Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Enjarlis
"Pencemaran lingkungan perairan olch pestisida cukup mengkhawatirkan dan pestisida tersebut di lingkungan bercampur dengan pestisida lain. Pengolahan air yang tercemar pestisida harus dilakukan supaya ridak mencemari sumber air minum. Karbofuran dan endosulfan dipilih sebagai model kontaminan untuk dis isihkan melalui ozonasi, karena insektisida tersebut masih digunakan, kandungannya rneningkat di lingkungan jika insektisida carbosulfan, benfuracarb, dan furathiocarb juga digunakan. Reaksi ozonasi selalu menggunakan 03 dan OH. keduanya oksidator kuat, O3 selektifitasnya tinggi dan oH kurang selektif. Ozonasi dcngan karbon aktif diharapkan dapat mendegradasi campuran endosulfan-karbofuran secara sempu rna. Tujuan penelitian yaitu mcndegradasi karbofuran dan endosulfan, khususnya; (1) mengetahui pengaruh reaksi hidrolisis terhadap laju degradasi carbofuran dan endosulfan pada ozonasi dengan dan tanpa karbon aktif (2) memahami fenomena degradasi karbofuran dan endosulfan tunggal dan campuran pada ozonasi dengan dan tanpa karbon aktif , terutama; (a) menemukan pengaruh degradasi campuran karbofuran-endoulfan terhadap laju degradasi karbofuran dan endosulfan dan (b) mencmukan peran karbon aktif pada degradasi karbofuran dan endosulfan. Percobaan dilakukan 4 tahap. Tahap I hidrolisis pada pH (5, 7, dan 9) karbofuran-endosulfan tunggal dan campuran, tabap ke-11 ozonasi karbofuran dan endosulfan tunggal pada pH (5, 7, dan 9) dengan dan tanpa karbon aktif, tahap III pengaruh suhu (20, 25 dan 30°C) pada ozonasi dengan dan tanpa karbon aktif,dan tahap IV identifikasi produk antara ozonasi campuran karbofuran dan endosulfan dengan dan tanpa karbon aktif pada pH 7 dan suhu 30°C dengan GC/MS. Kcsimpulan pengaruh hidrolisis cukup signifikan pada pcnyisihan karbofuran dan endosulfan terutama pada Kadar dan pH relatif besar. Fenomena degradasi karbofuran dan endosulfan yang terjadi yairu peran oksidasi oleh ozonasi jauh lebih besar dibandingkan terhadap hidrolisis. Ozonasi campuran karbofuran-endosu1fan dapat meningkatkan laju degradasi insektisida dibandingkan ozonasi secara tunggal, hal ini disebapkan adanya pecan hidrolisis campuran karbofuran-endosulfan. Penambahan karbon aktif pada ozonasi campuran karbofuran-endosulfan secara kenetika pengearuh idak signifikan terhadap laju degredasi reaktan awal dibandingkan peningkatan suhu. Namun demikian, karbon aktif berperan pada degredasi lanjut produk antara menjadi produk antara yang lebih sederhana, bersifat polar dan mudah terdegrasi secara alamiah. Dengan demikian, penambahan karbon aktif pada ozonasi dapat digunakan secara proses untuk detoksifikasi karbofuran dan endosulfan.
