Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tamara Adjani
Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk melihat apakah kehadiran audiens fisik dan virtual saat melakukan tugas yang mudah mempengaruhi performa individu. Partisipan terdiri dari 30 mahasiswa yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik convenience sampling dan dibagi menjadi tiga kondisi yaitu kondisi tidak ada audiens, kondisi audiens dalam satu ruangan, dan kondisi audiens virtual. Setiap kondisi terdiri dari sepuluh peserta. Peserta diminta untuk membalik dengan benar sebanyak mungkin huruf di tabel dalam waktu dua menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta dalam kondisi audiens fisik dan virtual merasa lebih teramati daripada peserta tanpa audiens. Namun demikian, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pengamatan peserta terhadap kondisi fisik dan virtual saat mengerjakan tugas. Selain itu, hasil yang diharapkan peserta untuk melihat perbedaan kinerja peserta dalam kedua kondisi audiens menjadi lebih baik dan melihat fasilitasi sosial yang tidak ditemukan dalam penelitian ini. Saran untuk penelitian selanjutnya diulas lebih lanjut. ......The study aims to see if the presence of the audience, both physical and virtual while doing an easy task impacts individual performance. Participants included 30 university students recruited using the convenience sampling technique and divided into three conditions, namely no audience condition, physical audience condition, and virtual audience condition. Each condition consists of ten participants. Participants were asked to perform a letter inversion task within two minutes. The results showed that participants in both physical and virtual audience conditions felt more observed than participants in the no audience condition. However, there was no significant difference in how observed the participants feel between the physical and virtual conditions while doing the task. Moreover, the expected results of a difference in participants’ performance in the audience conditions as a function of social facilitation was not found in this study. Suggestions for future research are further discussed.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utari Dwi Zaharani
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini melihat efek dari ekspektasi audiens terhadap kinerja individu saat mereka diawasi oleh audiens. Individu yang menerima ekspektasi rendah dari audiens diperkirakan menunjukkan performa yang lebih baik dari individu yang menerima ekspektasi tinggi dari audiens maupun dari individu yang melakukan tugas tanpa kehadiran audiens. Selain itu, penelitian ini juga memprediksi bahwa partisipan yang melakukan tugas pada kondisi sendirian akan menunjukan kinerja yang lebih baik dibandingkan partisipan yang diawasi oleh audiens dengan ekspektasi tinggi. Untuk menguji hipotesa ini, 30 partisipan mengikuti eksperimen di mana mereka diminta mengerjakan dua sesi tes anagram Bahasa Inggris. Dalam penelitian ini, kehadiran audiens digantikan dengan keberadaan kamera video. Hasil penelitian ini mendukung sebagian dari hipotesis. Individu dalam kondisi ekspektasi audiens yang rendah menunjukkan kinerja lebih baik daripada individu dalam kondisi sendiri. Namun, tidak ada perbedaan kinerja yang berarti antara partisipan dalam kondisi ekspektasi rendah dan ekspektasi tinggi, maupun antara partisipan dalam kondisi sendiri dan ekspektasi tinggi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kehadiran audiens dapat mendorong seseorang untuk berkinerja lebih baik, dan adanya tambahan ekspektasi yang rendah dari audiens dapat mendorong orang tersebut untuk melakukan tugas dengan lebih unggul lagi.
