan batita gizi kurang yang tidak mendapat susu skim setelah dikontrol dengan umur anak dan pengeluaran biaya rumah tangga tangga per-bulan. Namun kontrol terhadap sumbangan kalori dan protein sehari-hari terbatas pada recall selama 24 jam. Tepung susu skim dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan alternatif makanan tambahan untuk PMT pemulihan pada batita gizi kurang. Disamping itu perlu dikembangkan suatu model (paket pemulihan) pada batita gizi kurang yang dapat dilakukan di posyandu atau PPG (Pusat Pemulihan Gizi) sehingga dapat diadopsi dalam skala nasional.
The Effect of Skimmed-Milk Supplementary Feeding on the Recovery of Underweight Children Under Three Years Old (A Case Study in Desa Pagelaran, Ciomas, Bogor) Protein Energy Malnutrition (PEM) among children under five is still one of main nutrition problem in Indonesia. Evidently 26.4 percent of children with less than -2 SD of weight for age (W/A) index, who underweight-weight-for-age Indicator (W/A), 8.2 percent are affected in severe grade (Z-scores -3 SD or less). This thesis exercises data set from longitudinal study (12 weeks) of skimmed-milk supplementary feeding to improve nutrition status of children under three years old. The study was conducted in the village of Pagelaran, Ciomas, Bogor in 1999 to find out hazard risk of underweight child. Underweight children (Z-scores-W/A from >-3.0 SD to -2.0 SD) were enrolled in the study, and a total 102 participants of the study then were divided into two groups, namely treatment group composed of 52 children and control groups composed of 50 children. Each child in the treatment group was given 150 grams of skimmed milk weekly for a period of 12 weeks. The milk was delivered by health volunteers under the supervision of midwives and investigator. The children in controlled group received the same amount of skimmed milk after study was completed. Survival analysis-Kaplan Meier Survival analysis and Cox Multivariate regression analyses-Cox methods were applied. The study revealed that the underweight children recovered to be normal during four weeks treatment with skimmed milk. Sensor of underweight children in the treatment group is 19 percent with median survival at week IV, while sensor of children in the control group is 74 percent with median survival at week XII. Underweight child aged 7-11 months has the risk to be normal 1.83 times compared to older underweight child (age 12 or more). Underweight child comes from wealthy family, as measured by expenditure proximation, has sensor 34 per cent with median survival at week VII; on the other hand sensor of non wealthy family is 58 percent. Event for underweight child misagregated by energy and protein consumption relative to consumption in recommended dietary allowances (RDA) have also been calculated. Skimmed milk, as food supplement, has no cumulative effect on the improvement of nutritional status of the child. The household total expenditure is a determinant factor for length of recovery. The risk to be normal in a child who receives skimmed milk as food supplement increase as time recovery, namely 1.2, 6.7 and 37 times at week IV, VIII and XII respectively compared to child who do not receive skimmed milk. This analysis has been controlled by child age and household total expenditure. It is important to note that skimmed milk is recommended to be food supplement for underweight children at least five weeks. Besides that it is necessary to develop nutrition promotion model that could be implemented in Nutrition Centre.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baharuddin
Abstrak :
Berbagai keluhan di masyarakat yang mengisyaratkan rendahnya mutu lulusan pendidikan keperawatan sekarang antara lain kurangnya ketrampilan para lulusan, sikap yang kurang simpatik dan kurang perhatian terhadap pasien. Performan lulusan perawat kesehatan menjadi suatu indikator dari keberhasilan lembaga pendidikan keperawatan dalam mengantarkan para lulusan memasuki dunia profesi keperawatan. Sekolah Perawat Kesehatan sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar keperawatan memiliki peran strategis dalam mengantarkan perawat kesehatan menjadi perawat profesional melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar para siswa dalam mata ajaran keperawatan tidak boleh kurang dari rata-rata 6, yang akan menggambarkan kemampuan profesional mereka kelak sebagai perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa Sekolah Perawat Kesehatan Tjoet Nya' Dhien Banda Aceh tahun 2000. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Perawat Kesehatan Tjoet Nya' Dhien Banda Aceh dari bulan November 1999 sampai Desember 2000. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas III (tiga) yang lulus pada bulan Mei 1999. Pengumpulan data primer dilakukan melalui metode wawancara menggunakan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan terbuka dan tertutup. Wawancara dilakukan pada saat siswa mengambil ijazah. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui catatan sekolah berupa hasil EBTADA dan hasil test masuk SPK Tjoet Nya' Dhien Banda Aceh. Proses selanjutnya adalah pengumpulan seluruh data lalu dilihat apakah semua kuesioner telah diisi sesuai petunjuk. Data dimasukkan ke komputer menggunakan program Epi Info Vet. 6, selanjutnya dilakukan data cleaning. Analisis data menggunakan piranti lunak SPSS Release 6.1 yang secara umum pelaksanaan penelitian ini tidak menemui kesulitan yang berarti. Hasil penelitian dari 79 orang siswa, menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan diantara hasil tes masuk, motivasi belajar, minat menjadi perawat, jenis kelamin, pendidikan orang tua, persepsi terhadap guru dan sarana/ prasarana terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan karena jumlah sampel relatif sedikit sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan.
