Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifani Faiz Faradhila
"Alir Terhadap Pelaksanaan IMD di Puskesmas Kota Bogor Tahun 2019 Inisiasi Menyusu Dini (IMD) memiliki banyak manfaat bagi bayi, salah satunya mencegah kematian neonatal. Di Kota Bogor, sebagian besar bayi baru lahir tidak mendapatkan IMD. Salah satu penyebab pelaksanaan IMD menjadi kurang optimal di Kota Bogor adalah belum adanya prosedur standar baku yang menjabarkan alur pelaksanaan IMD yang dapat membantu bidan meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam memberikan pelayanan IMD secara optimal, khususnya yang menolong persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media KIE berbentuk bagan alir dalam pelaksanaan IMD oleh bidan di Puskesmas Kota Bogor tahun 2019. Penelitian dilakukan di 8 puskesmas menggunakan desain penelitian kuasi-eksperimental. Responden terbagi dalam kelompok intervensi dan kelompok kontrol, masing-masing terdiri dari 29 bidan yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Kelompok intervensi diberikan KIE prosedur standar IMD menggunakan bagan alir sedangkan kelompok kontrol diberikan KIE berupa penjelasan secara singkat. Hasil penelitian menunjukkan keberhasilan IMD kelompok intervensi lebih tinggi (93,1%) dibandingkan kelompok kontrol (20,7%). Rata-rata skor bidan kelompok intervensi lebih tinggi (96±3,7) dibandingkan kelompok kontrol (84,7±5,2). Secara statistik, penggunaan media KIE bagan alir berpengaruh signifikan dalam pelaksanaan IMD di puskesmas Kota Bogor (p value <0,000). Media KIE prosedur standar berbentuk bagan alir efektif digunakan untuk mengoptimalkan pelaksanaan IMD oleh bidan di puskesmas Kota Bogor.

Flowchart to EIB Implementation at Public Health Center in Bogor City 2019 Early Initiation of Breastfeeding (EIB) has many benefits for babies, which can prevent the neonatal death. In Bogor City, most newborns did not get EIB. One of the causes of the EIB implementation being less optimal in Bogor City is the lack of standardized standard procedures that show the flow of EIB implementation which can help midwives to improve their understanding and skills in providing EIB services, especially those who helping childbirths. This study aims to determine the effectiveness of the use of IEC materials through standard procedure flowchart in the implementation of EIB by midwives at Public Health Center (PHC) in Bogor City 2019. The location of this study
was in 8 PHCs using a quasi-experimental research design. Respondents were divided
into intervention and control groups, which is consisting of 29 midwives in each group
using a purposive sampling technique. The intervention group was given IEC materials
through standard procedure flowchart and the control group was only brief explanation. The results showed the success of EIB in the intervention group was higher (93.1%) than the control group (20.7%). The average score of the intervention group was also higher (96±3.7) than the control group (84.7±5.2). Statistically, the use of IEC materials through standard procedure flowchart has a significant effect on the implementation of EIB in PHC in Bogor City (p value <0,000). IEC materials through standard procedure flowchart is used to optimize the implementation of the EIB by midwives in PHC."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Apriluana
"Latar belakang: Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang banyak diderita balita di Indonesia. Kecamatan Pagedangan memiliki jumlah balita kurang gizi masih tinggi. Faktor penting pada pertumbuhan anak adalah asupan gizi. MPASI yang diberikan setelah balita berusia 6 bulan harus beraneka ragam dan adekuat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam mencapai pertumbuhan yang optimal. Sayangnya, di Indonesia sulit untuk mencapai asupan gizi cukup dari MPASI yang umumnya berbasis tradisional dan tidak difortifikasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara
Metode: Penelitian dilakukan dengan disain kasus kontrol dan rasio sampel 1:1,5. Penelitian dilakukan dari Maret-Mei 2019. Populasi adalah balita usia 24 bulan. Total sampel sebanyak 100 anak.
Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pemberian MPASI (p=0,033) dan pekerjaan ibu (p=0,040) dengan kejadian stunting. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel yang paling berpengaruh adalah pekerjaan ibu (OR=7,6), pendapatan keluarga (OR=4,8), dan pemberian MPASI (OR=4,0).
Kesimpulan: Faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita adalah pekerjaan ibu, setelah dikontrol pendapatan keluarga, pemberian MPASI, frekuensi minum susu, konsumsi susu, dan usia mulai minum susu. Saran: Meningkatkan program “Isi Piringku” dengan membuat menu makanan yang bergizi untuk balita disesuaikan ketersediaan pangan dan status sosial ekonomi warga.

Background: Stunting is a chronic malnutrition problem that affects many children in Indonesia. Pagedangan district has a high number of malnourished children. An important factor in children's growth is nutritional intake. Complementary foods that given after a 6-month-old toddler must be diverse and adequate, so that it meets growth needs. Unfortunately, in Indonesia it is difficult to achieve sufficient nutritional intake from complementary foods which is generally traditional and not fortified. The purpose of study was to determine correlation between complementary feeding and the incidence of stunting in children aged 24 months.
Methods: The study was conducted with case control design and sample ratio of 1: 1.5. The study was conducted from March to May 2019. The population was children aged 24 months. A total sample of 100 children.
Results: The results of bivariate analysis showed that there was a significant correlation between complementary feeding (p=0.033) and maternal occupation (p=0.040) with the incidence of stunting. The results of multivariate analysis showed the most influential variables were maternal occupation (OR = 7.6), family income (OR = 4.8), and complementary feeding (OR = 4.0).
Conclusion: The dominant factor associated with the incidence of stunting in children aged 24 months is maternal occupation, after controlled family income, complementary feeding, frequency of drinking milk, milk consumption, and age start drinking milk. Suggestion: Improving the program "Fill my plate" by making nutritious food menus for toddlers adjusted for food availability and socio-economic status of the residents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library