Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Tri Fitriyanti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang perancangan sistem informasi laporan gizi
khususnya pada balita untuk mendapatkan informasi mengenai isi dari laporan
bulanan gizi yang dapat mendukung dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan perencanan, pemantauan dan penilaian program gizi. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan desain pendekatan sistem
untuk menyelesaikan masalah yang ada. Metode yang dipakai untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah pendekatan siklus hidup pengembangan
sistem yang memiliki tahapan perencanan, analisis, perancangan, hingga
penerapan sistem. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam,
observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
rancangan sistem yang dapat menghasilkan informasi laporan gizi yang berupa
data penimbangan balita, cakupan ASI Eksklusif, cakupan pemberian Vitamin A,
dan status gizi buruk menggunakan diagram alir data mengenai perancangan
sistemnya, dan membuat aplikasi dari sistem informasi tersebut menggunakan Ms.
Access 2007.

ABSTRACT
This thesis discusses the design of information systems, especially in infants
nutrition reports to obtain information about the nutritional content of monthly
reports that can be supported in making decisions related to planning, monitoring
and evaluation of nutrition programs. This study is a qualitative research design
using a systems approach to solve existing problems. The method used to solve
such problems is the system development life cycle approach that has stages of
planning, analysis, design, to implementation of the system. Data was collected
through in-depth interviews, observation and document review. The results of this
study aims to obtain design information systems that can generate reports of
nutrition in the form of data weighing a toddler, the scope of exclusive
breastfeeding, provision of Vitamin A coverage, and poor nutritional status using
data flow diagrams of the system design, and makes the application of the
information system using Ms. Access 2007.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safirah Firliani
"Ditemukan adanya tren peningkatan kasus stunting di Puskesmas Kebon Jeruk Jakarta Barat pada tahun 2021-2022. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran umum dan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita (0-59 bulan) berdasarkan indeks PB/U atau TB/U di Puskesmas Kebon Jeruk Jakarta Barat tahun 2023. Data berasal dari Data Balita Bermasalah Gizi Puskesmas dengan menggunakan desain studi potong lintang. Sampel penelitian berjumlah 771 balita dan dianalisis dengan uji statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi balita pendek (stunted) di Puskesmas Kebon Jeruk tahun 2023 sebanyak 537 balita (69,6%). Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan, yaitu umur 24-59 bulan (POR = 1,564; 95% CI: 1,148-2,129), adanya penyakit penyerta (POR = 1,516; 95% CI: 1,105-2,078), konsumsi gizi tidak seimbang (POR = 2,697; 95% CI: 1,704-4,269), imunisasi dasar tidak lengkap (POR = 2,086; 95% CI: 1,526-2,853), asupan gizi ibu selama hamil tidak tercukupi (POR = 2,217; 95% CI: 1,592-3,088), dan riwayat ibu hamil kekurangan energi kronis (POR = 1,784; 95% CI: 1,306-2,435). Sedangkan, variabel jenis kelamin balita, jamban sehat di tempat tinggal, pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga, dan akses bersih termasuk ke dalam kelompok faktor protektif. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan program gizi bagi puskesmas selaku pelaksana program, meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat umum, serta untuk referensi bagi penelitian selanjutnya.

