Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Poppie Anggreiny Saleh
Abstrak :
Tesis ini membahas Kerjasama Nuklir Sipil Amerika-India melalui 123 Agreement. Hal ini merupakan bentuk kebijakan pragmatis Amerika Serikat dalam pencapaian kepentingannya. Penelitian ini adalah penelitian deskritif. Hasil penelitian menunjukan kebijakan nuklir sipil AS-India dalam 123 Agreement merupakan bentuk kontrol terhadap perkembangan nuklir India. Perkembangan India dijadikan penyeimbang kekuatan bagi dominasi Cina di Kawasan Asia. ......This thesis discusses Civil Nuclear Agreement between United States of America and India in 123 Agreement. It's a pragmatic policy of USA in achieving its interest. This research is a descriptive research and the result of the research shows that USA-India Civil Nuclear Agreement is a control that USA did over Indian Nuclear development. The development of India becomes the balance of China domination in Asian region.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33968
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Himawati
Abstrak :
Latar belakang. Pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan diagnosis kolitis adalah enema barium kontras ganda dan kolonoskopi. Beberapa kepustakaan menyatakan enema barium dan kolonoskopi merupakan dua modalitas pemeriksaan kolon yang saling melengkapi dengan keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Dengan adanya kolonoskopi, saat ini penderita dengan kecurigaan kolitis jarang dikirim ke bagian Radiologi RSUPN Cipto Mangunkusumo untuk pemeriksaan enema barium kontras ganda. Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat keselarasan hasil pemeriksaan enema barium kontras ganda (EBKG) dengan kolonoskopi dan mengevaluasi apakah EBKG dapat menjadi modalitas diagnostik alternatif pada penderita dengan gejala kolitis. Bahan dan Cara kerja. Penelitian dilakukan pada kelompok penderita dengan diagnosis kecurigaan kolitis selama periode Juni 1998 sampai dengan Oktober 1998 diteruskan Februari 1999 sampai dengan April 1999. Sesuai dengan perhitungan jumlah sampel minimal didapatkan 20 penderita yang mendapat perlakuan pemeriksaan EBKG dan kolonoskopi masing-masing dibagian radiologi dan di sub bagian gastroenterologi penyakit dalam RSUPNCM. Hasil. Pada pemeriksaan EBKG didapatkan 40% penderita kolitis dan 60% bukan kolitis sedangkan dengan kolonoskopi didapatkan penderita kolitis dan bukan kolitis sama banyak. Hasil kedua pemeriksaan tersebut dibandingkan dengan menggunakan rumus Kappa, dan diperoleh nilai K 0,78. Kesimpulan. Terdapat keselarasan yang cukup baik antara EBKG dengan kolonoskopi. Sedangkan pada kasus kolitis lanjut yang lokasi kelainannya di caecum dan appendiks pemeriksaan EBKG lebih unggul.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T57299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yoana Emilio
Abstrak :
Jamur pelapuk putih (JPP) digunakan sebagai biodekomposer untuk mempercepat proses pengomposan karena kemampuannya menghasilkan enzim ligninolitik yang dapat mendegradasi lignin pada tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Limbah padat TkKS jumlahnya melimpah, dan sampai saat ini belum dimanfaatkan ,secara optimal sehingga mengganggu lingkungan dan menjadi sumber penyebaran hama dan penyakit diperkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan memperoleh jenis isolat JPP unggul serta kondisi optimal pengomposan TKKS sehingga diperoleh hasil kompos dengan waktu yang lebih singkat serta memenuhi standar. TKKS steril kadar air ± 60% tanpa atau