Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fauzi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk memproduksi hidrogen secara intensif melalui sistem elektrolisis plasma dalam larutan NaOH menggunakan reaktor kompartemen ganda. Suhu proses pada penelitian ini dijaga 85-90oC, katode berjenis wolfram berdiameter 3 mm, dan anode berupa koil. Proses elektrolisis plasma menjadi alternatif untuk produksi hidrogen dalam memenuhi kebutuhan energi. Proses elektrolisis plasma lebih efektif dan efisien daripada proses elektrolisis Faraday untuk memproduksi hidrogen. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah tegangan listrik 752 dan 801 V, jarak antarkatode 1, 2, dan 3 cm, rekayasa untuk daya yang sama, serta jumlah katode 1, 2, dan 3 katode. Tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan modifikasi penambahan katode ke dalam sistem untuk meningkatkan efektivitas produksi hidrogen. Pengujian yang dilakukan yakni pengukuran konsentrasi hidrogen menggunakan gas kromatografi, pengukuran laju alir gas menggunakan bubble soap flowmeter, dan pengukuran arus menggunakan multimeter. Produksi hidrogen terbaik diperoleh sebesar 15,56 mmol/menit dan konsumsi energi sebesar 4,24 kJ/mmol. Proses elektrolisis plasma pada penelitian ini menunjukkan peningkatan efektivitas proses sebesar 36,43 kali lipat dibandingkan dengan elektrolisis Faraday yakni dalam konsentrasi NaOH 0,05 M, tegangan 801 V, dan menggunakan 3 katode. Semakin banyak katode yang digunakan, maka semakin efektif dan efisien proses elektrolisis plasma untuk memproduksi hidrogen. ......This research is done to produce hydrogen intensively through electrolysis system plasma within the NaOH solution using double compartment reactor. Temperature process in this study is kept 85-90oC, using tungsten cathode with diameter of 3 mm, and the anode in the form of coils. Plasma electrolysis process is an alternative for hydrogen production to fulfill the needs of energy. Plasma electrolysis process is more efficient than electrolysis Faraday process to produce hydrogen. The variation in this study are the electrical voltage 752 and 801 V, the distance between cathodes 1, 2, and 3 cm, engineered to the same power, and the number of cathode are 1, 2, and 3 cathodes. The main purpose of this study is to modify the addition of cathode which is from tungsten material into the system to improve the effectiveness of hydrogen production. Tests which is conducted in this study are the measurement of the hydrogen concentration using gas chromatography, gas flow rate measurement using bubble soap flowmeter and current measurement using a multimeter. The highest hydrogen production obtained is 15,56 mmol/ min with 4,24 kJ / mmol. This experiment can reach up 36,43 times hydrogen production compared to Faraday electrolysis process. The more cathodes are used, the more effective and efficient for producing hydrogen in plasma electrolysis process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zunuraen
Abstrak :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perokson dalam menpenyisihan COD dan TSS dari limbah cair industri tahu. Variasi yang digunakan untuk melakukan uji kinerja perokson ini adalah rasio H2O2/O3, dosis ozon, H2O2, ozonasi dan tanpa pengadukan. Sampel diuji selama 120 menit dengan rentang pengambilan sampel pada menit ke-0, 15, 30, 45, 60, 90, dan 120. Pada penelitian ini digunakan 2 jenis ozonator yaitu ozonator A dan B. Dari penelitian ini didapatkan penyisihan COD paling optimum dengan menggunakan dosis ozon 266 mg/jam sebesar 1177,28 mg/L. Rasio H2O2/O3 yang paling optimum yaitu 0,4 sebesar 1034,28 mg/L dibandingkan dengan ozonasi sebesar 492,8 mg/L dan H2O2 saja sebesar 169,6 mg/L. Penyisihan TSS yang paling optimum didapatkan pada rasio 0,4 dengan dosis ozon 126 mg/L sebesar 433 mg/L dibandingkan dengan ozonasi sebesar 182 mg/L, H2O2 sebesar 104 mg/L dan tanpa pengaduk sebesar 192 mg/L. Dari penelitian ini didapatkan bahwa proses perokson yang paling optimum untuk penyisihan TSS dan COD dengan rasio 0,4.


