Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Botutihe, Sukma Nurilawati
"Dalam upaya menangani perilaku yang tidak diharapkan dari anak, perlu dilakukan perubahan perilaku. Perubahan tersebut akan menjadi efektif dengan adanya kontrol dan keterlibatan orang tua. Oleh karena itu orang tua perlu diberikan pelatihan dalam mengupayakan teknik modifikasi perilaku pada anak (Schaefer & Briesmeister, 1989). Untuk itu disusun program intervensi yang diawali dengan pelatihan pada ibu Dj (ibu kandung), sehingga ibu Dj dapat menerima kondisi O dan kemudian menerapkan pengetahuan dan keterampilan melakukan modifikasi perilaku terhadap O. Program intervensi dengan teknik modifikasi perilaku melalui pemberian token ekonomi ini ditujukan untuk perubahan perilaku belajar O. O adalah seorang anak penyandang low vision yang berusia 7 tahun 9 bulan. Keberhasilan intervensi yang ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku belajar O, sangat dipengaruhi oleh penerimaan ibu Dj terhadap kondisi O."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarmidi
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T38106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristin Setyorini Suyanto
2007
T38208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ocky Jhon Gumilang Hidayat
"ABSTRAK
Perilaku inovatif merupakan hal yang penting untuk memastikan sebuah institusi dapat berjalan dengan efektif. Penelitian ini akan berfokus pada perilaku inovatif guru yang merupakan garda terdepan dalam institusi pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah kreativitas dan teachers self-efficacy dapat memprediksi perilaku inovatif guru. Instrumen yang digunakan adalah Innovative Work Behavior untuk mengukur perilaku inovatif guru, Runco Ideational untuk mengukur kreativitas, dan Teacher Self Efficacy Scale untuk mengukur efikasi diri guru. Penelitian ini melibatkan 230 guru sekolah dasar di daerah Bogor, Depok, dan Jakarta. Analisis data menggunakan metode regresi berganda. Penelitian ini menemukan hanya kreativitas dapat memprediksi seluruh dimensi perilaku inovatif guru.
Perilaku inovatif merupakan hal yang penting untuk memastikan sebuah institusi dapat berjalan dengan efektif. Penelitian ini akan berfokus pada perilaku inovatif guru yang merupakan garda terdepan dalam institusi pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah kreativitas dan teachers self-efficacy dapat memprediksi perilaku inovatif guru. Instrumen yang digunakan adalah Innovative Work Behavior untuk mengukur perilaku inovatif guru, Runco Ideational Behavior Scale untuk mengukur kreativitas, dan Teacher Self Efficacy Scale untuk mengukur efikasi diri guru. Penelitian ini melibatkan 230 guru sekolah dasar di daerah Bogor, Depok, dan Jakarta. Analisis data menggunakan metode regresi berganda. Penelitian ini menemukan hanya kreativitas dapat memprediksi seluruh dimensi perilaku inovatif guru.

ABSTRACT
Innovative behavior is an important thing to ensure that an institution continues to run effectively. In this case, teachers also have an important role, considering that teachers pose as the front guard in educational institutions. This study was conducted to examine whether the variables of creativity and teachers self-efficacy predict the teachers innovative behavior. This study uses the IWB instrument to measure the innovative behavior of teachers, RIBS to measure creativity, and TSES to measure teachers self-efficacy. This study involved 230 elementary school teachers in the Bogor, Depok, and Jakarta areas which were analyzed by multiple regression methods. This study found that only creativity significantly predicts all dimensions of teachers innovative behavior.
"
Lengkap +
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Aswati
"Penelitian ini berawal dari mengapa saat ini banyak terjadi kehamilan yang belum diharapkan di kalangan remaja. Kemudian ditunjang dengan buku para pakar yang mengetengahkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan di kalangan remaja bahwa, banyak remaja sudah berani melakukan perbuatan seksual. Hal ini disebabkan antara lain: tersedianya berbagai media cetak dan media elektronik yang dapat menimbulkan rangsangan seksual remaja.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan sikap terhadap perilaku tersebut antara lain, keadaan remaja yang karena mulai berfungsinya hormon seksual menyebabkan keingintahuan tentang seks meningkat, sedangkan sebagian orangtua bersikap kurang terbuka dan membuat jarak kepada anak dalam masalah seksual. Sarwono (1991) menyatakan behwa perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang timbul akibat dorongan seksual yang muncil.