dengan penambahan dedak 15% (b/b), kotoran ayam 25% (b/b) atau disiram setiap hari dengan limbah cair kelapa sawit (LCKS) 0,01% (v/b). Setelah diinokulasi dengan JPP, media TKKS diinkubasikan pada temperatur kamar selama 6 minggu dan secara periodik diamati pertumbuhan miselium secara visual serta pH media, kadar air, lignin, selulosa, dan rasio C/N. Enam jenis isolat JPP yang diuji yaitu Pholiota sp., lmplery sp., dan Agray/ie sp, Ganoderma boninense, isolat K-14 dan A-1 serta dibandingkan dengan I I biodekomposer komersial (Orgadec). Pada seluruh perlakuan baikiyang tanpa atau dengan penambahan dedak atau kotoran ayam terjadi penurunan rasio C/N. Rendahnya rasio C/N pada pengomposan dengan penambahan kotoran ayam lebih disebabkan karena r:neningkatnya konsentrasi N yang .. berasal dari bahan organik kotoran ayam. Pengomposan TKKS dengan penyiraman LCKS setiap hari menghambat pertumbuhan miselium JPP isolat .. Pho/iota sp dan menginduksi terbentuknya badan buah. Pengomposan TKKS dengan JPP tanpa penambahan nutrisi memberikan hasil yang cukup baik bahkan pada beberapa isolat lebih baik dibanding pengomposan dengan Orgadec. Berdasarkan hasil pengamatan pertumbuhan miselium, penurunan I I kadar ligilin dan rasio C/N, isolat JPP te~baik untuk pengomposan TKKS . \ adalah Pho/iota sp., lmplery sp., dan A-1. '.Dekomposisi TKKS dengan isolat \ Pho/iota sp dan lmplery sp pad a minggu ke-4 menghasilkan C/N rasio sebesar 18,7 - 22,8%, sedangkan isolat A-1 mempunyai C/N rasio pad a minggu ke-2 sebesar 15,2% yang menunjukkan bahwa kompos cukup matang dan sesuai baku kompos menurut SNI
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossy Fitria
Abstrak :
Jamur pelapuk putih (JPP) isolat A-1 dan Ganoderma lucidum yang merupakan koleksi Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia diketahui memiliki kemampuan dalam mendegradasi Tandan Kosong Kelapa Sawit(TKKS). Sehubungan hal tersebut dilakukan pengujian terhadap A-1 dan Ganoderma lucidum untuk menghasilkan enzim lignolitik. Pengujian aktivitas enzim lignin peroksidase (LiP), mangan peroksidase (MnP)dan lakase eksoseluler dilakukan selama masa pertumbuhannya didalam beberapa variasi media. Hasil pengamatan menunjukan bahwa tidak ada aktivitas MnP eksoseluler yang terdeteksi pada masing-masing isolat di dalam medium uji, meskipun pada uji pendahuluan ekstrak miselium Ganoderma lucidum menghasilkan aktivitas MnP endoseluler sebesar 0,66 U/mL pada media PDA. Dari seluruh medium yang diuji isolat A-1 hanya menghasilkan lakase dengan aktivitas tertinggi pada media yang mengandung 2% Energen cereal sebesar 1.162 U/mL pada inkubasi hari ke- 6 dengan pH pertumbuhan 5,0. Sedangkan Ganoderma lucidum hanya menghasilkan LiP dengan aktivitas tertinggi pada media glukosa-melt-yeast (GMY) sebesar 1.720 U/mL pada inkubasi hari ke-2 dengan pH pertumbuhan 5.5. Uji peningkatan aktivitas lakase isolat A-1 lebih lanjut terjadi pada media yang mengandung 2% TKKS sebesar 0.38 U/mL pada inkubasi hari ke-10 dengan pH pertumbuhan 6,54. Purifikasi parsial pada kolom Sephacryl S-200 HR terhadap ekstrak enzim lakase pada medium 2%TKKS hari ke-15 menunjukan bahwa enzim lakase ter-recovery sebesar 58,23% dengan kemurniaan 2 kalinya. Isolat A-1 menghasilkan aktivitas lakase maksimum pada pH optimum 4,5. Aktivitas lakase tetap stabil setelah pemanasan selama 30 menit pada temperatur kamar hingga 50oC dan menurun tajam pada suhu 60oC. Pengaruh konsentrasi substrat ABTS terhadap aktivitas lakase isolat A-1 menghasilkan harga KM dan Vmaks masing-masing 0.15mM dan 0.56 U/mL.
