Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nelson Saksono
Depok: UI Publishing, 2020
530.44 NEL t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
Depok: UI Publishing, 2020
530.44 NEL t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fathul Karamah
"Proses pemisahan dengan membran mempunyai keunggulan dari sisi sosial, ekonomi, teknis dan lingkungan, karena biaya yang dibutuhkan relatif lebih murah, tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan tidak memerlukan ruang instalasi yang besar. Metode ini dapat menjadi pilihan pada perolehan hidrogen dari purge gas pada pabrik ammonia. Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk proses perolehan hidrogen dengan menggunakan membran adalah dengan memanfaatkan membran metal komposit, seperti membran Keramik/Nikel. Membran jenis ini mempunyai beberapa kelebihan dibanding membran polimer organik, terutama dalam kestabilan termal dan kimiawinya sehingga pada pengoperasiannya mempunyai daya tahan yang sangat baik terhadap temperatur tinggi.
Penelitian ini mengkaji penggunaan membran metal komposit Keramik/Nikel pada proses pemisahan campuran gas H2 atau hidrokarbon dan N2. Sintesis lapisan aktif nikel pada penyangga keramik dilakukan dengan metode presipitasi dengan urea dan metode impregnasi, yang dilanjutkan dengan mereduksi oksida nikel menjadi logamnya di dalam reaktor pereduksi.
Membran Keramik/Nikel yang dihasilkan, diuji kinerjanya dengan menentukan permeabilitas gas H2 dan N2 dan selektivitas pemisahan gas H2 dan N2 untuk kondisi ideal pada tekanan operasi umpan 4 - 9 bar dan suhu ruang. Selain itu ditentukan pula selektivitasnya pada kondisi aktual untuk memisahkan campuran gas H2/N2 dengan komposisi 71.794% H2 dan 28.206% N2 serta karakteristiknya terhadap beberapa parameter (tekanan dan fraksi umpan yang permeat). Pengujian dilakukan pada sel permeasi yang dirancang berdasarkan standar ASTM 1434-82. Untuk menguji keberhasilan proses deposisi (pelapisan) logam, dilakukan karakterisasi membran, yaitu dengan AAS dan SEM.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan permeabilitas dan selektivitas pada membran keramik/nikel dibandingkan dengan membran keramik tanpa lapisan nikel, untuk kedua jenis metode pelapisan. Kenaikan tekanan umpan menyebabkan penurunan harga selektivitas pada membran keramik/nikel yang dilapis dengan metode presipitasi, sedangkan pada membran hasil pelapisan dengan metode impregnasi selektivitasnya berfluktuasi. Nilai selektivitas ideal tertinggi untuk membran keramik dicapai pada tekanan 4 bar, yaitu sebesar 2.706. Membran keramik/nikel yang dilapis dengan metode presipitasi nilai selektivitas tertingginya adalah 4.23, dan juga dicapai pada tekanan 4 bar. Sedangkan membran keramik/nikel yang dilapis dengan metode impregnasi memiliki selektivitas tertinggi sebesar 4,09 yang dicapai pada tekanan 6 bar.
Selektivitas aktual pada kedua jenis membran akan menurun apabila fraksi umpan yang permeat (stage cut) dinaikkan, dan penurunnya akan lebih tajam pada tekanan yang lebih tinggi. Selektivitas aktual terbaik pada membran keramik, yaitu sebesar 1.689 dicapai pada tekanan 4 bar dengan stage cut sebesar 0.0995, sedangkan untuk membran keramik/nikel hasil pelapisan dengan presipitasi selektivitas aktual terbaiknya sebesar 3.043, juga pada tekanan 4 bar, dan dengan stage cut sebesar 0.0858. Membran keramik/nikel hasil pelapisan dengan impregnasi memiliki selektivitas aktual terbaik sebesar 2,833, pada tekanan 4 bar, dengan stage cut sebesar 0,1004. Hasil karakterisasi AAS menunjukkan bahwa persentase loading logam nikel yang dicapai untuk membran keramik/nikel hasil pelapisan dengan metode presipitasi adalah 0,0220% sedangkan untuk metode impregnasi sebesar 0,0233%."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi kinetika reaksi hidrogenasi CO2 menjadi metanol menggunakan katalis CuO/ZnO/Al2O3/Cr2O3 , dengan pendekatan analisis kinetika makro (`hukum pangkat sederhana' dan `hukum pangkat kompleks') dan analisis kinetika mikro (kinetika mekanistis). Analisis kinetika makro menghasilkan model kinetika `hukum pangkat sederhana' (SPL) dan `hukum pangkat kompleks' (CPL) seperti pada persamaan-persamaan berikut: (lihat file Pdf)
Hasil studi kinetika makro menunjukkan bahwa model kinetika `hukum pangkat kompleks' dapat memperbaiki model kinetika `hukum pangkat sederhana'. Secara statistik model CPL lebih baik (akurat) dari pada model SPL, dan secara kinetika model CPL dapat memberikan informasi kinetika yang lebih lengkap dibandingkan dengan model SPL.
