Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Protasius Donatian Padupan Bruga Isyudanto
Abstrak :
Peningkatan jumlah multibahasawan berbanding lurus terhadap peningkatan kemunculan interferensi bahasa, yang didefinisikan Weinreich (2010) sebagai kesalahan produksi bahasa akibat perbedaan sistem linguistik antara bahasa target dan bahasa ibu. Fenomena ini turut terjadi pada penutur asli bahasa Prancis yang mempelajari bahasa Indonesia di Institut National des Langues et Civilisations Orientales (INALCO) pada tahun pertama, kedua, dan ketiga. Dengan fokus pada peran penting komunikasi verbal (Rao, 2019), penelitian ini bertujuan menganalisis interferensi fonik dalam bahasa Indonesia yang dialami penutur asli bahasa Prancis. Sumber data yang digunakan diperoleh dari rekaman pengucapan 10 kalimat dalam bahasa Indonesia yang dikaji utamanya menggunakan teori Weinreich (2010) mengenai interferensi dan teori Saville-Troike (2006) terkait pembelajaran bahasa. Hasil analisis menunjukkan bahwa penutur asli bahasa Prancis memiliki kesulitan dalam pelafalan fonem bahasa Indonesia /ʔ/, /c/, /ɟ/, /x/, /h/, /ŋ/, /r/, /e/, /ə/, dan /aw/ yang memunculkan interferensi fonetik atau tidak mengubah makna (86% dari interferensi). Pada aspek ekstralinguistik, durasi belajar, profil pengajar, motivasi, strategi pembelajaran, masukan, dan umpan balik merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kompetensi verbal para subjek. Dengan mengembangkan strategi pedagogis yang mempertimbangkan faktor itu, produksi interferensi fonik pada subjek diperkirakan dapat berkurang. ......Amidst the surge in multilingualism, the prominence of linguistic interference has grown. Weinreich (2010) defines this as the emergence of language production errors due to systemic disparities between one's native and target languages. This phenomenon is observed among French speakers acquiring Indonesian at Institut National des Langues et Civilisations Orientales (INALCO) ranging from first, second and third year students. Focusing on the pivotal role of verbal communication (Rao, 2019), this research aims to delve into phonic interference experienced by French learners of Indonesian. Methodologically, the phonic interference is scrutinised via recordings of 10 Indonesian sentences further analysed mainly through the use of Weinreich’s (2010) theory of interference and Saville-Troike’s (2006) theory of language learning. The analysis revealed challenges in reproducing the Indonesian phonemes /ʔ/, /c/, /ɟ/, /x/, /h/, /ŋ/, /r/, /e/, /ə/, and /aw/ for French native speakers. Beyond language factors, extralinguistic elements including learning duration, instructor profiles, motivation, strategies, input exposure and feedback substantially shape spoken proficiency. This study accentuates the potential for targeted interventions to alleviate phonemic interference. By addressing these factors through pedagogical means, such interference can be effectively mitigated and multilingual communication can be enhanced.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad salman alfarezi rasyid
Abstrak :
Sejak kedatangannya pada abad ke-20 hingga hari ini, imigran memiliki peranan penting dalam perekonomian di Prancis, baik dari segi pembangunan ekonomi maupun berbagai permasalahan yang meliputinya. Mayoritas masyarakat imigran yang tinggal di Prancis pada abad ke-21 merupakan imigran generasi ke-2 dan ke-3 yang menetap di banlieue. Berbagai permasalahan yang meliputi keturunan imigran ini berupa pengangguran, kekerasan, kriminalitas, dan kemiskinan. Menggunakan korpus film Divines (2016) garapan sutradara Houda Benyamina, penelitian ini membahas bagaimana kemiskinan struktural ditampilkan dan usaha seorang anak keturunan imigran untuk dapat keluar dari permasalahan kemiskinan banlieue. