Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tjiek, Liauw Toong
"Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau yang lebih populer dikenal sebagai ICT telah membawa perubahan yang cukup mendasar dalam berbagai bidang kehidupan. Kemajuan di bidang komputer dan internet secara khusus makin mempercepat terjadinya perubahan yang besar dalam cara manusia berkomunikasi dan mencari serta bertukar informasi."
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2009
020 VIS 11:3 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Anthea Sugiharto
"Latar belakang: F-HR-PVC merupakan KVP yang kemunculannya berbanding lurus dengan peningkatan laju nadi. Mekanisme yang mendasarinya adalah adanya variasi sirkadian sistem saraf autonom dan kadar katekolamin darah. Adanya variasi sirkadian tersebut membuka peluang untuk intervensi KVP secara kronoterapi.
Tujuan: Meneliti efektivitas kronoterapi bisoprolol pada pasien KVP idiopatik terhadap beban KVP dan variabilitas beban KVP selama 24 jam.
Metode: Penelitian ini merupakan uji klinik crossover acak tersamar ganda dengan total subjek 23 pasien dengan tipe F-HR-PVC (beban KVP 24 jam ≥5% dan variabilitas beban KVP >35%). Subjek penelitian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok sekuens 1 diberikan bisoprolol pagi hari (1 minggu pertama), dilakukan crossover, dilanjutkan pemberian bisoprolol malam hari (1 minggu kedua) sedangkan kelompok sekuens 2 menerima perlakuan sebaliknya. Evaluasi Holter 24 jam dilakukan pada akhir minggu pertama dan kedua dan dianalisis untuk membandingkan efektivitas pemberian bisoprolol sesuai kronoterapi terhadap beban KVP dan variabilitas beban KVP selama 24 jam.
Hasil: Pemberian bisoprolol baik pagi hari (p=0,018) maupun malam hari (p=0,014) dapat menurunkan beban KVP secara signifikan. Namun hanya pemberian bisoprolol pagi hari yang dapat meningkatkan variabilitas beban KVP selama 24 jam (p=0,028). Tidak ada perbedaan penurunan beban KVP antara pemberian bisoprolol pagi hari atau malam hari (treatment effect -0,06 [-4,12 – 4,00]; IK 95%, p = 0,976). Selain itu, variabilitas beban KVP juga tidak berbeda antara kedua kelompok perlakuan (treatment effect 6,34 [-10,41 – 23,08]; IK 95%, p = 0,439).
Kesimpulan: Tidak ada perbedaan efektivitas pemberian bisoprolol pada pagi hari dibanding malam hari terhadap beban KVP maupun variabilitas beban KVP selama 24 jam

Background: F-HR-PVC is one of PVC circadian variation which occurrence increases linearly with baseline heart rate. The mechanism involved is considered related to the circadian mechanism which includes autonomic nerve system and catecholamine levels. The presence of circadian variation in PVC raise the potential of chronotherapeutic approach in treating PVC.
Methods: This is a double-blind randomized crossover trial with a total subject of 23 patients who have F-HR-PVC with 24-hr PVC burden ≥5% and PVC burden variability >35%. Subjects were divided into two sequences. Those in sequence 1 were given bisoprolol in the morning in the first week, crossed over then followed by the administration of evening bisoprolol in the second week. Meanwhile, those in sequence 2 received alternate treatment. 24-hour holter evaluation was done and analyzed to compare the efficacy of bisoprolol administration with chronotherapeutic approach toward PVC burden and its variability in 24-hr.
Results: Either morning or evening administration of bisoprolol significantly reduced the PVC burden (morning vs. evening; p=0,018 vs. p=0,014). However, only morning administration which increases the PVC burden variability in 24-hr (p=0,028). There is no significant difference between morning and evening administration of bisoprolol on both PVC burden (treatment effect -0,06 [-4,12 – 4,00]; CI 95%, p = 0,976) and PVC burden variability (treatment effect 6,34 [-10,41 – 23,08]; CI 95%, p = 0,439) for 24 hours.