The aim of this research is to know peroxone performance to removal COD and TSS value of liquid waste in tofu industry. Peroxone process will be compared with samples that rasio of H2O2/O3, dosage of ozone, ozonation, H2O2 injection and treatment with mixing and non mixing. Samples will be test during 120 minutes with withdraw samples range at minutes 0, 15, 30, 45, 60, 90, dan 120. This research using two ozonator. From this research, it was found that COD removal optimum in the dosage of ozone 266 mg/h with consentration 1034.28 mg/L compare with ozonation is 492.8 mg/L and H2O2 alone 169.6 mg/L. Optimum condition to TSS removal with H2O2/O3 0.4 with dosage ozone 126 mg/h as 433 mg/L compare with ozontation as 182 mg/L, H2O2 as 104 mg/L and non-mixing 192 mg/L.  from this research, it was found that peroxone process has optimum to remove TSS and COD from liquid waste in tofu industry.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Mery Devianto
Abstrak :
Aspal alam dari Pulau Buton (asbuton) belum dimanfaatkan secara maksimal hingga saat ini. Salah satu cara pemanfaatannya adalah proses ekstraksi untuk melarutkan padatan karbonat dari asbuton menggunakan larutan asam lemah. Larutan yang digunakan adalah larutan acidic brine water yang dibuat dengan injeksi gas CO2 dalam larutan NaCl. Ekstraksi tersonikasi dilakukan pada berbagai kondisi operasi, yaitu suhu (25 hingga 110oC), tekanan (atmosfer hingga 3 bar), konsentrasi NaCl (0,1 hingga 2 M), laju alir gas CO2 (0,2 hingga 1 liter/menit), dan rasio asbuton-pelarut (0,02 hingga 0,1 g/ml). Seluruh variabel tersebut mempengaruhi jumlah padatan karbonat yang terlarut. Jumlah padatan terlarut yang maksimal diperoleh pada kondisi 90oC, 3 bar, larutan 0,5 M NaCl, laju alir CO2 0,6 l/menit, dan rasio 0,02 g/ml. Produk aspal yang dihasilkan mengandung 50,47% aspal, 24,47% padatan karbonat, dan 25,06% mineral lainnya.
Natural asphalt from Buton Island (asbuton) has not been fully utilized up to now. One way of its utilization was extraction process to dissolve carbonate solids in asbuton using weak acid solution. The solution was acidic brine water solution that made by CO2 injection in NaCl solution. Sonicated extraction was performed at various operating conditions, namely temperature (25 to 110oC), pressure (1 to 3 bar), NaCl concentration (0.1 to 2 M), flow rate of CO2 (0.2 to 1 liter/minute), and asbuton-solvent ratio (0.02 to 0.1 g/ml). All variables affect the amount of dissolved carbonate solids. Maximum of dissolved solids reached at temperature of 90oC, pressure of 3 bar, NaCl concentration of 0.5 M, CO2 flow rate of 0.6 liter/minute, and ratio of 0.02 g/ml. Asphalt product contained 50.47% asphalt, 24.47% carbonate solids, and 25.06% other minerals.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Fahri Wibowo
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk menilai kinerja kombinasi ozon (O3), O3+TiO2, dan O3+UV-Vis dalam mengolah limbah cair fenol dalam bentuk tingkat toksisitas dari limbah sisa yang dihasilkan dengan mengacu pada hasil penelitian dari Gimeno et al tahun 2005. Senyawa antara yang ditinjau adalah katekol, hidrokuinon, dan benzokuinon yang dibuat secara sintetik terhadap biota uji Daphnia magna. Data dianalisis uji ANOVA dilanjutkan uji Probit menggunakan Minitab 14 dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Berdasarkan LC50 24 jam (aliran statis), senyawa hidrokuinon diketahui lebih toksik dikuti dengan benzokuinon > katekol > fenol. Kadar toksisitas setiap limbah sisa meningkat lebih toksik dari senyawa awalnya karena adanya pengaruh senyawa intermediet yang bersifat aditif terhadap fenol. Ditinjau dari nilai toksisitasnya, penyisihan fenol dengan metode ozon+UV/Vis menghasilkan limbah sisa dengan toksisitas paling rendah dibandingkan dengan metode ozon+TiO2 dan metode ozon tunggal. Limbah sisa metode ozon+TiO2 lebih toksik dari metode ozon tunggal hanya pada saat waktu penyisihan 20 menit karena pengaruh konsentrasi fenol dan senyawa antaranya yang lebih tinggi
