Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atina Winaya
"ABSTRAK
Selama ini, kajian mengenai penggambaran figur perempuan yang hidup di masa lampau belum banyak dieksplorasi secara mendalam. Jika pun ada, penggambaran mengenai perempuan masa silam lebih banyak diketahui melalui karya sastra kuno yang dinilai bersifat abstrak dan dapat dipahami secara berbeda oleh setiap orang. Melalui tinggalan arkeologi yang bersifat materi, penggambaran perempuan Jawa kuno dapat ditelusuri secara lebih konkret. Penelitian ini dilakukan guna memecahkan permasalahan mengenai bentuk penggambaran perempuan Jawa kuno yang hidup di dalam keseharian masyarakat Singhasari ndash; Majapahit yang berlangsung pada abad ke-13 hingga 15 Masehi. Data penelitian yang digunakan adalah tinggalan ikonografi yang berasal dari periode tersebut, meliputi relief, figurin terakota, dan arca, yang menggambarkan figur perempuan. Selain data ikonografi yang bersifat artefaktual, diperlukan pula data tekstual berupa karya sastra sezaman yang dapat digunakan sebagai referensi perbandingan. Penelitian dilakukan melalui tahapan kerja yang bertingkat, yaitu pengumpulan data melalui teknik observasi; pengolahan data melalui deskripsi-klasifikasi-tipologi; serta penafsiran data melalui analogi historis. Hasil penelitian memperlihatkan adanya pola teratur yang ditemukan secara berulang di dalam penggambaran perempuan Singhasari ndash; Majapahit. Pola yang muncul kemudian disimpulkan sehingga menghasilkan ciri-ciri yang menandai visualisasi perempuan Singhasari ndash; Majapahit. Serangkaian ciri tersebut merupakan perwujudan atas gagasan yang disepakati masyarakat mengenai perempuan yang dinilai ideal pada masa itu.

ABSTRACT
The study of women depiction that lived in the past has not been much explored. The depiction of a woman who lived at ancient time is more known through the descriptions that written in ancient literatures which seems abstract, not real, and could be interpreted differently by everyone. Through archaeological remains, the depiction of ancient Javanese women could be traced more concretely. The aim of the research is to answer the question about the depiction of the ancient Javanese women who lived in the period of Singhasari and Majapahit, 13th until 15th AD. Archaeological remains that used as research object data are include three types of iconography artifacts, i.e. relief, terracotta figurine, and stone statue. All of them portray a figure of a woman. In addition to the iconographical data, the textual data such as ancient literatures is also used as data comparison. The data are collected by observation techniques, and then analyzed through description classification typology, and finally interpreted through historical analogy. The results shows regular pattern that found repeatedly in the depiction of the women who lived in Singhasari Majapahit period. The pattern concludes characteristics of the visualization of the ancient Javanese women who lived at that time. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjali Nayenggita
"Prasasti Kaladi berasal dari masa Mataram Kuno dalam masa kepemimpinan Śrī Maharāja Rakai Watukura Dyah Balitung Śrī Dharmmodaya Mahāsambhu. Prasasti Kaladi berisi mengenai penetapan sīma di desa Kaladi, Gayam, dan Pyapya. Prasasti Kaladi diperkirakan adalah prasasti tinulad dan banyak kesalahan terhadap pembacaannya, karena itu dilakukan pembacaan ulang. Pada penelitian ini juga dilakukan pembuktian ke-tinulad-an dari prasasti Kaladi. Dilakukan perbandingan dengan prasasti masa Balitung lainnya untuk membuktikan ketinuladan prasasti Kaladi.