The Factors Related to Students Learning Performance of SPK Njoet Nya' Dhien Banda Aceh in 2000 Any complaints in community indicates that the quality of today's nursery school graduates is very low such as they do not have enough skill, in likeable behavior and they do not show a good care to patients. The performance of nursery school graduate becomes an indicator of nursing institutes successful in carrying the graduates on nursing profession world. Nursery School (SPK), as an elementary institute of nursery vocational school, has much strategic rote carrying the nurses to be professional nurses through teaching, learning process. Student's successful learning the nursery subjects must not less than 6 average, that will show their professional ability when they are working in a hospital someday. The purpose of this research is to find out the factors related to students learning performance of SPK Tjoet Nya' Dhien Banda Aceh in 2000. This research was conducted of SPK Tjoet Nya' Dhien Banda Aceh from November I999 to December 2000. The population of this research was the third grade students who graduated in May 1999. The writer collected the primary data by interview and giving questionnaire consist of open questions and close questions. The interview was conducted when the graduates took their certificates. While the secondary data was collected from school's records in the form of EBTADA scores and entrance test scores of SPK Tjoet Nya' Dhien Banda Aceh. After the data had been collected, the writer then rechecks whether the questionnaire was filled correctly as the instructions. The data furthermore was processed by using computer in Epi Info Ver. 6 Program. Finally the writer conducted a cleaning data. The writer did not find any problems in analyzing the data using the SPSS Release 1 software in the research. The result of 79 students showed that there was not any significant relationship between examination tests for enter, motivation to learn, intention, sex, parents education and factor teachers performance, furthermore instruments 1 infrastructure to the student's perceptions with student learning performance, especially SPK Njoet Nya Dhien Banda Aceh Students, because the sample size in this study is not enough.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artha Budi Susila Duarsa
Abstrak :
Upaya besar Bangsa Indonesia dalam merumuskan kembali arah pembangunan nasional menuntut reformasi total kebijakan pembangunan disemua bidang termasuk bidang kesehatan. Derajat Kesehatan Masyarakat dan lndeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan termasuk pembangunan di bidang kesehatan. Perencanaan Kesehatan merupakan bagian terpenting dari fungsi manajemen kesehatan. Pada Era Otonomi Daerah dan Desentralisasi kemampuan tenaga perencana kesehatan kabupaten dalam mcnyusun perencanaan dan penganggaran kesehatan kabupaten dengan menggunakan metode yang tepat akan memberikan dampak terhadap kualitas perencanaan dan penganggaran yang dihasilkan. Dengan efekiivitas advocacy pejabat pengambii keputusan di dinar kesehatan kepada Pemerintah Daerah dan DPRD, akan diperoleh alokasi anggaran untuk sektor kesehatan yang sesuai dengan kehutuhan. Kabupaten Way Kanan yang berdiri 27 april 1999 merupakan kabupaten bare yang begitu lahir langsung memasuki era otonomi daerah dan desentralisasi. Berbagai keterbatasan terutama keterbatasan jumlah dan kualitas sumber daya manusia menjadi permasalahan dasar dalam menjalankan kegiatan fungsi manajemen kesehatan termasuk fungsi perencanaan kesehatan. Penelitian ini bertujuan memperolieh informasi aplikasi P2KT yang dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan dengan terlebih dahulu melakukan evaluasi implementasi P2KT dalam penyusunan Master Plan (rencana induk) Pembangunan Kesehatan Kabupaten Way Kanan 2002 - 2005 dan Perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan Tahun 2001 dan 2002 dengan mengkaji komponen input (sumber Jaya), komponen proses (mekanisme penyusunan P2KT) dan komponen output. