Search Result  ::  Save as CSV :: Back

Search Result

Found 2 Document(s) match with the query
cover
Tiara Ariestasari
"Skripsi ini membahas peranan tuan rumah (host) dalam mengembangkan kegiatan pariwisata berdasarkan nilai-nilai lokal. Tulisan ini berfokus pada penerapan nilai-nilai lokal dalam kegiatan pembangunan desa wisata adat yang dilakukan oleh komunitas adat masyarakat kampung Kuta (host). Permasalahan yang terjadi pada agenda pembangunan desa wisata adat kampung Kuta adalah adanya dua pemimpin, yaitu pemimpin tradisional dan pemimpinan formal. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kampung Kuta pun terbuka dengan perkembangan zaman akan tetapi mereka tetap mempertahankan nilai-nilai lokal yang dimiliki. Kemudian, bagaimana para pemimpin dapat melaksanakan kegiatan pengembangan desa wisata adat di kampung Kuta dengan tidak menghilangkan nilai-nilai lokal yang dimiliki masyarakat kampung Kuta. Hal ini mengingat bahwa tidak sedikit telah terjadi hilangnya nilai-nilai lokal suatu komunitas masyarakat ketika kehidupan mereka kerap mendapatkan pengaruh dari luar komunitasnya sekaligus lingkungan tempat tinggal mereka dijadikan sebagai destinasi wisata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode observasi partisipasi, in-depth interview, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah bahwa nilai-nilai lokal masyarakat kampung Kuta mengalami perkembangan yang digunakan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan zaman. Terkait pariwisata, nilai-nilai lokal yang diterapkan menjadi sebuah produk pariwisata yang mendukung berbagai kegiatan wisata di kampung Kuta berdasarkan tujuan dan objek wisata yang ditawarkan kepada para wisatawan.
.....This thesis discusses the role of the host in developing tourism activities based on local values. This paper focuses on the application of local values ​​in the traditional tourism village development activities carried out by the customary community of Kuta village (the host). The problem that occurs in the development agenda of the traditional tourism village of Kuta village is that there are two leaders, namely traditional leaders and formal leaders. In everyday life, the people of Kuta village are also open to the times, but they still maintain their local values. Then, how did the leaders reach an agreement to develop a traditional tourism village in Kuta village by not eliminating the local values ​​owned by the people of Kuta village. This is considering that there has been a loss of local values ​​of a community when their lives often get influences from outside their community as well as the environment in which they live as a tourist destination. This research is a qualitative research using participatory observation method, in-depth interview, and literature study. The results of this study are that the local values ​​of the Kuta village community have developed which are used to adapt to the environment and the times. Regarding tourism, local values ​​that are applied become a tourism product that supports various tourist activities in the Kuta village based on the purpose and object of the tour offered to the tourists.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meyland Andriani Banjar Nahor
"Perkembangan media komunikasi yang semakin canggih memberikan ruang yang semakin luas bagi setiap individu dalam menampilkan citra diri dirinya sebaik mungkin. Meningkatkan citra diri virtual merupakan proses berkelanjutan yang dilakukan terus menerus seperti di dunia nyata. Kecenderungan untuk menampilkan “diri” sebagai individu yang produktif dan profesional sering dilakukan dalam setiap postingan yang dibagikan di LinkedIn sebagai perwujudan personal branding. Personal branding dijadikan ukuran untuk merasa lebih tinggi daripada orang lain. Melalui studi etnografi virtual, skripsi ini menjelaskan bagaimana postingan mengenai personal branding merupakan realitas sosial, namun di satu sisi postingan tersebut merupakan struktur yang dibentuk sendiri oleh LinkedIn. Dalam praktiknya, rupanya struktur tersebut tidak sesuai dengan apa yang dipahami oleh para pengguna, sehingga menimbulkan perlawanan. Perlawanan ini muncul akibat adanya agensi dalam diri individu masing-masing. Tidak hanya itu, saya berargumen bahwa fenomena ini dipengaruhi oleh neoliberalisme sebagai pengontrol yang menjaga para pengguna untuk tetap mengikuti aturan tersebut. Praktik personal branding dan mediasi pasar karena pengaruh neoliberalisme tersebut yang kemudian menghasilkan manusia sebagai komoditas yang dapat diperjualbelikan melalui pengalaman.

Perkembangan media komunikasi yang semakin canggih memberikan ruang yang semakin luas bagi setiap individu dalam menampilkan citra diri dirinya sebaik mungkin. Meningkatkan citra diri virtual merupakan proses berkelanjutan yang dilakukan terus menerus seperti di dunia nyata. Kecenderungan untuk menampilkan “diri” sebagai individu yang produktif dan profesional sering dilakukan dalam setiap postingan yang dibagikan di LinkedIn sebagai perwujudan personal branding. Personal branding dijadikan ukuran untuk merasa lebih tinggi daripada orang lain. Melalui studi etnografi virtual, skripsi ini menjelaskan bagaimana postingan mengenai personal branding merupakan realitas sosial, namun di satu sisi postingan tersebut merupakan struktur yang dibentuk sendiri oleh LinkedIn. Dalam praktiknya, rupanya struktur tersebut tidak sesuai dengan apa yang dipahami oleh para pengguna, sehingga menimbulkan perlawanan. Perlawanan ini muncul akibat adanya agensi dalam diri individu masing-masing. Tidak hanya itu, saya berargumen bahwa fenomena ini dipengaruhi oleh neoliberalisme sebagai pengontrol yang menjaga para pengguna untuk tetap mengikuti aturan tersebut. Praktik personal branding dan mediasi pasar karena pengaruh neoliberalisme tersebut yang kemudian menghasilkan manusia sebagai komoditas yang dapat diperjualbelikan melalui pengalaman.

The development of social media increasingly provides a wider space for each individual to present his or her personhood as best as possible. Increasing virtual personhood is an ongoing process that is carried out continuously as in the real world. The tendency to present "self" as a productive and professional person is often carried out in every post shared on LinkedIn as an embodiment of personal branding. Personal branding is used as a measure to feel superior to other people. Through virtual ethnographic study, this thesis explains how posts about personal branding are a social reality, but on the one hand, these posts are structures formed by LinkedIn themselves. In practice, apparently that structure does not match with what the users understand, thus creating resistance. This resistance arises due to the existence of agency within each individual. Not only that, I argue this phenomenon is influenced by neoliberalism as a controller that keeps users by following these rules. The practice of personal branding and market mediation due to the influence of neoliberalism which then produces humans as commodities that can be traded through experience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library