Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad K. Azwar
"Background: Indonesia is one of ten countries in the world with estimated number of dementia case exceeding a million. The number of elderly population living in Indonesian cities has exceeded the number in rural areas, but the country lacks data representing the urban population better related to modifiable risk factors for dementia, prevention of which is crucial. We aimed to identify the modifiable risk factors for dementia in Indonesia's urban population. Methods: this case-control study used five-year data in Indonesia's national general hospital by tracing back medical record books of individuals aged 60 years and above in geriatric medicine outpatient clinic to the first hospital visit. Statistical analyses included bivariate and multivariate analyses to adjust for confounding factors appropriately. Results: data from 345 patients suggested that the significant risk factors for dementia were history of smoking (adjusted OR 2.860, 95% CI 1.559-5.246), history of hearing loss (adjusted OR 7.962, 95% CI 3.534-17.941), history of depression (adjusted OR 12.473, 95% CI 2.533-61.417), hypertension (adjusted OR 1.751, 95% CI 1.006-3.048), and diabetes mellitus (adjusted OR 2.561, 95% CI 1.482-4.425). Dementia patients had longer median duration of diabetes mellitus (12 years) than elderly without dementia (9 years) before the diagnosis of dementia. Single point late-life underweight condition and low educational attainment were not associated with dementia in Indonesia's urban setting. The risk factors for vascular dementia were largely similar to those of dementia. Conclusion: in Indonesian urban population, history of smoking, hearing loss, depression, hypertension, and diabetes mellitus are associated with dementia."
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2021
610 UI-IJIM 53:1 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2000
617.882 NAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Interna Publishing, 2014
614 BUK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Fahrial Syam
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
297.34 ARI t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shirly Elisa Tedjasaputra
"ABSTRAK
Pendahuluan:
Kalsifikasi vaskular yang ditandai dengan penebalan tunika intima-media (TIM) karotis pada pasien diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan faktor prediktor terhadap kejadian serebro-kardiovaskular. Osteoprotegerin (OPG) merupakan penanda disfungsi endotel yang dapat digunakan sebagai prediktor terhadap penebalan TIM karotis. Penggunaan ultrasonografi (USG) karotis untuk menilai ketebalan TIM karotis masih terbatas di Indonesia sehingga diperlukan metode diagnostik lain yang lebih cost effective. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan faktor-faktor determinan yang bermakna dan nilai tambah diagnostik pemeriksaan OPG dalam mendeteksi penebalan TIM karotis pada pasien DM tipe 2.
Metode:
Studi potong lintang dilakukan di poliklinik Metabolik Endokrin dan poliklinik spesialis Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada bulan April-Juni 2012 pada pasien DM tipe 2 tanpa komplikasi serebro-kardiovaskular, tanpa komplikasi penyakit ginjal kronik (PGK) stadium III-V dan tidak merokok. Pada penelitian ini dilakukan analisis bivariat dan multivariat pada variabel lama menderita DM, hipertensi, dislipidemia, HbA1c, dan OPG. Selanjutnya, ditentukan nilai tambah pemeriksaan OPG dalam mendeteksi penebalan TIM karotis pada pasien DM tipe 2. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0.
Hasil:
Dari 70 subjek penelitian, didapatkan jumlah subjek dengan peningkatan OPG dan penebalan TIM karotis adalah sebesar 45,7% dan 70%. Dari 49 subjek dengan penebalan TIM karotis, didapatkan 61,2% subjek dengan peningkatan OPG. Lama menderita DM (OR 26,9; IK 95% 2-365,6), hipertensi (OR 22; IK 95% 2,3-207,9), dislipidemia (OR 85,2; IK 95% 3,6-203,6) dan OPG (OR 12,9; IK 95% 1,4-117,3) berhubungan secara bermakna dengan penebalan TIM karotis. Pemeriksaan OPG mempunyai spesifisitas dan nilai duga positif tinggi (90,5% dan 84%). Nilai tambah diagnostik OPG hanya sebesar 2,3% dalam mendeteksi penebalan TIM karotis.
Simpulan:
Faktor-faktor determinan yang bermakna untuk mendeteksi penebalan TIM karotis pada pasien DM tipe 2 adalah lama menderita DM, hipertensi, dislipidemia dan OPG. Nilai tambah diagnostik dari pemeriksaan OPG adalah sebesar 2,3% dalam mendeteksi penebalan TIM karotis pada pasien DM tipe 2."
Jakarta: Bidang Penelitian dan Pengembangan Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
610 JPDI 5:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2008
618.3 PEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Parlindungan
"Tujuan Kekerapan hiponatremia pada usia lanjut cukup tinggi disebabkan adanya peningkatan kadar ADH, dan ANP yang merupakan bagian dari 8 perubahan fisiologi. Komplikasi yang ditimbulkan cukup spesifik yaitu meningkatnya risiko patah tulang, penurunan kesadaran hingga kejang-kejang. Penyebab tersering hiponatremia pada usia lanjut adalah asupan air yang tinggi. Mendapatkan asupan air optimal yaitu volume asupan air tertinggi yang tidak menimbulkan hiponatremia dan hipovolemia. Metode Dilakukan penelitian pada 31 orang usia lanjut sehat setelah melalui pemilihan dari 107 usia lanjut secara simple random sampling dan kriteria eksklusi. Kemudian dibagi secara Randomisasi Blok dalam 5 kelompok asupan air (1000-2500 mL). Hasil Dapat dibuktikan bahwa 1000 mL merupakan asupan air optimal pada usia lanjut sehat. Diperlihatkan juga bahwa kadar ADH plasma memiliki gambaran hubungan dengan volume asupan air yang tidak menimbulkan hiponatremia dan kadar NT-proBNP tidak berkorelasi dengan kadar natrium urin sewaktu. (Med J Indones 2009; 18: 18-25) Kesimpulan Asupan air optimal pada usia lanjut adalah 1000 mL/24 jam.

Aim The prevalence of hyponatremia in the elderly is quite high due to the rising of ADH and ANP concentrations which are part of eight physiologic changes. The complications are quite specific, among others, increased risk of bone fracture, declining of conciousness, and convulsion. The frequent cause of hyponatremia is high water intake. To achieve the optimal water intake designated as the highest water intake that did not cause hyponatremia and hypovolemia. Methods A study was conducted on 31 healthy elderly subjects, selected from 107 persons using simple random sampling and exclusion criteria. By block randomisation were classified into five water-intake groups (1000-2500 mL). Results In this study, it could be proved that 1000 mL was the optimal. It was also unraveled that the ADH levels had a role in determining the water intake volume that did not cause hyponatremia and NT-proBNP concentrations did not correlate with spot urine sodium. Conclusion The optimal water intake for the elderly is 1000 mL per day. Keywords: Hyponatremia, healthy elderly, water intake."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library