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran keadaan bahwa otonomi daerah dan desentralisai khususnya bidang kesehatan telah berjalan namun masih banyak kendala, demikian juga dengan pelaksanaan sistem anggaran block grant. Jumlah dan kualitas SDM yang terlibat dalam perencanaan di dinas kesehatan masih terbatas dan banyak jabatan sruktural yang kosong karena terbentur persyaratan administratif. Tidak tersedia alokasi dana khusus untuk perencanaan, dan keterbatasan sarana. Data dan informasi yang digunakan untuk penyusunan perencanan dinas kesehatan belum seperti yang diharapkan. Data bersumber pada facility based data, data hasil survey (population based data) belum banyak digunakan untuk penyusunan perencanaan. Metode P2KT baru digunakan untuk perencanan PHP (Provincial Health Project) dan banyak kendala dalam menggunakan metode P2KT akibat keterbatasan kemampuan SDM dalam menjalankan metode P2KT yang tidak sederhana. Dalam upaya memperoleh hasil aplikasi P2KT yang lebih sesuai dengan kondisi di Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan, telah dilakukan CDMG (Consensus Decision Making Group) oleh pejabat pengambil keputusan dan petugas perencana di Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan, yang menghasilkan Draft Rumusan Aplikasi P2KT Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kan. Dari pembahasan peneliti, maka diperoleh Hasil Aplikasi P2KT Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan, yang merupakan interpretasi dari Draf Rumusan Aplikasi P2KT Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan. Dalam Aplikasi P2KT tersebut dilakukan penyederhanaan konsep Perencanaan Dan Penganggran Kesehatan Terpadu, dimana penganggaran basil aplikasi P2KT dikombinasikan dengan Keputusan Mendagri No. 29 tahun 2002. Untuk penyempurnaan Hasil Aplikasi P2KT ini, maka perlu pengkajian lebih lanjut oleh para ahli atau profesional bidang perencanaan dan penganggaran kesehatan. sehingga kemudian akan didapatkan satu hasil aplikasi P2KT yang lebih tepat dan sesuai dengan situasi dan keadaan di Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan, yang lebih sempurna. Daftar Bacaan: 62 (1980 - 2002) Applicational Study of IHPB (Integrated Health Planning and Budgetting) Model in The Health Authority of Way Kanan of Lampung Province The big effort of Indonesia in reformulating the national development direction is to strive the total reforms of development policy in all sectors including health sector. Public Health and Human Development Index (HDI) level acts as indicator that is used to examine development's successfulness, including health sector's development. Health planning is the most vital organ of health management function. In the Era of Regional Autonomy and Decentralization the ability of regency health planner in arranging regency's health planning and budgeting by using appropriate method will impact the quality of planning and budgeting that are produced. The effectively of decision maker's advocacy in health authority to the Local Government (so called Pemda) and Local House Representative (so called DPRD) will obtain appropriate budget allocation to the necessity. Way Kanan Regency, which was founded on 27`h April 1999. It is a new regency that directly entering autonomy era and decentralization after being founded. A variety of limitations especially number and quality human resources were becoming fundamental problem in carrying out health management function activities including health-planning function. This research aimed to get information on the application of IHPB in the Health Authority of Way Kanan Regency after examining the implementation of IHPB in arranging Health Development Master Plan of Way Kanan Regency for the period of 2002-2005 and Health Authority Planning in 2001 and 2002 by studying input (resources), process (IHPB arrangement mechanism) and output components. The result of the research showed that regional autonomy and decentralization especially in health sector has run even with many constraints, the implementation of block grant system budget does too. The number and quality of human