It was found that there was an increasing trend in stunting cases at the Kebon Jeruk PHC, West Jakarta in 2021-2022. This research aims to provide a general overview and determine the factors related to the nutritional status of toddlers (0-59 months) based on the PB/U or TB/U index at the Kebon Jeruk PHC, West Jakarta in 2023. Data were obtained from Data of Toddlers with Nutritional Problems in PHC using a cross-sectional study design. The research sample consisted of 771 toddlers and was analyzed using the chi-square statistical test. The research results show that the prevalence of stunted toddlers at the Kebon Jeruk PHC in 2023 is 537 toddlers (69.6%). Factors that were significantly related were age 24-59 months (POR = 1.564; 95% CI: 1.148-2.129), presence of comorbidities (POR = 1.516; 95% CI: 1.105-2.078), unbalanced nutritional consumption (POR = 2.697; 95% CI: 1.704-4.269), incomplete basic immunization (POR = 2.086; 95% CI: 1.526-2.853), inadequate maternal nutritional intake during pregnancy (POR = 2.217; 95% CI: 1.592-3.088 ), and a history of chronic energy deficiency in pregnant women (POR = 1.784; 95% CI: 1.306-2.435). Meanwhile, the variables of toddler's gender, healthy toilets in the residence, household waste management, and access to cleanliness are included in the group of protective factors. It is hoped that this research will be useful for developing nutrition programs for PHC as program implementers, increasing awareness and participation of the general public, and as a reference for further research."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Insani Fajri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakterististik individu usia, jenis kelamin, dan status gizi berdasarkan IMT/U , status sosial ekonomi status pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, daerah tempat tinggal, dan pengeluaran untuk konsumsi , pola konsumsi frekuensi makan, frekuensi konsumsi daging, sayuran hijau, dan buah , dan aktivitas fisik, serta faktor yang paling dominan dengan kejadian anemia pada remaja usia 15-19 tahun di Pulau Jawa. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey IFLS 2007 dari RAND Corporation. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja di wilayah Pulau Jawa.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin remaja di wilayah Pulau Jawa pada tahun 2007 sebesar 13,61 g/dl. Persentase kejadian anemia di wilayah Pulau Jawa sebesar 16,6 . Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan karakteristik individu jenis kelamin , status sosial ekonomi status pekerjaan ibu , pola konsumsi frekuensi konsumsi sayuran hijau , dan aktivitas fisik terhadap kejadian anemia pada remaja di wilayah Pulau Jawa. Secara multivariat, diketahui bahwa jenis kelamin merupakan faktor dominan terhadap kejadian anemia pada remaja di wiilayah Jawa Tengah pada tahun 2007.

The purpose of this research is to know the relation between individual characteristics age, sex, and nutritional status based on BMI Age , sosio economic status parents rsquo job status, education of parents, leaving area, and spending of food consumption , consumption pattern eating frequencies, frequencies of eating meat, green vegetables, and fruits , and physical activity, also dominant factor of anemia in adolescents aged 15 19 years old on Java Island. This study use cross sectional design with Indonesian Family Life Survey data on 2007 from RAND Corporation. The population of this study are all of the adolescents in Java Island.
The result shows that the average of haemoglobin in adolescesnts at Java Island on 2007 is 13,61 g dL. Percentage of anemia in Java Island is 16,6 . Bivariate analysis shows that there are relation between sex, mother rsquo s job status, frequencies of eating green vegetables, and physical activity toward anemia in adolescents at Java Island. Multivariate analysis shows that sex is the dominant factor of anemia in adolescents at Java Island on 2007.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Permata Sari
"Kabupaten Tangerang menjadi wilayah dengan jumlah balita gizi buruk dan kurangterbanyak di Provinsi Banten dengan prevalensi sebesar 5,77 . Pemerintah KabupatenTangerang sejak tahun 2010 hingga saat ini telah menyelenggarakan Pos Gizi sebagai upayapenurunan prevalensi balita kurang gizi. termasuk di Kecamatan Teluknaga. Tujuanpenelitian ini untuk menganalisis penyelenggaraan Pos Gizi di Kecamatan TeluknagaKabupaten Tangerang 2017 berdasarkan komponen input, proses dan output. Metodepenelitian ini kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procesure RAP . Teknikpengumpulan data yang digunakan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarahkader. Hasil penelitian pada komponen input menunjukkan jumlah sumber daya manusiacukup, bidan desa tidak mendapatkan pelatihan, dana berasal dari dana BOK, peralatanmasak dari swadaya masyarakat, media penyuluhan tidak ada, dan jarak beberapa rumahpeserta jauh dengan lokasi kegiatan. Gambaran komponen proses didapatkan kegiatan PMTberjalan rutin, penyuluhan tidak rutin, pemantauan perubahan perilaku tidak dilakukan.Gambaran komponen output menggambarkan asupan makanan balita belum memenuhiprinsip gizi seimbang, peserta menerapkan beberapa perilaku kebersihan, dan peserta belummenerapkan perilaku mendapatkan layanan kesehatan yang positif. Perlu dilakukanpeningkatan kualitas kegiatan edukasi kesehatan melalui pelatihan kader dan bidan desa,kegiatan konseling dan pemantauan perilaku, serta pengadaan media edukasi.