ABSTRACT
The present study addresses the effect of audience expectation on individual performance while being observed by an aware audience. It was proposed that individuals in low expectation condition will perform better than those in high expectation and alone conditions. In addition, the current study hypothesised that participants in alone condition would perform better than those in high expectation condition. To test the hypothesis, 30 participants participated in an experiment where they were asked to work on two rounds of anagram test. The presence of an audience holding high and low expectation was replaced by the presence of a video camera. The result partially supported the hypothesis. Individuals in the low expectation condition performed better than those in alone condition. However, there was no significant difference between the low expectation and high expectation conditions, and no difference between the alone and high expectation conditions. These findings indicate that the presence of audience may push a person to perform better, and that an additional low expectation from the audience may push them further to excellence.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Athalla Hartiana Putri Hardian
Abstrak :
Ajang pencarian bakat di televisi melibatkan para peserta yang bersaing mendapatkan hadiah berdasarkan keahlian atau bakat unik masing-masing. Para juri menilai pertunjukkan para kontestan, dan banyak pula acara yang mengandalkan suara penonton atau pemirsa untuk menentukan peserta yang akan lolos atau tersisih. Penelitian ini bertujuan melihat peran dari kemampuan bernyanyi dan penampilan peserta dalam kecenderungan penonton  untuk memberikan suaranya (voting) pada kontes The Voice. Responden (n = 90, 63 perempuan; 26 laki-laki; 1 non-biner) direkrut menggunakan metode convenience sampling dan diminta untuk mengisi kuesioner anonim seputar kemampuan bernyanyi kontestan dan penampilan mereka. Diperkirakan bahwa penonton akan lebih cenderung memilih kontestan yang berpenampilan unik dan memiliki kemampuan bernyanyi yang luar biasa, dengan efek kemampuan bernyanyi yang lebih menonjol pada peserta dengan penampilan yang unik. Analisis statistik menggunakan ANOVA dan perbandingan Post-hoc menemukan pengaruh penampilan fisik kontestan dan kemampuan bernyanyi pada perilaku memilih. Kontestan dengan kemampuan bernyanyi yang luar biasa lebih banyak menerima voting, yang menunjukkan bahwa semakin besar kemampuan atau bakat seorang penampil, terlepas dari penampilan fisik mereka, semakin besar pula pengaruhnya terhadap audiens mereka. ......Talent-based television programmes involve contestants competing for rewards based on their unique skills or talents. Judges evaluate contestants' performances, and many programs also rely on audience or viewers to determine which participants advance or are eliminated. This study is aimed at investigating the role of  singing ability and physical appearance of contestants audience's voting behaviour in The Voice. Respondents (n = 90, 63 females; 26 males; 1 non-binary) were recruited via convenience sampling and asked to complete an anonymous questionnaire regarding contestants’ singing ability and their appearance. It was predicted individuals are more likely to vote for contestants with quirky appearances and outstanding singing ability, with the effect of singing ability being more pronounced in those with quirky appearances. Statistical analyses using ANOVA and Post-hoc comparisons found a significant effect of contestant physical appearance and singing ability on voting behavior. The result partially supported the hypothesis listed. Contestants with outstanding singing ability were more likely to receive votes, suggesting that the greater a performer's ability or talent, regardless of their physical appearance, the greater their influence over their audience.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ananta Devi
Abstrak :