resources involved in planning in health authority was still limited and much structural vacant position due to the administrative qualification. The special allocation for planning was unavailable, and facilities were limited too. Data and information that used to arrange the health authority planning still were not as expected. The data that were acquired from the facility based data, and from the result survey (population based data) were not used in arranging the planning. IHPB's new method was used for the PHP (Provincial Health Project) planning, however, there were many constraints in using IHPB method due to the limitation of human resources ability in carrying out the complicated IHPB method. In the effort of acquiring the result of IHPB's application that is more compatible to Way Kanan Regency's Health Authority, CDMG (Consensus Decision Making) has been conducted by decision maker and planning staff in the Health Authority of Way Kanan Regency that resulted the Draft of Application's Formulation of /HPB of the Health Authority of Way Kanan Regency. From the researcher's discussion, it is obtained the result of Application of (HPB in the Health Authority of Way Kanan Regency. that is interpreted from Application's Formulation of IHPB of the Health Authority of Way Kanan Regency.In the application of IHPB model. the simplification of the concept of IHPB has been done, where the prediction of IHPB's application was combined with the Minister of Internal Affairs" Decree No. 29 year 2002. To complete the result of IHPB's application, a further study needs to he conducted by the experts or professionals in planning sector and health budgeting, so it will obtain a result of IHPB's application that is more compatible to the situation and condition of Health Authority of Way Kanan Regency. References: 61 (1980-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Rohani M. Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK Rumah Sakit PMI Bogor belum mengembangkan Sistem Informasi Manajemen, akan tetapi sudah melaksanakan penanganan data dan informasi secara sederhana. Walaupun demikian dokumentasi dan alur informasi belum memadai dalam hal kelengkapan, kontinuitas pencatatan dan akurasi data karena belum dibangunnya model sistem informasi manajemen yang utuh. Saat ini penanganan data dan informasi di RS PMI dihadapkan pada kendala sumberdaya manusia, sarana, dana dan dukungan dari pihak pimpinan. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan SIM Logistik Obat, menyusun model SIM Logistik Obat, menyusun struktur organisasi dan menyusun kebutuhan sumberdaya manusia dan sarana fisik. Metodologi yang digunakan adalah studi kasus dengan analisis kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan Cara diskusi kelompok terfokus, wawancara mendalam dan tinjauan dokumen. Model SIM RS PMI yang dianggap memadai adalah Modular Design System, sehingga SIM Logistik Obat akan merupakan sub sistem yang berdiri sendiri tetapi memberikan input data dan informasi bagi SIM RS PMI. Temuan menunjukkan bahwa model yang sudah ada dapat dikembangkan menjadi SIM Logistik Obat. Dokumentasi secara manual harus diteruskan tetapi disertai dengan melakukan penyempurnaan terhadap (a) tabel output yang diinginkan baik bagi RS PMI, maupun pasien, (b) tabel input dan formulir yang diperlukan ,untuk memperoleh data dalam upaya menghasilkan tabel output yang diinginkan, dan (c) mekanisme dan alur data dan informasi. Stok obat dan alat kesehatan yang bersifat emergensi dipantau penggunaan dan stoknya secara manual dan computerized, yaitu dengan menampilkannya secara visual dalam bentuk grafik. Di apotik, peningkatan efisiensi penanganan data dengan komputer harus dilakukan dengan menyempumakan software sehingga data penjualan, nilai penjualan dan stok obat dapat diketahui setiap saat apabila diperlukan. Disarankan agar SIM RS PMI dan SIM Logistik Obat dapat dibangun dengan segera untuk meningkatkan manajemen RS PMI, meningkatkan pelayanan, dan menciptakan manajemen yang transparan, dalam menuju peningkatan kinerja RS PMI secara keseluruhan.
