Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismoyo Danurwindo
"

Laju pernapasan (respiratory rate) merupakan salah satu dari lima tanda vital pada tubuh manusia. Pengukuran laju pernapasan yang paling sering dilakukan ialah dengan menghitung banyaknya napas yang dilakukan seseorang dalam satu menit. metode ini dinilai bersifat subjektif yang mana masing-masing pengukuran hasilnya akan bergantung kepada pengukur. Metode lain yang dapat digunakan ialah dengan mengunakan metode kontak, seperti strain gauges or impedance methods, transcutaneous CO2 methods, oximetry probe (SpO2) methods, dan ECG derived respiration rate methods. Namun, penggunaan metode kontak dapat menimbulkan beberapa masalah, seperti rasa tidak nyaman, iritasi kulit karena penggunaan elektroda, dan surface loading effect. Oleh karena itu, pada penelitian ini dirancang bangun sebuah sistem pengukuran laju pernapasan nonkontak berbasis sensor ultrasonik.

Pengukuran dilakukan dengan menghitung perubahan jarak antara area thoracoabdominal depan dengan sensor. Hasil pengukuran kemudian diolah menggunakan metode gaussian filter dan transformasi wavelet diskrit (TWD). Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil bahwa metode pengukuran ini memiliki simpangan kesalahan rata-rata terkecil sebesar 4,48 menggunakan metode penyaringan gaussian filter dan menggunakan metode perhitungan pendekatan FFT. Oleh karena itu, metode ini dapat digunakan untuk mengukur laju pernapasan, tetapi perlu dilakukan beberapa peningkatan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.


The respiratory rate is one of the five vital signs in human body. The measurement that is most often done is by counting the amount of breath a person does in one minute. This method is considered to be subjective in which each outcome measurement will depend on the counter. Other method that can be used are by using contact method, such as strain gauges or impedance methods, transcutaneous CO2 methods, probe oximetry (SpO2) methods, and ECG derived respiration rate methods. However, the use of contact methods can cause several problems, such as skin irritation, and surface loading effect. Therefore, in this study a respiratory rate measurement system ultrasonic sensor based was designed.
Measurements were made by calculating the distance change between the front of thoracoabdominal area and the sensor. The results are then processed using the gaussian filter method and discrete wavelet transform (DWT). Based on the result of data processing, the result show that this measurement method has has the smallest error deviation of 4.48 using the gaussian filter filtering method and uses the FFT approach calculation method. Therefore, this method can be used to measure respiratory rate, but some improvement needs to be done to produce maximum results.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Nur Ashri Diasta Fajar Ramadlan
"Pandemi COVID-19 ini telah berlangsung kurang lebih selama 2 tahun lebih yang berasal dari Wuhan, China sejak sekitar bulan November 2019. Selama berlangsungnya pandemi ini, seluruh rakyat dunia menjadi lebih sadar dan peduli terhadap kesehatan masing-masing dan juga lingkungan sekitarnya. Dengan pandemi ini juga berbagai aktivitas normal yang biasanya dilakukan sehari-hari menjadi dibatasi. Dalam upaya untuk mengakhiri pandemi ini, banyak cara yang telah dilakukan oleh seluruh rakyat di dunia. Beberapa diantaranya yaitu dengan cara merekomendasikan, mewajibkan, atau melarang perubahan perilaku tertentu dalam beraktivitas sehari-hari, sementara beberapa negara lain hanya mengandalkan penyediaan informasi terkait pandemi.
Pelacakan kontak COVID-19 merupakan salah satu cara yang dikembangkan pemerintah Indonesia untuk mengatasi pandemi ini. Perangkat lunak pelacakan COVID-19 yang sekarang ini beroperasi menggunakan GPS, kamera telepon genggam dan kode QR. Proses tersebut dapat membuat antrian yang panjang dan memakan waktu yang lebih lama semakin panjang antrian tersebut. Untuk mengatasi antrian panjang dan waktu yang lama, dirancang sebuah cara alternatif untuk melakukan proses check-in menggunakan sistem bluetooth. Dengan bluetooth, pengguna dapat melakukan check-in pada area yang lebih luas pada radius 15 meter dan tidak memerlukan GPS, kamera, ataupun kode QR. Bluetooth ini juga dilengkapi dengan perangkat keras pengisian daya tenaga surya berupa panel surya yang dapat mengisi daya pada baterai selama baterai digunakan oleh bluetooth.

