Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miftah Farid
Abstrak :
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang dinamis, dimana laju pembangunan sangat tinggi. Laju pembangunan ini mengakibatkan wilayah pesisir rentan akan perubahan dan kerusakan. Salah satu indikator adanya kerusakan pada wilayah pesisir dapat diketahui dari perubahan nilai konsentrasi Total Suspended Matter (TSM) dan klorofil-a. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan sebaran konsentrasi TSM dan klorofil-a. Perubahan sebaran TSM dan klorofil-a diperoleh dengan pengolahan citra Landsat menggunakan algoritma Li (2008) untuk mengetahui sebaran konsentrasi TSM dan algoritma Wibowo (1994) untuk konsentrasi klorofil-a. Sebaran TSM dan Klorofil-a kemudian dihubungkan dengan perubahan tutupan lahan (land cover) untuk mengetahui adanya pengaruh perubahan land cover dengan nilai konsentrasi TSM dan klorofil-a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pada wilayah perairan Tegal nilai konsentrasi TSM tinggi meningkatnya sedangkan nilai konsentrasi klorofil-a mengalami penurunan (2) Perubahan konsentrasi TSM dan klorofil-a di wilayah pesisir Tegal sangat dipengaruhi oleh perubahan lahan terbangun dan tutupan vegetasi. ......Coastal area is a dynamic area, until it tends to be changed and damaged. One of damage indicator, there is coastal area can be know from Total Suspended Matter (TSM) and Chlorophylls-a concentration. This research use the application of Remote Sensing and Geographic Information System to know change spreading TSM and Chlorophylls-a concentration on Tegal Coastal Area in 1994 – 2012. The analysis of this research use Algorithm Li (2008) for TSM and Algorithm Wibowo (1994) for Chlorophylls-a. The spreading pattern concentration’s TSM and Chlorophylls-a then correlated with land cover. The result show that : (1) High value TSM concentration has increasing and high value Chlorophylls-a concentration has decreasing (2) Change TSM and Chlorophylls-a concentration on Tegal Coastal Area influenced with a change’s building land and vegetation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Wahid Noer Abidin
Abstrak :
Air merupakan kebutuhan manusia yang utama, namun ketersediaan air berbeda beda antara satu tempat dengan tempat yang lain dan antara satu waktu dengan waktu yang lain. Pada penelitian ini dibahas tentang pola penggunaan air pada daerah Karst Pegunungan Sewu dengan mengambil sample pada dua kecamatan, yaitu Kecamatan Girisubo dan Kecamatan Paranggupito. Penggunaan air oleh penduduk dibagi menjadi tiga, yaitu untuk minum, MCK (mandi, mencuci, kakus) dan kebutuhan lain. Penduduk pada daerah penelitian menggunakan sumber air yang berasal dari air hujan, mata air karst, dan telaga. Penduduk memperoleh sumber air dengan cara dan kombinasi penggunaan air yang berbeda - beda antara musim penghujan dan musim kemarau. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara, kemudian dianalisa dengan metode anlisa deskriptif untuk menjelaskan bagaimana pola penggunaan air oleh penduduk pada daerah penelitian. ......Water is a primary human need, but water availability between one place to another place and from one time to another time is different. In this research discussed about the pattern of water use in the region of Sewu Karst Mountains by taking samples of the two districts, the District Girisubo and the District Paranggupito. Water utilitization is divided into three categories: to drink, MCK (bathing, washing, toilets) and other requirements. In the study area, people using water from rain, karst springs, and lake. Residents obtain water source is a way and a combination of different water use - the difference between the wet season and dry season. Collecting data by observation and interviews, and then analyzed with descriptive anlisa method to explain how the pattern of water use by residents in the study area.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dino Eka Putra
Abstrak :
Bencana geologi seperti erupsi gunung api yang masih belum bisa diprediksi menjadikan wilayah sekitar gunung api rawan akan ancaman tersebut. Gunung Marapi merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia, yang terletak di Kabupaten Tanah Datar sehingga wilayah tersebut rawan terhadap bencana erupsi Gunung Marapi. Kerentanan wilayah Tanah Datar dapat ditentukan dengan menggunakan metode skoring berdasarkan Peraturan BNPB Nomor 2 Tahun 2012 dengan variabel kondisi sosial berupa kepadatan penduduk dan kelompok usia rentan, kondisi ekonomi berupa lahan produktif dan penduduk petani, dan kondisi fisik berupa wilayah terbangun, fasilitas umum dan fasilitas kritis. Penelitian ini menghasilkan risiko erupsi Marapi berdasarkan kawasan rawan bahaya, kerentanan wilayah dan kapasitas yang dilihat dari sumber daya dan kemampuan mobilisasi menggunakan metode pembobotan yang menghasilkan tiga wilayah risiko. Wilayah risiko tertinggi berada di Desa Guguk di Kecamatan Pariangan dan wilayah risiko terendah berada di Desa Tigo Niniak di Kecamatan Limo Kaum, dimana kapasitas sangat berpengaruh dalam mengurangi tingkat risiko erupsi.