ABSTRACT Despite the facts that the Indonesian Red-Cross Hospital (IRCH) has not yet developed a Management Information System (MIS), the hospital has already started with a simple data and information management. Nevertheless, the data and information documentation and distribution is regarded insufficient in terms of completeness, continuity and accuracy due to inavailability of appropriate model of MIS. Currently, data and information management at the IRCH is heavily constrained with the quantity as well as quality of human resources, infrastructure, funding and the top level management support. This study is aimed to analyze the needs of Drug Logistic Management Information System (DL-MIS), develop the model of DL-MIS, establish the organization structure and human resources needed, and estimate the required physical infrastructure and hardware. The research methodology is a case study with qualitative analysis. The data is gathered through focus group discussions, indepth interviews, and document reviews. The model chosen for the IRCH MIS is a Modular Design System, and hence the DL-MIS will become an independent subsystem which shares data and information with the IRCH MIS. The findings indicate that current information management at the IRCH could be developed into DLMIS. Manual system of the DL management can be improved with further enhancement on (a) the form of the output tables needed by the IRCH and patients, (b) the input tables to record the necessary data in order to produce the output tables, and (c) mechanism and distribution of data and information. The utilization and stock of the emergency drug and medical supply has to be monitored through manual as well as computerized recording, and then visually displayed in an informative graphics. At the pharmacy, efficiency improvement on computerized system has to be conducted thoroughly by redesigning the software which enable the system to record and automatically calculate the transaction, amount of sales, value of sales and the stock Finally, it is suggested that the IRCH MIS and DL-MIS could be established at the soonest time possible to improve the quality of the hospital management, provide better hospital services, and create a transparent management in the effort of increasing the whole IRCH performance.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinem, Saroha
Abstrak :
Pada waktu memberikan pertolongan persalinan, bidan selalu mempunyai risiko terinfeksi oleh penyakit yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lain seperti HIV/AIDS, Hepatitis B (HBV) dan penyakit- penyakit lain. HIV/AIDS adalah penyakit menular seksual yang paling berbahaya, belum ditemukan cara pengobatannya dan berakhir dengan kematian bagi penderitanya (Depkes RI, 2001). Di pusat-pusat pelayanan kesehatan, penularan HIV /AIDS dan HBV dapat terjadi secara silang dari pasien pengidap HIV dan pengidap HBV ke pasien bukan pengidap HIV atau pengidap HBV dari pasien ke petugas dan sebaliknya. Untuk mencegah penularan HIV/AIDS, HBV dan penyakit-penyakit lain yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya kepada bidan maupun pasien , maka setiap bidan yang menolong persalinan perlu memegang perinsip-prinsip pencegahan infeksi, yaitu prinsip kewaspadaan universal (Depkes RI,1999, Saifuddin dkk,2002). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran penerapan kewaspadan universal oleh bidan di 9 kamar bersalin Puskesmas Kecamatan Jakarta Timur pada waktu melakukan pertolongan persalinan, juga ingin dilihat hubungannya dengan faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang yang dilaksanakan pada bulan September 2003. Data diperoleh melalui observasi langsung di kamar bersalin dan pengisian kuesioner oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan baru 16,7% responden yang menerapkan kewaspadaan universal dengan benar yaitu menerapkan seluruh komponen kewaspadaan universal sebagaimana mestinya. Dari hasil penelitian juga diperoleh gambaran factor-faktor yang berhubungan dengan penerapan kewaspadaan universal yaitu faktor predisposisi adalah pengetahuan responden tentang kewaspadaan universal (p = 0,002), dan faktor pemungkin yaitu pernah tidaknya responden mengikuti pelatihan kewaspadaan universal atau yang berkaitan dengan kewaspadaan universal (p = 0.020) dan ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan untuk penerapan kewaspadaan universal ( p = 0,000). Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan saran agar Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur bersama dengan staf yang terkait menetapkan kebijakan tentang kewaspadaan universal, mengadakan pelatihan kewaspadaan universal atau yang berkaitan dengan kewaspadaan universal secara berkala dan berkesinambungan, menyebarkan poster-poster tentang kewaspadaan universal, memajang SOP tentang penerapan kewaspadaan universal di tempat yang gampang terlihat dan mudah dibaca dengan jelas oleh semua petugas di kamar bersalin dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan untuk penerapan kewaspadaan universal khususnya alat pelindung diri dalam jumlah yang cukup untuk dipakai oleh bidan pada waktu menolong persalinan. Daftar bacaan: 41 (1980 - 2003)