This COVID-19 pandemic has been going on for more or less 2 years originating from Wuhan, China since around November 2019. During this pandemic, all the people of the world have become more aware and concerned about their respective health and also the surrounding environment. With this pandemic, various normal activities that are usually carried out on a daily basis have been restricted. In an effort to end this pandemic, many efforts have been made by all people in the world. Many countries are trying to slow or stop the spread of COVID-19 by recommending, requiring, or prohibiting certain behavioral changes in daily activities, while some other countries rely solely on providing information related to the pandemic.
COVID-19 contact tracing is one of the ways the Indonesian government has developed to deal with this pandemic. The current COVID-19 tracking software operates using GPS, mobile phone cameras and QR codes. Users can visit public places that have a QR code available at certain places to carry out the check-in process. After completing the activity the user can check-out. This process can create a long queue and take longer time the longer the queue. To overcome long queues and long times, an alternative way is designed to carry out the check-in process using a bluetooth system. With bluetooth, users can check-in in a wider area and don't need a GPS, camera, or QR code. This Bluetooth is also equipped with solar charging hardware in the form of solar panels that can charge the battery as long as the battery is used by bluetooth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avecena Basuni
"Potensiostat adalah instrumen elektronik yang digunakan dalam penelitian elektrokimia untuk mempelajari dan mengukur sifat elektrokimia bahan elektroaktif. Sebagian besar potensiostat komersial dianggap sebagai black box karena sistemnya tertutup, sehingga menyulitkan pengguna untuk memahami atau menyesuaikan instrumen, serta harganya yang tidak terjangkau. Dengan permasalahan tersebut, penelitian ini mengembangkan prototipe potensiostat dengan harga terjangkau (sekitar Rp537.600,00) dan sistem yang terbuka bagi pengguna (open-source) untuk analisis voltametri siklik. Prototipe potensiostat dibuat dengan menggunakan komponen elektronika yang tersedia di pasaran, seperti mikrokontroler ESP32, op-amp, resistor, kapasitor, dan dioda. Prototipe potensiostat memiliki rentang arus dari -430 μA hingga +410 μA dan rentang tegangan sweep dari -1,5 V hingga 1,5 V. Prototipe potensiostat telah diuji menggunakan larutan ferisianida yang menghasilkan persentase kesalahan arus puncak anodik dan katodik masing-masing 15,14% dan 17,39% relatif terhadap EmStat4s LR, serta 171,46% dan 38,87% relatif terhadap Rodeostat. Prototipe potensiostat juga telah diuji menggunakan larutan dopamin menghasilkan persentase kesalahan arus puncak anodik dan katodik masing-masing 8,94% dan 39,50% relatif terhadap EmStat4s LR, serta 31,34% dan 8,78% relatif terhadap Rodeostat. Prototipe potensiostat ini dapat digunakan menggunakan aplikasi desktop yang telah dirancang yang dapat memasukkan parameter dan menampilkan grafik voltametri siklik secara real-time.

