Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisyah
"Permasalahan ketersediaan logistik obat merupakan salah satu masalah kesehatan saat ini di Kabupaten Aceh Besar, antara lain sering tidak terpenuhinya kebutuhan obat di puskesmas. Berdasarkan data GFK tahun 2006 ditemukan obat kosong mencapai 14%, obat kurang 28% obat bcrlebih sebanyak 3% dan obat kadaluarsa 4,6% untuk obat PKD dan 15% untuk obat bantuan, Untuk itu manajemen logistik obat hams terus menerus ditingkatkan sehingga dapat memenuhi kebutuhan program pelayanan kesehatan dasar.
Permasalahan dalam sistem informasi berpengaruh terhadap fimgsi pengelolaan obat, terutama pada aspek perencanazm, pengadaan, penyimpanan dan disuibusi. Sistem pencatatan dan pelaporan di GFK selama ini belum beljalan dengan optimal. SDTK (Sistem hxformasi Database Terpadu Kabupaten) yang tersedia belum memenuhi infonnasi logistik obat kabupaten secara lengkap. Untuk itu dikembangkan sistem informasi manajemen Iogistik obat di GFK rnelaiui perancangan prolozype yang diharapkan dapat membantu pennasalahan yang ada.
Metodologi yang digunakan dalam tesis ini adalah metode incremental dan iterative melalui tahapan perencanaan, analisis, perancangan, pengkodean dan uji cpba sistem. Identifikasi dan analisis masalah sistem dilakukan dengan wawancara mendalam, telaah dokumen dan obsewasi pada unit kerja dinas keschatan dan beberapa infonnan yang terkait. Perancangan prototype dilakukan dengan menggunakan bahasa pcmrograman PHP dan basis data mysql yang bersifat open source. Uji coba prototype dilakukan menggmmakan data sampel di Laboratorium Komputer Fakultas Kesehatan Masayarakat Departemen Biostatistika Universitas Indonesia.
Hasil dari pengembangan sistem informasi ini adalah dihasilkan protozype Sistem Informasi yang berisi Iaporan ketersediaan obat, perencanaan obat, beberapa indikator manajemen, prediksi obat kurang dan kadaluarsa san rancangan baru formulir LPLPO. Prorotype yang dihasilkan dirancang sesuai dengan identifikasi masalah dan kebutuhan infonnasi manajemen logistik obat di GFK Prototype yang dihasilkan pada pengembangan ini masih banyak terdapat keterbatasan, sehingga belum dapat memecahkan selumh permasalahan yang ada. Untuk itu diperlukan pengembangan lebih lanjut agar lehih aplikatif. Agar pelaksanaan sistem informasi ini dapat berjalan dengan baik dan bcrkclanjutan, juga dibutuhkan komitmen dan kebijakan pendukung, tennasuk penyediaan dana dan sumber daya manusia, mekanisme umpan balik dan pengawasan.

Medicine logistic availability is one of current health issues in Aceh Besar District, where medicine requirement at health center often cannot be met Based on GFK data released in 2006, it is found that stock out medicine is about 14%, deficient medicine is about 28%, overstock medicine is about 3% and expired medicine are 4,6 and 15% for PKD medicine and aid medicine respectively. Therefore, medicine logistic management have to be improved so that it can meet basic health care program requirement. Current recording and reporting system at GFK is still not optimal, Available District Integrated Database Infomation System (SDTK) still does not meet total medicine logistic infomation of the district. Thus, it is needed to develop medicine logistic management information system at GFK through prototype planning that expected to solve the issue.
Metodology used for this research was incremental and iterative methods consisting planning, analysis, design, coding and system testing steps. Identitieation and analysis of the system were performed by depth interview, document survey and observation of work unit at district health office and related informant. Prototype design is performed by using PHP programming language and open source mysql database. Prototype testing is performed by using sample data in Computer Laboratory of Biostatistic Departement of Public Health Science Faculty, University of Indonesia.