When a midwife assisting a delivery, she will always have a risk to contract with a disease, such as HIV/AIDS, Hepatitis B (HBV), or other diseases transmitted by blood or other body fluid. Special attention is given to HIVVAIDS, as the most dangerous sexually transmitted disease, which has not yet found the appropriate medication and will always end with the loss of life of the person who suffer from AIDS (MOH, 2001). The transmission of the HIV/AIDS or HBV at many of the centers of health services usually due to a cross-transmission from patient to patient, and not from patient to the health providers or vice versa. Therefore, to prevent the occurrence of the transmission to the patient or health provider, in this case the midwife, every midwife who assists the delivery has to follow the rule for the infection prevention, i.e. the universal precaution (MOH, 1999; Saifuddin el. al, 2002). The objective of the study is try to find out the description of the implementation of the universal precaution by the midwife at 9 delivery room at Sub-district Puskesmas in the area of East Jakarta. The study will look at the relation of the implementation by it predisposing, enabling, and reinforcing factors. The study is a descriptive study using a cross-sectional design and has been carried out in September 2003. Data were collected from a direct observation at the delivery room and a questionnaire filled by respondent. The result of the study show that only 16.7% of respondent who implement the universal precaution in appropriate way. It means that she apply the whole component of the universal precaution as it should be. The study also found that factors related to the implementation of the universal precaution are: respondent's knowledge on the universal precaution (with p: 0.002) as the predisposing factor; and ever have follow any training on or related to the universal precaution (with p: 0.020) and the availability of facility needed to implement the universal precaution (with p: 0.000) as the enabling factors. Regarding to the result of the study some suggestions are offered: to the Head of the East Jakarta Health Authority, together with his/her staff, to decide the policy on the matter of the universal precaution; to accomplish a training on the universal precaution or other training related to the universal precaution in a certain period and with continuity; to distribute the information of the universal precaution by posters or flyers, or posted the SOP of the universal precaution at the place that easy to read by every health personnel at the delivery room. Adjacent to all suggestions above, facility needed to implement the universal precaution, especially the self-protection instruments (glasses, protection gown, or gloves) should be always enough in number and available when it needed to protect the midwife at the time she has to do assisting the delivery.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriati
Abstrak :
Mutu data pasien rawat Inap rumah sakit diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program di bidang perumahsakitan, apalagi dalam era globalisasi, mutu Data Morbiditas Pasien Rawat Inap diperlukan juga untuk klaim asuransi yaitu pemberian biaya dasar pembayaran pasien pulang. Mutu DMPRI ini sangat dipengaruhi oleh kelengkapan penulisan diagnosis dan ketepatan koding. Masalah yang dihadapi adalah belum diketahuinya mutu DMPRI RSU Bekasi dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini mencakup kelengkapan penulisan rekam medis, ketepatan koding khususnya Bagian Anak dan Kebidanan. Disain penelitian potong lintang bersifat kuantitatif dengan unit analisis rekam medik pasien keluar rumah sakit tanggal 1 ]uli - 31 Desember 1997. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan cek list kelengkapan rekam medis, dan kuesioner mengenai karakteristik dokter dan koder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu DMPRT di Rumah Sakit penelitian, berdasarkan koding kategori 4 digit hanya 5,3% dengan mutu baik, sehingga tidak dapat dilakukan uji lanjut. Untuk dapat memperkirakan mutu 4 digit dilakukan pengujian model dengan kategori 3 digit. Hasil pengujian menunjukkan jika sikap petugas baik maka mutu DMPRI akan 33,45 kali lebih baik dibanding dengan sikap yang kurang baik, jika pengetahuan baik mutu DMPRI 2,43 kali lebih baik dari yang berpengetahuan kurang. Kelengkapan penulisan lembaran RMI hanya 43% yang baik, hasilnya akan lebih besar jika menggunakan formulir standar yang sudah lengkap dan benar, komunikasi antara dokter, koder dan unit terkait perlu lebih baik. Untuk peningkatan mutu DMPRI perlu peningkatan kualitas koding serta peningkatan pemanfaatan data morbiditas, antara lain untuk dasar pembayaran pasien pulang harus berdasarkan diagnosa keluar. Peningkatan pengetahuan dokter dan tenaga rekam medis mengenai ICE) serta penyediaan formulir yang sesuai standar diharapkan dapat meningkatkan mutu, untuk pengisian rekam medis. Panitia rekam medis harus lebih aktif melakukan pertemuan. Masalah yang sama mungkin juga terjadi di rumah sakit lain, maka Depkes disarankan membuat pedoman ringkas koding untuk dokter, koder dan petugas lain yang terkait.