Conclusion: There was no difference in the efficacy of giving bisoprolol in the morning compared to the evening dosing on the PVC burden and the variability of PVC burden for 24 hours.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf Fathoni
"Latar Belakang: Variabilitas Tekanan Darah (VTD) didefinisikan sebagai rerata variasi tekanan darah sepanjang hari dikur dengan Pemeriksaan Tekanan Darah Ambulatori (PTDA). VTD yang berlebihan berpotensi memicu kejadian kardiovaskular terutama pada pasien kardiovaskular dengan resiko tinggi. VTD jangka pendek digunakan sebagai stratifikasi resiko namun masih terdapat ketidak jelasan VTD manakah yang lebih bermakna untuk melihat luaran kariovaskular terutama pada pasien hipertensi dengan penyakit kardiovaskular
Tujuan: Mengetahui hubungan VTD dengan luaran kardiovaskular pada populasi hipertensi dengan penyakit kardiovaskular yang melakukan pemeriksaan PTDA di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Metode: Sebuah penelitian kohort retrospektif dengan subjek penelitian hipertensi dengan penyakit kardiovaskular yang melakukan PTDA
Hasil: Dari total 197 subjek yang memenuhi kriteria inklusi terdapat hipertensi sustained sebesar 139 (70,6%). VTD berupa riser sebesar (30.5%), non-dipper (43.1%), dipper (23.9%) dan extreme dipper (2%). Sedangkan untuk lonjakan tekanan darah pagi hari didapatkan sebanyak (50.8%). Selama pemantauan terjadi luaran kardiovaskular sebesar 16,2%. Analisis multivariat menggunakan cox regression menunjukan bahwa variabilitas tekanan darah tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap luaran kardiovaskular
Kesimpulan: Variabilitas tekanan darah berupa penurunan tekanan darah malam hari, lonjakan tekanan darah pagi hari dan weighted Standard deviation tidak berhubungan degan luaran kardiovaskular pada pengamatan minimal 1 tahun."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Reno Indrisia
"Latar Belakang : Hubungan antara KVP dengan fungsi ventrikel kanan belum banyak diketahui. Disfungsi ventrikel kiri akibat KVP dikenal sebagai kardiomiopati akibat KVP( KM-KVP) dan dengan menghilangkan substrat KVP akan memperbaiki fungsi ventrikel kiri. Efek ablasi pada perubahan fungsi ventrikel kanan pada pasien dengan disfungsi veentrikel kanan yang subklinis belum diketahui.
Tujuan : Mengetahui perubahan parameter fungsi ventrikel kanan pasca ablasi pada kelompok yang mengalami disfungsi ventrikel kanan pre ablasi ataupun kelompok dengan fungsi ventrikel kanan yang normal pre ablasi.
Metode : Dilakukan pemeriksaan ekokardiografi dasar dan speckle tracking pada 42 pasien dengan KVP idiopatik aksis inferior sebelum dan setelah 1 bulan pasca keberhasilan ablasi.
Hasil : Beban dan durasi kompleks QRS pada KVP secara signifikan lebih tinggi pada kelompok disfungsi ventrikel dibandingkan dengan kelompok dengan fungsi ventrikel kanan yang normal (p = 0,012 dan p = 0,09) . Terdapat perubahan parameter fungsi ventrikel kanan pada kelompok tidak disfungsi yakni FWLS 3,8 ± 2,1% (p< 0,001) dan GLS 2,3 ± 1,7% ( p< 0,001). Terdapat peubahan yang signifikan pada pasien dengan disfungsi yakni FWLS 9,7 ± 4,0 (p <0,001) dan GLS 7,5 ± 4,2 ( p <0,001). Analisis multivariat menunjukkan nilai FWLS dan GLS yang lebih rendah pre ablasi berkorelasi dengan perubahan fungsi ventrikel kanan yang lebih baik.
Kesimpulan : Pasien KVP simptomatik yang mengalami disfunfgsi ventrikel kanan mendapatkan keuntungan dari efek ablasi.

Background The relationship between premature ventricular contractions (PVC) and right ventricular (RV) function is not widely known. Left ventricular dysfunction due to PVC is known as PVC-Induced cardiomyopathy (PIC) and suppressing the PVC substrate would improve left ventricular function. The effect of PVC ablation on changes in right ventricular (RV) function in patients with subtle subclinical RV dysfunction remains unknown.
Objective Understanding the alterations in RV function parameters after PVC ablation.
Method :Basic and speckle-tracking echocardiography has been performed on 42 individuals with symptomatic idiopathic inferior axis PVC before and one month after a successful ablation.
Result The burden and QRS duration of premature ventricular contractions (PVC) were notably higher in the group with right ventricular (RV) dysfunction compared to those with normal RV function (p=0.012 and p=0.009, respectively). In both groups, measurements of RV function before and after ablation, specifically global longitudinal strain (GLS) and free wall longitudinal strain (FWLS), demonstrated significant changes. These improvements were more pronounced in the group with RV dysfunction (FWLS 9.7 ± 4.0, p< 0.001; GLS 7.5 ± 4.2, p< 0.001). Lower initial FWLS and GLS before ablation emerged as significant parameters in the multivariate analysis for the improvement of RV function post-ablation.
