Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Belly Rendra Kurniawan
"Pembangunan hutan tanaman industri di lahan gambut diperlukan strategi pemanenan yang efektif dan produktif hal ini bertujuan untuk menghasilkan produksi yang optimal dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Setiap kegiatan pemanenan kayu diperlukan peralatan baik manual, semi mekanis maupun mekanis, yang pada intinya dapat meningkatkan pasokan kayu bundar dan bahan baku serpih. Melakukan kegiatan pemanenan kayu hasil hutan tanaman industri di area gambut memiliki tantangan yang besar dikarenakan daya dukung tanah gambut 0,26 kg/cm bila menggunakan unit alat berat excavator maka unit tersebut harus lebih ringan atau sama dengan daya dukung tanah gambut. PC135F-10M0 telah memenuhi syarat bekerja di area gambut karena memiliki daya tekan unit 0,26 kg/cm2 sama dengan daya dukung tanah gambut, yang disempurnakan dengan metode tarik panjang (B-tree length) memberikan hasil produksi tinggi yaitu meningkat menjadi 4,84 ton/jam dari 2,58 ton/jam bila dibandingkan menggunakan tarik pendek. Penggunaaan bahan bakar PC135F-10M0 menggunakan B-tree length sekitar 11,9 liter/jam bila dibandingkan dengan menggunakan tarik pendek 11,8 liter/jam.
Metode B-tree length menjadi soulsi mengurangi limbah, hal ini dapat terjadi dikarenakan kayu dengan diameter 5 cm sampai dengan 10 cm (banyak terbuang di area pemanenan saat menggunakan metode tarik pendek) masih dapat termanfaatkan, kuncinya saat mengeluarkan kayu dalam bentuk utuh ke TPn (tempat penumpukan sementara) dalam jumlah besar dalam satu waktu sehingga mampu mengurangi aktivitas travelling berulang yang akan mempengaruhi biaya produksi lebih efisien. Menggunakan metode B-tree length lebih produktif, jumlah unit yang digunakan untuk produksi 5 unit dan biaya proses pemanenan hasil hutan Rp. 72.952, 35/ton bila dibandingkan dengan biaya produksi menggunakan tarik pendek jumlah unit yang di perlukan untuk produksi 9 unit biaya operasional lebih mahal Rp. 97.067,84/ton. Dalam kajian metode B-tree length aspek-aspek keinsinyuran telah diterapkan sebaik mungkin baik dari sisi kompetensi professional, prinsip dasar kode etik serta keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan Hidup (K3L).

The development of industrial plantation forests on peatlands requires an effective and productive harvesting strategy that aims to produce optimal production and not cause environmental damage. Each timber harvesting activity requires both manual and semi-mechanical equipment, which in essence can increase the supply of round wood and chip raw materials. Operational out timber harvesting activities from industrial forest plantations in peat areas is a big challenge because the bearing capacity of peat soil is 0.26 kg/cm. When using a heavy excavator unit, the unit must be lighter or equal to the bearing capacity of peat soil. PC135F-10M0 has fulfilled the requirements for working in peat areas because it has a unit ground pressure of 0.26 kg/cm2, which is the same as the bearing capacity of peat soil. This is enhanced by the long pull method (B-tree length), which gives high production yields, which increase to 4.84 ton/hour from 2.58 ton/hour when compared to using cut to length method. The use of PC135F-10M0 fuel uses a B-tree length of around 11.9 litres/hour when compared to using a short drag of 11.8 litres/hour.