Tangerang district became the region with highest number of children unver fiveyears with malnutrition in Banten Province with prevalence at 5,77 at 2016. Tangeranggovernment since 2010 had held Pos Gizi as an effort to reducing prevalence of childrenunder five years with malnutrition. This study is purpose to analysis implementation of PosGizi that held at Teluknaga sub district in 2017 base on input, process, and output component.This research method is qualitative with Rapid Assessment Procedure RAP design. Datacollection used indepth interviews and focus group discussions. The result of study on theinput component shows human resources is sufficient, the midwife doesn't get the training,the fund source comes from BOK, cookware from the community, and distance of severalhouse participant far to the location. The process components show PMT activities areroutine, health education not routinely, monitoring of behavior change are not performed. The description of the output component show the intake food of children has not fulfilledthe principles of balance nutrition, participant still apply some hygiene behavior, andparticipant have not implemented positive behavior of getting health care. It is necessary toimprove the quality of health education activities through cadre and midwife training,counseling and behavior monitoring activities, and education media procurement. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Permata Sari
"Kabupaten Tangerang menjadi wilayah dengan jumlah balita gizi buruk dan kurang terbanyak di Provinsi Banten dengan prevalensi sebesar 5,77%. Pemerintah Kabupaten Tangerang sejak tahun 2010 hingga saat ini telah menyelenggarakan Pos Gizi sebagai upaya penurunan prevalensi balita kurang gizi. termasuk di Kecamatan Teluknaga. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penyelenggaraan Pos Gizi di Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang 2017 berdasarkan komponen input, proses dan output. Metode penelitian ini kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procesure (RAP). Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah kader. Hasil penelitian pada komponen input menunjukkan jumlah sumber daya manusia cukup, bidan desa tidak mendapatkan pelatihan, dana berasal dari dana BOK, peralatan masak dari swadaya masyarakat, media penyuluhan tidak ada, dan jarak beberapa rumah peserta jauh dengan lokasi kegiatan. Gambaran komponen proses didapatkan kegiatan PMT berjalan rutin, penyuluhan tidak rutin, pemantauan perubahan perilaku tidak dilakukan. Gambaran komponen output menggambarkan asupan makanan balita belum memenuhi prinsip gizi seimbang, peserta menerapkan beberapa perilaku kebersihan, dan peserta belum menerapkan perilaku mendapatkan layanan kesehatan yang positif. Perlu dilakukan peningkatan kualitas kegiatan edukasi kesehatan melalui pelatihan kader dan bidan desa, kegiatan konseling dan pemantauan perilaku, serta pengadaan media edukasi.

Tangerang district became the region with highest number of children unver-five years with malnutrition in Banten Province with prevalence at 5,77% at 2016. Tangerang government since 2010 had held Pos Gizi as an effort to reducing prevalence of children under-five years with malnutrition. This study is purpose to analysis implementation of Pos Gizi that held at Teluknaga sub-district in 2017 base on input, process, and output component. This research method is qualitative with Rapid Assessment Procedure (RAP) design. Data collection used indepth interviews and focus group discussions. The result of study on the input component shows human resources is sufficient, the midwife doesn't get the training, the fund source comes from BOK, cookware from the community, and distance of several house participant far to the location. The process components show PMT activities are routine, health education not routinely, monitoring of behavior change are not performed. The description of the output component show the intake food of children has not fulfilled the principles of balance nutrition, participant still apply some hygiene behavior, and participant have not implemented positive behavior of getting health care. It is necessary to improve the quality of health education activities through cadre and midwife training, counseling and behavior monitoring activities, and education media procurement."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meetry Rona Pangestika
"Masalah kurang gizi pada baduta yaitu stunting, wasting dan underweight baik di Sulawesi Barat maupun di tingkat nasional masih menjadi masalah serius. Ditambah lagi kenyataannya terdapat anak-anak yang memiliki dua atau lebih masalah kurang gizi secara bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan CIAF (composite index anthropometric failure) pada baduta di Sulawesi Barat. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional yang memanfaatkan data Riskesdas 2018 dengan jumlah sampel sebanyak 395 anak. Analisis dilakukan mengunakan uji chi kuadrat dan regresi logistic ganda. Hasil penelitian didapatkan prevalensi CIAF pada anak usia 0-23 bulan di Sulawesi Barat  tahun 2018 sebesar 47.3 %. ISPA dan berat badan lahir memiliki hubungan signifikan dengan CIAF, dimana ISPA merupakan faktor dominan (OR= 2.13). Namun tidak ada hubungan yang signifikan antara CIAF dengan keanekaragaman konsumsi makanan (MDD), diare, TB Paru, MPASI Dini, imunisasi, status pekerjaan ayah, status pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, wilayah tempat tinggal, inisiasi menyusu dini (IMD), cara pembuangan tinja baduta, sumber Air minum dan pemberian kapsul vitamin A. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu anak yang mengalami ISPA dalam berisiko 2.1 kali mengalami CIAF sehingga upaya pencegahan penyakit infeksi berulang perlu ditingkatkan agar tidak berdampak pada masalah kurang gizi.