Media sosial menjadi suatu hal penting dalam ranah perilaku prososial dan empati. Selain memberi penggunanya cara baru untuk berkomunikasi dan berbagi informasi, media sosial juga menyediakan ruang bagi pengguna untuk meningkatkan kesadaran, menyebarkan informasi, dan memobilisasi dukungan selama krisis. Mengingat prevalensi penggunaan media sosial di masyarakat saat ini, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki peran empati dan penggunaan media sosial dalam bantuan bencana alam. Responden (n=327, 68% perempuan) direkrut melalui metode convenience sampling. Responden diminta untuk mengisi kuesioner online yang diadaptasi dari Toronto Empathy Questionniares (Mckinnon et al., 2009) dan Media and Technology Usage and Attitude Scale (Rosen et al., 2008). Uji statistika dengan Pearson’s r menunjukkan korelasi yang tidak signifikan antara penggunaan media sosial dan bantuan bencana alam. Namun, empati berkorelasi positif dengan bantuan bencana alam. Hasil menunjukkan bahwa empati dapat memiliki peran yang lebih penting dalam memotivasi orang untuk membantu selama bencana alam. Implikasi dari studi ini menyiratkan pentingnya empati dan menekankan keterbatasan media sosial sebagai alat untuk memobilisasi bantuan. Keterbatasan dari penelitian ini dan saran untuk penelitian selanjutnya dibahas lebih lanjut. ......Social media has gained significance in the realms of prosocial behaviour and empathy. Providing individuals with new avenues for communication, social media also provides a space for users to raise awareness, disseminate information, and mobilize support during times of crisis. Given the prevalence of social media platforms particularly during times of crisis, this study seeks to examine the interplay between empathy, social media use, and natural disaster helping. Respondents (n=327, 68% female) were recruited via convenience sampling. Respondents were asked to fill out an online questionnaire adapted from Toronto Empathy Questionnaires (Mckinnon et al., 2009) and Media and Technology Usage and Attitude Scale (Rosen et al., 2008). Statistical analysis using Pearson’s r revealed a non-significant correlation between social media use and natural disaster helping. However, empathy was positively correlated with natural disaster helping. This suggests that empathy may be more important for motivating people to help during natural disasters. The result implies the importance of empathy and emphasizes social media's limitations as a tool for mobilizing help. Limitations of the study and suggestions for further research are discussed further.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayesha Dzikraa Fahira Gunawan
Abstrak :
Bencana alam adalah suatu hal tidak terhindarkan yang dapat terjadi di sekitar kita, dan perilaku saling membantu merupakan salah satu hal yang seringkali muncul setelahnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi korelasi antara empati dan ekstraversi dengan kecenderungan untuk melakukan perilaku prososial dalam keadaan bencana alam. Partisipan (n=327, 67.8% perempuan) direkrut melalui convenience sampling dan diminta untuk mengisi kuesioner daring mengenai faktor psikologis dan pertolongan bencana alam. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan korelasi Pearson dan menunjukkan bahwa empati dan ekstraversi berkorelasi positif dengan pemberian pertolongan bencana alam. Implikasi teoritis penelitian ini mengindikasikan pentingnya kedua komponen dalam stage model terhadap perilaku prososial. Keterbatasan dari penelitian ini adalah metode convenience sampling yang berakibat pada ketidakseimbangan dalam proporsi jenis kelamin partisipan dan perbedaan budaya. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat melibatkan sampel yang lebih representatif untuk memastikan hasil yang diperoleh dapat digeneralisasikan. ......Natural disaster is an unavoidable circumstance that could happen around us, with helping one another as one of the lights that surfaced. This study is conducted to identify the correlation of empathy and extraversion with the tendency to do prosocial behavior in natural disaster settings. Participants (n=327, 67.8% female) were recruited via convenience sampling and completed an online survey on psychological factors and natural disaster helping. Results obtained were analyzed using Pearson’s correlations and revealed that empathy and extraversion were positively correlated with natural disaster helping. The theoretical implication of this study is the support for the two key components of the stage model leading to prosocial behaviors. The limitation of the study includes the convenience sampling method resulting in imbalance of gender proportion and cultural differences. Future research should involve a more representative sample to ensure generalizability of the findings.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sipahutar, Aurora Calista H.