The B-tree length method is the solution to reducing waste. This can happen because wood with a diameter of 5 cm to 10 cm (a lot of it is wasted in the harvesting area when using the cut to length method) can still be utilized. The key is removing the wood in its intact form to the TPn (temporary storage places) in large quantities at one time to reduce repeated travelling activities, which will affect production costs more efficiently. Using the B-tree length method is more productive, the number of units used for production is 5 units, and the cost of harvesting forest products is Rp. 72,952.35/ton. When compared to production costs using the cut to length method, the number of units needed to produce 9 units of operational costs is Rp. 97,067.84/ton. In the study of the B-tree length method, engineering aspects have been applied as well as possible in terms of professional competence, the basic principles of a code of ethics, security, safety, health, and the environment (K3L).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Agraning Bawono
"Ruas Pipa Transmisi Semarang – Batang (Cisem Tahap 1) merupaan salah satu dari jaringan pipa transjawa. Semula pipa ini akan dibangun oleh Badan Usaha, tetapi kemudian dikembalikan ke negara karena tidak ekonomis secara bisnis. Studi ini bertujuan untuk melakukan analisis dan memodelkan perhitungan tarif pengangkutan gas bumi untuk pipa Semarang – Batang yang akhirnya dibangun oleh pemerintah melalui anggaran negara. Pengembangan model dilakukan dengan merubah formulasi umum penghitungan tarif dengan dua kategori yaitu dengan skema Penyertaan Modal Negara (PMN) dan model Barang Milik Negara (BMN). Dalam skema PMN Pemerintah meminta pengembalian modal atas aset yang sudah diinvestasikan dengan keuntungan yang dibatasi maksimal sama dengan persentase pengembalian Surat Hutang Negara sedangkan dalam skema BMN Pemerintah tidak pengembalian modal atas aset yang sudah diinvestasikan sehingga tarif hanya berupa management fee. Hasil perhitungan menunjukkan perhitungan tarif dengan skema BMN, menghasilkan nilai yang paling rendah dan efisien yaitu 57,1% lebih rendah dibandingkan jika dihitung dengan formulasi umum penghitungan tarif dan 27,4% lebih rendah dibandingkan dengan skema PMN. Selain itu dalam studi ini juga dilakukan implementasi profesionalisme, kode etik keinsinyuran dan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan (K3L).

Trans Java pipeline networks include the Semarang-Batang Transmission Pipeline Segment (Cisem Phase 1). This pipe was supposed to be constructed by a company, but since it would not be profitable for them, the state eventually got it back and The government funded the pipeline's construction through the state budget. The goal of this study is to analyze and simulate how the Semarang-Batang pipeline's natural gas transportation tariffs were determined. To build the model, the general formula for calculating tariffs was modified into two main types: the State Property (BMN) model and the State Capital Participation (PMN) scheme. In the case of the PMN scheme, the government asks for a return of capital on invested assets, with profits limited to the percentage of return on government debt securities. While the BMN scheme only allows for management fees as the government does not return capital on invested assets. The results of the calculation show that the BMN scheme generates the lowest and most efficient value when applied for calculating tariffs; it is 57.1% cheaper than when calculated using the conventional tariff calculation formulation and 27.4% cheaper than when calculated using the PMN scheme. Furthermore, this study included engineering codes of ethics, environmental safety, occupational health (K3L), and professionalism."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Qodri Febrilian Erahman
"Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditi energi strategis yang ketersediaannya sangat diperlukan dan BPH Migas merupakan instansi Pemerintah yang mempunyai fungsi menjamin ketersediaan BBM dengan tugas melaksanakan pengawasan dan pengaturan terhadap entitas usaha yang di bidang BBM. Dalam kaitannya dengan fungsi pengawasan, badan usaha wajib memberikan laporan kepada BPH Migas. Perkembangan teknologi informasi yang ada saat ini, menuntut proses bisnis pelaporan Badan Usaha kepada BPH Migas dilaksanakan menggunakan aplikasi secara online. Tujuan laporan praktik keinsinyuran ini adalah melakukan pengembangan aplikasi dalam mendukung tugas BPH Migas untuk mengetahui struktur data yang dihasilkan yang selanjutnya digunakan dalam peramalan konsumsi BBM. Proses pengembangan aplikasi dilaksanakan melalui tahapan identifikasi kebutuhan, rancangan desain aplikasi, pelaksanaan pengembangan aplikasi, uji coba, deployment dan go-live. Kesimpulan dari hasil praktik keinsinyuran ini yaitu, aplikasi membantu kemudahan pelaksanaan proses bisnis, pengolahan data yang cepat, waktu pemrosesan terukur, dan struktur data aplikasi dapat digunakan lebih lanjut sebagai input dalam analisis proyeksi konsumsi BBM dengan hasil analisis proyeksi menggunakan metode causal regresi linear pada tahun 2030 sebesar ±102 juta kL, serta aspek Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan yang terpenuhi melalui manfaat perlindungan lingkungan dari dampak yang ditimbulkan dengan penggunaan kertas, sehingga potensi dukungan lingkungan ini akan terus termanfaatkan selama aplikasi digunakan.