Hasil analisis kinetika mikro menunjukkan bahwa model kinetika yang terbaik secara statistik adalah model yang diturunkan dari mekanisme Langmuir. Namun secara kinetika belum ada model yang cocok dengan data kinetika yang diperoleh pada penelitian ini. Oleh karena itu maka perlu dilakukan simulasi lebih lanjut dengan model kinetika yang lain atau dengan data kinetika lain yang dicari dengan peralatan reaktor yang mendukung untuk studi kinetika mikro."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dianursanti
"ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui profil oksigen terlarut dan menentukan koefisien perpindahan massa gas (oksigen) ke dalam fasa cair (K'1}. Masing-masing dibahas dengan melihat pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien perpindahnn massa tersebut.
Hasil dari penelitian ini akan memperlihatkan beberapa nilai koefisien perpindahan massa (Kto) untuk kolom aerasi sistem injeksi berganda pada beberapa kondisi operasi ozonasi. Dengan demikian proses ozonasi sebagai salah satu alternatif proses pengolahan limbah cair industri yang menarik dan prospeklif, diharapkan dapat semakin berkembang di Indonesia."
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi kinetika reaksi hidrogenasi CO2 menjadi metanol menggunakan katalis CuO ZnO AlOCrO dengan pendekatan analisis kinetika makro (hukum pangkat sederhana dan hukum pangkat kompleks). Analisis kinetika makro menghasilkan model kinetika ;hukum pangkat sederhana (SPL) dan hukum pangkat kompleks CPL seperti pada persamaan-persamaan berikut.
Hasil studi kinetika makro tersebut menunjukkan bahwa model kinetika hukum pangkat kompleks dapat memperbaikan model kinetika hukum pangkat sederhana. Secara statistik model CPL lebih baik (akurat) dari pada model SPL dan secara kinetika model CPL dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dibandingkandengan model SPL"
Lengkap +
Jurnal Teknologi, 1998
JUTE-XII-1-Mar1998-39
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"Modifikasi zeolit alam Lampung (ZAL) dengan fotokatalis TiO2 melalui metode sol gel telah dilakukan dan diuji kinerjanya untuk penyisihan fenol. ZAL yang sudah mengalami pemurnian awal dilapisi dengan sol TiO2 yang dibuat dari prekursor titanium isopropoxide bis acetil acetonate [Ti(OPr)4 AcAc], sehingga diperoleh material adsorben-fotokatalis terintegrasi (AFT). Uji kinerja material AFT dalam menyisihkan fenol dilakukan dalam fotoreaktor batch yang dilengkapi dengan 6 lampu UV jenis black light (@ 10 watt) dan pengaduk mekanik. Perubahan konsentrasi fenol dianalisis menggunakan UV-Vis Spectrophotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi TiO2 dalam AFT yang optimum sebesar 15 % berat, yang dapat menyisihkan fenol 10 ppm hingga 88% pada konsentrasi AFT (dalam limbah fenol) optimum sebesar 5 g/l. Dengan menggunakan adsorben (zeolit) sebagai penyangga fotokatalis (AFT), maka diperoleh penyisihan fenol yang lebih besar daripada penyisihan fenol oleh zeolit saja, TiO2 saja dan penyangga fotokatalis yang tidak memiliki daya adsorpsi (quartz-TiO2). Laju reaksi fotodegradasi meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi awal fenol, yang dapat dimodelkan menggunakan kinetika Langmuir Hinselwood.

Lampung`s natural zeolite (ZAL) has been modified with TiO2 photocatalyst through sol-gel method to produce the integrated adsorbent-photocatalyst material (AFT), and then evaluated to remove phenol.Pre-treated ZAL was coated with TiO2 sol that prepared using the solution of titanium isopropoxide bisacetyl acetonate [Ti(OPr)4AcAc] as precursor. Performance tests of the AFT in phenol removal were carried out using a batch photo-reactor equipped with 6 UV black light lamps (@ 10 watt) and mechanic stirrer. Phenol concentrations were analyzed with UV-Vis spectrophotometer. The experimental results show that the optimum TiO2 loading in AFT is 15 %wt, which can remove 88% of 10 ppm phenol in the optimum AFT concentration of 5g/l. By using zeolite adsorbent as photocatalyst support (AFT), the elimination of phenol is more effective than zeolite, bare-TiO2 and inert quartz-TiO2. The reaction rate of phenol degradation increases with increasing the phenol initial concentration, which can be formulated by Langmuir-Hinselwood kinetic model."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sukirno
"Produk pelumas, sampai sekarang sebagian besar masih berasal dari petroleum, namun meningkatnya kepedulian terhadap dampaknya terhadap konservasi ekologi mendorong dikembangkannya pelumas ramah lingkungan berbasis minyak nabati. Sebagai bahan pelumas, minyak nabati memiliki keunggulan sifat antiwear yang baik, biodegradable dan tak beracun, sedangkan kelemahannya adalah rendah ketahanan oksidasi dan buruk fluiditasnya pada suhu rendah. Minyak nabati dapat ditransformasikan menjadi pelumas ramah lingkungan berunjuk kerja tinggi melalui modifikasi gugus karbonilnya, misalnya, metilolpropan ester yang dapat diproduksi dengan cara menggantikan gliserol dari trigliserida dengan metilolpropan, atau melalui modifikasiikatan rangkap karbon-karbon pada rantai asam lemaknya, misalnya reaksi hidrogensasi selektif, dimerisasi, epoksidasi dan lain -lain. Namun biaya proses modifikasi yang tinggi mendorong penggunaan minyak nabati langsung, yaitu minyak nabati yang memiliki kandungan asam oleat tinggi. Tulisan ini juga mendiskusikan kemung kinan pemanfaatan minyak sawit sebagai pelumas, dengan mempertimbangkan karakteristik spesifiknya sebagai minyak nabati daerah tropis.