The outcome of development of the infomation system is a prototype containing medicine availability reporting, planning, management indicators, prediction of deficient medicine and expired medicine and new design of LPLPO fomr input, The prototype resulted from this development still have some limitations, thus it still cannot solve all of the existing issues. Further development is needed so that this prototype can be more applicable. Commitment and policy of the supporter are needed so that the implemetation of this information system can work better and continuously, including fund and human resource provision , feedback mechanism and supervision.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34378
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sesri
"Berdasarkan Survey Dasar Kependudukan Indonesia (SDKI) Pada tahun 2002- 2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, Hal ini menunjukan AKI di Indonesia masih tinggi salah satu penyebabnya adalah komplikasi dan resiko tinggi kehamilan yang dapat dicegah melalui pemantauan antenatal dengan pemeriksaan kehamilan serta memberikan pelayanan rujukan bagi kasus resiko tinggi yang dapat menekan angka kematian sampai 80%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kinerja petugas KIA puskesmas pembantu dalam pelayanan Antenatal dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas KIA tersebut, serta faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja petugas KIA puskesmas pembantu.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Agam dengan rancangan penelitian cross Sectional. Sampel penelitian adalah semua petugas KIA puskesmas pemhantu yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Agam yang berjumlah 115 orang. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara bivariat dan multivariat Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik untuk melihat faktor yang paling dominan.
Hasil penelitian menunjukan 55.7% kinerja petugas KIA puskesmas pembantu di Kabupaten Agana kurang dan 44.3% mempunyai kinerja baik, dan hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara status perkawinan, motivasi dengan kinerja serta analisis multivariat menunjukan bahwa status perkawinan merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja.
Penelitian ini menyarankan agar dinas kesehatan Kabupaten Agam dan puskesmas dalam memberikan pembinaan kepada petugas KIA puskesmas pembantu dengan kinerja kurang khususnya tentang memeriksa glukosa urine atas indikasi, memeriksa urine untuk test protein atas indikasi, mengukur suhu, menganjurkan ibu buang air kecil sebelum memeriksa kehamilan, mencuci tangan sebelum memeriksa kehamilan.

Indonesian Health Demogaphy Base Survey (SDKI) in 2002-2003 showed that Maternal Mortality Rate (AKI) was 307 per 100.000 life birth. This indicated that AKI in Indonesia is still high compared to The National target, due to complication and high risk pregnancy that are preventable through proper antenatal monitoring and earlier pregnancy cheek up and delivering referal care for high risk case in order to repress mortality rate until 80%.
This research is aimed to describe KIA’s officer job performance at assistant community health center in performing antenatal care and to explore factors related to KlA'S officer job performance, and the most dominant motor related to KIA oiiicer job performance at servant community health center.
This research was conducted in Agam District region with cross sectional's design. The sample were all KIA’s oticer of servant community health center in Agam District Health office region with l 15 omcers. Data were analyzed in univariat, bivariat, and multivariate way. The bivariate analysis used chi square test to explore the correlation between independent and dependent variable and multivariate analysis used logistic regression test to explore the most dominant factor.
The result show that 55,7% KIA oiiicer job performance is improper and 44,3% is good, and the analysis showed that there are significant correlation between marital status and job performance and between motivation and job performance. The multivariate analysis showed that marital status was the most dominant factor related to job performance.
This research suggests Agam District health o&ice and community health center to develop a training for KIA otlicers of cervant community health center with improper job performance, particularly about testing urine glucose on indication, checking urine for protein test on indication, measuring tempemtme, washing hand before checks pregnancy.
"
Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33794
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kusrini Wulandari
"Pelatihan dasar bagi fasilitator gugus kendali mutu rumah sakit sudah sering dilakukan, namun sampai saat ini belum diketahui pengaruh pelatihan terhadap kinerja fasilitator gugus kendali mutu.
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap kinerja fasilitator dengan menggunakan disain kuasi experimental dengan melakukan intervensi pelatihan dasar POCA bagi fasilitator di rumah dakit umum daerah Tarakan dengan mengambil kontrol di rumah sakit umum Budhi Asih.
Hasil uji yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan kinerja pada kelompok intervensi dari sebelum ke sesudah dilaksanakan intervensi sebesar 36,666 dengan nilai p : 0.000, hasil uji peningkatan kinerja antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol menunjukkkan pelatihan meningkatkan kinerja lebih tinggi sebesar 38,154 dengan nilai p : 0,000. hasil hitung dengan multivariat menunjukkan peningkatan rata rata karena pengaruh pelatihan sebesar 36,2433 besar pengaruh pelatihan terhadap peningkatan kinerja sebanyak 87,2 %.