Petroleum fuel is strategic energy and its availability is necessary, while BPH Migas is a government agency that has the function of ensuring the availability of fuel by carrying out supervision and regulation of business entities. Concerning the supervisory function, business entities must provide reports to BPH Migas. Current developments in information technology require reporting to be carried out using online applications. This report aims to develop fuel reporting applications, further, the data from the application will be used to provide information and forecast fuel consumption for policy planning. The conclusion from this report is that there are many benefits obtained from the use of fuel reporting applications, which are paperless, fast and accurate data processing, measurable processing time, saving costs, efficient processes, and the produced data can be used as an input in fuel consumption projection analysis with the results of the projection analysis using the causal linear regression method in 2030 amounting to ±102 million kL, as well as health, work safety, and environmental aspects are fulfilled through the benefits use of the reporting application."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Wicaksono
"Laporan Praktik Keinsinyuran ini disajikan mengingat pentingnya untuk meningkatkan produksi gas didalan negeri Indonesia.  Adapun tujuan dari laporan praktik ini adalah untuk mengevaluasi dan mengoptimalkan kinerja sebuah fasilitas produksi dalam mengolah gas alam sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksinya dengan cara menentukan kondisi operasi yang optimal dari Katup Joule-Thompson yang digunakan untuk mengontrol titik embun hidrokarbon dan juga kandungan air dalam gas selain juga untuk menurangi pemakaian bahan bakar gas. Metode yang dipakai adalah dengan membuat model simulasi yang mewakili kondisi operasi sesungguhnya dilapangan dan kemudian dilakukan intervensi dan mofidikasi pada model tersebut untuk menemukan model konfigurasi dan kinerja fasilitas yang optimum dan kemudian mengimplementasikannya di lapangan melalui uji coba lapangan. Dari hasil analisis ini dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan produksi sebesar 8% dengan pengurangan konsumsi bahan bakar gas secara rata-rata sebesar 16.1 MMscf/bulan dan pengurangan emisi karbon rata-rata 883.06 kiloton setara CO2.

The internship activity is presented due to the urgency of boosting the gas industry in Indonesia. The purpose of this engineering work activity is to evaluate and optimize the performance of the dew point control unit in the production facility in treating the natural gas with the expectation that, by optimizing the JT-Valve used in the dew point control unit, it can provide a production gain and increase production while reducing carbon emissions by lowering fuel gas consumption. The method used in this activity is preparing a simulation model that reflects the actual field condition, intervening and modifying the model to find the optimized configuration and performance of the plant, implementing the optimization result onsite, and performing a series of field trials to verify the simulation results and implement the modification proposed. This engineering analysis shows that there is an average of 8% production increase, while the opportunity for fuel gas reduction is an average of 16.1 MMscf per month and an average of 883.06 kton CO2 equivalent of GHG gas reduction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rafi
"Fluida dari sumur laut dalam Merakes yang mengalir kurang lebih 48 km dari kedalaman air 1600 m di bawah permukaan laut menuju Fasilitas Pengolahan Terapung Migas akan mengalami perubahan tekanan suhu selama proses pengaliran. Salah satu resiko fluida yang mengalir di tekanan tinggi dan suhu rendah adalah terbentuk nya hidrat. Hidrat akan terbentuk jika gas hidrokarbon bercampur dengan air di teananan tinggi dan suhu rendah. Dalam laporan Praktik Keinsinyuran ini, Penulis akan menjelaskan pencegahan terbentuknya hidrat dengan injeksi inhibitor kimia termodinamika mengunakan MEG dan MeOH. Injeksi MEG berkelanjutan dilakukan selama operasi kondisi stabil, sementara MeOH dapat menghambat hidrat selama operasi start-up dan restart-up. Jika hidrat telah terbentuk, remediasi hidrat harus dilakukan untuk mengurangi penyumbatan pipa. Depresurisasi akan digunakan untuk memisahkan hidrat yang terbentuk. Manajemen hidrat di lapangan laut dalam Merakes ini dijelaskan secara lebih rinci dalam Laporan Kerja Praktik Keinsinyuran ini.

