Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umairoh
Abstrak :

ABSTRAK
Muhammadiyah yang merupakan salah satu organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia, dalam perkembangan selarahnya tidak lepas dari pengaruh gerakan pembaharuan yang terjadi di dunia Islam. Pada awal berdirinya organisasi tersebut mendapat tantangan dari berbagai golongan masyarakat Indonesia. Namun pada akhirnya mendapatkan dukungan luas sehingga dari tahun ke tahun jumlah cabang dan ranting Muhammadiyah mengaiami peningkatan.

Kemajuan yang diperoleh Muhammadiyah tidak lepas dari peranan para pucuk pimpinan Muhammadiyah. Salah satu di antaranya adalah K.H.Mas Mansur. K.H.Mas Mansur sebagai seorang tokoh pergerakan tidak hanya aktif dalam organisasi Muhammadiyah saja, tetapi juga aktif dalam Majelis Islam A_la Indonesia (MIAI), Partai Islam Indonesia( PII ) dan Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). Dari berbagai organisasi yang ditekuninya itu, peran yang paling menonjol adalah dalam Muhammadiyah.

Pada masa kepemimpinan K.H.Mas Mansur, terjadi beberapa peristiwa panting yang secara langsung maupun tidak langsung mclibatkan K.H_Mas Mansur selaku Ketua Muhammadiyah, seperti : Ordonansi Perkawinan Tercatat, Ordonansi guru dan Penyelenggaraan Perangko Amal Muhammadiyah. Di samping peristiwa-peristiwa tersebut, masih banyak peristiwa lainnya yang terjadi dan dapat diselesaikannya dengan batik oleh K.H.Mas Mansur selaku Ketua Muhammadiyah.
1998
S12517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andalia Nuriani Febrita
Abstrak :
ABSTRAK
Kesulitan hidup yang melanda sebagian besar penduduk Pulau Jawa pada paruh kedua abad ke-19 telah mendorong tercetusnya ide dan pendirian Bank Priyayi Poerwokerto. Pada tahun 1895 bank ini didirikan oleh kalangan priyayi di Purwokerto dan menghadirkan R. Bei Patih Aria Wiriaatmadja sebagai bapak perkreditan rakyat di Indonesia. Dalam pengelolaan bank selanjutnya, ada kerja sama yang baik dengan pemerintah setempat dalam hal ini Asisten Residen Purwokerto yaitu W.P.D de Wolff van Westerrode.

Bank Priyayi Poerwokerto terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan semangatnya telah mampu menjadikannya megah seperti Bank Rakyat Indonesia sekarang ini.
1990
S12104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisniarti
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai Seminar Hankam I ( 12-21 Novem_ber 1966 ) Usaha Menuju Integrasi ABRI, dilakukan dari ta_hun 1989-1990, bertempat di Jakarta dan Bandung. Tujuannya adalah untuk mengetahui latar belakang dan hasil-hasil yang dirumuskan dalam Seminar tersebut. Pengumpulan data dilaku_kan melalui penelitian kepustakaan dan wawancara.

