Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sibarani, Johan Ricardo
Abstrak :
Latar Belakang: Kanker ovarium epitelial merupakan jenis keganasan ovarium yang paling sering ditemukan dan bersifat agresif. Upaya melakukan deteksi dini dilakukan dengan pemeriksaan ginekologi, dikombinasi dengan pemeriksaan ultrasonografi, advanced imaging (CT-Scan, MRI) dan pemeriksaan kadar serum CA-125, namun untuk menentukan diagnosis pasti diperlukan pemeriksaan histopatologi. Tujuan: Membandingkan temuan metastasis kelenjar getah bening pada advanced imaging (CT-Scan, MRI) dengan histopatologi pada kasus kanker ovarium epitelial.dan menentukan rentang waktu antara dilakukkan advanced imaging dengan tindakan operasi. Metode: Penelitian ini bersifat kohort retrospektif. Sampel penelitian adalah pasien dengan riwayat kanker ovarium epitelial stadium awal yang sudah dilakukan limfadenektomi di RSCM pada tahun 2017-2022 dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data melalui data sekunder. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji Mc Nemar atau Kappa. Hasil: Dari karakteristik didapatkan usia rata-rata 48 tahun, paling banyak dengan jenis clear cell carcinoma (36.7%), dan ditemukan paling banyak pada ovarium kanan (43.3%). Hasil advanced imaging tidak memiliki nilai kesepakatan yang berarti dengan hasil histopatologi (Kappa value -0.01, p >0.05). Hasil paling banyak ditemukan metastasis di pelvis kiri. Rentang waktu dilakukannya operasi setelah pemeriksaan advanced imaging, paling banyak dalam waktu kurang dari 3 bulan (50.0%). Kesimpulan: Semakin cepat waktu dilakukan tindakan operasi semakin tinggi survival rate. Tidak ada hubungan yang signifikan antara ditemukannya limfadenopati pada advanced imaging dan histopatologi. ...... Background: Epithelial ovarian cancer is the most common and aggressive type of ovarian malignancy. Efforts aimed at early detection are gynecological examination, combined with ultrasound examination, advanced imaging (CT-Scan, MRI) and CA-125 levels, but to determine a definite diagnosis a histopathological examination is needed. Objective: To compare the findings of lymph node metastases on advanced imaging (CT-Scan, MRI) with histopathology in cases of epithelial ovarian cancer. And to determine the time interval between advanced imaging and surgery. Methods: This study used a retrospective cohort. The sample of the study was patients with a history of early-stage epithelial ovarian cancer who had undergone lymphadenectomy at RSCM in 2017-2022 by consecutive sampling technique. Data collection through secondary data. Data were analyzed univariately and bivariately with the Mc Nemar or Kappa test. Results: The features revealed that the average age was 48 years, that clear cell carcinoma was the most prevalent form (36.7%), and that it was most frequently discovered in the right ovary (43.3%). According to the study's findings, there was no significant correlation between the outcomes of advanced imaging and those of histopathology (Kappa value: -0.01, p >0.05). The results showed that most metastases were found in the left pelvis. This study evaluated the length of surgery following enhanced imaging test revealed that 50% of patients underwent surgery in less than three months on average. Conclusion: The difference between preoperative and intraoperative findings will be minimized if surgery is conducted early. There was no significant correlation between lymphadenopathy findings on advanced imaging and histopathology.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Hendy Saut Maruli Tua
Abstrak :
Latar belakang: Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling banyak ditemui dengan angka kematian yang tinggi di seluruh dunia. Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) merupakan salah satu biomarker yang berfungsi sebagai faktor prognosis pada kanker serviks. Data ekspresinya terkait berbagai karakteristik kanker serviks yang ditemui pada hasil pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada pasien kanker serviks di Indonesia masih terbatas. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat ekspresi VEGF, pemeriksaan USG, dan pemeriksaan MRI pada pasien kanker serviks. Metode: Studi diagnostik dengan metode cross-sectional dilakukan pada pasien kanker serviks yang datang ke RSUPN Cipto Mangunkusumo pada bulan September 2021 hingga Agustus 2022. Pasien yang didiagnosis kanker serviks yang belum mendapatkan terapi apapun dilakukan biopsi serviks dan pemeriksaan USG dan MRI. Pasien yang tidak dilakukan pemeriksaan USG dan MRI serta biopsi dikeluarkan dari penelitian. Pemeriksaan VEGF dilakukan pada jaringan serviks dan diinterpretasikan menggunakan H-score. Sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan VEGF dan USG dibandingkan dengan hasil MRI. Hasil: Terdapat 65 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian (10 subjek stadium awal dan 55 subjek stadium lanjut). Tidak ada perbedaan ekspresi VEGF di antara pasien kanker serviks dihubungkan dengan stadium, tipe histologi, atau ukuran tumor yang berbeda. Ada interreliabilitas minimum antara pemeriksaan VEGF dan MRI. Ada interreliabilitas yang baik antara pemeriksaan USG dan MRI untuk menentukan stadium kanker, invasi parametrium, invasi kelenjar getah bening dan invasi mukosa vesika urinaria dan rektum Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan ekspresi VEGF pada pasien kanker serviks dengan karakteristik yang berbeda. Hasil pemeriksaan USG dan MRI sebanding dalam menentukan stadium klinis pada pasien kanker serviks. ......Background: Cervical cancer is one of the most common cancers with a high mortality rate worldwide. Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) is a biomarker that functions as a prognostic factor in cervical cancer. Expression data related to various characteristics of cervical cancer found on the results of Ultrasonography (US) and Magnetic Resonance Imaging (MRI) examinations in cervical cancer patients in Indonesia are still limited. Purpose: To determine the relationship between VEGF expression levels, ultrasound examination and MRI examination in cervical cancer patients. Methods: A diagnostic study using the cross-sectional method was conducted on cervical cancer patients who came to Cipto Mangunkusumo General Hospital from September 2021 to August 2022. Patients diagnosed with cervical cancer who had not received any therapy had cervical biopsies and ultrasound and MRI examinations. Patients who did not undergo ultrasound and MRI examinations and biopsies were excluded from the study. VEGF examination was performed on cervical tissue and interpreted using the H-score. The sensitivity and specificity of VEGF and ultrasound examinations were compared with MRI results. Results: There were 65 subjects enrolled in the study (10 early-stage subjects and 55 advanced-stage subjects). There were no differences in VEGF expression among cervical cancer patients associated with different stages, histological types, or tumor sizes. There is minimal interreliability between VEGF and MRI examinations. There is good interreliability between ultrasound and MRI examinations for determining the stage of cancer, parametrial invasion, lymph node invasion and mucosal invasion of the bladder and rectum. Conclusions: There are no differences in VEGF expression in cervical cancer patients with different characteristics. The results of ultrasound and MRI examinations are comparable in determining clinical staging in cervical cancer patients.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library