ABSTRACT
This study was conducted to assess the performance of the combination of ozone (O3), O3+TiO2, and O3+UV-Vis in phenol wastewater treatment. The form of phenol residual waste is generated by referring to the results of Gimeno et al, 2005. The intermediate compounds are catechol, hydroquinone, and benzoquinone made synthetically to tested with Daphnia magna as bioassay. Data were analyzed by ANOVA followed by Probit Analisys using Minitab 14 with a significance level α = 0.05. Based on a 24-hour LC50 (static flow), the most toxic compounds known is hydroquinone followed by benzokuinon> catechol> phenol. The effluent toxicity levels increased than initial compounds because of the influence of intermediate compounds that are additive to the phenol. Based on the value of Toxicant Unit (TU), the effluent of O3+UV-Vis method is less toxic than O3+TiO2method and followed by single ozone method. Effluent from O3+TiO2 method slightly more toxic than the single ozone method only at 20 minutes due to the influence of the higher phenol and intermediate compounds concentrations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Eka
Abstrak :
Analisa pelumas adalah bagian dari kegiatan pemeliharaan prediktif yang dilakukan secara rutin pada banyak industry karena lebih efektif dan efisien untuk mencegah kemungkinan kerusakan lebih dini dan pemborosan dalam biaya pemeliharaan. Sehingga pada Penelitian ini dikembangkan prototype sensor berbasis near infra red untuk menganalisa sisa umur pelumas. Sensor mendeteksi gugus N-H pada bilangan gelombang 9000-10000 cm-1 yang merupakan hasil dari proses degradasi pelumas. Hasil penelitian menunjukkan sensor near infra read dapat mendeteksi perubahan sisa umur pelumas dan menunjukkan kecenderungan yang sama dengan p.
Lubricant analysis is part of routine predictive maintenance in many industry because more effective and efficient to avoid possible engine failure and unnecessary cost. So in this research was developed a prototype near infra red sensor to analysis remaining useful lubricant life. This sensor detected N-H spectrum at 9000-10000 cm-1 where is lubricant degraded. The result was shown near infra red detected the change of remaining useful lubricant life and shown similar trend with the change of lubricant viscosity, lubricant acidity (Total Acid Number), and FTIR spectrum.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25867
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Talitha Zagita
Abstrak :
ABSTRAK Kesuburan tanah menjadi suatu hal yang harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Salah satu unsur hara yang paling penting adalah Nitrogen (N). Ketersediaan unsur nitrogen di bumi sangatlah melimpah dimana kandungannya mencapai 78% dalam wujud gas, namun belum bisa langsung dimanfaatkan karena sulit untuk memecah ikatan N2 menjadi nitrogen sederhana. Elektrolisis plasma udara (EPU) merupakan teknologi yang sangat efektif dalam menghasilkan senyawa radikal yang dapat membentuk senyawa nitrat dan memiliki kinerja yang lebih baik, ramah lingkungan, dan mudah diaplikasi dalam skala kecil. Penelitian ini menggunakan dua elektrolit yaitu K2SO4 dan