Study of the Quality of In-patient Morbidity Data (QIMD) of Pediatrics and Obsgyn Department in District General Hospital of Bekasi, West JavaThe quality of hospital in-patient data is required to be used in planning, implementation and evaluation of hospital program especially in the era of globalization as well as for the insurance claims that is for the basis of patient discharge. Quality of QIMD is heavily influenced by the completeness of diagnosis writing and coding accuracy. The problem is that the quality and factors influencing to QIMD have not been known so far in Bekasi General Hospital. This study covered the writing completeness of medical record, coding accuracy specifically for pediatrics and obs-gyn department. Cross-sectional study design is applied with the unit analysis of medical record of discharge patients from 1 July to 31 December 1997. Data collected by using the medical record completeness check-list, and questionnaire of medical doctors and coders characteristics. Result of study showed that the quality of QIMD of the hospital studied, based on four digits category of coding expressed only 5.3% with good quality and as its consequences the further test can not be performed. In order to asses the quality of the four digits, the model of the test performed by three digits category. It showed that if attitude of personnel is good then the quality of QIMD will be 33-45 times compared to bad attitude, Completeness of the writing sheet of MRI only 43% is good, the result will be bigger if we use the standard form which is complete and right, communication between medical doctor, coders and other related units need to be strengthened. For the shake of the quality improvement of QIMD, the quality of coding and improvement of morbidity data utilization, for instance as the bases of patient discharge are needed to be improved. Improvement of medical doctors and medical record technicians to be knowledge of ICD and the supply of standard form of which expected to improve the quality for filling out medical record. Committee of medical record has to be more active to conduct regular meeting, the same problems might be happened to the other hospitals. It is advised that the Ministry of Health makes short guidelines of coding for medical doctors, coders as well as other related personnel.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didin Aliyudin
Abstrak :
Penyelenggaraan haji merupakan tugas nasional dan tugas ini dilaksanakan oleh pemerintah secara interdepartemental. Departemen Kesehatan merupakan Departemen terkait dalam penyelenggaraan haji yang bertanggungjawab dalam masalah pengamanan kesehatan bagi calon /jemaah haji Indonesia. Di tingkat Kabupaten, tanggung jawab penyelenggraan pelayanan kesehatan haji berada pada Dinas Kesehatan Kabupaten. Pencatatan dan pelaporan Kesehatan /Haji di Kabupaten Tangerang saat ini masih dilaksanakan secara manual, data diterima dari Puskesmas kemudian direkapitulasi sebagai bahan laporan ke Dinas Kesehatan Propinsi. Hasil evaluasi pelayanan kesehatan haji di Kabupaten Tangerang dilemukan beberapa masalah kesehatan haji yang berhubungan dengan lemahnya sistem informasi kesehatan haji. Upaya mengatasi permasalahan sistem informasi kesehatan haji di Kabupaten Tangerang, dilaksanakan dengan mengembangkan sistem informasi kesehatan haji melalui pembuatan suatu prototype program yang menghasilkan informasi kesehatan haji dalam bentuk tabel dan grafik yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung manajemen program kesehatan haji ditingkat Kabupaten . Melalui sistem informasi ini proses pengolahan dan analisis data dapat dilaksanakan dengan lebih cepat, lebih mudah dan lebih akurat. Metode penelitian menggunakan pendekatan pengembangan sistem, dengan tahapan antara lain : penentuan entitas, analisis sistem, rancangan sistem, pembuatan prototype serta ujicoba prototype. Uji coba sistem dilaksanakan di Laboratorium Komputasi Informatika Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, meliputi ; efesiensi, reiabilitas, efektifitas, akurasi dan aksesibilitas sistem. Ujicoba sistem juga menilai kelemahan dan kelebihan sistem . Daftar Pustaka : 44 (1992 --- 2002).