Potentiostats are electronic instruments used in electrochemical research to study and measure the electrochemical properties of electroactive materials. Most commercial potentiostats are considered black boxes due to their closed system, making it difficult for the user to understand or adjust the instrument, and their affordability. With these problems in mind, this study developed a potentiostat prototype with an affordable price (around 537,600.00 IDR) and an open-source system for cyclic voltammetry analysis. The potentiostat prototype is made using commercially available electronic components, such as ESP32 microcontrollers, op-amps, resistors, capacitors, and diodes. The potentiostat prototype has a current range from -430 µA to +410 µA and a sweep voltage range from -1.5 V to 1.5 V. The potentiostat prototype has been tested with ferricyanide solution which yields the percentage the anodic and cathodic peak current errors are respectively 15.14% and 17.72% relative to EmStat4s LR, and 171.46% and 38,87% relative to Rodeostat. The potentiostat prototype has also been tested with a dopamine solution. This resulted in anodic and cathodic peak current error percentages of 8,94% and 39.50% respectively relative to EmStat4s LR, and 31.34% and 8.78% relative to Rodeostat. This potentiostat prototype can be used using a pre-designed desktop application that can enter parameters and display realtime cyclic voltammetry graphs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Rachmadani
"Perkembangan yang cepat di bidang Biosensing telah membuka gerbang kepada peneliti untuk mengeksplorasi penggunaan sinyal biologis. Salah satu dari penggunaan sinyal ini adalah Human-Computer Interface (HCI), yang memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan komputer tanpa kontak fisik. Agar sebuah perangkat HCI dapat berfungsi dengan efisien, sensor-sensor yang digunakan untuk mengakuisisi sinyal biologis harus nyaman digunakan dan mudah dibawa. Pada Tugas Akhir ini penulis mengajukan sebuah desain modifikasi untuk OpenBCI Cyton biosensing board, yang akan menggantikan modul RFDuino RFD22302 dengan modul Espresif ESP-32. Proses penelitian meliputi modifikasi desain PCB, fabrikasi, pemrograman, sampai pengujian 2 iterasi. Pada pengujian iterasi pertama purwarupa berhasil mengidentifikasi kontraksi/aktivasi otot dengan amplitudo di sekitar 1 milivolt dan juga aktivitas ripple/noise yang berhasil dieliminasi pada iterasi kedua dengan perbaikan posisi perekaman sinyal. Perbandingan pola rekaman dengan Myoware muscle sensor juga menunjukkan kemiripan hasil yang menandakan kemiripan hasil satu sama lain dengan perbendaan yang minimum.

The rapid development in the field of Biosensing technology has allowed scientists to explore a multitude of biosignal application. One of this application is the Human-Computer Interface, which allows humans to directly control a machine without direct physical inputs. For a HCI device to be efficiently utilized, the sensors utilized in acquiring human biosignal must be somewhat comfortable to use and mobile. In this Bachelor’s Thesis the author proposed a modification design for OpenBCI Cyton biosensing board, which replaced its outdated RFDuino RFD22302 with the newer, widely used, and well-documented Espressif ESP-32. Research processes include the base PCB modification, its fabrication, programming, and 2 iteration of testing. First has shown that the prototype is capable of detecting EMG signals with the amplitude of around 1 millivolt but also the presence of noise/ripple, which was successfully eliminated in the second iteration with better recording positioning. Further comparison also has shown that the prototype’s recording result was highly similar with the recording result from Myoware muscle sensor with only slight differences."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Firyal Fadhlannisa
"

Parkinson menyerang 1% dari populasi orang berusia di atas 65 tahun di dunia, dengan salah satu gejala utama kondisi resting tremor pada bagian tangan pasien. Akuisisi informasi mengenai status kesehatan dari pasien parkinson hingga saat ini masih hanya dapat dilakukan ketika pasien menemui dokter dengan menghampiri klinik atau rumah sakit, saat aspek-aspek dari penyakit dapat menunjukkan fluktuasi pada periode di antara kunjungan tersebut. Pada penelitian ini, dirancang sistem monitoring alat EMG nirkabel yang dapat digunakan sebagai alat home monitoring, sehingga pasien dapat diperiksa setiap saat dan dengan frekuensi lebih sering agar perkembangan terhadap kesehatan pasien dapat selalu diperbarui. Sistem monitoring berikut memanfaatkan web server dan NodeMCU yang dilengkapi dengan ESP8266. Data yang berhasil terakuisisi tersebut kemudian diproses dengan transformasi wavelet diskrit (DWT) dan ekstraksi fitur RMS, logRMS, MAV, dan RES Index pada enam jenis gerakan yang berbeda untuk dibandingkan satu dengan lainnya. Melalui analisa yang telah dilakukan, didapatkan bahwa fitur yang memiliki pola penyebaran terbaik adalah standar deviasi dengan nilai RES Index sebesar 2,4. Selain itu, didapatkan pula bahwa setiap gerakan baik normal maupun dalam kondisi bergetar memiliki pola gelombang serta nilai fitur ekstraksi yang berbeda-beda. Dengan demikian, pola gerakan pasien Parkinson dapat dibedakan satu dengan lainnya melalui pembacaan sinyal EMG.