Lebih lanjut penelitian Fox dan Inayu dalam penelitiannya yang dikutip oleh Sarwono (1991) menyatakan bahwa (a) Makin sering terjadi percakapan seks antara ibu dan anak, tingkah laku seksual anak makin bertanggung jawab, (b) Makin awal komunikasi itu dilakukan fungsi pencegahannya makin nyata, (c) Tetapi jika komunikasi itu dilakukan setelah hubungan terjadi maka komunikasi itu justru mendorong lebih sering dilakukannya hubungan seks. Meskipun demikian pengaruh positif itu tetap ada yaitu hubungan seks yang terjadi tidak sampai menimbulkan kehamilan yang tidak diharapkan.
Lebih lanjut Zelnik dan Kim dalam Sarwono (1991) jugs menyatakan bahwa remaja yang telah mendapat pendidikan seks jarang melakukan hubungan seks, tetapi mereka yang belum pernah mendapat pendidikan seks cenderung lebih banyak mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki.
Zakiah Daradjat (1976) mengemukakan pendidikan agama yang ditarapkan sejak kecil pada anak melalui pembiasaan-pembiasaan akan meresap dalam sanubari anak dan akan dibawa sampai dewasa. Pemahaman agama yang benar ini akan dapat menangkal perubahan-perubahan nilai-nilai seksual dalam masyarakat.
Penelitian ini mengambil 3 faktor yang diduga menjadi penyebab sikap remaja terhadap perilaku seksual yaitu pendidikan seks oleh orangtua, pola asuh orangtua dan pendidikan agama dari orangtua.
Melalui kajian teoritis tentang sikap remaja terhadap perilaku seksual diajukan empat hipotesis untuk diuji kebenarannya. Penelitian ini dilakukan dengan responden sebanyak 295 orang yang diambil secara acak. Hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Tiga hipotesis ditolak dan satu hipotesis diterima. Hipotesis yang ditolak adalah hipotesis satu, dua., dan empat, sedangkan hipotesis yang diterima adalah hipotesis ketiga.
Dengan demikian terungkaplah hasil penelitian sebagai berikut:
- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan seks dari orangtua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orangtua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
- Terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara pendidikan agama dari orang tua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
- Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan seks, pola asuh, pendidikan agama dari orangtua dengan sikap remaja terhadap perilaku seksual.
Untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini perlu memperhitungkan variabel lain yang diduga barpengaruh antara lain, pengaruh media cetak dan elektronik. Begitu Pula dalam menentukan sampel hendaknya dibedakan tempat tinggal, perbedaan jenis kelamin serta usia. Selain itu pendidikan seks perlu diberikan di sekolah. Bagi orangtua hendaknya menjaga hubungan dengan anak remajanya agar tetap hangat dan mengontrol secara bijaksana."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Putri Hapshari
"Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kedekatan dengan alam dan kecerdasan emosional saling berhubungan dengan kebahagiaan. Hanya saja, belum ada penelitian lanjutan yang meneliti tentang bagaimana sesungguhnya hubungan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk melihat peran kecerdasan emosional sebagai variabel moderator dalam hubungan antara kedekatan dengan alam dan kebahagiaan hidup. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain korelasional yang melibatkan 228 responden dewasa muda. Hasil yang di dapat menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dapat memoderatori hubungan antara kedekatan dengan alam dan kebahagiaan hidup pada dewasa muda. Secara spesifik penelitian ini membuktikan bahwa individu dengan tingkat kedekatan alam yang tinggi akan memiliki kebahagiaan hidup yang tinggi pula jika memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.

Previous research has shown that nature relatedness and emotional intelligence are both related with happiness. However, there has been no further research that examines how the relationship really is. Therefore, this study was conducted with the aim of looking at the role of emotional intelligence as a moderating variable in the relationship between nature relatedness and happiness. This research is a correlational research design involving 228 young adult respondents. The results shows that emotional intelligence can moderate the relationship between nature relatedness and happiness in young adults. Specifically this research proves that a person with a high level of natural relatedness will have a high happiness in life if they have a high level of emotional intelligence."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helliyani Esterina Hakh
"Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan trait kepribadian The Big Five Factor dengan kematangan karir di SMA. Dalam penelitian ini, kematangan karir diukur menggunakan CDI (Career Developmental Inventory) dikembangkan oleh Super & Thompson (1979) yang telah diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti. Trait kepribadian diukur menggunakan Short form for the IPIP-NEO (International Personality Item Pool Representation of The NEO PI-R) yang telah diadaptasi oleh Safitri (2007), kemudian dimodifikasi oleh Amalia (2008), dan dimodifikasi kembali oleh peneliti. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Partisipan penelitian ini adalah 267 siswa SMA kelas XI. Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik analisis korelasi berganda pada SPSS 17.0. Nilai F diperoleh sebesar 13,134 (p<.000) dan nilai R sebesar .453 yang berarti bahwa variabel trait kepribadian The Big Five Factor secara bersama-sama berhubungan dengan Kematangan Karir pada siswa SMA. Disamping itu juga ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara trait extraversion dengan kematangan karir siswa SMA.