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], [2005, 2005]
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Syaifuddin
Abstrak :
Latar belakang: Insidens pasien anak dengan kecurigaan refluks gastresofageal cukup tinggi. Distribusi alat skintigrafi di Indonesia lebih banyak dari alat pH metri, oleh karena itu kami melakukan penelitian ini untuk membandingkan hasil pemeriksaan skintigrafi refluks gastroesofageal dengan monitoring pH 24 jam dalam mendeteksi refluk gastroesofageal dan hubungannya dengan aspirasi para. Metode dan material: dalam kurun waktu september 2003 - februari 2004 dilakukan pemeriksaan skintigrafi refluks gastroesofageal, skintigrafi aspirasi pare menggunakan radiofar maka 99D1Tc Sulfur Koloid dan monitoring pH 24 jam pada 9 anak dengan kecurigaan klinis penyakit refluks gastroesofageal. Hasil Fenelitian: dari 9 anak yang diperiksa didapatkan 7 anak dengan hasil positif pada skintigrafi refluks dan 3 anak dengan hasil positif monitoring pH 24 jam, sehingga didapatkan sensitifitas 100% dan spesifisitas 33,33% tidak didapatkan hasil positif pada hasil skintigrafi aspirasi para. Kesimpulan: monitoring pH 24 jam adalah baku emas dalam mendeteksi penyakit refluks gastroesofageal, tapi dalam keadaan tertentu dimana monitoring pH 24 jam sulit dilakukan maka skintigrafi refluks gasroesofageal dapat dipakai sebagai alternatif pemeriksaan.
Background: Gastroesopliageal refluks (GER) disease in children is quite high. But distribution of pH metri apparatus is not widely distributed than nuclear scintigraphy, therefore we perform this study to compare nuclear scintigraphy examination with 24 hours pH monitoring and the relationship with pulmonary aspiration in children. Method and materials: Between September 2003 until February 2004 we performed GER and pulmonary aspiration nuclear scintigraphy with 9 Tc sulfur coloid and 24 hours pH monitoring in 9 patient with clinical suspicious of GER. Result: From 9 patients, there are 7 patients have positive diagnosis on refluks scintigraphy and 3 patients positive on 24 hours pH monitoring. Sensitivity is 100% and spesificity is 33,33% respectively. No positive result on aspiration scintigraphy. Conclusion: 24 hours pH monitoring is a golden standard to detect GER disease, but in a few case where this examination difficult to performed, GER nuclear scintigraphy is an alternative examination that should be considered.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T20864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achyar
Abstrak :
Latar belakang Meskipun intervensi non-bedah dengan balon (percutaneous balloon mitral valvulotomy) merupakan pilihan utama pada stenosis mitral (MS), tetapi pada kasus-kasus tingkat lanjut, bedah ganti katup mekanis merupakan salah satu pilihan. Penelitian khusus tentang bedah ganti katup mekanis pada MS di Indonesia masih sedikit. Rumahsakit Jantung Harapan Kita Jakarta, dalam kurun waktu 1985-1995 telah melakukan penggantian katup mekanis pada 566 penderita, 348 diantaranya dilakukan penggantian pada katup mitral. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keberhasilan awal dan lambat dari bedah ganti katup mekanis pada stenosis mitral, dan variabel prediktor kematian dari tindakan bedah ganti katup tersebut di Rumahsakit Jantung Harapan Kita Jakarta. Metode penelitian : Penelitian dilakukan secara retrospektrif dan observasional, terhadap penderita MS yang dilakukan bedah ganti katup mekanis di Rumahsakit Jantung Harapan Kita (RSJHK) Jakarta selama kurun waktu 1985-1995. Pengamatan dilakukan mulai Desember 1985-Juni 1997. Pengumpulan data pra, intra dan pasca-bedah, serta data pada saat kontrol rutin dipoliklinik, didapat melalui catatan rekam medik penderita. Penderita yang tidak kontrol rutin, dihubungi dengan surat, telepon, atau kunjungan