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan teori struktur dramatik oleh Freytag yang didukung dengan konsep kajian film oleh Boggs dan Petrie mengenai simbol dan penokohan. Teori mengenai kemiskinan oleh Calnitsky digunakan untuk menjelaskan bagaimana kemiskinan ditampilkan di dalam film. Hasil analisis menunjukkan Dounia sebagai seorang anak keturunan imigran terperangkap dalam kemiskinan struktural yang menyerupai siklus di tataran individu dan sistem makro sehingga mustahil untuk keluar dan hidup dengan lebih baik. ......Since their arrival in the 20th century until today, immigrants have played an important role in the economy of France, both in terms of economic development and the various problems that surround it. The majority of immigrant communities living in France in the 21st century are 2nd and 3rd generation immigrants who live in the banlieues. Various problems involving the descendants of these immigrants include unemployment, violence, crime, and poverty. Using the corpus of the film Divines (2016) by director Houda Benyamina, this research discusses how structural poverty is shown and the efforts of a child of immigrant descent to escape the problems of banlieue poverty. The research was conducted using qualitative methods using Freytag's dramatic structure theory which was supported by Boggs and Petrie's film study concepts regarding symbols and characterization. Calnitsky's theory of poverty is used to explain how poverty is depicted in films. The results of the analysis show that Dounia, as a child of immigrant descent, is trapped in structural poverty that resembles a cycle at the individual and macro system levels, making it impossible to get out and create a better life.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Audina Nur Fadhilah Harfanie
Abstrak :
Bahasa Prancis memiliki bentuk pelafalan yang unik, yang biasa dikenal dengan le schwa atau the unstressed e (e-pepet) yang merupakan vokal lemah dari "e" yang ditunjukkan dengan fonem /ə/. Contoh keberadaan fenomena linguistik ini seringkali ditemukan dari ribuan morfem bahasa Prancis; seperti bunyi pada rouge [ruʒə], dan developpement [devləpmɑ̃]. Artikel ini dibuat untuk menguraikan hasil pembuktian penggunaan e muet dalam pelafalan bahasa Prancis pada dua jenis percakapan, yakni semiformal dan formal serta membuktikan tujuan dari penggunaan dan fungsi keberadaan e muet dengan cara mendeskripsikan fonem-fonem yang berubah dan berbagai macam situasi yang mendukung perubahannya. Data diambil dari video percakapan Presiden Prancis, Emmanuel Macron dalam kehidupan sehari-hari dan video pidato pembukaan Global Fund Emmanuel Macron bersama Dushime Amanda Marty pada tahun 2019. Metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik studi Pustaka oleh Miles, Huberman, dan Saldana (2014). Data dianalisis dengan menggunakan teori dari David (2008) tentang berbagai ragam percakapan dalam bahasa Prancis, teori dari Martinet (1955) tentang e muet dan Grammont (1894) untuk mengklasifikasikan fenomena e muet dengan la loi de trois consonnes. Penelitian ini membuktikan bahwa e muet memiliki peran dan fungsi sebagai pembeda dua jenis ragam komunikasi; formal dan semiformal yang dibuktikan dengan pola la loi de trois consonnes. ......French has a unique pronunciation form, commonly known as le schwa or the unstressed e (muted e) which is the weak vowel of "e" indicated by the phoneme /ə/. Examples of the existence of this linguistic phenomenon are often found in thousands of French morphemes; such as the sounds in rouge [ruʒə], and developpement [devləpmɑ̃]. This study aims to elaborate on the results of proving the use of e muet in French pronunciation in two types of conversations, namely semiformal and formal, and to prove the purpose of the use and function of e muet by describing the phonemes that change and the various situations that support the change. The data is taken from the video of French President Emmanuel Macron's conversation in daily life and the video of Emmanuel Macron's opening speech with Dushime Amanda Marty in Global Fund 2019. The research method that will be used is qualitative research using literature study techniques. This qualitative study uses Miles, Huberman, and Saldana (2014). The data founded is analyzed by using David's (2008) theory on various varieties of French conversation, Martinet's (1955) theory on e muet and Grammont's (1894) theory to classify the e muet phenomenon with his theory; la loi de trois consonnes. This study proves that e muet has a role and function as a differentiator between two types of communication varieties; formal and semiformal as evidenced by the la loi de trois consonnes pattern.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library