Pada sekitar tahun 1965 situasi ABRI tidak terinte_grasi hal ini sebagai.akibat daripada reorganisasi ABRI ta_hun 1962 yaitu Presiden Soekarno menghendaki agar kekuasaan. tertinggi Angkatan Bersenjata sepenuhnya berada dalam tangan_nya. Susunan yang demikian dimaksudkan agar Presiden dapat berhubungan langsung dengan keempat angkatan yaitu Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Angkatan Kepoli sian tujuan dari rencana tersebut adalah agar Presiden dengan. mu_dah dapat merangkul salah satu angkatan ke pihaknya apabila Presiden memerlukan dukungan untuk kepentingan politiknya. Sesungguhnya Presiden sendiri tidak menghendaki adanya satu Angkatan Bersenjata yang terpadu sebab keadaan demikianda_pat membahayakan kedudukannya. Masing-masing angkatan seper_ti Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Kepo_lisian berkembang menjadi kekuatan politik dan bersaing sa_tu dengan yang lainnya. Keadaan ini dapat dimanfaatkan olehPKI melalui Biro Khususnya berusaha untuk memecah belah kesatuan dan keutuhan, ABRI dan berhasil sehingga ABRI ter_kotak-kotak, mudah diadu domba dan dimanfaatkan untuk kepen_tingan golongan tertentu. Dengan menyadari kenyataan tersebut yang sangat membahayakan keutuhan Negara Republik Indo_nesia maka ada pemikiran dikalangan pimpinan Hankam untuk mengintegrasikan ABRI. Hal itu terwujud dengan diselengga_rakannya Seminar Hankam I ( 12-21 November 1966 ) yang ber_hasil merumuskan Doktrin Pertahanan Nasional dan Doktrin Perjuangan ABRI yaitu Catur Dharma Eka Karma yang berarti tu_gas pokok ABRI yang terdiri dart empat matra, merupakan satu perbuatan suci yang wajib diperjuangkan bersama untuk kepen_tingan rakyat, bangsa dan negara.

Dengan doktrin tersebut diharapkan pemantapan integra_si keempat angkatan dalam melaksanakan darma baktinya karena Doktrin Catur Dharma Eka Karma merupakan usaha perpaduan dan integrasi dari konsepsi dan doktrin keempat angkatan, Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), dan Departemen Veteran (Depved). Dengan demikian ABRI dalam mengemban tugas-tugas_nya dapat lebih sempurna terutama dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia seperti tercantum dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S12249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yahya Andi Saputra
Abstrak :
Mempelajari sejarah Indonesia pada masa pergerakan nasional (1990-1942), sebenarnya mempelajari sejarah kebangkit_an bangsa Indonesia yang diikuti dengan kesadaran nasionalnya. Kebangkitan kesadaran ini dapat terjadi antara lain karena dampak kebijaksanaan pemerintah kolonial sendiri. Tat_kala pemerintah membutuhkan banyak tenaga administrasi atau pegawai rendahan di kantornya, didirikanlah lembaga pendidikan formal untuk rnendidik bangsa pribumi (baca bangsa Indone_sia) agar sekedar tidak buta huruf dan tidak terlalu bodoh. Tetapi di luar perhitungan pemerintah, bangsa pribumi yang telah memperoleh pendidikan formal (Barat) tersebut ti_dak hanya memenuhi kebutuhan pegawai, namun melahirkan pula bangsa Indonesia yang sadar pada realitas sosial mereka yang sebenarnya. Suatu kesadaran yang mencengangkan bangsa Indonesia sen_diri, sehingga dengan serta merta mereka dapat mengucapkan dan mengungkapkan kondisi mereka sendiri, seperti yang dipa_parkan salah satu surat kabar yang terbit masa itu. Boemi-poetera menjadi perkasanya bangsa asing yang menambah kekayaannya di tanah kita, dan menjadi sebagai lembu yang diperes susunya sampai kurus padahal gemuknya jatuh pada yang meminumnya. Kurang lebih sudah 300 tahunlah kita bangsa Jawa diinjak-injak oleh lain bangsa, 300 tahulah kita dihinakan oleh lain bangsa, 300 tahunlah kita di bubuti oleh lain bangsa, 300 tahunlah kita diisap darah kita oleh lain bangsa. Kemudian kesadaran tersebut dipacu pula dengan dicipta_kannya kelas sosial yang ketat atau dengan ungkapan yang lebih kasar lagi, diterapkannya perbedaan warna kulit.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widodo Saputro
Abstrak :
Studi mengenai pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942-1945. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan perjuangan pemuda Indonesia di kota Bandung yang tergabung dalam Angkatan Muda Indonesia dalam menghadapi pendudukan Jepang. Dalam menyusun tulisan ini, penulis telah melakukan pengumpulan data-data me1a1ui studi literatur seperti: buku-_buku, maupun surat-surat kabar yang terbit pada masa itu. Selain itu, untuk memperoleh data-data yang lebih dapat dipercaya, penulis telah melakukan wawancara dengan beberapa tokohyang terlibat langsung dengan peristiwa tersebut. Dari hasil penelitian penulis, terungkap bahwa pendudukan Jepang di Indonesia telah menimbulkan pederitaan terhadap penduduk. Oleh karena itu keberadaannya banyak mendapat perlawanan dari bangsa Indonesia. Salah satu bentuk perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia, khususnya para pemuda, adalah melalui gerakan bawah tanah seperti yang telah dilakukan Angkatan Muda Indonesia di bawah pimpinan Djamal Ali di kota Bandung. Oleh karena pemerintah militer Jepang member1akukan hukuman yang sangat keras terhadap setiap ben_tuk perlawanan yang ada, membuat gerakan ini tidak mau me_lancarkan aksi kekerasan dalam perjuangannya. Meskipun demikian gerakan ini pada pertengahan tahun 1945 telah berhasil menyelenggarakan sebuah kongres pemuda yang dihadiri oleh waki1-wakil pemuda se-Jawa dan Madura. Dari kongres ini kemudian berhasil membuat sebuah mosi untuk membentuk satu pimpinan nasional. Mosi ini mencapai puncaknya dengan dibentuknya sebuah organisasi yang bernama Gerakan Rakyat Baru pada tahun 1945.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S12630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulmairi Khiyul
Abstrak :
ABSTRAK
Gelombang pemogokan antara tahun 1910-1920 memaksa pemerintah meninjau kembali kebijaksanaannya. Hubungan yang lebih langsung dengan buruh tampak jelas dalam periode ini. Pada tahun 1919 Gubernur Jendral van Limburg Stirum membentuk komisi untuk kemungkinan standar gaji minimum, mengawasi kondisi buruh, sebagai contoh, menyelidiki tingkat kesejahteraan penduduk di Jawa. Kemudian di akhir tahun 1921, Komisi ini dialihkan ka dalam Kan_toor van Arbeid dengan staf yang lebih besar dan fungsi yang lebih luas. Kemerosotan tingkat kesejahteraan pen_duduk Jawa sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1830, di bawah sistem Tanam Paksa. Di mana tingkat perekonomian kolonial menanjak dengan cepat sementara itu kesejahte_raan penduduk sebaliknya kian merosot.