Abstrak :
Bertambah banyaknya platform media sosial telah sangat memfasilitasi keterlibatan dalam kegiatan prososial seperti meningkatkan kesadaran di Twitter, berbagi informasi tentang peluang menjadi sukarelawan, dan menandatangani petisi online. Namun penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tidak semua individu yang melakukan perilaku prososial semata-mata didorong oleh altruisme murni. Sebaliknya, beberapa orang mungkin berpartisipasi dengan tujuan meningkatkan citra publik mereka, yang dapat dengan mudah dipenuhi melalui media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara peningkatan kesan diri, penggunaan media sosial, dan perilaku membantu, khususnya dalam konteks bencana alam. Data dikumpulkan melalui survei online dengan desain korelasional yang diisi oleh 327 peserta. Namun, karena keterbatasan dalam desain penelitian, hasil yang ditemukan tidak signifikan secara statistik untuk kedua hubungan yang diteliti. Meskipun demikian, penelitian ini menggali implikasi teoretis, metodologis, dan praktis yang relevan untuk penelitian di masa depan. ......The growing number of social media platforms has greatly facilitated engagement in prosocial activities such as raising awareness on Twitter, sharing information about volunteering opportunities, and signing online petitions. Nevertheless, previous research has indicated that not all individuals engage in such acts solely driven by genuine altruism. Instead, some may participate with the primary intention of enhancing their public image, a motivation that can be easily fulfilled through social media channels. Consequently, the present study aims to investigate the association between impression self-enhancement, social media usage, and helping behaviour, particularly within the context of natural disasters. Data for this study were collected through an online correlational survey completed by a total of 327 participants. However, due to limitations in the research design, the obtained results did not yield statistically significant findings for either of the examined relationships. Nonetheless, the study delves into the relevant theoretical, methodological, and practical implications that can inform future investigations in this field.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuga Kalani Rizal
Abstrak :
Kerusakan akibat bencana alam seringkali menjadi pemicu bagi solidaritas masyarakat melalui upaya bantuan di dalam komunitas. Altruisme dan empati merupakan faktor yang terkait dengan respons individu terhadap bencana alam dan upaya rekonstruksi yang diperlukan untuk memulihkan komunitas yang terdampak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran altruisme dan empati dalam pemberian pertolongan bencana alam. Diasumsikan bahwa adanya altruisme dan empati secara positif dengan kontribusi bantuan selama bencana alam. Penelitian dilakukan dengan desain korelasional pada 327 partisipan yang direkrut melalui metode convenience sampling. Altruisme diukur melalui Self-Report Altruism Scale, sedangkan empati diukur melalui Toronto Empathy Questionnaire. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara kedua variabel tersebut dan bantuan selama bencana alam. Meskipun tidak ada alasan tunggal yang menjelaskan fenomena ini secara tegas, literatur menyajikan berbagai teori yang memberikan pemahaman terhadap hasil yang menunjukkan hubungan positif dan signifikan antara altruisme serta empati dengan bantuan selama bencana alam. ......The devastation that comes with natural disasters brings people together through the help within the community. Altruism and empathy are variables found to be related to how individuals who respond to natural disasters and the rebuilding needed to fix the damaged community. The current study attempts to investigate the role of altruism and empathy in natural disaster helping. Altruism and empathy are hypothesized to positively correlate with providing help during natural disasters. A correlational study was conducted on a convenience sample of 327 participants. Altruism was measured from Self-Report Altruism Scale, while empathy was measured using Toronto Empathy Questionnaire. In this study, it was found that these variables do have a positive correlation with natural disaster helping. There is no clear one reason why this is true, however, many theories through various literatures provides an insight on the results indicates the positive and significant correlation with both altruism and empathy with natural disaster helping.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeth Christina Dewi
Abstrak :
https://lib.ui.ac.id/unggah/node/126044#:~:text=Perkembangan%20drastis%20dari,menjaga%20kontak%20sosial. ......The drastic advancements of technology and social media have modified how individuals socialise. Facebook is one of the most widely used social media platforms at present. Different personality traits of individuals have influenced the way people manage their Facebook use. The present study examined the correlation between The Big Five Personality: extraversion, neuroticism, conscientiousness, and Facebook usage. Eight hundred and fifty-two participants were recruited through an online convenience sampling. Participants completed an online survey assessing the levels of extraversion, neuroticism, conscientiousness, and Facebook use. Pearson’s correlation analyses revealed that both extraversion and conscientiousness were positively correlated with Facebook use, while neuroticism yielded no significant result. Results suggest that extroverted individuals use Facebook due to their preference for social interaction, while conscientious individuals utilise Facebook to maintain personal relationships. The findings suggest the influence of COVID-19 pandemic in changing the relationship between Facebook use and the Big Five Personality traits, implying a higher need of social contact