Fluid from Merakes deep water wells which flows approximately 48 km from 1600 m water depth below mean sea level to oil and gas Floating Processing Facility will experience changes in pressure and temperature during the flowing process. One of the risks of fluid flowing at high pressure and low temperature is the hydrate formation. Hydrate will form if hydrocarbon gas mixes with water at high pressure and low temperature. In this Engineering Practice report, the author will explain the hydrate formation prevention by injection of thermodynamic chemical inhibitors using MEG and MeOH. Continuous MEG injection is performed during steady state operation, while MeOH can inhibit hydrate during start-up and restart-up operation. If hydrate has already been formed, hydrate remediation must be performed to reduce the pipe blockage. Depressurization will be used to remediate the hydrate which has already been formed. Hydrate management in the Merakes deep water field is explained more details in this Engineering Practical Work Report."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andhyka Wicaksono
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya perencanaan pajak atas restitusi PPN pada PT BAP-WASKITA-WIKA KSO. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah upaya perencanaan pajak atas restitusi PPN pada PT BAP-WASKITA-WIKA KSO sangat tidak memadai, yang mengakibatkan buruknya sistem administrasi PPN khususnya dalam proses restitusi PPN, seperti: 1 terjadinya keterlambatan penyampaian Faktur Pajak Masukan beserta kelengkapan dokumen dari salah satu tim/divisi proyek; dan 2 adanya kesalahan dalam pemilihan rekanan. Selain itu, kurangnya pengetahuan atau pemahaman akan ketentuan dan peraturan perpajakan mengakibatkan adanya kesalahan dalam menerbitkan Faktur Pajak Keluaran serta minimnya upaya perlawanan yang dilakukan pada saat dan setelah proses pemeriksaan, seperti menyetujui seluruh koreksi atas temuan pemeriksaan dan menerima begitu saja Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB yang diterbitkan. Pada akhirnya, ketiadaan perencanaan pajak yang memadai atas restitusi PPN menimbulkan adanya sanksi administrasi pajak berupa kenaikan, pembayaran pokok, dan bunga yang jumlahnya cukup material. Sanksi tersebut dikenakan berdasarkan Pasal 13 ayat 3 dan Pasal 19 ayat 1 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana terakhir diubah dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.

ABSTRACT
This research aims to analyze the efforts of tax planning on VAT refund in PT BAP WASKITA WIKA KSO. This research use qualitative approach with descriptive research type. It concluded the tax planning efforts on VAT refund in PT BAP WASKITA WIKA KSO are inadequate, it causing poor VAT administration system especially in VAT refund process, such as 1 delay in submitting the Input Tax Invoice along with the completeness of documents from one of the project rsquo s team or division and 2 mistake in choosing partners or suppliers. Moreover, the deficient of knowledge and understanding of tax laws and regulations lead to error in issuing Output Tax Invoice as well as the lack of counter measures carried out during and after the tax examination process, such as approving all corrections made on tax examination findings and just accepting the Tax Underpayment Assessment Letter SKPKB issued. In the end, the absence of adequate tax planning on VAT refund lead to the administrative tax sanctions such as increase in amount, principal payment, and interest in significant amount. The sanctions are imposed under Article 13 paragraph 3 and Article 19 paragraph 1 of the Law of General Provisions and Tax Procedures Number 6 of 1983 as lastly amended by Law Number 16 of 2009."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Susanti
"Tujuan penelitian yaitu menganalisis pelaporan biaya terkait situs web pada tahapan operasi PT X di Laporan Keuangan apakah sudah sesuai dengan PSAK 19 Aset Takberwujud dan ISAK 14 Biaya Situs Web dan menganalisis pelaporan PT X dalam melaporkan biaya tersebut apakah sudah sesuai dengan aturan perpajakan. PSAK 19 dan ISAK 14 menyatakan bahwa biaya terkait situs web dibagi atas tahapan pengembangan dan tahapan operasi. Sesuai ISAK 14, pada tahap operasi, seluruh pengeluaran diakui sebagai beban kecuali memenuhi kriteria pengakuan PSAK 19 paragraf 18. Kemudian beban-beban yang memenuhi PSAK 19 paragraf 18 akan dikapitalisasi. Paragaf 18 PSAK 19 menyatakan pengeluaran dikapitalisasi jika memenuhi definisi aset takberwujud yang meliputi keteridentifikasian, pengendalian atas sumber daya, adanya manfaat ekonomik masa depan dan kriteria pengakuan. Sedangkan aturan perpajakan belum mengatur secara jelas. Studi kasus pada PT X bahwa terdapat biaya signifikan terkait situs web yang tidak dikapitalisasi padahal biaya tersebut memenuhi kriteria paragraf 18 PSAK 19 yang seharusnya dikapitalisasi. Kemudian dari aspek perpajakan, karena tidak jelas, sesuai dengan paragraf penjelasan pasal 28 ayat (7) Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 pembukuan didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan, maka seharusnya biaya yang signifikan yang memiliki manfaat lebih dari 1(satu) tahun juga harus dikapitalisasi.