Antara tahun 1918-1920, perekonoman tanah Hindia kian merosot. PD I dan malaise yang diakibatkannya menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok mendadak naik. Sudah menjadi jelas bahwa kaum buruhlah yang pertama merasakan akibatnya. Dalam situasi yang serba sulit ini kaum maji_kan tetap tidak mau ambil peduli terhadap tuntutan buruhnya, bahkan para pengusaha-pengusaha besar melakukan kerja sama dan membentuk korporasi. Misalnya kongsi gula (Sugar Syndicate) dengan induk perusahaan Belandanya BB_NISO, sementara usaha-usaha yang sejenis mengikuti jejak di atas. Pemilik penanaman bergabung ke dalam Cultiva_tion Owners, 1918 ada asosiasi para majikan dan onderne-mersraad, dll. Dan tidak mengherankan kalau antara tahun 1918-1920 gelombang pemogokan begitu hebat. Dan skripsi ini mengisahkan tentang perlawanan tersebut.
1990
S12634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sanjaya
Abstrak :
ABSTRAK
Pembahasan mengenai PGHB ini bertujuan untuk mengungkapkan sejarah perkembangan perserikatan guru-guru bumiputera pada masa pergerakan nasional Indonesia, perserikatan ini merupakan cikal-bakal dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang sekarang ada.

