Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andreas Ridwan Purnadi
Abstrak :
ABSTRAK
PT.X adalah pabrik Keramik perlengkapan makan dengan sistem produksi terintegrasi yang menghasilkan produk mulu kualitas eksport. Pemakaian bahan baku dan mekanisme peralatan kerja di industri keramik pada umunmya menggunakan panas tinggi Serta bahan baku yang dapat menimbulkan pajanan debu di tempat kerja. Dampak dari debu di tempat kerja salah satunya dapat menyebabkan gangguan pada mata berupa Konjungtivitis dengan keluhan mata terasa gatal, pedih, rasa berpasir, silau serta mata merah dan berair. Penelitian dilakukan dengan menggunakan studi pengamatan, terhadap |96 orang pekerja bagian produksi sebagai responden selama 8 jam. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner , pemeriksaan mata dan hasil pengukuran Tes Schirmer Serta pengukuran lingkungan. Hasil penelitian dari responden pada PT.X didapatkan insidens Konjungtivitis sebesar l4,8% dari seluruh populasi. Dari 196 responden , yang terdiri dari Iaki-laki dan wanita , didapmkan tiga keluhan terbanyak yaitu mata terasa gatal (35,2%), mam terasa pedih (34,7%), dan mata terasa silau (25,5%) clan tanda-tanda pada mata merah pada konjungtiva (35,7%) Serta mata berair (20,4%). Hasil analisa slatistik multivariat didapatkan responden dengan nilai tes Schirmer yang abnormal (5 10 mm) dan mempunyai riwayat alergi mempunyai risiko yang lebih besar mengalami Konjungtivitis .
Abstract
The ?X? Factory manufacturing tablewares ceramic with integrated system production. The Ceramic raw material substances, machinery and the ceramic process exposed airbome dust which hazardous to worker?s health. The employee who suffered by those exposed dust will cause Conjunctivitis. The Research method is Observational Cohort, toward 196 employee as sample in 8 hours time work. The source data were collected with a self rating questionnaire. The workers were surveyed and screened with physical examination on eyes, Schrimer?s test and environment measurement. The result show the ?X? factory insidens of Conjunctivitis is about l4,8% of total population. From |96 respondents amongst male and female workers, the most common affecting inconvenience are itching eye (35,2%), pain eye (34,7%), and photofobhia (25,5%), Conjunctiva injection or red eye (35,7%) and watering eye (20,4%). Workers who have an abnormal values of Schrimer?s test (5 10mm), working under high temperature and exposure of dust in working area , suffered more risks of Conjunctivitis.
2009
T31627
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juniarti Muliawan
Abstrak :
Latar belakang: Pajanan MEK dan sinar Ultraviolet dibagian Cementing (pengeleman) dapat mengganggu kesebatan, khususnya kesehatan mata pekelja. Jumlab kasus Konjungtivitis di klinik perusabaan yang selalu masuk !islam sepulub penyakit tetbanyak, sangat meumlk unlak diteliti lebih jauh, apakab kasus konjungtivitis yang terjadi di Perusahaan P sebagai akibat pekerjaan atau bukan sebagai akibat pekerjaan. Merode: Menggunaken metude studi pre dan post, dimana dilakukan intervensi dengan menggunakan chemical goggles. Semua pekerja dibagian Cementing (pengeleman) sejumlan 44 orang yang terpajan uap MEK drul sinar Ultraviolet diikutsertakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengisian kuesioner dan informed oleh pekelja dan pemeriksan fisik dan status kesehatan mata oleh dokter pemeriksa (bukan peneliti). Pada analisis data dinilai apakeh goggles dapat menurunkan jumlab kasus Konjungtivitis AkibatKerja. Hasil: Jumlab kasus Konjungtivitis Akibat Kerja sebelum penmkaian goggles 59.1% drul pada saat pentakaian goggles 56.8%. Penggonaan goggles pada penelitian ini menjadi kurang efektif disebabkan ketidakdisiplinan responden (68.2%) melepaskan goggles pada waktu bekerja. Ketidakdisiplinan disebabkan karena tingkat pendidikan responden terbesar tarnat SD-SMP sehingga kesadaran akan kesebatan kurang dan juga ketidaknyamanan (70.4%) sehingga responden sering melepaskan gogglesnya. Ketidaknyamanan didnkung dengan suhu lingkangan yang tinggi. Secara statistik tidak ditemukan hubungan yang barmakua (p> 0.05) antam faktor resiko untuk variabel umur, masa kerja, tinggl mata saat duduk, pendidikan dan kesehatan mata ( tes Schirmer) dengan terjadinya Konjungtivitis akibat kerja. Dari analisis uji Me Nemar diperoleb basil dimana tidak ada perbedaan jumlah kasus konjungtivitis sebalum dan setelab penggonaan chemical goggles pada peke!ja yang terpajan uap Metil Etil Keton drul sinar Ultraviolet. Kesimpulan: tidak terdapat perbedaan jumlab kesus konjungtivitis akibat kelja sebelum dan setelab penggunaan chemical goggles pada peke!ja yang terpajan palarut organik Metil Etil Keton dan sinar Ultraviolet dikarenakan ketidakdisiplinan di lingkungan kerja yang panas.
Background: exposure to MEK and UV mys at cementing division may cause various health problem, especially to the eyes of workers. It is very interesting subject to be studied that the incidence of conjunctivitis in company clinic always be among the most top ten diseases. Have the conjunctivitis occurred because of their job or not? Methods: study was conducted by pre and post design in which post study, respondents were interfered by using chemical goggle. Forty four workers who exposed to MEK and UV miss at cementing division plant 5 were included in tills study. Data was collected by interviewing, questionnaire, physical examination and eyes examination. Analyses of the data had done to assess whether the goggle could reduce the incident of occupation.al conjunctivitis. Results: Not having worn the goggle, the incidence of conjunctivitis among respondents was 59.1 %. Having worn the goggle the incidence of conjunctivitis among respondents was 56.&%. One of the reason was that respondents had not been discipline to wear the goggle. It was happened because most of respondents had have low educational level (elementary and junior high school) that influence to their health awareness. Respondents were also often to release the goggles {70.4%) because the use of goggles had been not convenient. That inconvenient could be result in the temperature so it is necessary to improve working environment. There was no significant relationship (p> 0.05) between risk factors for the variable of age, length of work, height level of the eyes when sitting, education level and health condition of the eyes (shimmer test) with occupational conjunctivitis. Using Me Nemar 1est obtained that there was no significant differences between pre and post the use of chemical goggle on workers who exposed to MEK and UV rays. Conclusions: This study couldn't prove the hypothesis that there had been differences on incideoce of occupational conjunctivitis between pre and post the use of chemical goggle on workers who had exposed to MEK and UV rays.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T32829
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library