elektrolit campuran antara K2HPO4 dan K2SO4. Selanjutnya diujikan pada tanaman cabai, tomat, dan sawi untuk melihat kinjera pupuk. Konsentrasi pupuk Nitrat yang dihasilkan divariasikan pada 100, 200, dan 300 ppm. Proses ini dilakukan pada kondisi operasi daya 700 watt dengan laju alir udara 0,8 L/min. Konsentrasi nitrat yang terbentuk diuji secara kuantitatif menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin tinggi tegangan proses yang digunakan untuk mencapai daya tertentu, maka sintesis nitrat akan semakin tinggi. Nitrat tertinggi yang terbentuk adalah 2213 ppm pada larutan elektrolit campuran 0,01 M K2SO4 dengan 0,01 M K2HPO4 pada daya 700 watt, laju alir udara 0,8 lpm, kedalaman anoda 1,5 cm, selama 30 menit proses. Pemberian pupuk cair nitrat dengan metode EPU ini menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan tanpa pupuk maupun dengan pupuk komersial (KNO3). Dari ketiga tanaman yang diteliti, tanaman cabai menunjukkan persentasi peningkatan tertinggi untuk penambahan pupuk cair nitrat dengan metode EPU. Dosis optimum setiap tanamannya adalah tanaman cabai 100 ppm, tomat 200 ppm, dan tanaman sawi hijau 200 ppm.
Depok: Teknik Kimia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yazidie Rizqi Isnaindi
Abstrak :
ABSTRACT
Masa simpan tahu yang pendek karena kerusakan oleh bakteri membutuhkan solusi selainformaldehida yang membahayakan manusia. Ozon berfungsi sebagai disinfektan yang tidakmembahayakan manusia. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah metode es itu teroksigenasi dapat mensterilkan bakteri dan memperpanjang masa manfaat tahu. Di Penelitian ini juga akan melihat efek dari dosis ozon, perawatan pengawetan, dan durasi kontak dengan kualitas tahu. Dalam penelitian ini tahu dipertahankan untuk memperpanjang nyawa yang bermanfaat. Tahu diozonasi menggunakan es ozon dengan dosis ozon 0,15 mg / L; 0,20 mg / L; dan 0,25 mg / L, diozonasi dalam wadah terbuka dan tertutup di hadapan drainer dan tidak, serta diozonasi selama 2 jam dan 5 jam. Kemudian sampel disimpan selama 7 hari untuk melihat perkembangan karakteristiknya. Masa tahu yang bermanfaat berhasil diperpanjang selama 3 hari dengan ozonasi tahu dengan 0,25 es ozon mg / L dalam wadah tertutup dengan penutup, dengan ozonasi selama 5 jam. Kemudian sampel disimpan dalam lemari es pada suhu 5 ° C. Ozonasi telah berhasil mengurangi bakteri E. coli hingga 99,8%, mempertahankan kandu ngan protein 13,64% b / b.
.ABSTRACT
Short shelf life of tofu because of damage by bacteria requires a solution other than formaldehyde that is harmful to humans. Ozone functions as a disinfectant that does not harm humans. This research was conducted to see whether the oxygenated oxygen method can sterilize bacteria and extend the useful life of tofu. In This study will also look at the effects of ozone doses, preservation treatments, and duration of contact with tofu quality. In this study tofu is maintained to extend useful lives. Tofu diozonated using ozone ice with an ozone dose of 0.15 mg / L; 0.20 mg / L; and 0.25 mg / L, oozonated in an open and closed container in the presence of the drainer and not, as well as oozonated for 2 hours and 5 hours. Then the sample is stored for 7 days to see the development of its characteristics. The useful tofu period was successfully extended for 3 days by tofu ozonation with 0.25 mg ozone ice / L in a closed container with a lid, with ozonation for 5 hours. Then the samples were stored in a refrigerator at 5 ° C. Ozonation has succeeded in reducing E. coli bacteria up to 99.8%, maintaining protein with 13.64% w / w.