 


Parkinson's disease attacking 1% of the elder population in this world, with one of the main symptoms of this disease being resting tremor. Until now, Parkinsons disease information acquisition can only be done through patients' visits to clinics or hospitals, whereas the aspects of the disease are also shown during in-between those visits.  Therefore, an EMG device that could be used as a remote-monitoring device is designed in this research. This is so that patients can be checked more frequently and hopefully results in an always-renewed information of the patients' developments. This monitoring system utilizes NodeMCU with ESP8266 and web server. The data acquired are then processed through discrete wavelet transform (DWT) method. To compare six kind of gestures, features like RMS, logRMS, MAV, standard deviation, and RES Index are extracted from the reconstructed EMG signal. The results show that standard deviations plot has the best pattern separation with an RES Index score of 2.4 and every movement or gesture, whether its in normal or vibrating condition, have its own pattern of signal and different values of extracted features. Conclusively, the movement pattern of Parkinsons disease patients can be interpreted from one another using EMG signal reading.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Icha Fatwasauri
"Pencegahan kanker dapat dilakukan dengan deteksi dini menggunakan pemindai seperti Computed Tomography (CT) Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Namun, modalitas tersebut memiliki biaya produksi yang tinggi dan ukuran yang besar. Alternatif yang digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah menggunakan pencitraan gelombang mikro. Pencitraan gelombang mikro membutuhkan data pengukuran besar untuk meningkatkan kualitas gambar. Untuk mengatasi kelemahan ini, proses penelitian ini adalah merekonstruksi algoritma pencitraan gelombang mikro dengan jumlah pengukuran yang lebih rendah menggunakan pendekatan Compressive Sensing (CS). CS memungkinkan merekonstruksi sinyal dari sejumlah kecil pengukuran daripada yang diperlukan dalam metode pengambilan sampel konvensional. Penelitian ini berkontribusi dengan menambahkan informasi spasial menggunakan Total Variation (TV) dan menyelesaikan masalah optimasi menggunakan Alternating Direction Method of Multipliers (ADMM). Penelitian ini dianalisis untuk kinerja kualitatif dan kuantitatif. Parameter yang digunakan dalam analisis kuantitatif adalah MSE dan SSIM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa algoritma yang diusulkan berhasil mengimplementasikan rekonstruksi CS dengan menambahkan TV dalam hal kualitas gambar dan parameter kuantitatif.

Prevention of cancer can be done by early detection using a scanner such as Computed Tomography (CT) Scan and Magnetic Resonance Imaging (MRI). However, those modalities have high production cost and considerable size. The alternative used to overcome this problem is using microwave imaging. Microwave imaging requires large measurement data to improve image quality. To overcome these weaknesses, this research process is algorithmic reconstruct the microwave images with lower number of measurements using Compressive Sensing (CS) approach. CS enables reconstructing a signal from a smaller number of measurements than which is required in the conventional sampling method. This research contributes by adding spatial information using total variation (TV) and solving the problem of optimization using Alternating Direction Method of Multipliers (ADMM). This research were analyzed for the qualitative and quantitative performance. Parameters used in quantitative analysis are MSE and SSIM. The results of this research show that the proposed algorithm successfully implemented the reconstruction of CS by adding TV in terms of image quality and quantitative parameters.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kusumawati Susanti
"Aplikasi kesehatan berbasis selular yang memungkinkan penggunanya untuk mengetahu rencana dan manajemen terapi, diharapkan dapat menjadi sarana monitoring dan evaluasi terapi pasien PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kornis). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh aplikasi kesehatan seluler terkait penggunaan obat inhalasi dan kualitas hidup pada pasien PPOK. Penelitian dilakukan dengan desain kuasi-eksperimental dengan pretest dan post test pada 88 reponden yang terdiri dari kelompok intervensi (n=46 orang), yang mendapatkan konseling oleh apoteker dan akses aplikasi Pharcare dan kelompok kontrol yang hanya mendapatkan konseling oleh apoteker (n=42 orang). Hasil uji beda rerata menunjukan perbedaan yang signifikan pada nilai ketepatan dan kualitas hidup antar kedua kelompok. Hasil uji T menunjukan adanya perbedaan yang bermakna pada kelompok interveni pada nilai kualitas hidup sebelum dan sesudah intevensi diberikan (P<0.001). Hasil analisi multivariat memperlihatkan bahwa intervensi mengggunakan aplikasi menyebabkan perbaikan kualitas hidup 5 kali dibanding pemberian konseling saja (95% CI 1,803-15,254). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi kesehatan berbasis seluler mengenai penggunaan obat inhalasi dapat meningkatkan ketepatan penggunaan obat inhalasi dan kualitas hidup pasien.