The environtmental pollution by pesticide is relatively worrying as it is mixed with other pesticides. The treatment of water by pesticide must be done to avoid drinking water pollution. Carbofuran & endosulfan are choosen as contaminants model to be removal by ozonation since those insecticides still used, and their content in environment will increase if carbosulfan, benfuracarb, and furathiocarb also used. Ozonation reaction always performed using 03 and 'OH, as they are strong oxidator, high selectivity and OH has low selectivity. Ozonation with activated carbon hope fu lly can degrade the carbofuran-endosulfan mixtures. The aim of this research is to degrade carbofuran - endosulfan by ozonation, especially (1) to the effec of hidrolysis reaction between carbofuran and endosulfan with and without activated carbon, (2) to understand the phenomenon of degradation carbofuran and endosulfan in ozonation with and without activated carbon especially: (a) effect degradation of carbofuran-endosul fan mixtures to the rate of degradation carbofuran and endosulfun respetively, (b) the role of activated carbon in degradation of car bofuran and endosulfan. The experiment was performed in four stages. Firstly, hydrolysis of carbofuran, endosulfan and carbofuran-endosulfan mixtures at different pH condition (5, 7, and 9). secondly, ozonation of carbofuran, endosulfan and carbofuran-endosulfan mixtures at different pH condition with and without activated carbon. Thirdly ozonation with and without at different temperature (20, 25, and 30°C) with and without activated carbon and the last stage was product identification in the ozonation of carbofuran-endosulfan mixtures with and without activated carbon at pH 7, temperature 300C using GC/M S. In conclusion, the effect of hydrolysis is significantly enough at the removal of carbofuran and endosulfan especially at high concentration and high pH condition. The phenomenon of degradation carbofuran-endosulfan occurred is caused by the role of the oxidation by ozon compared to the hydrolysis. Ozonation of carbofuran-endosulfan mixtures can increase the rate of degredation of insecticide compared to single insecticide ozonation. This is because the effect increasing hydrolysis rate of carbofuran-endosulfan mixture. In the kinetic point the addition of activated carbon in ozonation is not significantly effect to the rate of degradation in initial reactant compared to the increasjng temperature. However, The activated carbon plays a role ini the degradation of complex intermediate to simple intermediate, it is easy a polar chemical and it to degrade of naturally. The addition of activated carbon in ozonation can be used as a carbofuran and endosulfan detoxification process in water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
D1370
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
"Disertasi ini membahas perilaku presipitasi CaCO3 dalam air sadah di bawah pengaruh medan magnet beserta aplikasinya dalam pengolahan air sadah dan pencegahan kerak. Penelitian ini merupakan eksperimen bersifat analitik kuantitatif dan disain konsep bersifat deskriptif. Hasil penelitian membuktikan bahwa magnetisasi air sadah mempengaruhi interaksi hidrat ion dan interaksi ion serta presipitasi CaCO3 baik pada sistem fluida statik maupun dinamik. Magnetisasi larutan CaCO3 dengan sistem fluida dinamik meningkatkan presipitasi CaCO3 dengan sifat deposit yang lebih mudah lepas dari dinding. Hasil tersebut dapat menjadi dasar bagi pengembangan sistem pengolahan air sadah dengan proses magnetisasi yang efektif dalam menurunkan kesadahan dan pencegahan kerak pada air sadah.

CaCO3 precipitation mechanism in hard water under magnetic field and anti-scale magnetic water treatment were comprehensively disccused in this disertation. These are carried out quantitatively by experiment and descriptive conceptual-design research. Results showed that hard water magnetization influences hydrate-ion and inter-ionic interactions as well as CaCO3 precipitation occuring both in static and dynamic fluid systems. Magnetization of CaCO3 solution increases CaCO3 precipitation whose deposit formed is easily removed from wall. The results are expected to become scientific basis for the development of an effective anti-scale magnetic water treatment to reduce the hardness and prevent the scale formation in hard water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
D1193
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Enjarlis