2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riedo Devara Yusharyahya
Abstrak :
Batik merupakan kebudayaan khas bangsa Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO. Hal tersebut mendongkrak popularitas batik, meningkatkan produksi, sekaligus limbah yang dihasilkan, dimana limbah tersebut kerap dibuang ke lingkungan. Hal ini menjadi masalah dikarenakan limbah pewarna batik mengandung sifat toksik dan melanggar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 5 Tahun 2014. Oleh sebab itu, diusulkan metode elektrolisis plasma sebagai salah satu alternatif terbukti dan terpercaya untuk mendegradasi limbah. Hasil degradasi limbah pewarna batik oleh elektrolisis plasma telah dibuktikan oleh penelitian sebelumnya dapat menghasilkan senyawa intermediet berbasis nitrogen, serta nitrat, yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk nitrogen. Penelitian dilakukan dengan membangkitkan plasma dengan katoda stainless steel dan anoda tungsten yang tercelup sedalam 2 cm di larutan K2SO4 0,02 M dan pewarna remazol red 200 mg/L dalam reaktor sirkulasi internal dengan pompa diafragma yang memiliki volum 3 L. Dilakukan uji karakterisasi arus-tegangan dengan variasi tegangan dan laju injeksi udara, uji degradasi zat pewarna dengan variasi daya dan laju injeksi udara, dan uji pupuk pada tanaman. Eksperimen pada kondisi operasi optimal pada 600-Watt dan laju injeksi udara 1,2 liter/menit dalam 90 menit menghasilkan persentase degradasi mencapai 99,73% dengan konsumsi energi spesifik 5232,523 kJ/mmol yang menyisakan konsentrasi Remazol Red sebesar 0,36 mg/L, COD sebesar 3,7 mg/L dan senyawa intermediet berupa nitrogen organik. Ditambah lagi, didapatkan konsentrasi nitrat sebesar 856 mg/L dengan konsumsi energi spesifik 78 kJ/mmol. Efektivitas pupuk dibuktikan dari penanaman tomat menggunakan pupuk yang dihasilkan dan dicatat pertumbuhan tanaman tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aldrich Prabowo
Abstrak :
Modifikasi pada metode injeksi udara diperlukan untuk meningkatkan kinerja teknologi elektrolisis plasma guna memperbesar intensitas dan reaktivitas dari spesi yang bereaksi, khususnya radikal hidroksil, yang mengoksidasi senyawa-senyawa organik dalam limbah cair. Dengan pertimbangan untuk memperoleh kondisi elektrolisis plasma tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya, laju injeksi udara, dan deposit oksida logam terhadap degradasi Remazol Red dengan metode injeksi udara di katoda. Metode ini akan dilakukan pada reaktor batch menggunakan variasi daya 400 W, 500 W, dan 600 W, variasi laju injeksi udara 0.6 Lpm, 0.8 Lpm, 1 Lpm, 1.2 Lpm, dan 1.5 Lpm, serta pengaruh terbentuknya lapisan deposit oksida logam pada ujung anoda. Pada penelitian ini, diperoleh laju injeksi udara yang menghasilkan tingkat degradasi optimum adalah 1 Lpm dan variasi daya yang optimum untuk laju injeksi tersebut adalah 600 W. Persentase degradasi optimum Remazol Red mencapai 99,87 %, sementara degradasi Pt-Co sebesar 96,32 %, dan COD sebesar 79,74 % pada konsentrasi awal limbah 200 ppm dan FeSO4 20 ppm. Produk samping yang didapat berupa amonia sebesar 0,184 mmol dan nitrat sebesar 1,506 mmol. ......Modification on the air injection method is needed to improve the performance of plasma electrolysis technology to increase the intensity and reactivity of reacting species, especially hydroxyl radicals, which oxidize organic compounds in liquid waste. With consideration of obtaining plasma electrolysis conditions, this research aims to determine the effect of power, air injection rate, and metal oxide deposit on the degradation of Remazol Red using cathode air injection. This method will be carried out in a batch reactor using power variations of 400 W, 500 W, and 600 W, air injection rate variations of 0.6 Lpm, 0.8 Lpm, 1 Lpm, 1.2 Lpm, and 1.5 Lpm, as well as the effect of metal oxide deposit formation. In this research, the air injection rate that produced the optimum degradation rate was 1 Lpm and the optimum power variation for this injection rate was 600 W. The optimum degradation percentage for Remazol Red reached 99.87%, while Pt-Co degradation was 96.32%., and COD of 79.74% at an initial waste concentration of 200 ppm and FeSO4 20 ppm. The by-products obtained were 0.184 mmol of ammonia and 1.506 mmol of nitrate