The purpose of this study is to analyze website cost – operation phase of PT X whether it is in accordance with PSAK 19 Intangible Assets, ISAK 14 Website costs and taxation rules. PSAK 19 and ISAK 14 state that the costs related to the website are divided into development and operating stages. In accordance with ISAK 14, at operating stage, all expenditures are recognized as expenses unless they meet recognition criteria of PSAK 19 paragraph 18. Then the expenses that meet PSAK 19 paragraph 18 will be capitalized. Paragraph 18 of PSAK 19 states that expenditures are capitalized if they meet 1) the definition of intangible assets which are identifiable, control of resources, future economic benefits and 2) recognition criteria. While the Indonesian taxation rules have not clearly regulated yet. There is significant website costs that is not capitalized even though these costs meet the criteria of paragraph 18 of PSAK 19. On taxation side, in accordance with the paragraph explanation of article 28 paragraph (7) of Law No. 6 of 1983 concerning General Provisions and Tax Procedures as lastly amended by Law No. 16 of 2009 bookkeeping is based on Accounting Standards, then significant website costs that have more than 1 (one) year benefit should also be capitalized."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akwila Eka Meliani
"ABSTRAK
Dewasa ini, perkembangan otomotif di berbagai negara, terutama di Indonesia, semakin mengalami kemajuan, mulai dari model kendaraan sampai jenis bahan bakar yang digunakan. Bahan bakar yang paling banyak digunakan adalah bensin. Semakin banyaknya produksi mesin bensin sejak 1920-an memengaruhi peningkatan kebutuhan bensin. Hal ini menyebabkan perlunya memperhatikan kualitas bensin. Banyak penerapan teknologi yang telah digunakan untuk meningkatkan kualitas bensin, tetapi ada satu permasalahan yang kurang diperhatikan dan dikenal masyarakat luas Indonesia, yaitu pembentukan deposit pada mesin kendaraan, terutama pada daerah combustion chamber. Pada karya ilmiah ini, akan dibahas solusi yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada, yaitu sintesis dan evaluasi Deposit Control Additive DCA berbahan dasar Fatty Acid Methyl Ester FAME dari minyak kelapa sawit yang akan direaksikan dengan senyawa amina, yaitu ethanolamine MEA dan diethanolamine DEA . Banyak sekali jenis DCA, tetapi yang akan dibahas adalah jenis DCA bio-based. Hal ini dikarenakan jenis bio-based lebih tidak berbahaya bagi lingkungan. Pembuatan FAME dari minyak sawit dibuat dengan cara transesterifikasi, yaitu mereaksikannya dengan metanol pada suhu 70oC selama 1 jam. Digunakan juga katalis basa kalium hidroksida KOH sebanyak 1 berat dari minyak sawit. Dari reaksi tersebut, akan dihasilkan produk utama FAME yang harus dimurnikan dari produk sampingnya, yaitu gliserol. FAME yang dihasilkan sebagian diepoksidasi, yaitu mereaksikan FAME dan asam format HCOOH dengan katalis asam peroksida H2O2 . Kemudian, FAME diaminasi dengan cara direaksikan dengan senyawa amina, yaitu MEA atau DEA, dan katalis yang digunakan adalah KOH. Suhu operasi adalah 110 ndash; 120oC selama 2 jam. Hasil-hasil tersebut kemudian diuji FTIR dan sifat anti-depositnya.