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Branitasandhini Wijayanto
Abstrak :
Penelitian terdahulu memperkirakan bahwa 81% orang Amerika tidak dapat melepaskan perhatian mereka dari telepon genggam saat makan dengan orang lain dan lebih memilih untuk mengunjungi media sosial dibanding berbincang dalam dunia nyata. Diperkirakan bahwa ada sejumlah faktor yang berkontribusi dalam kecenderungan individu untuk menggunakan media sosial. Untuk mencari tahu peran karakter psikologis dalam intensitas penggunaan sosial media seseorang, penelitian ini berfokus pada korelasi antara intensitas penggunaan Facebook dengan tiga variabel psikologis lainnya, yaitu ekstraversi, tingkat kesepian, dan depresi. 852 partisipan yang direkrut melalui convenience sampling mengikuti survei korelasional dengan menggunakan analisis berbasis kuesioner. Analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa individu ekstrovert cenderung lebih banyak mengkonsumsi Facebook daripada introvert. Di sisi lain, individu yang kesepian cenderung tidak memainkan media sosial. Demikian pula, individu dengan tingkat depresi yang tinggi juga menggunakan Facebook lebih jarang. Kekurangan studi ini beserta saran untuk penelitian lanjutan dibahas lebih lanjut. ......Past research has suggested that 81% of Americans are unable to leave their phones unattended while eating with others and favour visiting social media pages over engaging in real-life conversations. A variety of factors are assumed to contribute to the tendency of social media use. To investigate the role of psychological traits in the intensity of social media use, the current research focuses on the correlations between Facebook use and three psychological variables, namely extraversion, loneliness, and depression. 852 participants recruited through convenience sampling took part in a correlational survey using a questionnaire-based analysis. Pearson’s correlation analyses indicated that extroverted individuals are more likely to consume Facebook than introverts. Lonely individuals, on the other hand, are less likely to partake in social media practices. Similarly, people with a high level of depression also use Facebook less intensely. The current study's weaknesses and suggestions for further studies are discussed further.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Audrey Yasmina Ann Winkel
Abstrak :
Pentingnya Facebook dalam kehidupan sehari-hari menimbulkan pertanyaan tentang hubungan antara penggunaan Facebook dengan kesejahteraan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan arah korelasi antara penggunaan Facebook dengan beberapa variabel kesejahteraan psikologis yaitu social belonging, rasa kesepian, dan fear of missing out (FOMO). Responden (n=854, 64% perempuan) direkrut melalui convenience sampling dan diminta untuk mengisi kuesioner online mengenai penggunaan Facebook dan kesejahteraan psikologis. Hasil dari analisis statistika menggunakan korelasi Pearson menunjukkan bahwa penggunaan Facebook berkorelasi positif dengan social belonging dan berkorelasi negatif dengan rasa kesepian, sehingga menandakan bahwa belongingness hypothesis berlaku pada penggunaan Facebook. Namun, penggunaan Facebook tidak berkorelasi signifikan dengan FOMO. Implikasi teoritis dari studi ini mengusulkan bahwa belongingness hypothesis berlaku pada hubungan virtual di media sosial. Keterbatasan penelitian ini adalah dalam penggunaan metode convenience sampling dan desain studi korelasional. Penelitian lanjutan sebaiknya berusaha untuk menyelidiki efek kausal menggunakan sampel yang lebih representatif dalam studi eksperimental. ......The importance of Facebook in people’s daily lives has led to questions about its connection to psychological well-being. This study aims to identify the magnitude and direction of the relationship between Facebook use and psychological wellbeing variables of social belonging, loneliness, and fear of missing out (FOMO). Respondents (n=854, 64% female) were recruited via convenience sampling and asked to fill out an online questionnaire regarding Facebook use and psychological wellbeing. Results obtained by statistical analyses using Pearson’s correlations found that Facebook use was positively correlated with social belonging and negatively correlated to loneliness, suggesting that the belongingness hypothesis applies to Facebook use. However, Facebook use was not significantly correlated with FOMO. This study has theoretical implications in the support for the social belongingness hypothesis being applied to virtual connections on social media. Limitations of this study include the use of convenience sampling method recruitment and the correlational nature of the study. Future research should attempt to investigate causal effects using a more representative sample in an experimental study.
Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>