Conclusion :Patients with RV dysfunction had higher PVC burden and wider QRS duration. Patients with idiopathic PVC and impaired RV function may experience improvements in RV function after successful PVC ablation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarilia Septiani
"Latar belakang: Evaluasi status fungsional pada pasien dengan angina refrakter yang tidak adekuat dikendalikan dengan terapi medis, angioplasti perkutan (IPK) ataupun bedah pintas arteri koroner (BPAK) dalam melakukan aktivitas sehari-hari dapat dilakukan dengan six-minute walk test (6MWT). Harapan Kita ECP (HARTEC Study) menggunakan Exernal Counterpulsation (ECP) sebagai pilihan terapi pada pasien dengan angina refrakter yang tidak adekuat dengan terapi konvensional. Saat ini belum ada yang menilai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil 6MWT pada pasien dengan angina refrakter. Tujuan: Mengetahui faktor klinis, parameter klinis, elektrokardiografi dan ekokardiografi apa saja yang berhubungan dengan hasil 6MWT pada pasien dengan angina refrakter yang tidak ideal untuk dilakukan revaskularisasi konvensional yang masuk dalam HARTEC Study. Metode: Studi kohort retrospektif dilakukan pada 63 pasien angina refrakter yang tidak ideal untuk revaskularisasi konfensional (IPK/BPAK) selama periode Juni 2018-Desember 2019 yang diikutsertakan dalam HARTEC study. Kapasitas fungsional diukur dengan metode six-minute walk test, dimana pasien akan diukur jarak yang dapat ditempuh pasien selama enam menit dalam satuan meter. Hasil: Kapasitas fungsional pada pasien dengan angina refrakter yang diukur dengan 6MWT dipengaruhi oleh faktor-faktor independen diantaranya adalah: (1) jenis kelamin, dimana laki-laki memiliki pengaruh terhadap nilai 6MWT sebesar 47.97 meter (p 0.010) lebih baik dibanding perempuan; (2) Usia memiliki pengaruh sebesar -1.64 meter (p 0.025) yang berarti setiap penambahan usia 1 tahun akan mengurangi jarak tempuh sejauh 1.64meter; (3) Riwayat stroke akan mengurangi 6MWT sejauh  39.96 meter (p 0.014); (4) setiap peningkatan 10 mmHg tekanan darah diastolik memiliki pengaruh sebesar 14 meter (p 0.014); (5) setiap peningkatan 10% LVEF akan memberikan peningkatan 6MWT sebesar 6.9 meter (p 0.050). Kesimpulan: Terdapat lima variabel yang menjadi faktor yang berpengaruh terhadap 6MWT, yaitu: jenis kelamin, Usia, riwayat stroke, tekanan darah diastolik, dan LVEF.

Background: Evaluation of functional capacity in refractory angina patients with
debilitating refractory angina inadequately controlled by medical therapy, percutaneous angioplasty (PCI) or coronary artery bypass surgery (CABG) can be measured with six-minute walk test. Harapan Kita ECP (HARTEC study) using
external counterpulsation (ECP) as alternative non-invasive therapy in patients with refractory angina. There has been no study evaluating factors predicting counterpulsation outcome in form of functional capacity with six minute walk test
in patients with debilitating refractory angina.
Objective: To determine what clinical factors, electrocardiography and echocardiography parameters which has correlation to 6MWT in patients with refractory angina inadequately controlled by medical therapy, PCI, or CABG in
HARTEC study. Methods: we conducted retrospective cohort study to 63 patients with refractory
angina inadequately controlled by medical therapy, PCI, or CABG in June 2018-December 2019 who was enrolled in HARTEC study. Functional capacity was
assess with six-minute walk test, the patients were asked to walk as far as they could go in 6 minutes, and the data will be presents in meters
Results: Functional capacity which assessed with 6MWT influenced by independent factors which are: [1] gender, that has contribute to 47.97 meters (p
0.010) better than woman; [2] Age, every one years added will effect in reduced 6MWT as far as 1.64 meter (p0.025); [3] History of stroke will reduced 6MWT 39.96 meter (p 0.014); [4] every 10 mmHg of diastolic pressure will increase 6MWT 14 meter (p 0.014); [5] every 10% of LVEF increased will add 6.9 meter (p 0.050) in 6MWT Conclusion: There are five factors predicting 6MWT as the outcome of externalcounterpulsation, which are: gender, Age, history of stroke, diastolic pressure, and LVEF.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library