Government of Indonesia facilitates the services for haji, these services provided inter departmentally, and one of these departments is Ministry of Health. Ministry of health handle the hajji's health. In district level, this responsibility is district Health Office burden. Recording and reporting the hajji's health in district of Tangerang do manually, data which have accepted from health centers recapitulated as report material to Province Health Office. Results from evaluation on health service for hajj have found some weaknesses in this information system. An effort to handling problem in this information system on Hajji's Health, is to develop a new information system by making a software prototype which could presenting information by tables or graphics to support Hajji's Health information system. This information system assists the data processing and analyzing more quickly and more accurate. This study using system development approach, by determining entities, system analysis, system design, and determining the criteria of test drive prototype. This prototype has been passed the test in computer lab of Faculty of Public Health University of Indonesia. This test including: efficiency, effectively, accuracy, system accessibility and to assess weakness and advantage of this system.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanungkalit, Bona
Abstrak :
Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi Badan Narkotika Nasional merupakan satu unit treatment and rehabilitation yang baru, sesuai dengan perkembangan dari sebelumnya yang hanya merupakan tempat rehabilitasi sosial saja. Sebagai suatu tempat pelayanan kesehatan dimana dengan terbentuknya unit gawat darurat yang relatif baru, maka dalam pelaksanaan sangat memerlukan suatu bentuk alur residen, alur administrasi dan keuangan serta standard operating procedures. Dalam pembuatan alur pasien, alur administrasi dan keuangan serta standard operating procedures di unit gawat darurat Balai Kasih Sayang Pamardi Siwi Badan Narkotika Nasional dilakukan suatu action research dengan analisis data kualitatif. Tahapan dimulai dengan rencana (plan) yang berisi langkah pertama adalah identifikasi keluaran yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu identifikasi keluaran internal dan identifikasi keluaran eksternal yang keduanya dikaitkan dengan kepuasan pelanggan, langkah kedua adalah gambaran proses saat ini yang berkaitan dengan alur residen maupun alur administrasi dan keuangan serta standard operating procedures. Langkah ketiga adalah pengukuran, yang diharapkan adanya suatu keluaran berbentuk daftar sebagai checklist di unit gawat darurat tersebut. Serta langkah yang terakhir adalah analisa dan keseluruhan penelitian ini didapatkan dokumen yang dapat dipakai sebagai bahan pelaksanaan di unit gawat darurat, dan juga dilakukan suatu simulasi terhadap alur residen, alur administrasi dan keuangan serta pelaksanaan standard operating procedures Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah adanya pengembangan manajemen mutu sistim pelayanan kedaruratan, dengan adanya pengembangan tersebut pelanggan baik internal maupun eksternal mempunyai kesan yang sama yaitu merasa nyaman. Memang kalau kita melihat alur pasien maupun alur administrasi dan keuangan serta standard operating procedures belum sepenuhnya terlaksana. Daftar bacaan : 29 (1991-2003)
The Development of Quality Health Care Management Applied in Emergency Unit of Pamardi Siwi Rehabilitation Center of National Narcotics BoardPamardi Siwi Rehabilitation Center of National Narcotics Board is a new treatment and rehabilitation unit, developed from the original social rehabilitation unit. As a new health care facility with emergency unit, it needs residential flow, administration and financial flow, and standard operating procedure. To produce residential flow, administration and financial flow, and standard operating procedure, an action research was conducted with qualitative data analysis. First step of producing the above flows and SOP was identification of output consisted of identification of internal and external outputs, both were related to client satisfaction. Second step was process description related to those flows. Third step was production of measurement in form of checklist of the emergency unit, The last step was analysis of overall study in form of document to be used as input for implementation in the emergency unit and simulation on residential flow, administration and financial flow, and standard operating procedure. Conclusion of the study was the development of quality management of the emergency system. This development would allow both internal and external clients to have similar impression of comfortability. The residential flow, administration and financial flow, and standard operating procedure were not existed yet.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>