ABSTRACT
Nowadays, the development of automotive in various countries, especially in Indonesia, progressively progressed, ranging from vehicle model to type of fuel used. The most widely used fuel is gasoline. The growing production of gasoline engines since the 1920s affected the increase in the need for gasoline. This causes the need to pay attention to the quality of gasoline. Many applications of technology have been used to improve the quality of gasoline, but there is one problem that is not considered and known to the wider community, namely the formation of deposits in vehicle engines, especially in the combustion chamber area. In this paper, will be discussed a solution to solve the existing problems, namely Deposit Control Additive DCA based on Fatty Acid Methyl Ester FAME from palm oil to be reacted with amine compounds, such as ethanolamine MEA and diethanolamine DEA . There are so many different types of DCA, but what will be discussed is the bio based DCA type because of its harmless to the environment. FAME is made by transesterification reacting palm oil with methanol at 70oC. Potassium hydroxide KOH catalyst is used 1 weight of palm oil. From the reaction, the main product of FAME to be purified from its by product, glycerol. Partially generated FAME is epoxidized reacting FAME and formic acid with peroxide acid catalyst H2O2 . Then, FAME is aminated reacting with an amine compound, MEA or DEA and the catalyst used is KOH at 110 120oC. The results are then tested FTIR and anti deposit properties.
"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Galih Utomo
"ABSTRAK
Pada riset ini telah dilakukan studi pembuatan gemuk bio foodgrade NLGI No.2, melalui proses saponifikasi-pelarutan-pendinginan-homogensasi. Penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Morway, et al. yang memformulasikan gemuk sodium stearat alginat menggunakan minyak mineral, di mana pada penelitian ini akan digunakan palm oil dalam menghasilkan gemuk yang memiliki kualitas yang baik dalam memberikan efektifitas pelumasan nilai ketahanan ausnya tinggi dengan dropping point yang tinggi, serta dapat diaplikasikan pada industri makanan dan obat-obatan karena bersifat biodegradable dan edible tidak beracun . Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Penelitian tahap pertama dilakukan dengan mensintesis gemuk hanya menggunakan sodium stearat kompleks sebagai thickener, yaitu sodium stearat dan sodium asetat sebagai agen pengompleks untuk mengetahui performa gemuk sodium stearat tanpa tambahan alginat. Tahap kedua dilakukan menggunakan sodium alginat sebagai thickener dengan tambahan sabun sodium stearat kompleks. Pada tahap pertama, sintesis gemuk diawali dengan pembuatan sabun sodium stearat kompleks yaitu penambahan base oil dan material lainnya secara bertahap dengan pemanasan. Seluruh sisa material diaduk secara kontinyu dan dilanjuti dengan pendinginan, penambahan aditif, dan homogenisasi. Pada tahap kedua, sintesis gemuk didahului dengan pengadukan alginat dengan air dan sebagian base oil tanpa adanya pemanasan, untuk dicampurkan dengan sabun sodium stearat kompleks yang dibuat setelahnya. Setelah itu, dilakukan uji karakteristik gemuk yang terdiri dari penetration test ASTM D-217 , dropping point test ASTM D-566 , four ball test D-4172 , dan bleeding test ASTM D-1742 . Gemuk sodium stearat terbaik dihasilkan dengan komposisi thickening agent 18 dengan tingkat konsistensi NLGI 2, nilai dropping point 96 C, nilai keausan sebesar 5,2 mg, serta oil separation sebesar 0,35 . Sementara itu, gemuk sodium stearat alginat terbaik dihasilkan dengan komposisi thickening agent 31 dengan tingkat konsistensi NLGI 2, nilai dropping point 133 C, nilai keausan sebesar 5,7 mg, serta oil separation sebesar 9,87.