"Pencemaran lingkungan perairan oleh pestisida cukup mengkawatirkan dan pestisida tersebut di lingkungan bercampur dengan pestisida lain. Pengolahan air yang tercemar pestisida harus dilakukan supaya tidak mencemari sumber air minum. Karbofuran dan endosulfan dipilih sebagai model kontaminan untuk disisihkan melalui ozonasi, karena insektisida tersebut masih diigunakan, kandungannya meningkat di lingkungan jika insektisida carbosnifan, benfuracarb, dan furathiocorb juga digunakan. Reaksi ozonasi selalu menggunakan O3 dan OH, keduanya oksidator kuat O3, selektifitasnya tinggi dan OH kurang selektif. Ozonasi dengan karbon aktif diharapkan dapat mendegradasi campuran endosulfan-karbofuran secara sempurna. Tujuan penelitian yaitu mendegradasi karbofuron dan endosulfan, khususnya; (1) mengetahui pengaruh reaksi hidrolisis terhadap laju degradasi carbofuron dan endosulfan pada ozonasi dengan dan tanpa karbon aktif (2) memahami fenomena degradasi karbofuran dan endosulfan tunggal dan campuran pada ozonasi dengan dan tanpa karbon aktif, terutama: (a) menemukan penaruh degradasi campuran karbofuran-endosulfan terhadap laju degradasi karbofuran dan endosulfan dan (b) menemukan peran karbon aktif pada degradasi karbofuran dan endosulfan. Percobaan dilakukan 4 tahap. Tahap 1 hidrolisis pada pH (5, 7, dan 9) karbofuran-endosulfan tunggal dan campuran, tahap ke-II ozonasi karbofuran dan endosulfan tunggal pada pH (5, 7, dan 9) dengan dan tanpa karbon aktif, tahap III pengaruh suhu (20,25 dan 30 derajat C) pada ozonasi dengan dan tanpa karbon aktif, dan tahap IV identifikasi produk antara ozonasi campuran karbofuron dan endosulfan dengan dan tanpa karbon aktif pada pH 7 dan suhu 30 derajat C dengan GC/MS. Kesimpulan pengaruh hidrolis cukup signifikan pada penyisihan karbofuran dan endosulfan, terutama pada kadar dan pH relatif besar. Fenomena degradasi karbofuran dan endosulfan, terutama pada Kadar dan pH relatif besar. fenomenadegradasi karbofuran dan endosulfan yang terjadi yaitu eran oksidasi oleh ozon jauh lebih besar dibandingkan terhadap hidrolisis. Ozonasi campuran karbofuran-endosulfan dapat meningkatkan laju degradasi insektisida dibandingkan ozonasi secara tunggal, hal ini disebabkan adanya peran hidrolisis campuran karbofuran-endosulfan. Penambahan karbon aktif pada ozonasi campuran karbofuran-endosulfan secara kenetika pengaruh signifikan terhadap laju degradasi reaktanawal dibandingkan peningkatan suhu. namun demikian, karbon aktif berperan pada degradasi lanjut produk antara pendaji produk antara yang lebih sederhana, bersifat polar dan mudah terdegradasi secara ilmiah. Dengan demikian, penambahan karbon aktif pada ozonasi dapat digunakan sebagai proses untuk detoksifikasi karbofuran dan endosulfan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
D905
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nelson Saksono
"Disertasi ini membahas perilaku presipitasi CaCO3 dalam air sadah di bawah pengaruh medan magnet beserta aplikasinya dalam pengolahan air sadah dan pencegahan kerak. Penelitian ini merupakan eksperimen bersifat analitik kuantitatif dan disain konsep bersifat deskriptif. Hasil penelitian membuktikan bahwa magnetisasi air sadah mempengaruhi interaksi hidrat ion dan interaksi ion serta presipitasi CaCO3 baik pada sistem fluida statik maupun dinamik. Magnetisasi larutan CaCO3 dengan sistem fluida dinamik meningkatkan presipitasi CaCO3 dengan sifat deposit yang lebih mudah lepas dari dinding. Hasil tersebut dapat menjadi dasar bagi pengembangan sistem pengolahan air sadah dengan proses magnetisasi yang efektif dalam menurunkan kesadahan dan pencegahan kerak pada air sadah.
CaCO3 precipitation mechanism in hard water under magnetic field and anti-scale magnetic water treatment were comprehensively disccused in this disertation. These are carried out quantitatively by experiment and descriptive conceptual-design research. Results showed that hard water magnetization influences hydrate-ion and inter-ionic interactions as well as CaCO3 precipitation occuring both in static and dynamic fluid systems. Magnetization of CaCO3 solution increases CaCO3 precipitation whose deposit formed is easily removed from wall. The results are expected to become scientific basis for the development of an effective anti-scale magnetic water treatment to reduce the hardness and prevent the scale formation in hard water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
D908
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukirno
"ABSTRAK
Pada riset ini dilakukan studi pembuatan gemuk bio ramah lingkungan, melalui proses saponifikasi-pelarutan-kristalisasi-homogensasi. Minyak-dasar yang digunakan adalah olein sawit yang dimodifikasi, untuk meningkatkan ketahanan oksidasinya. Sebagai pengental adalah sabun logam-12-hidroksistearat. Dari studi ini diketahui bahwa preparasi minyak-dasar, yaitu modifikasi olein sawit menjadi pelumas bio yang memiliki gugus-gugus polar (epoksida -COC, hidroksida -OH, ester -COOC-), sangat penting dalam proses pembuatan gemuk bio. Gugus-gugus tersebut menjadikan gemuk bio memiliki performa pelumasan yang melampaui performa gemuk mineral. Gemuk bio dengan konsistensi NLGI2 (tingkat kekerasan gemuk multiguna) dapat diperoleh pada komposisi sabun 10-15 % dengan dropping point 200 oC untuk gemuk litium dan 110 oC untuk gemuk kalsium. Penggunaan pengomplek Ca-asetat menghasilkan gemuk kalsium kompleks dengan dropping point 300oC pada komposisi sabun total 15% dan rasio mol Ca-asetat/Ca-12-hidroksistearat 5:1. Gemuk bio yang diperoleh dihomogenisasi melalui metode pengadukan (2-pengaduk-turbin yang berputar berlawanan arah).