Geological disasters such as volcanic eruptions that still cannot be predicted to make the area around the volcano vulnerable to the threat. Mount Marapi is one of the active volcanoes in Indonesia. Mount Marapi is located in Tanah Datar so that region is vulnerable to the eruption of Mount Marapi. Tanah Datar vulnerability can be determined using a scoring method based BNPB Regulation No. 2 of 2012 with variable social conditions such as overcrowding and vulnerable age groups and economic conditions in the form of productive land and the farming population, the physical conditions in the form of region awakened, public facilities and critical facilities. This research resulted in the risk of eruption of Marapi based on Marapi eruption hazard, the vulnerability of the area and capacity as seen from the resources and the ability to mobilize using weighting method produces three regions of risk. The highest risk region is in the village Guguk in the district Pariangan and the lowest risk region is in th village Tigo Niniak in the district Limo Kaum where capacity is very influential in reducing the level of risk of eruption.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59332
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Wulandari
Abstrak :
Emas merupakan jenis logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Saat ini emas sedang menjadi tren hidup di kalangan manusia modern. Dalam kegiatan eksplorasi emas, penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk menunjang analisis bidang geologi dan mineral dalam mengefektifkan kegiatan ini. Pada penelitian ini, penginderaan jauh dimanfaatkan untuk meneliti sebaran potensi emas epitermal dengan asosiasi mineral yang berhubungan serta variabel geologi dan mengintegrasikannya dalam sistem informasi geografis. Tujuan penelitian ini mencoba untuk mendapatkan sebaran potensi emas epitermal di daerah penelitian. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah defoliant technique dan Fuzzy Logic dengan analisis spasial deskriptif. Hasil penelitian dianalisis berdasarkan luas sebaran pada wilayah sekitar Simpenan - Ciemas di mana hasilnya menyimpulkan sebaran potensi emas epitermal potensi tinggi menyebar di bagian tengah dan barat daya lokasi, sedangkan potensi rendah menyebar di bagian tenggara wilayah penelitian. Penyebaran ini juga mengikuti arah sebaran struktur geologi (yang menyebar merata seluruh wilayah penelitian), sebaran litologi potensial, dan zona alterasi (terutama alterasi propilitik dan alterasi argilik lanjut). Validasi hasil potensi sebaran diukur berdasarkan 79 titik sampel dan dihasilkan nilai ketelitian 96%.