Undernutrition in children under five especially aged 0-23 months like stunting, wasting, underweight either in West Sulawesi or nationally is still being a serious problem. In addition there are children who have two or more undernutrition problem simultaneously and none of the three conventional indicators are able to provide the overall prevalence burden of undernutrition. This research aims to determine the dominant factor of composite index anthropometric failure aged 0-23 months in West Sulawesi using Riskesdas Data 2018. This research used cross sectional design with a sample total of 395 children aged 0-23 months. Data were analyzed using chi square for bivariate analysis and multiple regression logistic for multiple analysis. The result showed that 47.3% children aged 0-23 months were undernourished by using CIAF. Acute respiratory infection and birth weight were significantly related to CIAF with acute respiratory infection is a dominant factor (OR 2.13). Meanwhile there were no significant relationship between minimum dietary diversity, diarrhea, lung tuberculosis, early complementary feeding, basic immunization, early initiation of breastfeeding, working status of mother, working status of father, education status of mother, area of residence, source of drinking water, feces children disposal, and supplementation of vitamin A. The conclusion of this research was children who have suffered ARI in the last month have a risk 2.3 times of experiencing CIAF. Therefore increasing efforts to prevent repeated ARI is needed. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Lawas
"Wasting merupakan bentuk kekurangan gizi akut sebagai akibat dari keadaan kekurangan asupan makanan atau mengalami penyakit infeksi yang terjadi dalam waktu yang singkat yang ditandai dengan berat badan yang kurang menurut tinggi badan. Angka wasting di Provinsi Maluku (12%) pada tahun 2021 lebih tinggi dibandingkan dengan angka wasting Nasional (7,1%) pada tahun yang sama menurut data SSGI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan kejadian wasting pada baduta usia 0-23 bulan di Provinsi Maluku tahun 2021. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross sectional dan memanfaatkan data sekunder SSGI 2021 dengan jumlah sampel sebesar 978 baduta. Data dianalisis menggunakan uji chi square, fischer test, dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat 10.9% baduta yang mengalami wasting. Hasil analisis bivariat menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara wasting dengan jenis kelamin, umur, penyakit diare, dan penyakit ISPA, namun tidak ada hubungan yang signifikan antara wasting dengan status berat badan lahir, pneumonia, TB paru, kecacingan, campak, MDD, IMD, ASI Eksklusif, status imunisasi, kepemilikan buku KIA, pemberian Vitamin A, status pekerjaan ibu, tingkat pendidikan ibu, kerawanan pangan, wilayah tempat tinggal, sumber air minum, pemanfaatan posyandu, dan ketersediaan jamban. Faktor dominan kejadian wasting pada baduta di Provinsi Maluku tahun 2021, yaitu pemanfaatan layanan posyandu (OR = 2.12). Kesimpulan dari penelitian ini adalah baduta yang tidak pernah memanfaatkan layanan posyandu memiliki risiko 2.12 kali untuk mengalami wasting.