A cellular-based health application that allows its users to know about therapy plans and management, is expected to be a means of monitoring and evaluating therapy for COPD (Cornis Obstructive Pulmonary Disease) patients. This study aims to evaluate the effect of mobile health applications on the use of inhaled drugs and quality of life in COPD patients. The study was conducted using a quasi-experimental design with pretest and posttest on 88 respondents consisting of the intervention group (n=46 people), who received counseling by pharmacists and access to Pharcare applications and the control group who only received counseling by pharmacists (n=42 people).). The mean difference test results showed a significant difference in the value of accuracy and quality of life between the two groups. The results of the T test showed that there was a significant difference in the intervention group in the value of quality of life before and after the intervention was given (P<0.001). The results of the multivariate analysis showed that the intervention using the application resulted in an improvement in quality of life 5 times compared to counseling alone (95% CI 1.803-15.254). From this study it can be concluded that the use of mobile-based health applications regarding the use of inhaled drugs can improve the accuracy of using inhaled drugs and the patient's quality of life."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arbariyanto Mahmud Wicaksono
"Pemanfaatan teknologi Electrical Impedance Tomography (EIT) dalam pencitraan medis merupakan salah satu upaya dalam bidang teknologi biomedis untuk menyediakan modalitas pencitraan yang cepat, aman, serta murah. Teknologi ini menarik perhatian peneliti dikarenakan kemampuan pencitraan menggunakan komponen yang sederhana tanpa memanfaatkan radiasi mengionisasi. Faktor yang menghambat pengadopsian dari teknologi EIT merupakan biaya perangkat instrumentasi pengukuran impedansi yang mahal dan diperlukannya algoritma yang kompleks dalam melakukan rekonstruksi gambar. Sebagian besar sistem EIT yang tersedia melakukan rekonstruksi gambar setelah keseluruhan pengukuran selesai dilakukan sehingga pencitraan tidak dilakukan dalam waktu nyata. Penulis berharap menyediakan perangkat sistem EIT sederhana yang mudah dikembangkan dan dapat melakukan pengukuran serta rekonstruksi gambar dalam waktu singkat. Penulis melakukan penelitian melalui proses perancangan dan perangkaian sistem EIT yang memanfaatkan Arduino beserta perangkat lunak MATLAB. Seluruh perangkat lunak dari sistem diintegrasikan pada perangkat lunak MATLAB untuk mengeliminasi keterlambatan akibat pemindahan data antar aplikasi. Algoritma EIDORS digunakan untuk membentuk gambar rekonstruksi. Pengukuran impedansi pada sistem dilakukan menggunakan 16 buah elektrode dengan metode pengukuran four-terminal-sensing pada frekuensi 50 kHz. Sistem EIT yang diusulkan berhasil mengintegrasikan algoritma EIDORS-MATLAB dengan Arduino untuk melakukan rekonstruksi pencitraan menggunakan sistem yang sederhana.

The adoption of Electrical Impedance Tomography (EIT) in medical imaging is one of the innovation of biomedical engineering to provide a faster, safer and cheaper imaging modality. This technology garner interest by researcher due to its ability to provide imaging using simple component without the use of ionizing radiation. A barrier that halted the widespread adoption of this technology is the high cost of the impedance measurement instrument as well as the complex algorithm required to employ image reconstruction. The majority of the readily available devices perform image reconstruction after the full measurement of the observation object causing the device not be able to provide imaging in real-time. This research is conducted to provide a simple and easily developed EIT system that is able to perform measurement and image reconstruction with low latency. This research is conducted through the process of designing and assembling an EIT system which utilizes Arduino using MATLAB software. The software portion of the system is integrated into MATLAB to eliminate latency due to data transfer between programs. EIDORS algorithm is used to perform image reconstruction. Impedance measurement within the system is conducted with 16 electrode using four-terminal sensing methods St 50 kHz The resulting EIT system is a simple system that integrate EIDORS-MATLAB with Arduino to perform image reconstruction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library