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldela Verlinika Devani
Abstrak :
Limbah fenol merupakan limbah berbahaya dan sulit terdegradasi yang ditemukan di berbagai industri, seperti petrokimia, tekstil, dan lainnya. Pada penelitian ini, limbah fenol akan didegradasi menggunakan metode elektrolisis plasma injeksi udara dengan katoda sebagai injektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh laju alir udara dan tegangan untuk mendapatkan kondisi optimum elektrolisis plasma. Selain itu, dilakukan penambahan zat warna Remazol Red dalam larutan fenol untuk mengetahui kinerja elektrolisis plasma dalam mendegradasi limbah campuran. Parameter efektivitas proses degradasi limbah fenol akan ditinjau berdasarkan energi pembentukan plasma, persentase degradasi limbah fenol, dan erosi anoda. Penelitian dilakukan dengan reaktor 1,2 L menggunakan variasi laju injeksi udara 0 L/min; 0,2 L/min; 0,3 L/min, dan 0,4 L/min serta variasi tegangan 550 V, 600 V, dan 650 V dengan larutan elektrolit K2SO4 0,02 M. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa penambahan zat pewarna Remazol Red tidak menurunkan persentase degradasi limbah fenol. Penambahan laju alir injeksi udara hingga titik optimum (0,3 L/min) dapat meningkatkan persentase degradasi limbah fenol. Tegangan optimum pada penelitian ini adalah 550 V. Tegangan lebih tinggi akan meningkatkan persentase degradasi limbah fenol dan erosi anoda. Hasil degradasi fenol pada kondisi optimum mencapai 99,88% dengan erosi anoda 0,02 g dan penurunan kadar COD mencapai 80,38% pada konsentrasi awal limbah fenol 100 ppm dan FeSO4 20 ppm. Produksi senyawa samping yang didapat berupa nitrat sebesar 5,958 mmol dan amonia sebesar 0,529 mmol.  ......Phenol waste is a dangerous and difficult to degrade waste that is found in various industries, such as petrochemical, textile, and others. In this research, phenol waste will be degraded using the air injection plasma electrolysis method with the cathode as the injector. This research aims to examine the influence of air flow rate and voltage to obtain optimum conditions for plasma electrolysis. In addition, Remazol Red dye was added to the phenol solution to determine the performance of plasma electrolysis in degrading mixed waste. The effectiveness parameters of the phenol waste degradation process will be reviewed based on plasma formation energy, percentage of phenol waste degradation, and anode erosion. The research was carried out with a 1,2 L reactor using varying air injection rates of 0 L/min; 0,2 L/min; 0,3 L/min, and 0,4 L/min and voltage variations of 550 V, 600 V, and 650 V with 0,02 M K2SO4 electrolyte solution. Based on research, it is known that the addition of Remazol Red dye does not reduce the percentage of waste degradation phenol. Increasing the air injection flow rate to the optimum point (0,3 L/min) can increase the percentage of phenol waste degradation. The optimum voltage in this study was 550 V. A higher voltage will increase the percentage of phenol waste degradation, but will increase anode erosion. The results of phenol degradation under optimum conditions reached 99,88% with anode erosion of 0.02 g and the reduction in COD levels reached 80,38% at an initial phenol waste concentration of 100 ppm and FeSO4 20 ppm. The side compound production obtained was nitrate of 5,958 mmol and ammonia of 0,529 mmol.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>