Wasting is a form of acute malnutrition as a result of a lack of food intake or experiencing an infectious disease that occurs in a short time which is characterized by underweight for height. The wasting rate in Maluku Province (12%) in 2021 is higher than the National wasting rate (7.1%) in the same year according to SSGI data. This study aims to determine the dominant factor for wasting in children aged 0-23 months in Maluku Province in 2021. This quantitative study used a cross-sectional design and utilized secondary data from SSGI 2021 with a total sample of 978 children. Data were analyzed using the chi square test, Fisher's test, and multiple logistic regression. The results of this study showed that there were 10.9% of toddlers who experienced wasting. The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between wasting and gender, age, diarrheal disease, and ARI, but there was no significant relationship between wasting and birth weight status, pneumonia, pulmonary TB, helminthiasis, measles, MDD, IMD , exclusive breastfeeding, immunization status, ownership of MCH handbook, provision of Vitamin A, mother's employment status, education level of mother, food insecurity, area of ??residence, source of drinking water, utilization of posyandu, and availability of latrines. The dominant factor for wasting in toddlers in Maluku Province in 2021 is the utilization of posyandu services (OR = 2.12). The conclusion of this study is that toddlers who have never used Posyandu services have a 2.12 times risk of experiencing wasting.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Rosiyati
"Obesitas telah ditetapkan sebagai epidemi global dan menyebabkan risiko kematian menjadi tiga kali lipat. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya secara medis, tetapi juga psikologis serta menghilangnya produktivitas dan biaya ekonomi tambahan. Prevalensi obesitas di seluruh dunia terus bertambah hampir tiga kali lipat. Hal serupa terjadi di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas prevalensi obesitas telah mencapai 21,8% pada tahun 2018. Prevalensi ini cenderung mulai meningkat setelah usia 36 tahun ke atas dan kemudian menurun setelah usia 60 tahun ke atas. Tingginya obesitas mengindikasikan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan obesitas tersebut.
Tujuan utama dari penellitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan kejadian obesitas pada penduduk Indonesia usia 36-65 tahun. Penelitian ini adalah studi kuantitatif dengan desain bersifat cross sectional menggunakan data sekunder IFLS 2014. Faktor-faktor yang dianalisis hubungannya terhadap kejadian obesitas adalah usia, jenis kelamin, suku, status kawin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kebiasaan makan sumber karbohidrat, kebiasaan makan sumber protein, kebiasaan makan sumber lemak, kebiasaan makan sayuran, kebiasaan makan buah, aktifitas fisik berat, aktifitas fisik sedang, aktifitas fisik jalan kaki, kebiasaan merokok, wilayah tempat tinggal, tinggi badan (stunting).
Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan regresi logistik ganda menunjukkan determinan kejadian obesitas adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kebiasaan makan sumber protein, kebiasaan makan buah, kebiasaan merokok dan wilayah tempat tinggal. Faktor dominan kejadian obesitas adalah jenis kelamin, yaitu perempuan memiliki risiko menjadi obese 2,1 kali lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Obesity has been defined as a global epidemic and triples the risk of death. The impact is not only medically, but also psychologically as well as the disappearance of productivity and economic costs. The prevalence of obesity throughout the world continues to increase almost threefold. Something similar happened in Indonesia, based on Riskesdas data, the prevalence of obesity had reached 21.8% (2018). This prevalence tends to increase after the age of 36 years and above and then decreases after the age of 60 years and over. The high obesity indicates there are factors that affect the increase of obesity.
The main objective of this research is to find out the dominant factors in the incidence of obesity in the Indonesian population aged 36-65 years. This research is a quantitative study with a cross-sectional design using secondary data of 2014 IFLS. Factors analyzed in relation to the incidence of obesity are age, gender, ethnicity, marital status, education, employment, income, eating habits of carbohydrates, eating habits protein, eating habits, sources of fat, eating habits, eating habits, heavy physical activity, moderate physical activity, walking physical activity, smoking habits, area of ​​residence, height (stunting).
Based on the results of multivariate analysis with multiple logistic regression showed determinant factors of obesity are age, sex, education, occupation, income, eating habits of protein, eating habits of fruit, smoking habits and area of ​​residence. The dominant factor in the incidence of obesity is gender, women have a risk of becoming obese 2,1 times higher than men.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library