rumah. Analisis ketahanan hidup dilakukan dengan metode Kaplan-Meier. Variabel prediktor untuk kematian awal dilakuan dengan uji regresi logistik, sedang untuk kematian lambat dilakukan dengan regresi Cox. Hasil: Terdapat 51 penderita, 24 pria (47,1%), dan 27 wanita (52,9%), berumur antara 15-63 tahun (37,8 ± 8). MS murni 37 penderita (72,5%), 11 penderita disertai regurgitasi mitral ringan (21,5%), dan 3 penderita disertai regurgitasi aorta ringan (6%). MS berat 38 penderita (75%), MS sedang 13 penderita (25%). Kematian awal 13,7% (7 penderita), penderita yang dapat diikuti sampai akhir penelitian 95% (36 penderita). Lama pengamatan 228,8 tahun-orang. Ketahanan hidup 5 tahun adalah 85,6 ± 6 %, sedang untuk 10 tahun 79 ± 8,4 %. Komplikasi yang terjadi selama pengamatan, perdarahan oleh karena anti-koagulan 0,5%/penderita-pertahun, emboli 0,5%/penderita pertahun, gagal jantung 2,5%/penderita-pertahun, gagal fungsi katup 0,9%/penderita-pertahun, endokarditis 1%/penderita-pertahun, ganti katup 0,5%/penderita-pertahun, kematian mendadak 0,5%/penderita-pertahun. Variabel prediktor terhadap kematian awal adalah lama pemakaian mesin by-pass (rasio odds 1,02, interval keyakinan 95% 1,00-1,04, p=0,049). Tidak ditemukan variabel prediktor kematian lambat. Kesimpulan : Angka kematian awal 13,7%. Ketahanan hidup 5 tahun dan 10 tahun masing-masing 85,6 ± 6%, dan 79 ± 8,4%. Variabel prediktor terhadap kematian awal adalah lama pemakaian mesin by-pass. Tidak ditemukan variabel prediktor terhadap kematian lambat.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T57273
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa P. Surbakti
Abstrak :
Latar belakang dan tujuan : Dispepsia merupakan keluhan yang diperkirakan mencapai lebih dari sepertiga penderita yang berobat ke dokter umum dan lebih dari setengah penderita yang datang ke klinik gastroenterologi. Penyebab terjadinya keluhan pada dispepsia non ulkus khususnya sampai sekarang belum jelas, tapi dikatakan 30 - 80% diantaranya ditemukan perlambatan waktu pengosongan lambung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan motilitas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga pengobatan yang diberikan dapat lebih tepat. Bahan dan Cara : Dilakukan pemeriksaan waktu pengosongan lambung dengan makanan padat pada 21 orang penderita dispepsia dengan menggunakan skintigrafi dan ditentukan derajat dispepsia pada kelompok ini dengan menggunakan skor Talley. Pemeriksaan kelompok kontrol dilakukan pada 10 ~rang normal yang sudah dilakukan peneliti sebelumnya dengan cara yang sarna. Hasil : Waktu pengosongan lambung pada kelompok kontrol adalah 75,34 K 25,87 sedang pada kelompok dispepsia 77,80 K 39,42 waktu pengosongan lambung pad a laki-Iaki adalah 69,29 K 21,88 dan perempuan 86,38 K 45,78. Waktu pengosongan lambung pada dispepsia derajat ringan 67,44 K 29,85 dan pada derajat sedang 84,18 K 44,21. Usia rata-rata adalah 37,03 K 7,08 tahun, berat badan rata-rata 56,90 K 8,48 kg. Secara statistik tidak didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok dispepsia dan kontrol (p > 0,05) dan tidak didapatkan korelasi yang bermakna antara waktu pengosongan lambung dengan usia, jenis kelamin, berat badan, dan derajat dispepsia (p > 0,05). Kesimpulan : Tidak ditemukan perlambatan waktu pengosongan lambung pada kelompok dispepsia dibanding kontrol. Tidak terdapat korelasi antara waktu pengosongan lambung dengan usia, jenis kelamin, berat badan, dan derajat dispepsia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T58997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surjo Sulaksono
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S28013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Ichlas
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S28029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>