ABSTRACT
This research studies the manufacturing of foodgrade NLGI No.2 biogrease via saponification dilution ndash cooling homogenization process. This research is based on previous study by Morway, et al. which formulated sodium stearate alginate grease using mineral oil, which in this study will be used vegetable oil palm oil in order to manufacture grease which has good quality in providing the effectiveness of lubrication high wear resistance value with high dropping point, and its applicability to the food and medicine industries due to its biodegradability and edibility non toxic . This study is conducted in two stages. The first stage is performed by synthesizing greases only using complex sodium stearate as a thickener, i.e. sodium stearate and sodium acetate as a complexing agent , to determine the performance of sodium stearate grease without additional alginate. The second stage is to use sodium alginate as a thickener with the addition of complex sodium stearate soap. In the first stage, the manufacturing of grease begins with synthesizing complex sodium stearate soap where the addition of base oil and other materials are thereafter carried out gradually with heating and continuous stirring, which is then followed by cooling, addition of additive, and homogenizing. In the second stage, the grease synthesis is preceded by alginate stirring with water and part of the base oil in the absence of heating, to be mixed with the complex sodium stearate soap which is synthesized thereafter. Subsequently, grease characteristic tests consisting of penetration test ASTM D 217 , dropping point test ASTM D 566 , bleeding test ASTM D 1742 and four ball test D 4172 are performed. The best sodium stearate grease was synthesized with a thickening agent composition of 18 with a consistency level of NLGI 2, dropping point value of 96 C, wear value of 5.2 mg, and oil separation of 0.35 . Meanwhile, the best sodium stearate alginate grease was produced with a 31 thickening agent composition with a consistency level of NLGI 2, dropping point value of 133 C, wear value of 5.7 mg, and oil separation of 9.87."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monangin, Priska Jesika
"Spent Bleaching Earth dan minyak jelantah merupakan limbah industri dengan jumlah produksi yang sangat besar di Indonesia hingga 600.000 ton/tahun. SBE memiliki kadar SiO2 sebesar 55-80 hal inilah yang dapat dijadikan potensi untuk pembuatan gemuk sebagai pengentalnya. Gemuk berfungsi untuk mengurangi gesekan dan keausan pada permukaan benda yang bersinggungan serta memiliki kemampuan untuk menempel di dekat permukaan gesek. Gemuk yang beredar dipasaran umumnya menggunakan NLGI grade 2 karena memiliki daya kelengketan lebih baik serta dropping point dan anti wear yang tinggi. NLGI grade 2 disebut gemuk multipurpose karena dapat digunakan pada hampir seluruh alat mesin pada otomotif, industri, konstruksi, manufaktur dll.
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan gemuk NLGI grade 2 dengan memformulasikan SBE, minyak jelantah, dan kalsium sulfonat. Kalsium sulfonat dipilih karna dapat meningkatkan konsistensi dan performa gemuk serta jenis sabun yang biayanya paling murah. Pre-treatment dalam proses pembuatan adalah dilakukan filtrasi dan pemanasan pada minyak jelantah serta pengayakkan untuk SBE. Pembuatan Gemuk melalui proses saponifikasi dengan suhu maksimal 66°C dan homogenisasi hingga 8 jam. Komposisi optimum yang didapat yaitu dengan perbandingan SBE dan minyak jelantah 70:30 serta penambahan kalsium sulfonat 12 menghasilkan nilai bleeding 0,7 ; nilai keausan 0,23 mg; dan nilai dropping point 267°C. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan gemuk berbahan dasar limbah industri dengan tambahan kalsium sulfonat memiliki kualitas yang setara dengan gemuk komersil sebagai pembanding.

Spent Bleaching Earth and Waste Cooking Oil is industrial waste with an enormous amount of production in Indonesia up to 600,000 tons year. SBE contains 55 ndash 80 of SiO2 that can be used for the formulation of grease as the thickening agent. The function of grease is to decrease the friction and the wear on the surface of the intersecting object and has the ability to stick near to friction surface. Grease available in market generally use NLGI grade 2 because it has better adhesiveness and high dropping point and antiwear value. NLGI Grade 2 is commonly called as multipurpose grease due to its ability to be applied to almost all machine tools in automotive, construction, manufacture, industries, etc.
This study aims to produce NLGI Grade 2 by formulating SBE, Waste Cooking Oil, and Calcium Sulfonate. Calcium Sulfonate is selected to be used because it can improve the consistency and performance of the grease and the type of soap with affordable price. Pre treatment in the manufacturing process is filtration and heating the Waste Cooking Oil and sifting for SBE. The Grease is produced through saponification process with maximum temperature 66°C and homogenization up to 8 hours. The optimum composition obtained by the composition of SBE and cooking oil 70 30 and the addition of 12 calcium sulfonate yields, 0.7 bleeding value wear value is 0.23 mg and dropping point value is 267°C. The results of this study can be concluded that Industrial waste based Grease with additional calcium sulfonate has a quality equivalent to commercial Grease as a comparison.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>