Kaladi inscription comes from the Ancient Mataram in the leadership of Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmmodaya Mahāsambhu. Kaladi inscription contains the determination of sima in the village of Kaladi, Gayam, and Pyapya. Kaladi inscription is an tinulad inscription which has a lot of errors on the transcription and should be re-reading. This study was also conducted on the evidence of inscriptions tinulad Kaladi's. A comparison made with other Balitung's inscriptions to prove the tinulad of Kaladi's inscription."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42984
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abduh
"Latar Belakang: Pada pasien dengan penyakit jantung, gangguan pada fungsi paru dapat memperburuk kondisi jantung dengan menyebabkan terjadinya dekompensasi. Infeksi virus SARS-CoV-2 berpotensi mengakibatkan terjadinya fibrosis paru dan gangguan fungsi paru lainnya yang dapat dinilai dengan pemeriksaan spirometri dan kadar ST2 terlarut dalam darah. Infeksi COVID-19 varian Omicron mengakibatkan luaran yang relatif lebih baik dibandingkan varian Delta namun jumlah kasusnya lebih banyak dan tetap dapat mengakibatkan komplikasi tersebut. Oleh sebab itu, penelitian ini akan membandingkan kedua parameter tersebut pada pasien pasca infeksi COVID-19 varian Omicron dan Delta.
Tujuan: Mengetahui hubungan kadar ST2 terlarut dan luaran spirometri pada pasien pasca COVID-19 varian Omicron dibandingkan varian Delta pada pasien dengan penyakit kardiovaskular serta perbedaan pada kedua populasi.
Metode: Studi observasional potong lintang pada 76 pasien dengan penyakit jantung yang terinfeksi COVID-19 varian Omicron dan Delta dilakukan pemeriksaan spirometri dan kadar ST terlarut 12 minggu pasca konfirmasi negatif. Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kadar ST2 terlarut pada varian Omicron dibandingkan dengan Delta terhadap gangguan fungsi paru menggunakan spirometri dan perbedaan luaran kedua varian.
Hasil: Dari 76 subjek penelitian, proporsi pasien dengan varian Omicron lebih banyak dibandingkan Delta (53 orang berbanding 23 orang), dengan perbedaan pada proporsi pasien dengan gagal jantung, penyakit jantung koroner, penerima vaksin dan distres pernafasan akut pada admisi. Kadar ST2 terlarut (p=0.026, OR 1.01 (95% CI 1.00-1.01)) dan kondisi gagal jantung (p=0.019, OR 6.07 (95% CI 1.34-27.47)) memiliki hubungan terhadap kejadian luaran gambaran spirometri abnormal khususnya gambaran restriksi terutama pada varian Omicron, namun hubungan ini lemah dan kemaknaan klinis tidak signifikan.
Hasil studi ini mengindikasikan bahwa kadar ST2 terlarut, meskipun lemah, mungkin memiliki asosiasi terhadap kelainan spirometri pada penyintas COVID-19, namun temuan ini terbatasi oleh perbedaan pada masing-masing populasi dari studi ini.
......Background: In patients with heart disease, impaired lung function can exacerbate cardiac conditions due to decompensation. Infection by the SARS-CoV-2 virus has the potential to cause pulmonary fibrosis and other lung impairment which could be assessed by spirometry and measurement of soluble ST2 levels. Omicron infection resulted in a relatively better outcome than the Delta variant but higher number of cases and it could still cause these complications. Therefore, this study aims to compare these two parameters in survivors of COVID-19 infected by Omicron and Delta variant.
Objective: To determine the relationship between soluble ST2 levels and spirometry outcomes in patients with cardiovascular disease after COVID-19 infection by Omicron variant as compared to the Delta variant and the differences in the two populations.
Methods: A cross-sectional observational study on 76 patients with heart disease who were infected by Omicron and Delta variant of COVID-19 underwent spirometry and blood sampling for soluble ST levels at the Outpatient clinic in 12 weeks after confirmed negative. Statistical analysis will be performed to find out the association between soluble ST2 levels in the Omicron variant compared to Delta and impairment of lung function using spirometry and the difference in the outcomes of the two variants.

 

Results: From 76 study subjects, the proportion of survivor of Omicron variant was higher than Delta (53 versus 23), with differences in the proportion of patients with heart failure, coronary artery disease, recipients of vaccine and acute respiratory distress syndrome on admission. Soluble ST2 levels (p=0.026, OR 1.01 (95% CI 1.00-1.01)) and heart failure (p=0.019, OR 6.07 (95% CI 1.34-27.47)) have a significant association to abnormal spirometry pattern, especially the restrictive pattern in the Omicron variant, however this relationship may be weak and the clinical implication might be insignificant.

Conclusion: The results of this study indicate that soluble ST2 levels, although weak, may have an association with spirometry abnormalities in COVID-19 survivors, but these findings may be limited by differences in each population and study design."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library