Pada faktor internal yang diuji yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman kerja pengaruhnya terhadap kinerja fasilitator hanya pengalaman kerja yang mempengaruhi kinerja dengan nilai p 0,002 sedang yang lain tidak mempengaruhi nilai p [ > 0,05 ]
Pada 'faktor ekstemal yang diuji yang meliputi bantuan, bimbingan, lingkungan sosial, pedoman kerja dan evaluasi, hanya pedoman kerja yang memberikan pengaruh terhadap kinerja dengan nilai p 0,037 sedangkan yang lain tidak berpengaruh karena nilai p > 0.05.
Hasi1 uji pengetahuan kelompok intervensi menunjukkan peningkatan rata - rata sebesar 7,5758 dengan nilai p 0,000 dalam kurun waktu satu bulan tidak menunjukkan adanya penurunan mencakup pengetahuan tentang perencanaan, pelaksanaan tindakan, pemeriksaan hasil, dan melakukan evaluasi serta menyusun rencana tindak lanjut.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa intervensi pelatihan dasar PDCA bagi fasilitator gugus kendali mutu dapat meningkatkan pengetahuan dan kinerja fasilitator, hat ini dapat dilakukan pengembangan pelatihan untuk diterapkan bagi fasilitator dengan mempertimbangkan pengalaman kerja dan memperbaiki pedoman kerja, yang diharapkan dapat lebih meningkatkan kinerja fasilitator gugus kendali mutu rumah sakit.
Pengembangan selanjutnya diperlukan penelitian yang lebih intensif dengan memperhitungkan variabel internal untuk kepentingan pemilihan fasilitator, selain itu agar mendapatkan hasil optimal maka pengukuran kinerja akhir diperlukan waktu tenggang yang cukup supaya siklus PDCA dapat tersetesaikan dilengkapi dengan melakukan pengamaan terhadap proses.
Hal lain perlu dikembangkannya pedoman kerja fasilitator yang lengkap, serta membuat indikatior output kinerja yang standar yang dapat digunakan untuk dasar peniaian, dan perlu dilakukan penelitian lanjutan pengukuran kinerja dengan keberhasilan peningkatan kualitas petayanan rumah sakit.
Daftar Pustaka : 39 [ 1974 ? 1995 ]

Basic course for quality control facilitator in hospitals has been done frequently. However, there is no further information of its affects on performance of quality control facilitator.
This research is aimed to know well the basic course affects on performance of quality control facilitator using an experimental quasi design by intervening the basic course of PDCA into Tarakan General Hospital with taking control of Budhi Asih General Hospital.
The testing result before and after intervention shows an elevated performance in intervention group at 36.666 with p : 0.000 ( p< 0.05 ), and the testing result between intervention group and control group shows a more elevated performance at 36.154 with p : 0.000 ( p < 0.05 ). The multivariate counting result display an average improvement as much as 87.2 %.
In case of internal factor the testing including age, gender, education and work experience shows an influence on performance of facilitator, there is only work experience affecting performance at p : 0.002, where is the another has no any indication affected on p> 0.05.
In case of external factor the testing including assistance, counseling, social environment, work guidance and evaluation, there is only work guidance affecting performance at p : 0.0037 (p < 0.05 ), where is the another has no influence due to p > 0.05.
Knowledge testing for intervention group indicates an average elevated performance at 7.5758 with p : 0.000, but has no any indication of performance decrement for one month period. This testing includes plan, do, check, and action.
This phenomenon concludes that the intervention of PDCA basic course into quality control facilitator will develop their knowledge and performance.
by concidering work experience and improving work guidance we can take a more elevated performance of quality control facilitator in hospitals.
It needs a more intensive research then by calculating an internal variable of selecting facilitator. Besides, the final performance measurement requires sufficient time period in order to produce an optimal result and complete PDCA cycle appropriately equipped with proces observation.
The another efforts are to develop a complete work guidance for facilitator and create a standard performance output indicator that may be used as a foundation of evaluation as well as arrange farther research of measuring performance against service quality success of hospitals.
Bibliography : 39 (1974 -1995 )"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library