The purpose of this research was to know the correlation between personality trait, The Big Five Factor and career maturity in high school student. In this research, survey of career maturity using CDI (Career Developmental Inventory) developed by Super and Thompson (1979), which adapted and modificated by researcher. Survey of personality traits using Short form for the IPIP-NEO (International Personality Item Pool Representation of The NEO PI-R), adapted by Safitri (2007), modificated by Amalia (2008), and re-modificated by researcher. This research is ex-post facto research and using questionnaire as a data collect tool. The participant in this research was 267 2nf grader high school student. The data was analized by multiple correlation technique on SPSS 17.0. The result shown that there were significant correlation between personality trait, The Big Five Factor and Career Maturity in high school student with F value shown as 13,134 (p <.000) and with R value (coefficient correlation) .4S3. Significant relationships have also been obtained between extraversion and career maturity in high school student."
Lengkap +
2010
S3653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Merary
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan strategi metakognitif dalam menulis pada siswa Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif (think aloud) dan metode kuantitatif (non-paramelric lesi). Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 27 orang yang terdiri dari 14 orang perempuan dan 13 orang laki-laki. Penelitian dilakukan dengan meminta partisipan membuat sebuah karangan dan menyuarakan segala sesuatu yang muncul dalam pikirannya selama menulis. Tema karangan sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis strategi metakognitif yang digunakan selama menulis bersuara yaitu: memilih kata yang tepat (translating), membaca ulang kalimat/paragraf tanpa melakukan perbaikan/revisi (reading), dan membaca ulang kalimat/paragraf dengan melakukan perbaikan/revisi (ediling). Temuan lainnya menunjukkan bahwa partisipan juga menggunakan strategi menyebutkan ulang kata/frasa tanpa melakukan perbaikan dan bertanya pada diri sendiri.
This study aims to examine the using of metacognitive strategies in writing among Junior High School students. This study uses qualitative method (with think aloud) and quantitative method (with non-parametric test). The participants in this study are 27 students of Junior High School consist of 14 female and 13 male. This study done by asking the participants to compose an essay and say aloud what they are thinking about the essay during composing. The topic had been determined by the researcher. This study indicate that there are three types of metacognitive strategies that used during composing namely: fmding the accurate words (translating), saying frequently the clauses or paragraphs without correction (reading), and reading frequently the clauses or paragraphs with correction (editing). The other results indicate that participant also use other strategies namely saying frequently the phrases or words without correction and asking himself/herself."
Lengkap +
2010
S3674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nendra Yelena Sarina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres akademis dengan psychological well being pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 122 mahasiswa tingkat pertama berusia 17-20 yang sedang menempuh semester dua di Universitas Indonesia. Pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff?s Psychological Well- Being Scale (1995) yang telah diadaptasi oleh Yorike dan rekan-rekan payung penelitian psychological well-being tahun 2011. Pengukuran stres akademis menggunakan alat ukur Student-Life Stress Inventory yang dikembangkan oleh Gadzella (1994) dan telah diadaptasikan ke dalam konteks bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment, diperoleh hubungan yang negatif dan signifikan antara stres akademis dan psychological well -being pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Semakin tinggi skor stres akademis yang dimiliki maka semakin tinggi skor psychological wellbeing, begitu pula sebaliknya.

The objective of this research is to find the corelation between academic stress and psychological well-being among first-year college students in Universitas Indonesia . The participant for this research were 122 students aged 17-20 whose studied at the second term in Universitas Indonesia. Psychological well-being was measured with Ryff?s Psychological well-being Scale (1995) which was constructed by Carol D. Ryff and had been adapted to Indonesian context by Yorike and colleagues in 2011. Academic stress was measured with Student-Life Stress Inventory which constructed by Gadzella and had been adapted to Indonesian context. The coefficient of Pearson Product Moment correlation showed that there is negative and significant correlation between psychological well being and academic stress among first-year college students in Universitas Indonesia. The more academic stress suffered by first-year college students, the lower score of psychological well being they have and vice versa."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>