Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Nanda Kartika Ayu
"
ABSTRAKKajian ini menganalisis alasan PT. Salim Ivomas Pratama keluar dari keanggotaan roundtable on sustainable palm oil (RSPO). Dengan menggunakan teori Transnational Private Governance yang diamati dengan menggunakan sistem non-state market driven (NSMD), kajian ini menunjukan bahwa sistem NSMD memiliki dua logika yakni logika keberterimaan dan logika konsekuensi dalam mendapatkan legitimasi TPG ke aktor non-negara. Sistem NSMD menjelaskan bahwa perusahaan akan memutuskan untuk bergabung pada TPG jika kedua logika tersebut dapat dipenuhi oleh TPG. Analisis kajian ini menunjukkan kurang optimalnya logika konsekuensi yang berhubungan dengan perhitungan strategis dan logika keberterimaan berhubungan dengan norma yang diterima oleh PT. SIMP pada keanggotaan RSPO sebagai TPG. Dengan demikian, alasan keluarnya PT. SIMP merupakan sebuah ketidakefektifan dari TPG sebagai sistem yang mengatur hubungan antar aktor non-negara.
ABSTRACTThis study analyzes the reason PT. Salim Ivomas Pratama left the roundtable on sustainable palm oil (RSPO) membership. Using the theory of Transnational Private Governance observed through the NSMD non-state market driven system (NSMD), this study shows that the NSMD system has two logics: the logic of acceptance and the logic of consequences in obtaining TPG legitimacy to non-state actors. The NSMD system explains that the company will decide to join the TPG if both logic can be fulfilled by the TPG. Analysis of this study shows how the suboptimal logic of consequences related to strategic calculations and the logic of acceptability relate to norms accepted by PT SIMP on RSPO membership as a TPG. Thus, the reason for PT. SIMP withdrawal is an ineffectiveness of the TPG as a system that regulates relations between non-state actors."
2020
T55410
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Aloysius Anandyo Pambudi
"Melalui 2 tahap seleksi, yakni psikologis-kognitif dengan indikator critical dimension dan pilihan rasional, pendekatan poliheuristic memberikan alat untuk menjelaskan proses pembentukan kebijakan luar negeri suatu negara secara komprehensif. Indonesia pada tahun 2018-2019 mengusung tema ekonomi kreatif pada saat menjabat sebagai ketua MIKTA, terlepas dari rendahnya signifikansi ekonomi kreatif bagi Indonesia maupun negara-negara anggota MIKTA lainnya. Penelitian ini kemudian hadir untuk melakukan analisis dan memberikan penjelasan mengenai proses pembentukan kebijakan luar negeri Indonesia dalam pengusungan tema ekonomi kreatif pada kepemimpinan MIKTA tahun 2018-2019. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis motif, alasan, dan kepentingan dari masing-masing aktor yang terlibat dan melatarbelakangi proses pembentukan kebijakan luar negeri tersebut. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan cara studi pustaka, untuk mengidentifikasi kepentingan masing-masing aktor negara maupun non negara dan proses yang terjadi dalam perumusan kebijakan luar negeri Indonesia, dan kemudian menjelaskan motif, alasan, dan kepentingan Indonesia pada pewacanaan tema ekonomi kreatif di MIKTA periode 2018-2019. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa tema ekonomi kreatif diwacanakan dalam MIKTA oleh Indonesia mengingat adanya preferensi politik untuk mengusung ekonomi kreatif yang ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kementerian Perdagangan Indonesia, dan Badan Ekonomi Kreatif. Selain itu terdapat kepentingan jangka panjang dari aktor non-negara pada sektor ekonomi kreatif untuk mendapatkan dukungan investasi dan permodalan serta menjadikan ekonomi kreatif sebagai pilar pembangunan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia.
Through 2 stages of selection, namely psychological-cognitive with critical dimension indicator and rational choices, the polyheuristic approach provides a tool to comprehensively explain the process of formulation a country's foreign policy. In 2018-2019, Indonesia promotes the theme of creative economy when served as chairman of MIKTA, despite the low significance of the creative economy for Indonesia and other MIKTA member countries. This research present to conduct an analysis and provide an explanation regarding the process of forming Indonesia's foreign policy in promoting the theme of creative economy in the 2018-2019 MIKTA leadership. This study also aims to analyze the motives, reasons, and interests of each actor who is involved in the process of forming foreign policy. This study uses qualitative methods by way of literature study, to identify the interests of each state and non-state actor and the processes that occur in the formulation of Indonesian foreign policy, and then explains Indonesia's motives, reasons, and interests in the creative economy theme discourse at MIKTA in the period 2018-2019. Through this research, it was found that the theme of creative economy was promoted in MIKTA by Indonesia given the political preference for promoting the creative economy which was emphasized by President Joko Widodo, the Indonesian Ministry of Foreign Affairs, the Indonesian Ministry of Trade, and the Creative Economy Agency. In addition, there is a long-term interest from non-state actors in the creative economy sector to obtain investment and capital support and make the creative economy a pillar of sustainable economic development for Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Tambunan, Samuel Marulam Kristian
"Urbanisasi dan percepatan globalisasi ekonomi menghasilkan fenomena pemusatan kapital dan jasa di beberapa kota yang disebut sebagai kota global. Kota-kota ini memegang peranan penting dalam sistem internasional karena membentuk jejaring yang menjadi lokasi kunci pemasaran, produksi, dan komando perusahaan finansial dan jasa global. Penelitian ini berusaha melihat pola relasi jejaring kota global di Asia Tenggara. Analisis jejaring berupa perhitungan konektivitas berdasarkan tiga sektor ekonomi utama digunakan sebagai metode penelitian. Ditemukan hirarki yang memiliki tiga tingkatan berdasarkan jumlah fungsi internasional yang dimiliki kota. Penelitian ini menunjukkan bagaimana jejaring kota global dapat menggambarkan persebaran interaksi perusahaan global, sesuai dengan kritik terhadap neoliberalisme.
Urbanization and economic globalization have accumulated service and capital markets in global cities. These cities play important role in the international system since they became key location for production, market, and command functions of global financial and specialized service industries. This research attempts to see relations formed in global city network in Southeast Asia. Network analysis of connectivity calculation is used to analyse the city networks. Three-degree hierarchical structure was found based on the number of international function each city held. This research demonstrates that global city networks illustrate the distribution of global firms’ interaction,"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library