Gold is a type of metal that is soft and malleable that has a high economic value. Now, gold is becoming a life trend in modern human life. In gold exploration, remote sensing can be used to analyze geological and mineral sector. In this research, remote sensing has used to identify the distribution of epithermal gold associated with mineral associations and geological variables and integrate them in geographic information systems. The aim of this research is trying to get the distribution of epithermal gold in the experimental zone. The method is using defoliant technique and fuzzy logic with spatial analytical description. The research has analyzed by distribution area in Simpenan - Ciemas where the result concludes that the high potential distribution of epithermal gold in the area of exploration is spread in central and southwest of research area, while the low potential area is spread in the southeast of research area. This distributions also following the geological structure in the direction distribution (which is spread evenly throughout the location of this research), the distribution of potential lithology, and alteration zones (mainly propylitic alteration and advanced argillic alteration). The validation of potential has measured by 79 sample points and resulted carefulness value 96%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avid Wicaksono
Abstrak :
Skripsi ini membahas faktor dominan yang melatarbelakangi pembentukan struktur kota dan sekaligus menjadi ciri pembeda setiap wilayah dalam klasifikasi struktur kota di Metropolitan Jabodetabek. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode statistic analisis diskriminan dan analisis keruangan.. Menurut perhitungan nilai indeks koefisien dari metode analisis diskriminan tersebut, pola dinamika di setiap wilayah kota dipengaruhi oleh factor yang berbeda. Faktor kependudukan dna perdagangan primer memberikan nilai indeks yang tinggi di pusat kota. Factor tenaga medis tanpa gelar memiliki nilai indeks tinggi di wilayah perdesaan. Tidak ada factor dominan yang memberikan pengaruh kuat di wilayah transisi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa nilai indeks faktor dominan dari setiap wilayah pertumbuhan sangat berbeda dan tidak memiliki keterkaitan. ......This thesis discussed dominant factors that underlying city structure formed and differentiate characteristics at each region within the Jabodetabek Metropolitan. Methode that been used are discrimant statistic analysis and spatial analysis as well. Base on the discriminant statistic analysis result, there are three factors that influence the dynamism at each region (the urban center region, suburb region, and rural region), which are demography, non degree medical person, and primary trade center. Demography and primary trade center are dominant factors at the urban region, while non degree medical person is dominant at rural region. There are no dominant factor at suburb region. The conclusion of this research is dominant factors at every region are different and do not have intercorrelation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1739
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Risya P.
Abstrak :
ABSTRAK
Provinsi Jawa Barat memiliki karakteristik usia perkawinan pertama rendah,salah satunya terdapat di Kabupaten Bogor. Pada tahun 2010, didapatkan data bahwa lebih dari 50% wanita di Kabupaten Bogor memiliki usia kawin pertama rendah. Penelitian dilakukan untuk mengetahui persebaran usia perkawinan pertama wanita berdasarkan struktur wilayah di Kabupaten Bogor dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Kabupaten Bogor yang dikelompokkan menjadi wilayah perkotaan (urban),wilayah peralihan (sub-urban),dan wilayah pedesaan (rural). Metode analisis yang digunakan berupa analisis spasial, dan analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia perkawinan pertama wanita < 18 tahun lebih terkonsentrasi pada wilayah rural dengan dominansi tingkat pendidikan wanita Tamat SD-SLTP, wanita yang tidak memiliki mata pencaharian, keluarga miskin, dan pendapat wanita yang setuju terhadap pernikahan pada usia muda. Usia perkawinan pertama wanita > 22 tahun lebih terkonsentrasi pada wilayah urban dengan dominansi tingkat pendidikan Tamat SLTA, wanita yang tidak memiliki mata pencaharian (pekerjaan), keluarga tidak miskin, dan pendapat wanita yang tidak setuju terhadap pernikahan pada usia muda.
ABSTRACT
West Java Province has a low age of first marriage, one of those was in Bogor Regency. More than 50% of women in Bogor Regency had a low age at first marriage during 2010 years. This research aims to determine the distribution on age at first marriage of women according the region structure in Bogor Regency and factors that affect it. Bogor Regency is classified into urban, sub-urban, and rural. Analysis method?s that used in this research is spatial analysis and statistical analysis. The results of this research is the first marriage age of women < 18 years were more concentrated in rural areas with a dominance graduating primary school secondary until junior high school, women with no livelihood, poor families, and opinion which agree with marriage at young age .The first marriage age of women > 22 years were more concentrated in urban areas with the level of dominance graduating high school education, women with no livelihood,not poor family, and opinion which disagree with marriage at young age. There was a correlation between age at first marriage of women with level of education,women's livelihood, poor families, and women's perceptions about marriage.
Universitas Indonesia, 2011
S1456
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library