Most of lubricating oils are based on petroleum, but awareness and concern over the usage of petroleum base products and their impact on environment has created an opportunity to develop eco-friendly lubricant from vegetable oil. As raw material of lubricant, the vegetable oils provides many advantages such as good antiwear property, biodegradability, non toxic, but it has low oxidation resistance and poor fluidity at low temperature. Vegetable oil can be transformed to high performance eco-friendly lubricant, via modification of carbonyl group, such as trimethy lolpropane ester which can be produced by replacing glycerol of triglyceride with trimethylolpropane, or via modification of carbon-carbon double bond in fatty acid chain of triglyceride such as selective hydrogenation, dimerization, epoxidation etc etera. Modified vegetable oil, such as synthetic ester may offer high performance lubricant, but its process production cost can be prohibitively high, therefore it gives rise to the direct us age of high olein vegetable oil for lubricant formulation. This paper also discusses the application of palm oil for lubricant, by considering its specific characterisitic as vegetable oil from tropical region."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fathul Karamah
"Limbah industri yang mengandung logam berat tidak dapat dibuang langsung ke perairan, karena berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam penelitian ini, untuk memisahkan logam dari limbah cair digunakan metode flotasi dengan dibantu bahan pengikat zeolit alam Lampung. Diffuser yang biasa digunakan dalam proses flotasi adalah udara atau oksigen. Dalam penelitian ini, ozon dipilih sebagai diffuser, karena sifat oksidasi dan kelarutannya dalam air lebih besar dari udara. Keuntungan lain adalah ozon merupakan coagulant aid dan berfungsi sebagai disinfektan. Dengan ozon sebagai diffuser diharapkan pemisahannya berlangsung lebih cepat dengan lebih efisien.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efektivitas ozon sebagai diffuser, membandingkan ozon dengan diffuser yang lain, serta menentukan efektivitas dan konsentrasi optimum zeolit sebagai bahan pengikat dalam flotasi logam besi, tembaga dan nikel. Dari penelitian diperoleh pemisahan besi dengan diffuser udara sebesar 90,8%, diffuser udara-oksigen 95,7%, diffuser udara-ozon dari udara 99,7%, serta diffuser udara-ozon dari oksigen adalah 99,7%. Sedangkan zeolit efektif digunakan sebagai bonding agent pada proses flotasi, dengan konsetrasi optimum sebesar 2 gr/L, menghasilkan persentase pemisahan untuk logam besi sebesar 99,70%, logam tembaga sebesar 88,98% dan logam nikel sebesar 98,46%.

Industrial wastewater which contains heavy metal cannot be disposed to the environment directly, due to its toxicity. In this research, separation of metal from wastewater was conducted by sorptive flotation method, using Lampung natural zeolite as bonding agent. The most common diffuser used in the flotation process is air or oxygen. In this research, ozone is used as diffuser because it is a stronger oxidant and more dissolvable in water than oxygen. Besides, ozone is a coagulant aid and disinfectant. With ozone as diffuser, it is expected that the process become faster with higher efficiency.
This research was conducted to determine ozone effectiveness as diffuser, compared with other diffuser, and also to determine optimum concentration and effectiveness of zeolite in flotation of iron, nickel and copper. The research result shows that separation of iron with air diffuser is 90.8%, air-oxygen diffuser is 95.7%, air-ozone (from air) diffuser is 99.7%, and air-ozone (from oxygen) diffuser is 99.7%. Natural zeolite is effective as bonding agent with optimum concentration equal to 2 gram/liter, producing separation percentage for iron equal to 99.70%, copper equal to 88.98% and Nickel equal to 98.46%.
"
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atastina Sri Basuki
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>