Pembahasan skripsi ini menyimpulkan bahwa PGHB yang berdiri pada tahun 1912, ternyata pembentukannya tidak lepas dari suasana pergerakan nasional Indonesia pada scat itu. Berdirinya PGHB bertujuan untuk memperjuangkan kesempatan pendidikan bagi anak-aaak bumiputera di Hindia Belanda. PGHB yang beranggotakan dari bermacam-macam guru dengan latar pendidikannya yang berbeda pula selama tahun 1912-1919, berusaha memperjuangkan kenaikan penghasilan guru-guru bumiputera yang mengajar di sekolah-sekolah Pemerintah Hindia Belanda. Adanya tuntutan kenaikan penghasilan dilakukan PGHB karena PGHB berusaha memenuhi tuntutan anggotanya agar mengupayakan kenaikan penghasilan kepada Pemerintah Hindia Belanda. Meskipun tidak selalu berhasil, ketidakberhasilan PGHB mengupayakan kenaikan gaji ternyata menjadi sumber perpecahan dalam tubuh PGHB pada tahun 1919.

Timbulnya perpecahan berawal dari ketidakpuasan golongan guru bantu kepada PGHB yang dinilainya tidak mampu mengupayakan kenaikan gaji golongan guru bantu. Ketidakpuasan ini dinyatakan dengan keluarnya golongan guru bantu tersebut dari keanggotaan PGHB dan membentuk perkumpulan tersendiri, keluarnya guru-guru bantu ternyata diikuti oleh golongan guru lainnya. Sehingga membuat organisasi PGHB ini menjadi lemah, meskipun tetap berdiri sampai tahun 1932.

Sejak berdirinya pada tahun 1912 PGHB mengambil sikap bekerjasama dengan Pemerintah Hindia Belanda, hal ini dilakukan PGHB karena menyadari bahwa banyak anggotanya adalah guru-guru sakalab milik Pemerintah Hindia Belanda. Dengan kedudukan seperti itu sulit bagi PGHB untuk bersikap menentang Pemerintah Hindia Belanda. Lagipula PGHB tidak menginginkan anggotanya kehilangan pekerjaan bila PGHB bersikap menentang Pemerintah. Adanya sikap bekerjasama ini memang mampu membantu segi keuangan PGHB dengan diberikannya subsidi oleh Pemerintah. PGHB lebih mengutamakan kegiatan yang membantu kesejahteraan dan pendidikan guru-guru bumiputera, dengan adanya kerjasama dengan Pemerintah, PGHB lebih mencurahkan perhatiannya kepada masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan dan kesejahteraan guru-guru bumiputera.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S12226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Mulyadi Wicaksono
Abstrak :
Andil wanita Indonesia dalam berperan serta memajukan kaumnya di republik ini sering kali terlupa atau bahkan diabaikan begitu saja. Demikianlah yang terjadi dengan Poetri Mardika, organisasi wanita pertama di Indonesia yang terbentuk tahun 1912. Bias masa 1912 - 1919 yang dilalui perkumpulan ini untuk tumbuh dan berkembang, ternyata telah mencuatkan beberapa terobosan baru, seperti: pemberian beasiswa bagi murid-murid wanita bumiputra yang tidak mampu, pengadaan semacam panti rehabilitasi bagi para wanita tuna susila, penggalakan penggunaan barang dan kerajinan buatan sendiri, membantu pembangunan beberapa sekolah khusus untuk wanita-wanita bumiputra. Hal ini bisa terjadi karena pengaruh pemikiran R.A. Kartini yang berkembang pesat pada waktu itu dikalangan wanita-wanita bumiputra yang berpendidikan. Seberkas warna nasionalisme yang digoreskan perkumpulan ini timbal akibat pantulan Boedi Oetomo, organisasi panutan mereka. Warna inilah yang mampu mengikis citra Poetri Mardi_ka dan cabang-cabangnya yang berbau feudal dalam gelanggang sejarah Indonesia. Kenyataan tersebut di atas membuktikan bahwa kita memang layak mengetahui dan mengenal lebih menda-lam perkumpulan Poetri Mardika, organisasi wanita pertama yang pernah terbentuk di tanah air kita yang cuma satu ini.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library