ABSTRACT
This research studies the manufacturing of eco-friendly biogrease via saponification-dilution?recrystallization-homogenization process. The base oil for the biogrease is prepared by modification of palm olein via esterification-epoxidation-addition process to improve its oxidation stability. The thickening agent for the biogrease is metal-12-hydroxystearate soap. From this study it was found that the preparation of base oil through modification of palm olein into biolubricant containing polar groups (-COC, -OH, -COOC-) is important step in the manufacturing process of biogrease. The biogrease NLGI2 (consistency level of multipurpose grease)) can be obtained when soap composition is 10-15 % with dropping point of 200 oC for lithium biogrease and 110 oC calcium biogrease. The use of acetic acid as complexing agent for the calcium grease can significantly improve its dropping point to 300oC at ratio mol Ca-asetat/Ca-12-hydroxystearate 5:1 with total thickening agent 15%. The biogrease is homogenized by mixing method (2-turbin rotated in the opposite direction)."
Depok: 2011
D1179
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukirno
"ABSTRAK
Pada riset ini dilakukan studi pembuatan gemuk bio ramah lingkungan, melalui proses saponifikasi-pelarutan-kristalisasi-homogensasi. Minyak-dasar yang digunakan adalah olein sawit yang dimodifikasi, untuk meningkatkan ketahanan oksidasinya. Sebagai pengental adalah sabun logam-12-hidroksistearat. Dari studi ini diketahui bahwa preparasi minyak-dasar, yaitu modifikasi olein sawit menjadi pelumas bio yang memiliki gugus-gugus polar (epoksida -COC, hidroksida -OH, ester -COOC-), sangat penting dalam proses pembuatan gemuk bio. Gugus-gugus tersebut menjadikan gemuk bio memiliki performa pelumasan yang melampaui performa gemuk mineral. Gemuk bio dengan konsistensi NLGI2 (tingkat kekerasan gemuk multiguna) dapat diperoleh pada komposisi sabun 10-15 % dengan dropping point 200 oC untuk gemuk litium dan 110 oC untuk gemuk kalsium. Penggunaan pengomplek Ca-asetat menghasilkan gemuk kalsium kompleks dengan dropping point 300oC pada komposisi sabun total 15% dan rasio mol Ca-asetat/Ca-12-hidroksistearat 5:1. Gemuk bio yang diperoleh dihomogenisasi melalui metode pengadukan (2-pengaduk-turbin yang berputar berlawanan arah).

ABSTRACT
This research studies the manufacturing of eco-friendly biogrease via saponification-dilution?recrystallization-homogenization process. The base oil for the biogrease is prepared by modification of palm olein via esterification-epoxidation-addition process to improve its oxidation stability. The thickening agent for the biogrease is metal-12-hydroxystearate soap. From this study it was found that the preparation of base oil through modification of palm olein into biolubricant containing polar groups (-COC, -OH, -COOC-) is important step in the manufacturing process of biogrease. The biogrease NLGI2 (consistency level of multipurpose grease)) can be obtained when soap composition is 10-15 % with dropping point of 200 oC for lithium biogrease and 110 oC calcium biogrease. The use of acetic acid as complexing agent for the calcium grease can significantly improve its dropping point to 300oC at ratio mol Ca-asetat/Ca-12-hydroxystearate 5:1 with total thickening agent 15%. The biogrease is homogenized by mixing method (2-turbin rotated in the opposite direction).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
D1184
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library